Category: CRYPTO

  • Bitcoin Tembus USD 108.400, Siap Uji Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

    Bitcoin Tembus USD 108.400, Siap Uji Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

    Serratalhadafc.com – Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian dengan performa positifnya. Dalam 24 jam terakhir, aset kripto terbesar di dunia ini mencatatkan kenaikan sekitar 1,4%. Pada Senin (30/6/2025), harga Bitcoin diperdagangkan sedikit di atas USD 108.400, atau sekitar Rp1,75 miliar dengan asumsi kurs Rp16.229 per dolar AS.

    Kenaikan ini cukup signifikan karena berhasil menembus level resistance penting di USD 105.000. Level ini dianggap sebagai kunci teknikal yang bisa membuka jalan bagi pengujian ulang terhadap harga tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) dalam waktu dekat.

    Sejak awal 2025, Bitcoin telah melonjak hampir 15%, menjadikannya sebagai aset kripto dengan kinerja terbaik di antara lima besar mata uang digital global. Capaian ini terjadi meskipun pasar kripto secara umum relatif stabil, menyusul meredanya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel yang sempat memengaruhi sentimen investor.

    Dengan tren kenaikan yang konsisten dan dukungan teknikal yang kuat, para analis memperkirakan Bitcoin berpotensi melanjutkan momentum positifnya dalam beberapa pekan ke depan.

    Analis: Bitcoin Siap Uji Resistance USD 110.500, Pasar Tunjukkan Sinyal Pemulihan

    Analis Anugerahslot dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengungkapkan bahwa tren positif Bitcoin saat ini didorong oleh kombinasi analisis teknikal yang solid dan situasi makroekonomi yang kondusif.

    “Penembusan harga BTC di atas USD 103.000 menjadi sinyal teknikal yang kuat, apalagi disertai dengan lonjakan volume transaksi. Ini menunjukkan bahwa pasar sedang mengarah ke level resistance selanjutnya di kisaran USD 110.500 (sekitar Rp1,79 miliar),” jelas Fyqieh dalam pernyataan resminya, Senin (30/6/2025).

    Sementara itu, data dari CoinGlass mencatat bahwa aksi likuidasi terhadap posisi short BTC masih dalam batas aman. Artinya, tekanan jual tidak dominan, terutama sejak harga kembali bangkit dari titik USD 100.000 di awal pekan.

    Lebih lanjut, open interest pada kontrak berjangka Bitcoin turut mengalami peningkatan, yang mengindikasikan mulai pulihnya kepercayaan investor terhadap pasar kripto, khususnya BTC.

    RSI Menguatkan Prediksi Bullish

    Secara teknikal, pola inverse head and shoulders yang muncul pada grafik per jam memberikan sinyal positif bahwa harga Bitcoin berpotensi melonjak hingga mencapai USD 109.000. Namun, resistance utama masih berada di level USD 110.500 yang perlu diwaspadai.

    Meski optimisme terlihat, indikator RSI (Relative Strength Index) saat ini menunjukkan kondisi overbought atau jenuh beli, yang mengindikasikan potensi koreksi harga dalam jangka pendek masih terbuka.

    “Jika terjadi koreksi, level support penting berada di sekitar USD 106.000 atau pada rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200. Namun secara keseluruhan, tren jangka pendek Bitcoin tetap bullish selama level support tersebut tidak ditembus,” tambah analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur.

    Optimisme Pasar Didorong Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

    Dari sisi fundamental, pasar mendapatkan dorongan positif setelah Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyampaikan kemungkinan penurunan suku bunga bisa terjadi lebih cepat, yaitu pada pertemuan FOMC tanggal 29–30 Juli mendatang. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang sebelumnya mengindikasikan potensi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

    Secara historis, suku bunga rendah menjadi faktor yang menguntungkan bagi aset berisiko seperti kripto karena menurunkan biaya pinjaman dan mendorong investor mencari instrumen investasi dengan potensi keuntungan lebih tinggi.

    “Penurunan suku bunga akan mengurangi biaya pinjaman dan mendorong investor untuk mengalihkan dana ke aset seperti Bitcoin dan Ethereum. Ditambah lagi, dengan arus masuk yang kuat pada ETF Bitcoin spot, peluang BTC untuk kembali menguji level all-time high (ATH) di USD 111.970 (Rp1,81 miliar) menjadi semakin besar,” jelas analis dari Tokocrypto.

    Data terbaru menunjukkan bahwa ETF Bitcoin di Amerika Serikat telah menarik dana lebih dari USD 9 miliar sejak awal tahun. Produk iShares Bitcoin Trust (IBIT) yang dikelola BlackRock menjadi yang terdepan dalam arus dana ini. Bahkan, pada 22 Mei lalu, ETF Bitcoin mencatatkan arus masuk harian sebesar USD 432 juta, salah satu angka tertinggi dalam sejarah ETF kripto.

    Waspada Koreksi Jika Fed Tak Sesuai Ekspektasi

    Meski tren positif masih mendominasi, Fyqieh mengingatkan agar investor tetap berhati-hati menghadapi potensi koreksi pasar jika kebijakan suku bunga tidak sesuai ekspektasi.

    “Jika The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sementara inflasi tetap tinggi, kita mungkin akan menyaksikan koreksi pasar dalam jangka pendek. Namun secara fundamental, prospek Bitcoin untuk jangka menengah tetap sangat optimis,” ujarnya.

    Dengan dukungan sinyal teknikal yang kuat dan kemungkinan kebijakan moneter longgar dari The Fed, pasar kini menantikan apakah Bitcoin mampu menembus rekor tertinggi sepanjang masa di USD 111.970 dan memulai fase bullish baru pada paruh kedua tahun 2025.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Pelajari dan analisis secara mendalam sebelum membeli atau menjual aset kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas segala keuntungan maupun kerugian yang mungkin terjadi.

  • Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Memanasnya Konflik Iran-Israel

    Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Memanasnya Konflik Iran-Israel

    Serratalhadafc.com – Ketegangan geopolitik global kembali meningkat seiring pecahnya perang antara Iran dan Israel. Meski situasi dunia memanas, nilai kripto seperti Bitcoin justru menunjukkan ketahanan yang cukup kuat di tengah ketidakpastian tersebut.

    Menurut analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, nilai Bitcoin cenderung tetap stabil bahkan saat terjadi konflik berskala besar. Ia mencontohkan beberapa peristiwa seperti perang Rusia-Ukraina pada 2022, konflik Israel-Gaza pada 2023, dan ketegangan Iran-Israel pada 2025 yang tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

    “Konflik geopolitik biasanya memicu ekspektasi inflasi global akibat peningkatan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan melonjaknya harga komoditas. Dalam jangka panjang, kondisi ini justru memberi keuntungan bagi Bitcoin sebagai aset lindung nilai,” jelas Fyqieh dalam keterangannya kepada Anugerahslot Finance dikutip Minggu (22/6/2025).

