Category: CRYPTO

  • Bitcoin Bersiap Cetak Rekor Baru, Investor Mulai Masuk Kembali

    Bitcoin Bersiap Cetak Rekor Baru, Investor Mulai Masuk Kembali

    Serratalhadafc.com – Minat investor terhadap Bitcoin kembali meningkat, ditandai dengan aksi pembelian yang mulai menggeliat menjelang akhir Mei 2025. Sejumlah indikator teknikal dan fundamental mengisyaratkan potensi besar bagi Bitcoin untuk menembus level tertinggi sepanjang masa dalam waktu dekat.

    Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Glassnode, metrik Realized Cap—yang mengukur nilai total Bitcoin berdasarkan harga terakhir koin berpindah tangan—telah mengalami lonjakan signifikan. Sejak 20 April 2025, Realized Cap naik sekitar USD 30 miliar dan kini berada di angka USD 900 miliar, atau tumbuh 3 persen hanya dalam dua pekan pertama bulan Mei.

    “Peningkatan ini mencerminkan bahwa aliran dana yang masuk ke Bitcoin bukan hanya bersifat spekulatif, tapi juga menunjukkan perubahan pandangan terhadap Bitcoin sebagai aset pelindung nilai, terutama di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Fyqieh dalam pernyataan resminya, Jumat (16/5/2026).

    Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi yang dinilai sehat. Pergerakannya yang stabil antara kisaran USD 100.678 hingga USD 105.700 menunjukkan pola yang kuat, dan membuka peluang untuk menembus level psikologis USD 110.000 dalam waktu dekat.

    “Struktur harga membentuk pola higher high dan higher low, yang merupakan indikasi tren naik. Selain itu, indikator RSI yang masih berada di zona netral memberikan ruang yang cukup besar untuk kelanjutan penguatan,” jelasnya.

    Faktor Global Berperan

    Fyqieh juga menyoroti bahwa sentimen positif terhadap Bitcoin turut dipengaruhi oleh meredanya tensi geopolitik, khususnya perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara telah sepakat untuk menurunkan tarif perdagangan selama 90 hari ke depan, yang memicu optimisme pasar global dan mendorong sikap risk-on di kalangan investor.

    Tak hanya itu, inflasi Amerika Serikat yang turun ke angka 2,3 persen pada April 2025—terendah sejak Februari 2021—turut memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga acuan.

    “Gabungan dari faktor teknikal dan makroekonomi ini membuat prospek Bitcoin semakin cerah dalam waktu dekat,” tutup Fyqieh.

    Bitcoin Berpeluang Tembus USD 150.000, Tapi Risiko Tetap Ada

    Seiring dengan menguatnya sinyal teknikal dan fundamental, sejumlah analis memperkirakan bahwa siklus bullish kali ini dapat membawa harga Bitcoin melesat hingga menyentuh kisaran USD 120.000 hingga USD 150.000 sebelum akhir 2025. Namun, proyeksi ini tetap dibayangi oleh volatilitas tinggi yang menjadi karakter utama pasar kripto.

    Menurut Fyqieh Fachrur, tren saat ini didorong oleh kombinasi faktor yang saling memperkuat—mulai dari kondisi global yang membaik, efek berkelanjutan dari siklus post-halving, hingga meningkatnya partisipasi investor domestik. Semua ini menempatkan Bitcoin dalam jalur yang menjanjikan untuk mencetak rekor harga baru dalam waktu dekat.

    “Walau peluangnya besar, tetap penting bagi investor untuk tidak mengabaikan prinsip manajemen risiko,” ujarnya. “Pasar kripto memang penuh potensi, tapi juga sangat dinamis. Maka dari itu, setiap keputusan investasi harus diambil dengan perhitungan matang dan strategi yang jelas.”

    Fyqieh menekankan pentingnya keseimbangan antara optimisme dan kehati-hatian. Menurutnya, pemahaman terhadap siklus pasar, pengelolaan portofolio yang bijak, serta disiplin dalam mengambil posisi akan menjadi kunci bagi investor untuk bertahan dan meraih hasil maksimal di tengah pergerakan pasar yang fluktuatif.

  • Warren Buffett Pengaruhi CEO eToro untuk Kurangi Fokus pada Kripto

    Warren Buffett Pengaruhi CEO eToro untuk Kurangi Fokus pada Kripto

    Serratalhadafc.com – Warren Buffett kembali mencuri perhatian publik setelah memberikan nasihat yang cukup mengejutkan kepada CEO eToro, Yoni Assia. Dikenal sebagai “Oracle of Omaha”, Buffett memang telah lama menjadi panutan bagi banyak tokoh besar dunia bisnis, mulai dari Bill Gates hingga Bill Ackman.

    Mengutip laporan Yahoo Finance pada Jumat (16/5/2025), Buffett yang baru saja mundur dari posisi CEO Berkshire Hathaway setelah lebih dari 60 tahun memimpin, tetap menunjukkan pengaruh besarnya di dunia investasi. Salah satu buktinya adalah pernyataan Yoni Assia dalam wawancara dengan program Squawk Box CNBC pada 15 Mei 2025.

    Assia mengungkapkan bahwa saran dari Buffett membuatnya mulai mempertimbangkan ulang strategi eToro, khususnya terkait aset kripto.

    “Nasihatnya benar-benar membuat saya lebih fokus ke saham dan mulai mengurangi ketergantungan pada kripto,” ujar Assia.

    Pandangan Buffett terhadap aset digital seperti Bitcoin memang sudah lama dikenal tegas. Ia pernah menyebut Bitcoin sebagai “racun tikus dalam bentuk kuadrat” dan bahkan mengibaratkannya sebagai “token perjudian”. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Berkshire Hathaway selama ini menolak untuk terlibat dalam investasi aset kripto.

