Tag: anugerahslot

  • Bursa Asia Pasifik Menguat, Sentimen Positif Dipicu Pernyataan Gedung Putih dan Kinerja Wall Street

    Bursa Asia Pasifik Menguat, Sentimen Positif Dipicu Pernyataan Gedung Putih dan Kinerja Wall Street

    Serratalhadafc.com – Sebagian besar bursa saham di kawasan Asia Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025. Kenaikan ini mengikuti pergerakan positif di Wall Street, setelah pernyataan dari Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, yang meredakan kekhawatiran pasar terkait kesepakatan tarif yang sebelumnya membebani sentimen investor.

    Dikutip dari Anugerahslot Finance, tarif pembebasan diperkirakan mulai berlaku pada 8 Juli, setelah masa penundaan selama 90 hari. Sementara itu, tanggal 9 Juli menjadi batas waktu bagi Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan guna menghindari pemberlakuan tarif sebesar 50%.

    “Batas waktu itu tidak kritis. Mungkin bisa diperpanjang, tetapi itu tergantung keputusan presiden,” ujar Leavitt.

    Performa Pasar Saham Regional

    Australia:
    Indeks ASX 200 bergerak mendatar. Sementara itu, saham berjangka AS cenderung stagnan pada awal sesi Asia, seiring investor menanti rilis sejumlah data penting, termasuk inflasi, pendapatan pribadi, belanja konsumen, dan indeks sentimen konsumen.

    Jepang:
    Indeks Nikkei 225 melonjak 1,59%, menembus level psikologis 40.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Januari, sekaligus mencetak posisi tertinggi dalam enam bulan terakhir. Indeks Topix turut naik sebesar 1,3%.

    Data Ekonomi Tokyo:
    Kenaikan indeks harga konsumen inti di Tokyo (tidak termasuk makanan segar dan bahan bakar) tercatat sebesar 3,1% secara tahunan di bulan Juni. Angka ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya (3,6%) dan lebih rendah dari proyeksi ekonom dalam survei Reuters (3,3%).

    Korea Selatan dan Tiongkok:
    Indeks Hang Seng di Korea Selatan naik tipis 0,1%, sementara indeks CSI 300 Tiongkok menguat 0,31%. Data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan laba industri di Tiongkok turun 9,1% secara tahunan dalam lima bulan pertama tahun ini.

    Kondisi pasar hari ini menunjukkan bahwa pernyataan kebijakan dan ekspektasi ekonomi global tetap menjadi penggerak utama sentimen investor. Fokus kini tertuju pada data ekonomi lanjutan yang dapat memperkuat arah pergerakan pasar dalam waktu dekat.

    Wall Street Menguat, S&P 500 Dekati Rekor Tertinggi Baru

    Pasar saham Amerika Serikat mencatat penguatan signifikan pada penutupan perdagangan semalam, Kamis (27/6/2025), di tengah berbagai tekanan ekonomi global. Indeks utama berhasil naik meskipun pasar masih dibayangi oleh tantangan makroekonomi seperti ketegangan geopolitik, isu perang tarif, dan inflasi yang masih sulit dikendalikan.

    Indeks S&P 500 menguat sebesar 0,8%, ditutup di level 6.141,02, hanya terpaut beberapa poin dari rekor tertinggi sepanjang masa intraday di 6.147,43 yang tercatat pada akhir Februari lalu. Sepanjang pekan ini, S&P 500 telah naik sebesar 2,9%, mencerminkan sentimen investor yang semakin positif.

    Sementara itu, Nasdaq Composite juga mencatat kenaikan yang solid, naik 0,97% dan ditutup pada level 20.167,91. Indeks teknologi ini kini juga berada dekat dengan rekor tertingginya.

    Indeks Dow Jones Industrial Average pun turut menguat, menambah 404,41 poin atau sekitar 0,94%, sehingga ditutup di angka 43.386,84.

    Kinerja kuat ketiga indeks utama menunjukkan ketahanan pasar modal AS, bahkan di tengah ketidakpastian global. Para investor tampak fokus pada prospek pertumbuhan jangka panjang dan menantikan rilis data ekonomi lanjutan serta potensi arah kebijakan suku bunga dari The Fed dalam waktu dekat.

    Pasar Asia Pasifik Bergerak Variatif, Investor Pantau Gencatan Senjata Iran-Israel

    Perdagangan bursa saham di kawasan Asia Pasifik pada Kamis, 26 Juni 2025, ditutup dengan pergerakan yang bervariasi. Para investor masih mencermati dinamika geopolitik, khususnya perkembangan gencatan senjata antara Iran dan Israel yang menjadi faktor utama dalam pembentukan sentimen pasar.

    Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,65%, ditutup pada level 39.584,58 — tertinggi dalam lima bulan terakhir sejak akhir Januari, menurut data dari LSEG. Sementara itu, indeks Topix turut menguat 0,81% ke posisi 2.804,69.

    Di Korea Selatan, pasar saham mengalami tekanan. Indeks Kospi turun 0,92% ke level 3.079,56, dan indeks Kosdaq melemah lebih dalam, yakni 1,29%, menjadi 787,95.

    Pasar Australia juga mencatat penurunan ringan, dengan indeks ASX 200 terkoreksi 0,1%, berakhir di level 8.550,8.

    Sementara itu, di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 0,64%, dan indeks CSI 300 di Tiongkok turun 0,35%, ditutup di posisi 3.946,02.

    Sebaliknya, bursa India menunjukkan penguatan. Indeks Nifty 50 naik 0,34%, menunjukkan ketahanan pasar domestik terhadap tekanan eksternal.

    Perdagangan yang bervariasi ini mencerminkan kehati-hatian investor global terhadap risiko geopolitik yang belum sepenuhnya reda. Pasar kini menanti perkembangan selanjutnya dari situasi Timur Tengah serta rilis data ekonomi regional yang dapat memengaruhi arah pergerakan pasar berikutnya.

  • MDLA Catat Kinerja Positif 2024, Bagikan Dividen Rp9,8 per Saham

    MDLA Catat Kinerja Positif 2024, Bagikan Dividen Rp9,8 per Saham

    Serratalhadafc.com – PT Medela Potentia Tbk (MDLA) membukukan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun buku 2024, sebagaimana disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang baru saja digelar. Dalam rapat tersebut, perseroan memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 40 persen dari laba bersih yang mencapai Rp137,4 miliar, atau setara dengan Rp9,8 per saham.

    Kebijakan ini mencerminkan komitmen MDLA dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham. Selain itu, keputusan ini juga memperlihatkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental bisnis dan arus kas perusahaan yang tetap sehat untuk mendukung rencana pertumbuhan jangka panjang.

    Direktur Utama MDLA, Krestijanto Pandji, menyampaikan kepada Anugerahslot finance bahwa tahun 2024 merupakan tonggak penting bagi perusahaan dalam memperkuat peran sebagai pemain utama di sektor layanan kesehatan nasional.

    “Kinerja kami mencerminkan fundamental yang kokoh dan strategi yang dijalankan secara tepat. Dengan struktur keuangan yang kuat, ekspansi operasional yang terkendali, serta dukungan ekosistem digital, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” jelasnya.

    Sepanjang tahun buku 2024, MDLA mencatat penjualan neto sebesar Rp14,57 triliun, naik 11,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp13,09 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan serta perluasan jaringan layanan kesehatan milik perusahaan.

    Dengan pencapaian tersebut, MDLA semakin mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan yang adaptif dan konsisten dalam menumbuhkan nilai bisnis, serta tetap fokus memberikan kontribusi bagi sektor kesehatan di Indonesia.

    MDLA Catat Pertumbuhan Laba dan Penguatan Struktur Keuangan di 2024

    PT Medela Potentia Tbk (MDLA) berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih dua digit sebesar 13,3 persen, naik dari Rp303,09 miliar pada 2023 menjadi Rp343,27 miliar pada tahun 2024. Pencapaian ini memperkuat posisi perusahaan di tengah dinamika industri kesehatan nasional.

    Di sisi neraca keuangan, total aset MDLA meningkat signifikan menjadi Rp5,73 triliun, dibandingkan Rp4,70 triliun pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, ekuitas perusahaan tumbuh 13,7 persen menjadi Rp2,21 triliun, naik dari Rp1,94 triliun.

    Sementara itu, liabilitas MDLA tercatat naik menjadi Rp3,52 triliun pada akhir 2024. Kenaikan ini mencerminkan langkah strategis perseroan dalam memperkuat infrastruktur logistik, meningkatkan ketahanan manufaktur, serta mempercepat digitalisasi rantai pasok sebagai bagian dari visi jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

    Dengan kinerja keuangan yang solid dan strategi pengembangan yang terukur, MDLA terus memperkuat perannya sebagai pelaku utama di sektor layanan kesehatan Tanah Air.