    Contohnya, usai serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin memang sempat melemah, namun mampu pulih hanya dalam hitungan hari. Bahkan, perusahaan milik Michael Saylor, MicroStrategy, mengambil langkah besar dengan membeli 10.001 BTC senilai USD 1 miliar pada 16 Juni. Aksi ini menunjukkan keyakinan kuat investor institusional terhadap masa depan Bitcoin.

    Meski begitu, Fyqieh mengingatkan bahwa Bitcoin tetap rentan terhadap reaksi awal pasar saat konflik baru meletus. Gejolak sesaat seperti tekanan jual bisa saja terjadi. Namun, konflik internal seperti perang Tigray di Ethiopia (2020) dan kudeta militer di Myanmar (2021) terbukti tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

    “Hal ini menegaskan bahwa pengaruh terhadap harga Bitcoin lebih dipengaruhi oleh kedekatan konflik dengan pusat-pusat keuangan global serta besarnya keterlibatan pasar dunia,” tutup Fyqieh.

    Tokocrypto Manfaatkan Ketidakpastian Global untuk Perkuat Edukasi Investor

    Ketidakpastian global akibat konflik geopolitik di Timur Tengah dan dinamika ekonomi makro internasional tidak menyurutkan langkah pelaku industri kripto. Justru di tengah kondisi yang menantang ini, sejumlah perusahaan, termasuk bursa kripto Tokocrypto, terus memperkuat ekosistem dan strategi internal mereka guna memenuhi kebutuhan investor, khususnya di Indonesia.

    CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menilai gejolak saat ini sebagai momentum strategis untuk memperdalam edukasi pasar. Menurutnya, penting bagi investor untuk memahami nilai jangka panjang dari aset digital seperti Bitcoin, serta mengenal lebih dalam teknologi blockchain dan Web3 yang menjadi fondasinya.

    “Situasi global yang tidak menentu justru membuka peluang untuk membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih matang terhadap dunia kripto. Ini saat yang tepat untuk memperkuat literasi dan kepercayaan investor terhadap teknologi yang kami dukung,” ujar Iqbal.

    Tokocrypto Tetap Optimis, Proyeksikan Pembalikan Tren Pasar Kripto di Kuartal III 2025

    Meski ketidakpastian global masih membayangi, Tokocrypto tetap menjaga optimisme terhadap prospek industri aset digital. Keyakinan ini didorong oleh tren adopsi institusional yang terus tumbuh serta kemajuan teknologi blockchain dan Web3 yang semakin solid.

    “Kami percaya bahwa situasi global yang penuh gejolak justru menjadi momen refleksi bagi banyak investor untuk menilai kembali nilai jangka panjang aset digital, khususnya Bitcoin, serta infrastruktur teknologi yang mendukungnya,” ujar CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, kepada Liputan6.com, Kamis (19/6/2025).

    Memasuki kuartal ketiga 2025, Tokocrypto memproyeksikan adanya potensi pembalikan tren pasar. Harapan ini didasarkan pada kemungkinan meredanya ketegangan geopolitik dan munculnya arah kebijakan moneter yang lebih jelas, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve. Kedua faktor ini diyakini akan menjadi katalis positif bagi pemulihan dan pertumbuhan pasar kripto ke depan.

    Dominasi Investor Institusional Meningkat, Tokocrypto Optimistis Sambut Paruh Kedua 2025

    Tokocrypto mencatat tren positif dalam perilaku pasar, salah satunya melalui meningkatnya dominasi investor institusional di platform mereka. Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa ekosistem kripto semakin matang dan mulai diakui sebagai instrumen investasi jangka panjang yang kredibel.

    “Memasuki kuartal ketiga 2025, kami memproyeksikan adanya pembalikan tren harga, seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik serta meningkatnya kepercayaan pasar terhadap arah kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed,” jelas Wan Iqbal, CMO Tokocrypto.

    Sebagai respons terhadap perkembangan ini, Tokocrypto telah merancang strategi komprehensif untuk memperkuat posisinya di pasar. Strategi tersebut mencakup penguatan edukasi pengguna, peluncuran produk-produk inovatif, serta pengembangan layanan eksklusif bagi investor kategori VIP.

    Dengan fondasi yang terus diperkuat dan respons strategis terhadap dinamika pasar, Tokocrypto meyakini bahwa industri kripto di Indonesia berpotensi bangkit lebih kuat pada paruh kedua tahun 2025.

  • Bank Sentral Rusia Izinkan Produk Investasi Kripto untuk Investor Terakreditasi

    Bank Sentral Rusia Izinkan Produk Investasi Kripto untuk Investor Terakreditasi

    Serratalhadafc.com – Bank Sentral Rusia (Bank Rusia) secara resmi mengumumkan bahwa lembaga keuangan kini dapat menawarkan instrumen keuangan berbasis kripto tertentu kepada investor terakreditasi. Kebijakan baru ini diumumkan pada Rabu, 28 Mei 2025, dan menandai langkah penting dalam regulasi aset digital di Rusia.

    Mengutip Anugerahslot, Jumat (30/5/2025), bank-bank di Rusia kini diizinkan menyediakan berbagai produk investasi yang terhubung dengan kripto, termasuk derivatif kripto, sekuritas digital, dan aset keuangan digital (DFA) lainnya yang mengacu pada harga mata uang kripto.

    Namun, Bank Rusia menegaskan bahwa semua produk tersebut tidak boleh melibatkan pengiriman atau kepemilikan langsung aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum. Artinya, investor hanya dapat berinvestasi secara tidak langsung melalui instrumen finansial yang dipatok pada nilai kripto, tanpa benar-benar menyimpan koin digital itu sendiri.

    Langkah ini beriringan dengan laporan terbaru Bank Rusia yang mencatat peningkatan 51% dalam arus masuk investasi aset kripto oleh penduduk Rusia selama kuartal pertama 2025, mencapai total sekitar 7,3 triliun rubel atau setara Rp1,4 kuadriliun.

    Bank Besar Langsung Meluncur dengan Produk Kripto

    Beberapa bank besar di Rusia langsung merespons kebijakan ini dengan menawarkan produk kripto kepada nasabahnya. Salah satunya adalah T-Bank (sebelumnya dikenal sebagai Tinkoff Bank), salah satu bank swasta terbesar di negara tersebut.

    Pada 29 Mei 2025, T-Bank resmi meluncurkan produk aset keuangan digital (DFA) yang dikaitkan dengan harga Bitcoin. Produk ini memungkinkan investor berinvestasi dalam kripto menggunakan mata uang rubel, tanpa harus membuka akun di bursa kripto atau mengelola dompet digital secara mandiri.