    Langkah Yoni Assia untuk mendengarkan nasihat Buffett bisa menjadi sinyal perubahan pendekatan strategis eToro di masa mendatang, terutama di tengah gejolak pasar kripto yang masih penuh ketidakpastian.

    CEO eToro: Masa Depan Bisnis Lebih Terjamin di Saham daripada Kripto

    CEO eToro, Yoni Assia, mengungkapkan refleksi mendalam terkait perjalanan perusahaannya di dunia kripto dan saham. Dalam pernyataannya, Assia menegaskan bahwa meski eToro merupakan pelopor perdagangan aset digital di Eropa, keberlanjutan bisnis justru lebih kuat di sektor saham.

    “eToro sudah terlibat di kripto sejak awal. Kami bahkan menjadi perusahaan pertama di Eropa yang mendapat regulasi resmi untuk memperdagangkan aset kripto,” jelas Assia.

    Namun, seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang terus bertambah, ia menyadari bahwa masa depan perusahaan lebih stabil jika berfokus pada saham. Data tahun lalu menunjukkan bahwa 75% pendapatan eToro berasal dari saham, sementara hanya 25% dari kripto.

    Assia juga mengenang keputusan penting yang ia buat pada tahun 2011, saat membatalkan rencana go public. Ia mengakui bahwa langkah itu menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan bisnisnya.

    “Saya belajar bahwa penting untuk memastikan perusahaan sudah menguntungkan sebelum masuk ke bursa,” ungkapnya.

    Meskipun begitu, Assia tetap yakin bahwa kripto tidak akan menghilang. Ia menegaskan:

    “Tidak seorang pun meragukan bahwa kripto akan tetap ada.”

    Pandangan ini menunjukkan posisi eToro yang kini lebih bijak dalam mengelola eksposur terhadap kripto, sambil tetap menjaga fondasi bisnisnya melalui perdagangan saham.

    Nubank Gandeng Circle dan Talos

    Meskipun Warren Buffett dikenal sebagai salah satu kritikus keras aset kripto, salah satu perusahaan yang didukungnya justru terus memperluas eksposur ke dunia aset digital. Nubank, bank digital raksasa asal Brasil yang didukung oleh Berkshire Hathaway dan Softbank Group Corp, kini bekerja sama dengan Circle dan Talos untuk meningkatkan adopsi kripto di Brasil.

    Dalam pengumuman terbarunya, Nubank Cripto—layanan kripto dari Nubank—menambahkan 11 opsi cryptocurrency baru sepanjang tahun 2023. Dengan penambahan ini, total aset digital yang tersedia di platform Nubank kini mencapai 15, tidak termasuk Nucoin, token utilitas yang digunakan dalam program loyalitas mereka.

    Kolaborasi strategis dengan Circle membawa USDC (USD Coin) ke dalam ekosistem Nubank. Jeremy Allaire, CEO dan salah satu pendiri Circle, menyebutkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat Brasil terhadap dolar digital.

    “Melalui integrasi USDC di Nubank Cripto, pengguna dapat membeli dan menyimpan dolar digital dengan lebih mudah,” ungkap Allaire.

    Langkah ini menegaskan arah baru Nubank dalam menyediakan layanan finansial yang lebih inklusif dan terhubung dengan teknologi blockchain, meski berada di bawah naungan tokoh legendaris seperti Buffett yang selama ini skeptis terhadap kripto.

    Sebagai informasi, Nubank merupakan salah satu bank digital terbesar di Amerika Latin, dengan 80,4 juta pelanggan di Brasil, serta 1,51 juta nasabah tambahan di Meksiko dan Kolombia. Pada tahun lalu saja, Nubank mencatat pendapatan sebesar USD 1,69 miliar.

    Dengan pertumbuhan agresif dan kolaborasi bersama pemain besar di dunia kripto, Nubank menunjukkan bahwa inovasi finansial tetap bisa berjalan beriringan meski di tengah pandangan konservatif dari para pendukungnya.

  • Coinbase Catat Sejarah, Resmi Masuk S&P 500 pada 19 Mei 2025

    Coinbase Catat Sejarah, Resmi Masuk S&P 500 pada 19 Mei 2025

    Serratalhadafc.com – Coinbase Global Inc. (COIN), salah satu bursa kripto terbesar di dunia, akan resmi bergabung dalam indeks saham bergengsi Amerika Serikat, Standard and Poor’s 500 (S&P 500), pada 19 Mei 2025. Langkah ini menandai sejarah baru, menjadikan Coinbase sebagai perusahaan kripto pertama dan satu-satunya yang berhasil masuk ke dalam indeks tersebut.

    Mengutip Cointelegraph pada Selasa (13/5/2025), S&P Global mengumumkan bahwa Coinbase akan menggantikan posisi Discover Financial Services (DFS), menyusul akuisisi DFS oleh Capital One Financial Corp (COF).

    Chief Financial Officer (CFO) Coinbase, Alesia Haas, menyatakan bahwa bergabungnya Coinbase ke dalam S&P 500 merupakan pencapaian besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga untuk industri kripto secara keseluruhan.

    “Bergabung dengan indeks bergengsi ini mencerminkan seberapa jauh Coinbase dan industri kripto telah berkembang, serta menjadi sinyal ke mana arah masa depan dunia keuangan,” ujarnya.

    Coinbase kini bergabung dengan perusahaan besar lain seperti Tesla (TSLA) dan Block Inc. (SQ), yang juga dikenal sebagai pemegang aset Bitcoin dalam jumlah signifikan di neraca korporat mereka.

    Masuknya Coinbase dalam S&P 500 diperkirakan akan mendorong permintaan saham COIN, karena dana indeks dan exchange-traded funds (ETF) yang mengikuti pergerakan indeks ini harus menyesuaikan portofolio mereka dengan membeli saham Coinbase.