    Model Bisnis Terintegrasi MDLA Andalkan Empat Pilar Utama

    PT Medela Potentia Tbk (MDLA) mengadopsi model bisnis terintegrasi yang memperkuat posisinya di industri kesehatan nasional. Perusahaan menjalankan operasinya melalui empat pilar utama, yaitu:

    1. Distribusi produk farmasi dan kesehatan,
    2. Pemasaran dan penjualan alat kesehatan,
    3. Manufaktur alat kesehatan, serta
    4. Pengembangan platform digital dalam ekosistem kesehatan, seperti GoApotik dan GPOS.

    Dengan pendekatan ini, MDLA mampu menciptakan rantai nilai yang efisien dan menyeluruh, mulai dari produksi hingga distribusi berbasis teknologi. Strategi ini tidak hanya meningkatkan daya saing perusahaan, tetapi juga mendukung upaya transformasi layanan kesehatan yang lebih modern dan mudah diakses oleh masyarakat.

    MDLA Perkuat Posisi Strategis dengan Jaringan Distribusi Luas dan Fokus pada Transformasi Digital

    PT Medela Potentia Tbk (MDLA) memperkuat perannya sebagai pemain strategis di sektor kesehatan nasional melalui jaringan distribusi yang luas, mencakup 35 kantor cabang dan gudang yang menjangkau lebih dari 100.000 fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.

    Direktur Utama MDLA, Krestijanto Pandji, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan dengan strategi yang berorientasi ke masa depan.

    “Kami membangun pertumbuhan jangka panjang melalui digitalisasi, efisiensi rantai pasok, dan penguatan produksi dalam negeri. Dengan tata kelola yang kuat, kami optimistis dapat terus memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ujarnya.

    MDLA menilai prospek sektor kesehatan nasional masih sangat menjanjikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap layanan kesehatan, dorongan terhadap produk dalam negeri, serta akselerasi transformasi digital di bidang kesehatan.

    Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), para pemegang saham juga menyetujui sejumlah agenda penting, di antaranya:

    • Pengesahan laporan tahunan tahun buku 2024,
    • Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk audit tahun buku 2025,
    • Penetapan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris, serta
    • Laporan realisasi penggunaan dana hasil IPO, yang disampaikan telah dialokasikan secara akuntabel dan tepat sasaran.

    Langkah-langkah ini memperkuat pondasi MDLA sebagai perusahaan kesehatan yang adaptif, akuntabel, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

  • Ketegangan AS-Iran Picu Gejolak Pasar Global, Harga Minyak dan Saham Energi Menguat

    Ketegangan AS-Iran Picu Gejolak Pasar Global, Harga Minyak dan Saham Energi Menguat

    Serratalhadafc.com – Pasar keuangan global kembali dilanda ketidakpastian setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran. Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa serangan tersebut telah menimbulkan “kerusakan besar” pada fasilitas bawah tanah Iran. Namun, hingga kini, belum ada bukti yang dapat diverifikasi secara independen, baik dari citra satelit maupun laporan analisis pihak ketiga.

    Ketegangan geopolitik yang meningkat ini langsung berdampak pada pasar saham AS. Indeks berjangka S&P 500 serta indeks-indeks utama lainnya mengalami tekanan karena kekhawatiran investor akan potensi eskalasi konflik menjadi krisis yang lebih luas. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi gangguan terhadap pasokan minyak global, yang menyebabkan harga minyak melonjak dan dolar AS menguat.

    Sektor energi dan pertahanan menjadi fokus utama pasar. Saham-saham perusahaan besar seperti Chevron, ExxonMobil, Lockheed Martin, dan Northrop Grumman menunjukkan penguatan sebagai respons terhadap kondisi geopolitik tersebut. Meski demikian, para analis memperingatkan kemungkinan terjadinya koreksi, terutama di sektor energi, jika nantinya pasokan minyak tetap stabil meski konflik berlangsung.

    Pasar Masih Cenderung Waspada

    Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menilai bahwa pasar saham Anugerahslot di AS saat ini menunjukkan sikap defensif dan sangat responsif terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah. Menurutnya, sentimen investor masih didominasi oleh kehati-hatian mengingat risiko geopolitik yang belum mereda sepenuhnya.

    Dengan kondisi yang terus berubah, pelaku pasar disarankan untuk tetap mencermati dinamika global yang bisa memicu fluktuasi signifikan dalam waktu singkat.

    Pasar Bersikap Wait and See, Harga Minyak dan Emas Terus Menguat di Tengah Ketegangan AS-Iran

    Indeks saham Amerika Serikat tercatat bergerak mendatar, sementara harga emas mengalami kenaikan tipis. Kondisi ini mencerminkan sikap pelaku pasar yang kini cenderung berhati-hati dan memilih untuk menunggu kejelasan lebih lanjut terkait risiko geopolitik, menyusul koreksi yang terjadi pada akhir pekan lalu.