    “Alat ini memungkinkan Anda berinvestasi dalam mata uang kripto dalam bentuk rubel melalui aplikasi yang sudah dikenal, juga dengan aman dan dalam kerangka hukum Federasi Rusia,” jelas pernyataan resmi dari T-Bank.

    Produk ini diterbitkan melalui Atomyze, platform tokenisasi yang mendapat dukungan dari pemerintah Rusia, dan hanya tersedia untuk investor yang telah terakreditasi secara resmi.

    Pendekatan Ketat Masih Berlaku untuk Investasi Langsung Kripto

    Meski Bank Sentral Rusia telah memberi lampu hijau bagi lembaga keuangan lokal untuk menawarkan produk investasi berbasis kripto, pendekatan hati-hati tetap menjadi pedoman utama dalam regulasi aset digital di negara tersebut.

    Dalam pernyataan resminya, Bank Rusia menegaskan bahwa mereka tetap tidak merekomendasikan lembaga keuangan maupun nasabahnya untuk berinvestasi secara langsung dalam mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.

    “Bank Rusia masih tidak merekomendasikan lembaga keuangan dan klien mereka untuk berinvestasi langsung dalam mata uang kripto,” tegas otoritas keuangan tersebut.

    Meskipun demikian, pemerintah Rusia tengah membahas kemungkinan penerapan rezim eksperimental, yang akan memberi ruang bagi investor tertentu untuk memperdagangkan aset kripto secara langsung. Diskusi ini mencerminkan dinamika baru dalam lanskap regulasi kripto Rusia, dengan potensi pembukaan akses lebih luas namun tetap dalam kerangka pengawasan yang ketat.

    Langkah ini menunjukkan upaya pemerintah Rusia untuk menyeimbangkan antara inovasi teknologi finansial dan stabilitas sistem keuangan, sembari menjaga kontrol atas aliran modal digital lintas batas.

    Bitcoin Hampir Habis Ditambang, Sisa Kurang dari 7%

    Hingga Mei 2025, tercatat sekitar 19,6 juta Bitcoin (BTC) telah berhasil ditambang dari total suplai maksimal sebesar 21 juta. Jumlah ini setara dengan 93,3% dari seluruh pasokan Bitcoin yang tersedia di dunia.

    Artinya, hanya tersisa sekitar 1,4 juta BTC yang belum ditambang — dan proses penambangannya akan berlangsung sangat lambat dibandingkan sebelumnya.

    Menurut laporan Coin Telegraph, hal ini disebabkan oleh mekanisme halving, yaitu sistem bawaan Bitcoin yang secara otomatis memotong setengah hadiah penambangan setiap 210.000 blok, atau sekitar setiap empat tahun.

    Saat pertama kali diluncurkan pada 2009, hadiah penambangan per blok adalah 50 BTC. Namun setelah beberapa kali halving, hadiah ini terus menyusut secara eksponensial:

    • 2009: 50 BTC
    • 2012: 25 BTC
    • 2016: 12,5 BTC
    • 2020: 6,25 BTC
    • 2024: 3,125 BTC (pasca halving terbaru)

    Akibat dari struktur ini, lebih dari 87% dari seluruh Bitcoin telah ditambang hanya dalam waktu 11 tahun (hingga 2020). Namun, untuk menambang sisanya yang hanya 6,7%, akan memerlukan waktu lebih dari 100 tahun.

    Masih mengutip Coin Telegraph, diperkirakan 99% dari seluruh Bitcoin akan selesai ditambang pada tahun 2035. Setelahnya, sisa 1% terakhir akan ditambang secara perlahan hingga sekitar tahun 2140, sesuai dengan desain algoritma Bitcoin.

  • Cecabank dan Bit2Me Siap Tawarkan Layanan Kripto untuk Bank di Spanyol

    Cecabank dan Bit2Me Siap Tawarkan Layanan Kripto untuk Bank di Spanyol

    Serratalhadafc.com – Bank Spanyol Cecabank dan bursa kripto Bit2Me mengumumkan kerja sama strategis untuk menyediakan layanan aset kripto kepada lembaga keuangan tradisional. Kolaborasi ini bertujuan menghadirkan platform yang siap sesuai regulasi MiCA (Markets in Crypto Assets) Uni Eropa.

    Menanti Persetujuan Regulator

    Meski secara teknis platform sudah siap digunakan, implementasinya masih menunggu persetujuan dari regulator sekuritas Spanyol sebelum resmi diluncurkan.

    Fitur Layanan Platform

    Dalam pernyataan resminya, Bit2Me menjelaskan bahwa layanan mencakup:

    • Penyimpanan kripto (custody)
    • RTO (Receiving and Transmission of Orders) — penerimaan dan pengiriman pesanan
    • Pengelolaan lebih dari 100 aset kripto, termasuk data pasar, perdagangan, dan layanan dompet digital

    Sementara itu, Cecabank akan menyediakan:

    • Dukungan infrastruktur perbankan
    • Kepatuhan terhadap kerangka regulasi keuangan Spanyol dan Uni Eropa

    Kontribusi terhadap Adopsi Kripto di Industri Tradisional

    Inisiatif ini menunjukkan sinyal positif bahwa institusi keuangan tradisional mulai membuka diri terhadap teknologi blockchain dan aset digital. Kolaborasi ini juga diharapkan mempercepat adopsi kripto secara legal dan aman di kalangan perbankan.

    Cecabank dan Bit2Me Perkuat Akses Institusi Keuangan ke Pasar Kripto Eropa

    Direktur Cecabank, Aurora Cuadros, menyatakan bahwa kerja sama dengan bursa kripto Bit2Me merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Cecabank sebagai penyedia referensi layanan pascaperdagangan untuk aset digital, sejalan dengan perannya di sektor penyimpanan mata uang fiat (FIAT).

    “Dengan aliansi ini, Cecabank memperkuat peta jalannya sebagai penyedia referensi layanan pascaperdagangan di aset digital, yang mencerminkan peran kami dalam penyimpanan FIAT,” ujar Cuadros.

    Platform Kripto Siap MiCA untuk Bank

    Platform hasil kolaborasi ini akan menyediakan:

    • Layanan yang patuh terhadap peraturan MiCA Uni Eropa
    • Alat yang fleksibel dan dapat disesuaikan untuk setiap lembaga keuangan
    • Akses yang cepat dan aman bagi bank-bank Eropa untuk masuk ke pasar kripto

    Platform ini memungkinkan lembaga keuangan untuk menjelajahi dunia kripto dengan dukungan regulasi, penyimpanan aman, serta manajemen data dan perdagangan yang dikelola sepenuhnya.