    Menyusul pengumuman tersebut, saham Coinbase melonjak 8,8% dalam perdagangan setelah jam kerja menjadi USD 225,4, menurut data dari Google Finance. Pada penutupan hari perdagangan sebelumnya, saham COIN juga mencatat kenaikan 4%, dengan kapitalisasi pasar perusahaan mencapai USD 52,8 miliar.

    Coinbase Catat Permintaan Tinggi atas Produk Pinjaman Kripto

    Coinbase mengumumkan tingginya minat pelanggan terhadap produk pinjaman kripto terbaru mereka. Dalam waktu kurang dari 100 hari sejak diluncurkan, lebih dari USD 100 juta USDC telah dipinjamkan melalui layanan tersebut.

    “USD 100 juta USDC dipinjam dalam waktu kurang dari 100 hari. Nikmati suku bunga serendah 5% – dua kali lebih rendah dibandingkan opsi pinjaman kripto lainnya, tanpa biaya tersembunyi,” ungkap Coinbase dalam pernyataan resminya.

    Produk ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh likuiditas tanpa harus menjual Bitcoin mereka, sehingga dapat menghindari pemicu peristiwa kena pajak. Pinjaman ini menggunakan Bitcoin sebagai agunan, yang kemudian secara otomatis dikonversi menjadi cbBTC—versi wrapped Bitcoin milik Coinbase.

    Aset cbBTC tersebut selanjutnya disimpan di Morpho, protokol pinjaman terdesentralisasi yang berjalan di atas Base, jaringan layer-2 berbasis Ethereum milik Coinbase. Proses ini memungkinkan integrasi yang efisien antara aset kripto utama, infrastruktur DeFi, dan jaringan blockchain milik perusahaan.

    Langkah ini menunjukkan bagaimana Coinbase terus memperluas layanan finansial terdesentralisasi (DeFi) dengan pendekatan yang lebih terintegrasi dan ramah pengguna, sembari memberikan alternatif likuiditas bagi pemegang aset kripto utama seperti Bitcoin.

    Coinbase Resmi Luncurkan Layanan Pinjaman Bitcoin di Seluruh AS

    Coinbase, salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia, mengumumkan peluncuran layanan pinjaman berbasis Bitcoin (BTC) di hampir seluruh wilayah Amerika Serikat. Layanan ini memungkinkan pengguna meminjam dana dalam bentuk stablecoin USDC dengan jaminan Bitcoin milik mereka.

    Dalam pengumuman resminya di platform media sosial X pada Kamis, 1 Mei 2025, Coinbase menyampaikan bahwa per tanggal 30 April 2025, pelanggan dapat mengakses pinjaman hingga sebesar USD 1 juta dalam bentuk USDC, tanpa perlu menjual Bitcoin yang mereka miliki. Dana tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menutupi biaya hidup.

    “Pinjaman yang didukung Bitcoin kini tersedia untuk semua pelanggan di AS, kecuali Negara Bagian New York. Kami juga memiliki rencana untuk memperluas layanan ini ke lebih banyak negara,” tulis pihak Coinbase.

    Langkah ini menandai peluncuran nasional dari program pinjaman berbasis BTC yang sebelumnya mulai diperkenalkan secara terbatas sejak Januari 2025. Seiring meningkatnya permintaan, layanan ini kini resmi tersedia secara luas di seluruh Amerika Serikat, kecuali wilayah yang memiliki regulasi kripto lebih ketat seperti New York.

    Dengan layanan ini, Coinbase memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) dengan menawarkan alternatif pendanaan berbasis kripto yang fleksibel, tanpa perlu menjual aset yang berpotensi naik nilainya di masa depan.

  • El Salvador Terus Tambah Cadangan Bitcoin Meski Terikat Kesepakatan IMF

    El Salvador Terus Tambah Cadangan Bitcoin Meski Terikat Kesepakatan IMF

    Serratalhadafc.com – Pemerintah El Salvador terus melanjutkan pembelian Bitcoin untuk memperkuat cadangan kripto nasionalnya, meski negara tersebut tengah berada dalam kesepakatan pinjaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang secara eksplisit melarang penggunaan dana publik untuk membeli aset kripto.

    Berdasarkan data dari Kantor Bitcoin El Salvador, dalam sepekan terakhir, negara ini telah menambah 7 Bitcoin ke dalam portofolio cadangannya. Dengan penambahan ini, total kepemilikan Bitcoin El Salvador kini mencapai 6.173 BTC, dengan estimasi nilai lebih dari 637 juta dolar AS.

    Meskipun berada di bawah tekanan regulasi dari kesepakatan IMF, pemerintah El Salvador tetap konsisten dalam strateginya membeli Bitcoin secara rutin. Hingga kini, belum terlihat indikasi bahwa mereka akan menghentikan langkah tersebut.

    El Salvador merupakan salah satu negara pertama yang secara aktif membeli Bitcoin di pasar terbuka untuk dijadikan cadangan nasional. Beberapa pengamat industri menilai bahwa strategi ini dapat menjadi preseden bagi negara lain yang ingin mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset strategis jangka panjang.

    El Salvador Tetap Beli Bitcoin Meski Setuju Hentikan Statusnya sebagai Alat Pembayaran Sah

    Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (12/5/2025), El Salvador sebelumnya menandatangani kesepakatan pinjaman senilai 1,4 miliar dolar AS dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember 2024. Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah sepakat mencabut status Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan mengubah penggunaannya menjadi opsional.

    Selain itu, pemerintah El Salvador juga diminta menghentikan pembelian Bitcoin menggunakan dana publik. Salah satu syarat lainnya adalah privatisasi Chivo Wallet—dompet digital resmi yang sempat didanai negara namun jarang digunakan oleh masyarakat.