    “Hingga saat ini, pasar masih mengambil posisi wait and see terhadap perkembangan konflik di Timur Tengah,” jelas Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (24/6/2025).

    Sementara itu, harga minyak mentah tetap berada di level tinggi, bertahan di kisaran USD 76 per barel, setelah sebelumnya melonjak hampir 4 persen. Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran pasar akan potensi Iran memblokir Selat Hormuz — jalur vital bagi distribusi minyak global.

    Fahmi menambahkan bahwa meskipun sempat terjadi lonjakan kepanikan setelah serangan awal dari AS, saat ini pasar mulai menunjukkan tanda-tanda penyesuaian. Beberapa indikator seperti prediksi pasar di platform Polymarket bahkan menunjukkan penurunan probabilitas terjadinya aksi militer lanjutan dari Amerika terhadap Iran.

    “Secara umum, pasar saham global masih bergerak secara defensif. Namun, pelaku pasar mulai menemukan titik keseimbangan baru setelah reaksi spontan terhadap risiko geopolitik yang mencuat di akhir pekan lalu. Kini, fokus mereka tertuju pada perkembangan situasi berikutnya,” pungkas Fahmi.

    Ketidakpastian Global Meningkat, Investor Waspadai Dampaknya Terhadap Inflasi dan Kebijakan Ekonomi AS

    Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, juga menyoroti bahwa kekhawatiran investor saat ini tidak hanya berfokus pada konflik antara Amerika Serikat dan Iran. Ketegangan tersebut terjadi di tengah kompleksitas geopolitik global yang semakin luas, termasuk keterlibatan AS dalam konflik Rusia-Ukraina yang terus menguras anggaran militer.

    “Hubungan erat Iran dengan Rusia dan Korea Utara juga memperumit peta konflik, menimbulkan kekhawatiran baru akan potensi eskalasi lebih luas di kawasan,” ujar Fahmi.

    Di sisi lain, konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina terus membebani anggaran pertahanan AS. Jika ketegangan di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel, ikut meluas, maka beban anggaran militer AS diperkirakan akan semakin meningkat. Hal ini menambah tekanan terhadap fiskal pemerintah dan menciptakan ketidakpastian baru bagi pelaku pasar.

    Tidak hanya faktor geopolitik, kondisi ekonomi global pun turut menjadi sumber kecemasan. Proses negosiasi dagang antara AS dan China hingga kini belum menunjukkan kemajuan signifikan. Ditambah lagi, ancaman dari mantan Presiden Donald Trump yang berniat memberlakukan kenaikan tarif terhadap negara-negara mitra dagang pada bulan depan memperbesar kekhawatiran pasar terhadap inflasi.

    “Situasi ini memperkeruh proyeksi inflasi yang sebelumnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Investor kini menanti arah kebijakan ekonomi AS di tengah tekanan geopolitik dan perdagangan global yang terus berkembang,” pungkas Fahmi.

  • Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Memanasnya Konflik Iran-Israel

    Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Memanasnya Konflik Iran-Israel

    Serratalhadafc.com – Ketegangan geopolitik global kembali meningkat seiring pecahnya perang antara Iran dan Israel. Meski situasi dunia memanas, nilai kripto seperti Bitcoin justru menunjukkan ketahanan yang cukup kuat di tengah ketidakpastian tersebut.

    Menurut analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, nilai Bitcoin cenderung tetap stabil bahkan saat terjadi konflik berskala besar. Ia mencontohkan beberapa peristiwa seperti perang Rusia-Ukraina pada 2022, konflik Israel-Gaza pada 2023, dan ketegangan Iran-Israel pada 2025 yang tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

    “Konflik geopolitik biasanya memicu ekspektasi inflasi global akibat peningkatan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan melonjaknya harga komoditas. Dalam jangka panjang, kondisi ini justru memberi keuntungan bagi Bitcoin sebagai aset lindung nilai,” jelas Fyqieh dalam keterangannya kepada Anugerahslot Finance dikutip Minggu (22/6/2025).

    Contohnya, usai serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin memang sempat melemah, namun mampu pulih hanya dalam hitungan hari. Bahkan, perusahaan milik Michael Saylor, MicroStrategy, mengambil langkah besar dengan membeli 10.001 BTC senilai USD 1 miliar pada 16 Juni. Aksi ini menunjukkan keyakinan kuat investor institusional terhadap masa depan Bitcoin.