    BBVA Juga Masuki Pasar Kripto

    Cecabank bukan satu-satunya pemain di sektor perbankan Spanyol yang mengeksplorasi aset digital. BBVA, bank terbesar kedua di negara tersebut berdasarkan aset, berencana meluncurkan layanan perdagangan kripto yang memungkinkan nasabah membeli dan mengelola Bitcoin dan Ethereum secara langsung melalui platform perbankan mereka.

    Menariknya, layanan kustodian BBVA akan dikelola secara internal, tanpa keterlibatan penyedia pihak ketiga. Ini membuka peluang integrasi yang lebih erat antara aset digital dan layanan perbankan konvensional.

    📌 Catatan Penting:
    Disclaimer – Artikel ini bersifat informatif dan bukan ajakan untuk berinvestasi. Segala keputusan investasi berada sepenuhnya di tangan pembaca. Lakukan riset dan analisis menyeluruh sebelum membeli atau menjual aset kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang timbul dari keputusan investasi Anda.

    Harga Bitcoin Sentuh USD 109.185, Dominasi Pasar Capai 63,1%

    Harga Bitcoin (BTC) terus melanjutkan tren penguatan. Pada Senin pagi, BTC diperdagangkan di kisaran USD 109.185 per koin atau sekitar Rp 1,77 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.261 per USD). Dalam 24 jam terakhir, aset kripto terbesar ini mencatat kenaikan 1,01%, menambah reli positif yang sudah terjadi selama beberapa minggu terakhir.

    Volume dan Kapitalisasi Pasar

    Mengacu pada data Coinmarketcap per 26 Mei 2025:

    • Volume perdagangan harian: USD 48,52 miliar (~Rp 800 triliun)
    • Kapitalisasi pasar: USD 2,17 triliun
    • Suplai beredar: 19.869.871 BTC dari maksimum 21 juta BTC

    Bitcoin tetap menempati peringkat pertama dalam kapitalisasi pasar kripto, menegaskan posisinya sebagai aset digital paling dominan.

    Dominasi Pasar dan Sentimen Investor

    • Dominasi pasar: 63,1%
      Ini mencerminkan peningkatan preferensi investor terhadap BTC dibanding altcoin, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar global.
    • Indeks Crypto Fear & Greed: 74 (Greed)
      Angka ini menunjukkan pasar sedang berada dalam fase optimisme tinggi, naik dari level 66 sehari sebelumnya. Ini menandakan bahwa sentimen investor terhadap kripto, khususnya Bitcoin, masih sangat positif.

    📊 Kesimpulan:
    Kenaikan harga dan dominasi pasar Bitcoin mengindikasikan bahwa BTC tetap menjadi pilihan utama investor dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Dengan jumlah suplai yang makin mendekati batas maksimum dan sentimen pasar yang kuat, arah pergerakan harga BTC dalam jangka pendek patut dicermati dengan seksama.

  • Bitcoin Tembus Rekor Baru di Hari Pizza Bitcoin, Capai Rp 1,81 Miliar per Koin

    Bitcoin Tembus Rekor Baru di Hari Pizza Bitcoin, Capai Rp 1,81 Miliar per Koin

    Serratalhadafc.com – Tanggal 22 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pizza Bitcoin, momen ikonik yang menandai transaksi pertama dunia nyata menggunakan mata uang kripto. Namun tahun ini, perayaan tersebut terasa lebih istimewa karena Bitcoin (BTC) mencetak rekor harga baru: USD 111.970,17 atau sekitar Rp 1,81 miliar per koin (dengan asumsi kurs USD = Rp 16.240).

    Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (24/5/2025), pendiri sekaligus Chairman Strategy, Michael Saylor, turut memberi pesan di hari peringatan ini. “Bayar pizzamu dengan dolar, nikmati pizzanya, dan simpan bitcoinnya,” ujarnya—menekankan filosofi HODL yang terus digaungkannya.

    Sejarah Hari Pizza Bitcoin

    Hari Pizza Bitcoin merujuk pada peristiwa bersejarah 22 Mei 2010, saat seorang programmer asal Florida, Laszlo Hanyecz, membeli dua pizza besar Papa John’s seharga 10.000 BTC, yang kala itu hanya bernilai sekitar USD 41 (sekitar Rp 666.000). Kini, nilai BTC tersebut telah meroket menjadi lebih dari USD 1,1 miliar atau hampir Rp 17,86 triliun.

    Rekor dan Katalis Kenaikan Harga Bitcoin

    Bitcoin sebelumnya mencatat rekor tertinggi di USD 109.241 (sekitar Rp 1,77 miliar) pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan masa menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump. Sejak Februari hingga awal Mei, harga BTC sempat berfluktuasi, berjuang mempertahankan posisi di atas level USD 100.000.

    Kenaikan tajam harga Bitcoin dalam dua tahun terakhir ditopang oleh sejumlah faktor penting, antara lain:

    • Meningkatnya adopsi institusional, terutama setelah peluncuran ETF spot Bitcoin pada Januari 2024 di era Presiden Joe Biden.
    • Instruksi strategis dari pemerintahan Trump, termasuk pembentukan cadangan BTC nasional pada Maret 2025.
    • Komitmen dari perusahaan besar seperti Strategy (Nasdaq: MSTR) yang menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan kas utama.

    Dengan perkembangan ini, Hari Pizza Bitcoin tak hanya menjadi simbol sejarah transaksi kripto pertama, tetapi juga menjadi momentum refleksi atas transformasi luar biasa yang dialami Bitcoin selama 15 tahun terakhir—dari makanan cepat saji, kini ke miliaran dolar.

    Strategy Perkuat Dominasi: Tambah Cadangan Bitcoin Senilai Miliaran Dolar

    Di bawah kepemimpinan visioner Michael Saylor, perusahaan teknologi Strategy terus menunjukkan komitmen kuat terhadap Bitcoin. Sejak awal 2020, Strategy mulai mengakumulasi aset kripto ini dan kini tercatat sebagai pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia.

    Dalam langkah terbarunya, Strategy mengumumkan rencana untuk mengumpulkan dana sebesar USD 2,1 miliar melalui penjualan saham preferen. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli lebih banyak Bitcoin, mempertegas posisinya sebagai pionir dalam adopsi institusional kripto.

    Saat ini, Strategy memiliki 576.230 BTC yang jika dikonversi ke nilai pasar saat ini, setara dengan sekitar USD 64,4 miliar atau kurang lebih Rp 1.046 triliun. Angka fantastis ini tak hanya menunjukkan kepercayaan tinggi perusahaan terhadap potensi jangka panjang Bitcoin, tetapi juga menjadikannya acuan bagi banyak perusahaan lain.