    Pada Januari 2025, parlemen El Salvador resmi mencabut status sah Bitcoin sebagai alat pembayaran dengan hasil pemungutan suara 55 anggota parlemen menyetujui dan hanya 2 yang menolak. Meskipun demikian, langkah itu tidak menghentikan pembelian Bitcoin oleh negara, yang masih berlangsung secara aktif hingga saat ini.

    Presiden El Salvador Tolak Tekanan IMF, Tegaskan Tetap Beli Bitcoin

    Pada Maret 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memperingatkan El Salvador untuk menghentikan pembelian Bitcoin, sesuai dengan kesepakatan pinjaman yang telah disepakati sebelumnya. Namun, Presiden El Salvador, Nayib Bukele, secara tegas menolak permintaan tersebut.

    Bukele menyatakan bahwa pemerintahnya tidak akan menghentikan akumulasi Bitcoin, meskipun menghadapi tekanan dari lembaga keuangan internasional.

    “Tidak, kami tidak akan berhenti. Jika dulu kami tetap melanjutkan meskipun dunia mengucilkan dan banyak pendukung Bitcoin meninggalkan kami, maka kami juga tidak akan berhenti sekarang ataupun di masa mendatang,” tulis Bukele dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter) pada 4 Maret 2025.

  • Trump Dituding Hambat RUU Kripto Karena Dugaan Konflik Kepentingan

    Trump Dituding Hambat RUU Kripto Karena Dugaan Konflik Kepentingan

    Serratalhadafc.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai telah menghalangi upaya pengesahan regulasi kripto melalui RUU yang dikenal sebagai GENIUS Act. Dilansir dari CNBC, Senin (12/5/2025), sejumlah anggota parlemen menolak rancangan undang-undang tersebut karena kekhawatiran terhadap potensi konflik kepentingan terkait kepemilikan aset kripto pribadi Presiden Trump.

    RUU GENIUS sejatinya dirancang untuk menetapkan kerangka aturan bagi stablecoin—mata uang digital yang nilainya dipatok terhadap aset stabil seperti dolar AS. Meski memiliki potensi dukungan bipartisan, RUU tersebut akhirnya gagal melaju ke sidang penuh Senat setelah hanya mengumpulkan 48 suara mendukung dari 60 suara yang dibutuhkan. Sebanyak 49 senator menolak dan tiga lainnya absen dalam pemungutan suara.

    Senator Jeff Merkley mengkritik keras dugaan pengaruh pribadi Trump dalam proses legislasi ini. “Saat ini, siapa pun yang ingin mendapatkan pengaruh terhadap presiden bisa melakukannya dengan memperkaya dirinya melalui kripto yang ia miliki atau kendalikan,” ujarnya. Merkley menyebut skema tersebut sebagai bentuk korupsi yang berbahaya bagi keamanan nasional dan kepercayaan publik.

    Salah satu sorotan tajam datang dari peluncuran koin meme bernama $TRUMP, yang dibuat Trump menjelang pelantikannya pada Januari lalu. Token digital itu mengalami lonjakan nilai besar, sebagian karena promosi kontroversial seperti makan malam bersama Trump dan tur eksklusif Gedung Putih bagi para pemegang koin dengan nilai tertinggi. Bahkan, mantan Ibu Negara Melania Trump dikabarkan juga memiliki koin tersebut.

    Menanggapi situasi ini, pekan lalu Senat Demokrat memperkenalkan “Undang-Undang Anti Korupsi Kripto,” yang diinisiasi oleh Jeff Merkley dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer. RUU baru ini bertujuan untuk melarang pejabat terpilih, pejabat tinggi eksekutif, dan keluarganya untuk menerbitkan atau mempromosikan aset digital yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

    Meskipun Partai Republik memegang mayoritas tipis di DPR, dinamika internal dan kontroversi seperti ini menambah kerumitan dalam mengesahkan kebijakan terkait teknologi finansial baru, termasuk stablecoin.

    Kekhawatiran Konflik Kepentingan Keluarga Trump Meningkat

    Dukungan terhadap RUU stablecoin yang awalnya tampak solid mulai runtuh pada akhir pekan lalu, setelah sembilan senator dari Partai Demokrat menyatakan penolakan mereka. Empat di antaranya bahkan sebelumnya telah mendukung RUU ini di tingkat komite. Alasan utama penolakan mereka adalah lemahnya ketentuan terkait anti pencucian uang, penerbit asing, dan isu-isu keamanan nasional.

    Salah satu suara kritis datang dari Senator Lisa Blunt Rochester asal Delaware, yang secara terbuka mengungkapkan kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan finansial yang melibatkan Presiden Donald Trump dan keluarganya.

    “Saya juga tetap khawatir tentang kepentingan pribadi yang berkelanjutan dan konflik kepentingan keuangan yang dilakukan oleh keluarga Trump,” ujar Rochester dalam pernyataannya pada Kamis.

    Kekhawatiran tersebut tidak hanya tertuju pada koin meme $TRUMP dan $MELANIA yang telah menimbulkan kontroversi, tetapi juga pada usaha kripto keluarga Trump yang bernama World Liberty Financial. Perusahaan ini dilaporkan diluncurkan tahun lalu dan mengeluarkan stablecoin sendiri di tengah dorongan pemerintah untuk melonggarkan regulasi aset digital.

    Lebih jauh, laporan juga mengungkap keterlibatan MGX, perusahaan berbasis di Abu Dhabi, yang diduga menggunakan stablecoin Trump dalam investasi sebesar USD 2 miliar di platform kripto Binance. Langkah ini memicu pertanyaan besar mengenai potensi konflik kepentingan dari presiden yang tengah menjabat.

    Perkembangan ini semakin menyoroti kebutuhan akan regulasi yang transparan dan independen di tengah cepatnya pertumbuhan industri kripto, khususnya jika pelaku utamanya memiliki pengaruh politik yang signifikan.

    Keuntungan Pribadi Jadi Hambatan

    Bagi beberapa investor dan pengusaha di industri kripto, pengejaran keuntungan pribadi presiden menciptakan hambatan besar bagi kemajuan yang telah lama ditunggu. Setelah bertahun-tahun mengalami kemunduran selama pemerintahan Biden, lobi kripto menjadi kekuatan yang kuat dalam mendanai kampanye Trump pada 2024 dan dalam mendukung kandidat yang pro-industri untuk Kongres.

    “Sangat disayangkan bahwa bisnis pribadi menghalangi kebijakan yang baik,” kata Pendiri dana ventura fintech Launchpad Capital, Ryan Gilbert.

     “Saya berharap semua orang di pemerintahan, termasuk presiden, tidak menghalangi kebijakan yang baik,” ia menambahkan.

    Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar. Pada konferensi pers Jumat, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan, ketika ditanya tentang jamuan makan malam dengan koin meme, “presiden mematuhi semua undang-undang tentang konflik kepentingan.”

    “Presiden adalah seorang pengusaha yang sukses, dan saya pikir itu salah satu dari banyak alasan mengapa orang-orang memilihnya kembali ke jabatan ini,” kata Leavitt.

  • Kontras Digital: Saat Judi Online Menurun, Industri Kripto Justru Tumbuh Positif

    Kontras Digital: Saat Judi Online Menurun, Industri Kripto Justru Tumbuh Positif

    Serratalhadafc.com – Di tengah sorotan tajam terhadap maraknya perputaran dana dari praktik judi online (judol), industri aset kripto justru memperlihatkan tren yang semakin positif. Data dari dua lembaga negara memperlihatkan kontras yang mencolok antara dua aktivitas digital tersebut.

    Berdasarkan catatan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), total perputaran dana dari aktivitas judol pada kuartal I 2025 mencapai Rp 47 triliun. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 90 triliun.

    Sebaliknya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa transaksi aset kripto di Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 109,3 triliun selama kuartal I 2025. Jumlah konsumen aktif di ekosistem kripto pun meningkat, dengan 13,71 juta pengguna tercatat hingga Maret 2025.

    Dari sisi kontribusi terhadap negara, sektor kripto terus menunjukkan peran strategis. Sejak diberlakukannya kebijakan pajak atas aset kripto pada 2022, total penerimaan pajak hingga Maret 2025 telah mencapai Rp 1,2 triliun. Khusus untuk tahun 2025, pajak kripto yang telah dikumpulkan sebesar Rp 115,1 miliar.

    Wan Iqbal, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, menegaskan bahwa kripto bukan sekadar instrumen spekulatif, melainkan bagian penting dari transformasi keuangan global. Ia menekankan perbedaan mendasar antara kripto dan judi online, baik dari segi manfaat sosial maupun ekonomi.

    “Industri kripto memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Selain sebagai alat investasi, kripto juga membuka lapangan kerja, mendorong literasi keuangan digital, serta menyumbang penerimaan negara melalui pajak. Sangat berbeda dengan judi online, yang hanya mengalihkan uang tanpa menciptakan nilai tambah,” ujar Iqbal pada Sabtu (10/5/2025).

    Kripto Dinilai Lebih Sehat dan Berkelanjutan Dibanding Judol

    Menurut Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, industri aset kripto menawarkan potensi ekonomi yang lebih sehat, legal, dan berkelanjutan dibanding praktik judi online. Ia menyebut kripto kini telah berkembang menjadi inovasi yang mendefinisikan ulang konsep nilai dan transaksi dalam dunia keuangan.

    “Kita berada di era di mana teknologi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan menjadi tulang punggung perekonomian,” ujar Iqbal.

    Ia juga menekankan bahwa dengan penguatan regulasi dan peningkatan literasi masyarakat, aset kripto memiliki peluang besar untuk memperluas inklusi keuangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

    Aset Kripto, Jembatan Menuju Inklusi Keuangan

    Lebih dari sekadar alat transaksi atau instrumen investasi, aset kripto dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, menyatakan bahwa teknologi blockchain memungkinkan individu yang belum terjangkau layanan perbankan—masyarakat unbanked—untuk terhubung dengan sistem keuangan global secara lebih mudah dan efisien.

    “Teknologi ini menghadirkan transparansi dan efisiensi tinggi dalam pengelolaan aset, bahkan untuk pelaku usaha mikro maupun masyarakat di wilayah terpencil,” jelasnya.

    Iqbal menambahkan, bila didukung kebijakan yang berpihak pada inovasi serta program literasi digital yang masif, industri kripto dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    Dengan kesadaran masyarakat yang terus tumbuh dan dukungan regulasi yang tepat, sektor kripto dan blockchain dipandang sebagai bagian penting dari masa depan sistem keuangan nasional—bukan hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga menata ulang fondasi keuangan modern Indonesia.

  • Steak ‘n Shake Mulai Terima Pembayaran Bitcoin Mulai 16 Mei 2025

    Steak ‘n Shake Mulai Terima Pembayaran Bitcoin Mulai 16 Mei 2025

    Serratalhadafc.com – Raksasa makanan cepat saji asal Amerika Serikat, Steak ‘n Shake, mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima pembayaran menggunakan Bitcoin di seluruh gerainya mulai 16 Mei 2025.

    Informasi ini diumumkan melalui akun resmi perusahaan di platform X (sebelumnya Twitter) pada 9 Mei. Dalam pernyataannya, Steak ‘n Shake menyebut bahwa layanan pembayaran kripto ini akan tersedia bagi lebih dari 100 juta pelanggan, serta menegaskan bahwa “gerakan ini baru saja dimulai.”