    Keberanian dan konsistensi Strategy telah menginspirasi perusahaan-perusahaan lain, seperti Metaplanet, untuk mengikuti jejak serupa dalam menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan strategis. Strategi ini berkontribusi besar terhadap meningkatnya legitimasi Bitcoin di kalangan institusi keuangan global.

    Momen bersejarah ini semakin menarik perhatian ketika Michael Saylor disebut-sebut menerima tawaran pizza sebagai simbolik Hari Pizza Bitcoin—hari peringatan transaksi Bitcoin pertama di dunia nyata—yang kali ini bertepatan dengan rekor harga tertinggi baru pada 22 Mei 2025, sebagaimana pertama kali diberitakan oleh TheStreet.

    Dengan langkah agresif seperti ini, Strategy tampaknya tidak hanya ingin menjadi pemegang Bitcoin terbesar, tetapi juga kekuatan utama di balik arus utama adopsi kripto global.

    Bitcoin Geser Dolar Taiwan, Masuk Jajaran Aset Terbesar Dunia

    Dominasi Bitcoin di panggung keuangan global semakin nyata. Mata uang digital yang dulunya dipandang sebagai alternatif eksperimental, kini telah melampaui dolar Taiwan dalam hal nilai kapitalisasi pasar. Lonjakan ini bukan hanya mencerminkan peningkatan adopsi Bitcoin secara global, tetapi juga menandakan bahwa dunia mulai mengakui legitimasi dan daya tariknya sebagai instrumen keuangan utama.

    Dengan kapitalisasi pasar yang kini mencapai USD 2,21 triliun, Bitcoin telah melampaui perusahaan teknologi raksasa Amazon, yang tercatat sebesar USD 2,14 triliun. Ini menjadikan Bitcoin sebagai aset kelima paling bernilai di dunia, tepat di belakang emas, Microsoft, Apple, dan NVIDIA.

    Pencapaian ini semakin memperkuat posisi Bitcoin bukan hanya sebagai alat tukar digital, tetapi juga sebagai aset investasi global yang serius. Dulu dipandang sebelah mata karena sifatnya yang terdesentralisasi, kini Bitcoin telah menjadi bagian dari percakapan utama dalam dunia keuangan, berdampingan dengan mata uang dan perusahaan besar dunia.

    Meskipun emas masih memimpin sebagai aset dengan kapitalisasi tertinggi di dunia sebesar USD 22,36 triliun, masuknya Bitcoin ke dalam lima besar global menandai perubahan signifikan dalam cara dunia memandang nilai dan kekayaan.

    Kehadiran Bitcoin yang kian menggeser dominasi mata uang tradisional seperti dolar Taiwan memperjelas satu hal: revolusi digital dalam sistem keuangan sedang berlangsung, dan Bitcoin berada di garis depan perubahan tersebut.

  • Bitcoin Bersiap Cetak Rekor Baru, Investor Mulai Masuk Kembali

    Bitcoin Bersiap Cetak Rekor Baru, Investor Mulai Masuk Kembali

    Serratalhadafc.com – Minat investor terhadap Bitcoin kembali meningkat, ditandai dengan aksi pembelian yang mulai menggeliat menjelang akhir Mei 2025. Sejumlah indikator teknikal dan fundamental mengisyaratkan potensi besar bagi Bitcoin untuk menembus level tertinggi sepanjang masa dalam waktu dekat.

    Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Glassnode, metrik Realized Cap—yang mengukur nilai total Bitcoin berdasarkan harga terakhir koin berpindah tangan—telah mengalami lonjakan signifikan. Sejak 20 April 2025, Realized Cap naik sekitar USD 30 miliar dan kini berada di angka USD 900 miliar, atau tumbuh 3 persen hanya dalam dua pekan pertama bulan Mei.

    “Peningkatan ini mencerminkan bahwa aliran dana yang masuk ke Bitcoin bukan hanya bersifat spekulatif, tapi juga menunjukkan perubahan pandangan terhadap Bitcoin sebagai aset pelindung nilai, terutama di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Fyqieh dalam pernyataan resminya, Jumat (16/5/2026).

    Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi yang dinilai sehat. Pergerakannya yang stabil antara kisaran USD 100.678 hingga USD 105.700 menunjukkan pola yang kuat, dan membuka peluang untuk menembus level psikologis USD 110.000 dalam waktu dekat.

    “Struktur harga membentuk pola higher high dan higher low, yang merupakan indikasi tren naik. Selain itu, indikator RSI yang masih berada di zona netral memberikan ruang yang cukup besar untuk kelanjutan penguatan,” jelasnya.

    Faktor Global Berperan

    Fyqieh juga menyoroti bahwa sentimen positif terhadap Bitcoin turut dipengaruhi oleh meredanya tensi geopolitik, khususnya perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara telah sepakat untuk menurunkan tarif perdagangan selama 90 hari ke depan, yang memicu optimisme pasar global dan mendorong sikap risk-on di kalangan investor.

    Tak hanya itu, inflasi Amerika Serikat yang turun ke angka 2,3 persen pada April 2025—terendah sejak Februari 2021—turut memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga acuan.

    “Gabungan dari faktor teknikal dan makroekonomi ini membuat prospek Bitcoin semakin cerah dalam waktu dekat,” tutup Fyqieh.

    Bitcoin Berpeluang Tembus USD 150.000, Tapi Risiko Tetap Ada

    Seiring dengan menguatnya sinyal teknikal dan fundamental, sejumlah analis memperkirakan bahwa siklus bullish kali ini dapat membawa harga Bitcoin melesat hingga menyentuh kisaran USD 120.000 hingga USD 150.000 sebelum akhir 2025. Namun, proyeksi ini tetap dibayangi oleh volatilitas tinggi yang menjadi karakter utama pasar kripto.

    Menurut Fyqieh Fachrur, tren saat ini didorong oleh kombinasi faktor yang saling memperkuat—mulai dari kondisi global yang membaik, efek berkelanjutan dari siklus post-halving, hingga meningkatnya partisipasi investor domestik. Semua ini menempatkan Bitcoin dalam jalur yang menjanjikan untuk mencetak rekor harga baru dalam waktu dekat.

    “Walau peluangnya besar, tetap penting bagi investor untuk tidak mengabaikan prinsip manajemen risiko,” ujarnya. “Pasar kripto memang penuh potensi, tapi juga sangat dinamis. Maka dari itu, setiap keputusan investasi harus diambil dengan perhitungan matang dan strategi yang jelas.”

    Fyqieh menekankan pentingnya keseimbangan antara optimisme dan kehati-hatian. Menurutnya, pemahaman terhadap siklus pasar, pengelolaan portofolio yang bijak, serta disiplin dalam mengambil posisi akan menjadi kunci bagi investor untuk bertahan dan meraih hasil maksimal di tengah pergerakan pasar yang fluktuatif.