    Menariknya, pengumuman ini ditutup dengan gaya jenaka menggunakan nama alias “Steaktoshi”, merujuk pada nama pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto.

    Langkah ini menandai babak baru dalam adopsi aset digital di sektor ritel makanan cepat saji, seiring semakin banyaknya perusahaan yang mulai membuka diri terhadap pembayaran berbasis kripto.

    Steak ‘n Shake Resmi Terima Bitcoin

    Jaringan restoran cepat saji Steak ‘n Shake semakin memantapkan langkahnya di dunia kripto. Setelah menggoda publik sejak Maret lalu dengan unggahan di media sosial bertanya, “Haruskah Steak ‘n Shake menerima Bitcoin?”, kini mereka resmi mengumumkan penerimaan pembayaran dengan Bitcoin mulai 16 Mei 2025.

    Pertanyaan tersebut memicu reaksi besar dari komunitas kripto, termasuk tokoh terkenal seperti Jack Dorsey, yang dengan tegas menjawab, “Ya.” Respons positif ini mendorong antusiasme luas, mendorong perusahaan meluncurkan kampanye pemasaran bertema Bitcoin, termasuk promosi bernuansa Tesla dan berbagai visual bertema kripto di akun media sosial mereka.

    Langkah Steak ‘n Shake ini menjadi tonggak penting dalam adopsi kripto secara luas, terutama karena hanya sedikit jaringan restoran besar yang berani menerapkan pembayaran Bitcoin secara penuh, bukan sekadar uji coba terbatas.

    Dengan keputusan ini, Steak ‘n Shake ikut mendorong transisi sistem pembayaran menuju masa depan yang lebih digital dan terdesentralisasi.

    Steak ‘n Shake Ikuti Jejak Restoran Besar

    Dengan langkah terbarunya, Steak ‘n Shake akan bergabung dengan daftar restoran cepat saji global yang semakin terbuka terhadap penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran. Pengumuman ini menandai komitmen perusahaan untuk menghadirkan inovasi dalam sistem transaksi, dimulai pada 16 Mei 2025.

    Langkah Steak ‘n Shake bukanlah yang pertama dalam industri ini. Sejak 2022, jaringan restoran Chipotle telah menerima hampir 100 jenis kripto, termasuk Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Solana (SOL), melalui platform pembayaran Flexa.

    Beberapa pelopor lainnya mencakup:

    • Subway, yang sudah menguji pembayaran Bitcoin sejak 2013 di sejumlah gerai.
    • KFC Kanada, yang pada 2018 sempat meluncurkan promosi “Bitcoin Bucket”, memungkinkan pelanggan membeli ayam dengan BTC.
    • McDonald’s di Lugano, Swiss, menerima Bitcoin sebagai bagian dari program adopsi kripto lokal.
    • Burger King, yang mendukung pembayaran kripto di Jerman, Belanda, dan Venezuela, baik melalui kartu hadiah maupun transaksi langsung.

    Bahkan mantan Presiden AS Donald Trump sempat mencuri perhatian publik saat membeli burger dengan Bitcoin di sebuah bar di New York City pada September 2024.

    Tren ini menunjukkan bahwa kripto kian diterima di dunia nyata, tak hanya sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai alat tukar dalam aktivitas sehari-hari. Steak ‘n Shake kini turut mendorong transisi ini ke arus utama.

  • Mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara

    Mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara

    Serratalhadafc.com – Pendiri sekaligus mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, resmi dijatuhi hukuman 12 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas tuduhan penipuan sekuritas dan komoditas pada Desember tahun lalu. Putusan dijatuhkan oleh Hakim Distrik AS, John Koeltl, di pengadilan Manhattan pada Kamis lalu.

    Dikutip dari Yahoo Finance (Jumat, 9 Mei 2025), hukuman ini menjadi salah satu yang terberat dalam kasus kriminal terkait runtuhnya pasar kripto pada 2022. Sebagai perbandingan, Sam Bankman-Fried—mantan CEO FTX—menerima hukuman 25 tahun penjara atas kasus penipuan serupa, meskipun saat ini tengah mengajukan banding.

    Dalam dakwaan, jaksa federal menuduh Mashinsky telah menyesatkan nasabah mengenai tingkat keamanan investasi di platform Celsius. Ia juga dituduh secara artifisial menaikkan harga token CEL, token kripto milik perusahaan, guna memperkaya diri sendiri.

    Mashinsky, yang kini berusia 59 tahun, disebut memperoleh keuntungan pribadi sebesar lebih dari USD 48 juta atau sekitar Rp794 miliar (asumsi kurs Rp16.551 per USD). Jaksa awalnya menuntut hukuman minimal 20 tahun penjara, menilai bahwa kerugian besar yang dialami ribuan korban pantas mendapat ganjaran yang setimpal.

    “Tokenisasi dan penggunaan aset digital adalah inovasi yang kuat, namun bukanlah pembenaran untuk melakukan penipuan,” tegas Jaksa AS, Jay Clayton, dalam pernyataan resminya

    Mashinsky Ajukan Permohonan Hukuman Ringan

    Sebelum putusan dijatuhkan, Alex Mashinsky sempat memohon agar dijatuhi hukuman ringan—hanya satu tahun dan satu hari penjara. Ia menyampaikan penyesalan mendalam serta keinginannya untuk memperbaiki keadaan bagi keluarganya dan para mantan nasabah Celsius Network.

    Namun, pengadilan menolak permohonan tersebut dan tetap menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara, ditambah tiga tahun pembebasan bersyarat. Mashinsky juga dikenai penyitaan aset senilai USD 48,4 juta. Hingga kini, tim pengacaranya belum memberikan pernyataan resmi atas vonis tersebut.

    Keruntuhan Celsius Network

    Celsius Network, yang didirikan oleh Mashinsky pada 2017 dan berbasis di Hoboken, New Jersey, pernah dikenal sebagai salah satu platform pinjaman kripto terbesar. Perusahaan ini menarik banyak pengguna dengan tawaran bunga tinggi—bahkan hingga 17%—untuk aset digital yang disimpan di platform mereka.

    Model bisnis Celsius didasarkan pada meminjamkan aset dari nasabah ritel ke investor institusional, dengan harapan memperoleh keuntungan dari selisih suku bunga. Namun, strategi tersebut akhirnya runtuh ketika pasar kripto anjlok pada 2022, menyebabkan Celsius kehilangan likuiditas dan mengajukan kebangkrutan.

    Kejatuhan Celsius dan Dampaknya

    Ketika pasar kripto mulai merosot tajam pada pertengahan 2022, ribuan nasabah Celsius Network secara serentak menarik dananya. Akibatnya, perusahaan mengalami krisis likuiditas parah dan mencatatkan defisit sebesar USD 1,19 miliar. Situasi ini memaksa Celsius mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat pada Juli 2022.

    Alex Mashinsky, pendiri Celsius, memiliki latar belakang internasional. Ia lahir di Ukraina, sempat tinggal di Israel, dan kemudian menetap di New York setelah pertama kali mengunjungi kota tersebut pada tahun 1988.

    Masih Hadapi Gugatan Perdata

    Selain hukuman pidana 12 tahun penjara, Mashinsky juga masih harus menghadapi serangkaian gugatan perdata dari beberapa lembaga regulator utama, termasuk:

    • Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC)
    • Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC)
    • Komisi Perdagangan Federal (FTC)
    • Kantor Jaksa Agung Negara Bagian New York, Letitia James

    Gugatan-gugatan tersebut mencerminkan kompleksitas dan besarnya dampak dari kasus Celsius terhadap ekosistem kripto dan kepercayaan investor.

  • Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Serratalhadafc.comChangpeng Zhao, Co-Founder Binance, memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga mencapai antara USD 500.000 hingga USD 1 juta (sekitar Rp8,2 miliar hingga Rp16,4 miliar) dalam siklus pasar saat ini. Optimisme ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk adopsi institusional yang meningkat, akumulasi aset oleh negara-negara, dan kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Amerika Serikat.

    “Ada ETF, dan Bitcoin kini semakin dilembagakan. Ini jelas menjadi faktor positif bagi harga. Nilai aset kita naik—mungkin tidak semua altcoin, tapi Bitcoin pasti naik,” ujar Zhao dalam wawancara bersama Rug Radio, seperti dikutip dari Cointelegraph, Rabu (7/5/2025).

    Zhao menjelaskan bahwa kehadiran Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin telah membuka jalan masuknya dana institusional tradisional ke pasar kripto. Menurutnya, sebagian besar uang di Amerika Serikat berasal dari institusi, dan itu kini mulai mengalir ke Bitcoin berkat adanya ETF.

    Lebih lanjut, Zhao juga menyoroti tren pembelian Bitcoin oleh negara-negara sebagai faktor pendukung kenaikan harga BTC. Ia menilai hal tersebut sebagai bentuk validasi penting terhadap aset digital ini.

    Salah satu contohnya adalah El Salvador, negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Pada April 2025, El Salvador kembali menambah cadangannya dengan membeli 7 BTC senilai lebih dari USD 650.000. Saat ini, menurut data Kantor Bitcoin El Salvador, total kepemilikan negara itu mencapai sekitar 6.170 BTC senilai hampir USD 580 juta (sekitar Rp9,5 triliun).

    Selain El Salvador, Kerajaan Bhutan juga dilaporkan terus mengakumulasi Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan negara.

    Zhao juga menyinggung perubahan kebijakan di Amerika Serikat di bawah pemerintahan baru Presiden Donald Trump yang lebih ramah terhadap aset digital. Ia menyebut, langkah sejumlah negara dalam membeli Bitcoin menunjukkan pemahaman strategis akan potensi aset ini.

    “Mereka cukup cerdas untuk menyadari bahwa membeli Bitcoin adalah langkah yang bagus. Sekarang, negara-negara lain perlu menyusul,” pungkasnya.

    Standard Chartered Prediksi Bitcoin Tembus USD 200.000 pada Akhir 2025

    Bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered, memproyeksikan harga Bitcoin (BTC) akan melonjak hingga USD 200.000 (sekitar Rp3,3 miliar) pada akhir tahun 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Geoffrey Kendrick, Kepala Penelitian Aset Digital Standard Chartered, dalam laporan riset yang dibagikan kepada para klien bank.

    “Kami memperkirakan tren kenaikan akan terus berlanjut sepanjang musim panas, hingga BTC-USD mendekati target akhir tahun kami sebesar 200.000,” ujar Kendrick, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Kendrick, arus dana yang mengalir ke Bitcoin sebagian besar didorong oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini membuat investor mulai mencari alternatif non-AS, termasuk aset digital seperti Bitcoin.

    Laporan juga mencatat bahwa premi obligasi Treasury AS saat ini berada di level tertinggi dalam 12 tahun, yang menandakan meningkatnya persepsi risiko terhadap investasi berbasis dolar AS. Hal ini menjadi salah satu alasan investor beralih ke Bitcoin.

    Kendrick menyoroti sejumlah faktor lain yang mendorong kenaikan harga Bitcoin, di antaranya:

    • Akumulasi oleh investor besar (whales), yaitu individu atau entitas yang memegang lebih dari 1.000 BTC.
    • Meningkatnya daya tarik ETF Bitcoin, sementara ETF emas mulai kehilangan pamor.

    Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin akan menyentuh USD 120.000 pada kuartal kedua 2025, sebelum akhirnya mencapai USD 200.000 di akhir tahun.