  • Warren Buffett Pengaruhi CEO eToro untuk Kurangi Fokus pada Kripto

    Warren Buffett Pengaruhi CEO eToro untuk Kurangi Fokus pada Kripto

    Serratalhadafc.com – Warren Buffett kembali mencuri perhatian publik setelah memberikan nasihat yang cukup mengejutkan kepada CEO eToro, Yoni Assia. Dikenal sebagai “Oracle of Omaha”, Buffett memang telah lama menjadi panutan bagi banyak tokoh besar dunia bisnis, mulai dari Bill Gates hingga Bill Ackman.

    Mengutip laporan Yahoo Finance pada Jumat (16/5/2025), Buffett yang baru saja mundur dari posisi CEO Berkshire Hathaway setelah lebih dari 60 tahun memimpin, tetap menunjukkan pengaruh besarnya di dunia investasi. Salah satu buktinya adalah pernyataan Yoni Assia dalam wawancara dengan program Squawk Box CNBC pada 15 Mei 2025.

    Assia mengungkapkan bahwa saran dari Buffett membuatnya mulai mempertimbangkan ulang strategi eToro, khususnya terkait aset kripto.

    “Nasihatnya benar-benar membuat saya lebih fokus ke saham dan mulai mengurangi ketergantungan pada kripto,” ujar Assia.

    Pandangan Buffett terhadap aset digital seperti Bitcoin memang sudah lama dikenal tegas. Ia pernah menyebut Bitcoin sebagai “racun tikus dalam bentuk kuadrat” dan bahkan mengibaratkannya sebagai “token perjudian”. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Berkshire Hathaway selama ini menolak untuk terlibat dalam investasi aset kripto.

    Langkah Yoni Assia untuk mendengarkan nasihat Buffett bisa menjadi sinyal perubahan pendekatan strategis eToro di masa mendatang, terutama di tengah gejolak pasar kripto yang masih penuh ketidakpastian.

    CEO eToro: Masa Depan Bisnis Lebih Terjamin di Saham daripada Kripto

    CEO eToro, Yoni Assia, mengungkapkan refleksi mendalam terkait perjalanan perusahaannya di dunia kripto dan saham. Dalam pernyataannya, Assia menegaskan bahwa meski eToro merupakan pelopor perdagangan aset digital di Eropa, keberlanjutan bisnis justru lebih kuat di sektor saham.

    “eToro sudah terlibat di kripto sejak awal. Kami bahkan menjadi perusahaan pertama di Eropa yang mendapat regulasi resmi untuk memperdagangkan aset kripto,” jelas Assia.

    Namun, seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang terus bertambah, ia menyadari bahwa masa depan perusahaan lebih stabil jika berfokus pada saham. Data tahun lalu menunjukkan bahwa 75% pendapatan eToro berasal dari saham, sementara hanya 25% dari kripto.

    Assia juga mengenang keputusan penting yang ia buat pada tahun 2011, saat membatalkan rencana go public. Ia mengakui bahwa langkah itu menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan bisnisnya.

    “Saya belajar bahwa penting untuk memastikan perusahaan sudah menguntungkan sebelum masuk ke bursa,” ungkapnya.

    Meskipun begitu, Assia tetap yakin bahwa kripto tidak akan menghilang. Ia menegaskan:

    “Tidak seorang pun meragukan bahwa kripto akan tetap ada.”

    Pandangan ini menunjukkan posisi eToro yang kini lebih bijak dalam mengelola eksposur terhadap kripto, sambil tetap menjaga fondasi bisnisnya melalui perdagangan saham.

    Nubank Gandeng Circle dan Talos

    Meskipun Warren Buffett dikenal sebagai salah satu kritikus keras aset kripto, salah satu perusahaan yang didukungnya justru terus memperluas eksposur ke dunia aset digital. Nubank, bank digital raksasa asal Brasil yang didukung oleh Berkshire Hathaway dan Softbank Group Corp, kini bekerja sama dengan Circle dan Talos untuk meningkatkan adopsi kripto di Brasil.

    Dalam pengumuman terbarunya, Nubank Cripto—layanan kripto dari Nubank—menambahkan 11 opsi cryptocurrency baru sepanjang tahun 2023. Dengan penambahan ini, total aset digital yang tersedia di platform Nubank kini mencapai 15, tidak termasuk Nucoin, token utilitas yang digunakan dalam program loyalitas mereka.

    Kolaborasi strategis dengan Circle membawa USDC (USD Coin) ke dalam ekosistem Nubank. Jeremy Allaire, CEO dan salah satu pendiri Circle, menyebutkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat Brasil terhadap dolar digital.

    “Melalui integrasi USDC di Nubank Cripto, pengguna dapat membeli dan menyimpan dolar digital dengan lebih mudah,” ungkap Allaire.

    Langkah ini menegaskan arah baru Nubank dalam menyediakan layanan finansial yang lebih inklusif dan terhubung dengan teknologi blockchain, meski berada di bawah naungan tokoh legendaris seperti Buffett yang selama ini skeptis terhadap kripto.

    Sebagai informasi, Nubank merupakan salah satu bank digital terbesar di Amerika Latin, dengan 80,4 juta pelanggan di Brasil, serta 1,51 juta nasabah tambahan di Meksiko dan Kolombia. Pada tahun lalu saja, Nubank mencatat pendapatan sebesar USD 1,69 miliar.

    Dengan pertumbuhan agresif dan kolaborasi bersama pemain besar di dunia kripto, Nubank menunjukkan bahwa inovasi finansial tetap bisa berjalan beriringan meski di tengah pandangan konservatif dari para pendukungnya.

  • Coinbase Catat Sejarah, Resmi Masuk S&P 500 pada 19 Mei 2025

    Coinbase Catat Sejarah, Resmi Masuk S&P 500 pada 19 Mei 2025

    Serratalhadafc.com – Coinbase Global Inc. (COIN), salah satu bursa kripto terbesar di dunia, akan resmi bergabung dalam indeks saham bergengsi Amerika Serikat, Standard and Poor’s 500 (S&P 500), pada 19 Mei 2025. Langkah ini menandai sejarah baru, menjadikan Coinbase sebagai perusahaan kripto pertama dan satu-satunya yang berhasil masuk ke dalam indeks tersebut.

    Mengutip Cointelegraph pada Selasa (13/5/2025), S&P Global mengumumkan bahwa Coinbase akan menggantikan posisi Discover Financial Services (DFS), menyusul akuisisi DFS oleh Capital One Financial Corp (COF).

    Chief Financial Officer (CFO) Coinbase, Alesia Haas, menyatakan bahwa bergabungnya Coinbase ke dalam S&P 500 merupakan pencapaian besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga untuk industri kripto secara keseluruhan.

    “Bergabung dengan indeks bergengsi ini mencerminkan seberapa jauh Coinbase dan industri kripto telah berkembang, serta menjadi sinyal ke mana arah masa depan dunia keuangan,” ujarnya.

    Coinbase kini bergabung dengan perusahaan besar lain seperti Tesla (TSLA) dan Block Inc. (SQ), yang juga dikenal sebagai pemegang aset Bitcoin dalam jumlah signifikan di neraca korporat mereka.

    Masuknya Coinbase dalam S&P 500 diperkirakan akan mendorong permintaan saham COIN, karena dana indeks dan exchange-traded funds (ETF) yang mengikuti pergerakan indeks ini harus menyesuaikan portofolio mereka dengan membeli saham Coinbase.

    Menyusul pengumuman tersebut, saham Coinbase melonjak 8,8% dalam perdagangan setelah jam kerja menjadi USD 225,4, menurut data dari Google Finance. Pada penutupan hari perdagangan sebelumnya, saham COIN juga mencatat kenaikan 4%, dengan kapitalisasi pasar perusahaan mencapai USD 52,8 miliar.

    Coinbase Catat Permintaan Tinggi atas Produk Pinjaman Kripto

    Coinbase mengumumkan tingginya minat pelanggan terhadap produk pinjaman kripto terbaru mereka. Dalam waktu kurang dari 100 hari sejak diluncurkan, lebih dari USD 100 juta USDC telah dipinjamkan melalui layanan tersebut.

    “USD 100 juta USDC dipinjam dalam waktu kurang dari 100 hari. Nikmati suku bunga serendah 5% – dua kali lebih rendah dibandingkan opsi pinjaman kripto lainnya, tanpa biaya tersembunyi,” ungkap Coinbase dalam pernyataan resminya.

    Produk ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh likuiditas tanpa harus menjual Bitcoin mereka, sehingga dapat menghindari pemicu peristiwa kena pajak. Pinjaman ini menggunakan Bitcoin sebagai agunan, yang kemudian secara otomatis dikonversi menjadi cbBTC—versi wrapped Bitcoin milik Coinbase.

    Aset cbBTC tersebut selanjutnya disimpan di Morpho, protokol pinjaman terdesentralisasi yang berjalan di atas Base, jaringan layer-2 berbasis Ethereum milik Coinbase. Proses ini memungkinkan integrasi yang efisien antara aset kripto utama, infrastruktur DeFi, dan jaringan blockchain milik perusahaan.

    Langkah ini menunjukkan bagaimana Coinbase terus memperluas layanan finansial terdesentralisasi (DeFi) dengan pendekatan yang lebih terintegrasi dan ramah pengguna, sembari memberikan alternatif likuiditas bagi pemegang aset kripto utama seperti Bitcoin.

    Coinbase Resmi Luncurkan Layanan Pinjaman Bitcoin di Seluruh AS

    Coinbase, salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia, mengumumkan peluncuran layanan pinjaman berbasis Bitcoin (BTC) di hampir seluruh wilayah Amerika Serikat. Layanan ini memungkinkan pengguna meminjam dana dalam bentuk stablecoin USDC dengan jaminan Bitcoin milik mereka.

    Dalam pengumuman resminya di platform media sosial X pada Kamis, 1 Mei 2025, Coinbase menyampaikan bahwa per tanggal 30 April 2025, pelanggan dapat mengakses pinjaman hingga sebesar USD 1 juta dalam bentuk USDC, tanpa perlu menjual Bitcoin yang mereka miliki. Dana tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menutupi biaya hidup.

    “Pinjaman yang didukung Bitcoin kini tersedia untuk semua pelanggan di AS, kecuali Negara Bagian New York. Kami juga memiliki rencana untuk memperluas layanan ini ke lebih banyak negara,” tulis pihak Coinbase.

    Langkah ini menandai peluncuran nasional dari program pinjaman berbasis BTC yang sebelumnya mulai diperkenalkan secara terbatas sejak Januari 2025. Seiring meningkatnya permintaan, layanan ini kini resmi tersedia secara luas di seluruh Amerika Serikat, kecuali wilayah yang memiliki regulasi kripto lebih ketat seperti New York.

    Dengan layanan ini, Coinbase memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) dengan menawarkan alternatif pendanaan berbasis kripto yang fleksibel, tanpa perlu menjual aset yang berpotensi naik nilainya di masa depan.

  • El Salvador Terus Tambah Cadangan Bitcoin Meski Terikat Kesepakatan IMF

    El Salvador Terus Tambah Cadangan Bitcoin Meski Terikat Kesepakatan IMF

    Serratalhadafc.com – Pemerintah El Salvador terus melanjutkan pembelian Bitcoin untuk memperkuat cadangan kripto nasionalnya, meski negara tersebut tengah berada dalam kesepakatan pinjaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang secara eksplisit melarang penggunaan dana publik untuk membeli aset kripto.

    Berdasarkan data dari Kantor Bitcoin El Salvador, dalam sepekan terakhir, negara ini telah menambah 7 Bitcoin ke dalam portofolio cadangannya. Dengan penambahan ini, total kepemilikan Bitcoin El Salvador kini mencapai 6.173 BTC, dengan estimasi nilai lebih dari 637 juta dolar AS.

    Meskipun berada di bawah tekanan regulasi dari kesepakatan IMF, pemerintah El Salvador tetap konsisten dalam strateginya membeli Bitcoin secara rutin. Hingga kini, belum terlihat indikasi bahwa mereka akan menghentikan langkah tersebut.

    El Salvador merupakan salah satu negara pertama yang secara aktif membeli Bitcoin di pasar terbuka untuk dijadikan cadangan nasional. Beberapa pengamat industri menilai bahwa strategi ini dapat menjadi preseden bagi negara lain yang ingin mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset strategis jangka panjang.

    El Salvador Tetap Beli Bitcoin Meski Setuju Hentikan Statusnya sebagai Alat Pembayaran Sah

    Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (12/5/2025), El Salvador sebelumnya menandatangani kesepakatan pinjaman senilai 1,4 miliar dolar AS dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember 2024. Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah sepakat mencabut status Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan mengubah penggunaannya menjadi opsional.

    Selain itu, pemerintah El Salvador juga diminta menghentikan pembelian Bitcoin menggunakan dana publik. Salah satu syarat lainnya adalah privatisasi Chivo Wallet—dompet digital resmi yang sempat didanai negara namun jarang digunakan oleh masyarakat.

    Pada Januari 2025, parlemen El Salvador resmi mencabut status sah Bitcoin sebagai alat pembayaran dengan hasil pemungutan suara 55 anggota parlemen menyetujui dan hanya 2 yang menolak. Meskipun demikian, langkah itu tidak menghentikan pembelian Bitcoin oleh negara, yang masih berlangsung secara aktif hingga saat ini.