    Sementara itu, Alex Obchakevich, pendiri Obchakevich Research, mengungkapkan bahwa sekitar 70% pertumbuhan nilai Bitcoin berasal dari modal institusional baru, sementara sisanya adalah hasil dari redistribusi aset kripto yang sudah ada.

    “ETF, khususnya ETF Bitcoin, menjadi pendorong utama tren bullish saat ini, meskipun disertai koreksi harga dalam jangka pendek,” jelas Obchakevich.

    Studi: Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta pada Awal 2027

    Sebuah studi terbaru memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga USD 1 juta atau sekitar Rp16,8 miliar (asumsi kurs Rp16.863/USD) pada awal tahun 2027. Prediksi ini didasarkan pada tren meningkatnya penarikan harian dari pasokan Bitcoin yang likuid, yang kini melebihi 1.000 BTC per hari.

    Dilansir dari Yahoo Finance, riset tersebut mengandalkan model ekonomi fundamental yang mengkaji dampak akumulasi institusional dan terbatasnya pasokan terhadap pergerakan harga Bitcoin.

    Studi berjudul “A Supply and Demand Framework for Forecasting Bitcoin Prices” ini dipublikasikan dalam Journal of Risk and Financial Management. Peneliti menggunakan pendekatan ekuilibrium antara pasokan dan permintaan, dengan menyesuaikan karakteristik unik Bitcoin yang memiliki sistem penerbitan tetap, yakni jumlah total Bitcoin yang dibatasi hingga 21 juta unit.

    Tidak seperti komoditas konvensional, Bitcoin tidak dapat diproduksi lebih banyak saat permintaan meningkat. Inilah yang membuatnya sangat rentan terhadap guncangan pasokan, khususnya ketika akumulasi terjadi dalam jumlah besar dan konsisten.

    “Model ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta pada awal 2027 jika penarikan harian dari pasokan likuid tetap berada di atas 1.000 BTC,” tulis laporan tersebut.

    Prediksi ini memperkuat pandangan sejumlah analis yang menyebut bahwa adopsi institusional dan kelangkaan suplai menjadi penggerak utama kenaikan harga BTC di masa depan.

  • Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Serratalhadafc.com – Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, angkat bicara terkait fenomena proyek kripto Worldcoin yang tengah menjadi sorotan publik. Proyek ini dikenal luas karena melibatkan teknologi pemindaian iris mata sebagai bagian dari sistem identitas digital yang disebut WorldID.

    Melalui mekanisme tersebut, masyarakat dapat memindai iris mata mereka untuk mendapatkan identitas digital, yang selanjutnya dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Fenomena ini pun memunculkan diskusi luas di tengah masyarakat, terutama terkait isu privasi dan nilai tukar data biometrik.

    Namun di balik kontroversinya, Subani melihat sisi positif dari tren ini. Menurutnya, minat masyarakat terhadap Worldcoin mencerminkan tumbuhnya pemahaman dan apresiasi terhadap aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa perkembangan seperti ini menandakan pergeseran paradigma, di mana aset digital semakin diterima sebagai bagian dari ekosistem ekonomi masa depan.

    Perlu Memahami Risiko di Baliknya

    Namun, Subani mengingatkan pemindahan data iris mata tersebut pada dasarnya merupakan bentuk pemberian data pribadi kepada pihak lain, sehingga masyarakat harus benar-benar memahami risiko di baliknya.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia dalam menyikapi teknologi baru seperti Worldcoin. Subani mengapresiasi langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah memiliki kerangka aturan terkait Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Dirut CFX: Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Kripto

    Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, memberikan pandangannya terhadap fenomena Worldcoin, proyek kripto yang menarik perhatian karena penggunaan data biometrik, khususnya pemindaian iris mata, sebagai identitas digital.

    Proyek Worldcoin memungkinkan masyarakat untuk memindai iris mata mereka guna mendapatkan WorldID—identitas digital yang kemudian dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Menurut Subani, tren ini menandai meningkatnya kesadaran publik terhadap nilai aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Meski begitu, Subani mengingatkan bahwa di balik inovasi tersebut, terdapat isu penting terkait perlindungan data pribadi. Ia menekankan bahwa tindakan memindai iris mata sejatinya adalah bentuk pemberian data sensitif kepada pihak lain.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dalam menghadapi teknologi semacam ini. Subani mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah menetapkan kerangka hukum melalui sistem Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Menurutnya, kepatuhan terhadap aturan yang berlaku sangat penting untuk memastikan perlindungan konsumen dan menjaga kepercayaan publik dalam ekosistem digital yang berkembang pesat.

    Bappebti: Worldcoin Terdaftar Resmi, Tapi Status Legal Kripto Bisa Berubah

    Menanggapi sorotan publik terhadap proyek kripto Worldcoin, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, menyatakan bahwa aset kripto tersebut telah melalui proses evaluasi yang ketat sebelum resmi masuk dalam daftar legal di Indonesia.

    “Worldcoin (WLD) sudah terdaftar dalam peraturan Bappebti karena telah lulus penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP), sesuai kriteria yang ditetapkan. Selain itu, aset ini juga sudah terdaftar dan aktif diperdagangkan di berbagai crypto exchange global, serta tercatat di CoinMarketCap,” jelas Tirta, dikutip dari Serratalhadafc.com, Selasa (6/5/2025).

    Meski demikian, Tirta mengingatkan bahwa status legal suatu aset kripto tidak bersifat permanen. Legalitasnya dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada hasil evaluasi berkala terhadap aktivitas perdagangan dan kepatuhan aset tersebut terhadap regulasi yang berlaku.

    Dengan pernyataan ini, Bappebti menegaskan pentingnya pengawasan yang dinamis dalam ekosistem kripto untuk memastikan keamanan investor serta stabilitas pasar.