    Presiden El Salvador Tolak Tekanan IMF, Tegaskan Tetap Beli Bitcoin

    Pada Maret 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memperingatkan El Salvador untuk menghentikan pembelian Bitcoin, sesuai dengan kesepakatan pinjaman yang telah disepakati sebelumnya. Namun, Presiden El Salvador, Nayib Bukele, secara tegas menolak permintaan tersebut.

    Bukele menyatakan bahwa pemerintahnya tidak akan menghentikan akumulasi Bitcoin, meskipun menghadapi tekanan dari lembaga keuangan internasional.

    “Tidak, kami tidak akan berhenti. Jika dulu kami tetap melanjutkan meskipun dunia mengucilkan dan banyak pendukung Bitcoin meninggalkan kami, maka kami juga tidak akan berhenti sekarang ataupun di masa mendatang,” tulis Bukele dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter) pada 4 Maret 2025.

  • Trump Dituding Hambat RUU Kripto Karena Dugaan Konflik Kepentingan

    Trump Dituding Hambat RUU Kripto Karena Dugaan Konflik Kepentingan

    Serratalhadafc.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai telah menghalangi upaya pengesahan regulasi kripto melalui RUU yang dikenal sebagai GENIUS Act. Dilansir dari CNBC, Senin (12/5/2025), sejumlah anggota parlemen menolak rancangan undang-undang tersebut karena kekhawatiran terhadap potensi konflik kepentingan terkait kepemilikan aset kripto pribadi Presiden Trump.

    RUU GENIUS sejatinya dirancang untuk menetapkan kerangka aturan bagi stablecoin—mata uang digital yang nilainya dipatok terhadap aset stabil seperti dolar AS. Meski memiliki potensi dukungan bipartisan, RUU tersebut akhirnya gagal melaju ke sidang penuh Senat setelah hanya mengumpulkan 48 suara mendukung dari 60 suara yang dibutuhkan. Sebanyak 49 senator menolak dan tiga lainnya absen dalam pemungutan suara.

    Senator Jeff Merkley mengkritik keras dugaan pengaruh pribadi Trump dalam proses legislasi ini. “Saat ini, siapa pun yang ingin mendapatkan pengaruh terhadap presiden bisa melakukannya dengan memperkaya dirinya melalui kripto yang ia miliki atau kendalikan,” ujarnya. Merkley menyebut skema tersebut sebagai bentuk korupsi yang berbahaya bagi keamanan nasional dan kepercayaan publik.

    Salah satu sorotan tajam datang dari peluncuran koin meme bernama $TRUMP, yang dibuat Trump menjelang pelantikannya pada Januari lalu. Token digital itu mengalami lonjakan nilai besar, sebagian karena promosi kontroversial seperti makan malam bersama Trump dan tur eksklusif Gedung Putih bagi para pemegang koin dengan nilai tertinggi. Bahkan, mantan Ibu Negara Melania Trump dikabarkan juga memiliki koin tersebut.

    Menanggapi situasi ini, pekan lalu Senat Demokrat memperkenalkan “Undang-Undang Anti Korupsi Kripto,” yang diinisiasi oleh Jeff Merkley dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer. RUU baru ini bertujuan untuk melarang pejabat terpilih, pejabat tinggi eksekutif, dan keluarganya untuk menerbitkan atau mempromosikan aset digital yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

    Meskipun Partai Republik memegang mayoritas tipis di DPR, dinamika internal dan kontroversi seperti ini menambah kerumitan dalam mengesahkan kebijakan terkait teknologi finansial baru, termasuk stablecoin.

    Kekhawatiran Konflik Kepentingan Keluarga Trump Meningkat

    Dukungan terhadap RUU stablecoin yang awalnya tampak solid mulai runtuh pada akhir pekan lalu, setelah sembilan senator dari Partai Demokrat menyatakan penolakan mereka. Empat di antaranya bahkan sebelumnya telah mendukung RUU ini di tingkat komite. Alasan utama penolakan mereka adalah lemahnya ketentuan terkait anti pencucian uang, penerbit asing, dan isu-isu keamanan nasional.

    Salah satu suara kritis datang dari Senator Lisa Blunt Rochester asal Delaware, yang secara terbuka mengungkapkan kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan finansial yang melibatkan Presiden Donald Trump dan keluarganya.

    “Saya juga tetap khawatir tentang kepentingan pribadi yang berkelanjutan dan konflik kepentingan keuangan yang dilakukan oleh keluarga Trump,” ujar Rochester dalam pernyataannya pada Kamis.

    Kekhawatiran tersebut tidak hanya tertuju pada koin meme $TRUMP dan $MELANIA yang telah menimbulkan kontroversi, tetapi juga pada usaha kripto keluarga Trump yang bernama World Liberty Financial. Perusahaan ini dilaporkan diluncurkan tahun lalu dan mengeluarkan stablecoin sendiri di tengah dorongan pemerintah untuk melonggarkan regulasi aset digital.

    Lebih jauh, laporan juga mengungkap keterlibatan MGX, perusahaan berbasis di Abu Dhabi, yang diduga menggunakan stablecoin Trump dalam investasi sebesar USD 2 miliar di platform kripto Binance. Langkah ini memicu pertanyaan besar mengenai potensi konflik kepentingan dari presiden yang tengah menjabat.

    Perkembangan ini semakin menyoroti kebutuhan akan regulasi yang transparan dan independen di tengah cepatnya pertumbuhan industri kripto, khususnya jika pelaku utamanya memiliki pengaruh politik yang signifikan.

    Keuntungan Pribadi Jadi Hambatan

    Bagi beberapa investor dan pengusaha di industri kripto, pengejaran keuntungan pribadi presiden menciptakan hambatan besar bagi kemajuan yang telah lama ditunggu. Setelah bertahun-tahun mengalami kemunduran selama pemerintahan Biden, lobi kripto menjadi kekuatan yang kuat dalam mendanai kampanye Trump pada 2024 dan dalam mendukung kandidat yang pro-industri untuk Kongres.

    “Sangat disayangkan bahwa bisnis pribadi menghalangi kebijakan yang baik,” kata Pendiri dana ventura fintech Launchpad Capital, Ryan Gilbert.

     “Saya berharap semua orang di pemerintahan, termasuk presiden, tidak menghalangi kebijakan yang baik,” ia menambahkan.

    Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar. Pada konferensi pers Jumat, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan, ketika ditanya tentang jamuan makan malam dengan koin meme, “presiden mematuhi semua undang-undang tentang konflik kepentingan.”

    “Presiden adalah seorang pengusaha yang sukses, dan saya pikir itu salah satu dari banyak alasan mengapa orang-orang memilihnya kembali ke jabatan ini,” kata Leavitt.