    Meski begitu, Fyqieh mengingatkan bahwa Bitcoin tetap rentan terhadap reaksi awal pasar saat konflik baru meletus. Gejolak sesaat seperti tekanan jual bisa saja terjadi. Namun, konflik internal seperti perang Tigray di Ethiopia (2020) dan kudeta militer di Myanmar (2021) terbukti tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

    “Hal ini menegaskan bahwa pengaruh terhadap harga Bitcoin lebih dipengaruhi oleh kedekatan konflik dengan pusat-pusat keuangan global serta besarnya keterlibatan pasar dunia,” tutup Fyqieh.

    Tokocrypto Manfaatkan Ketidakpastian Global untuk Perkuat Edukasi Investor

    Ketidakpastian global akibat konflik geopolitik di Timur Tengah dan dinamika ekonomi makro internasional tidak menyurutkan langkah pelaku industri kripto. Justru di tengah kondisi yang menantang ini, sejumlah perusahaan, termasuk bursa kripto Tokocrypto, terus memperkuat ekosistem dan strategi internal mereka guna memenuhi kebutuhan investor, khususnya di Indonesia.

    CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menilai gejolak saat ini sebagai momentum strategis untuk memperdalam edukasi pasar. Menurutnya, penting bagi investor untuk memahami nilai jangka panjang dari aset digital seperti Bitcoin, serta mengenal lebih dalam teknologi blockchain dan Web3 yang menjadi fondasinya.

    “Situasi global yang tidak menentu justru membuka peluang untuk membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih matang terhadap dunia kripto. Ini saat yang tepat untuk memperkuat literasi dan kepercayaan investor terhadap teknologi yang kami dukung,” ujar Iqbal.

    Tokocrypto Tetap Optimis, Proyeksikan Pembalikan Tren Pasar Kripto di Kuartal III 2025

    Meski ketidakpastian global masih membayangi, Tokocrypto tetap menjaga optimisme terhadap prospek industri aset digital. Keyakinan ini didorong oleh tren adopsi institusional yang terus tumbuh serta kemajuan teknologi blockchain dan Web3 yang semakin solid.

    “Kami percaya bahwa situasi global yang penuh gejolak justru menjadi momen refleksi bagi banyak investor untuk menilai kembali nilai jangka panjang aset digital, khususnya Bitcoin, serta infrastruktur teknologi yang mendukungnya,” ujar CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, kepada Liputan6.com, Kamis (19/6/2025).

    Memasuki kuartal ketiga 2025, Tokocrypto memproyeksikan adanya potensi pembalikan tren pasar. Harapan ini didasarkan pada kemungkinan meredanya ketegangan geopolitik dan munculnya arah kebijakan moneter yang lebih jelas, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve. Kedua faktor ini diyakini akan menjadi katalis positif bagi pemulihan dan pertumbuhan pasar kripto ke depan.

    Dominasi Investor Institusional Meningkat, Tokocrypto Optimistis Sambut Paruh Kedua 2025

    Tokocrypto mencatat tren positif dalam perilaku pasar, salah satunya melalui meningkatnya dominasi investor institusional di platform mereka. Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa ekosistem kripto semakin matang dan mulai diakui sebagai instrumen investasi jangka panjang yang kredibel.

    “Memasuki kuartal ketiga 2025, kami memproyeksikan adanya pembalikan tren harga, seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik serta meningkatnya kepercayaan pasar terhadap arah kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed,” jelas Wan Iqbal, CMO Tokocrypto.

    Sebagai respons terhadap perkembangan ini, Tokocrypto telah merancang strategi komprehensif untuk memperkuat posisinya di pasar. Strategi tersebut mencakup penguatan edukasi pengguna, peluncuran produk-produk inovatif, serta pengembangan layanan eksklusif bagi investor kategori VIP.

    Dengan fondasi yang terus diperkuat dan respons strategis terhadap dinamika pasar, Tokocrypto meyakini bahwa industri kripto di Indonesia berpotensi bangkit lebih kuat pada paruh kedua tahun 2025.

  • IHSG Dibuka Melemah, Analis Prediksi Rebound Jangka Pendek Masih Dimungkinkan

    IHSG Dibuka Melemah, Analis Prediksi Rebound Jangka Pendek Masih Dimungkinkan

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah pada perdagangan Jumat pagi, 20 Juni 2025. IHSG turun 20,36 poin atau sekitar 0,29 persen ke level 6.948,28. Di saat yang sama, indeks saham unggulan LQ45 juga terkoreksi 3,55 poin atau 0,46 persen ke posisi 771,26. Informasi ini dikutip dari Antara.

    Meski demikian, peluang penguatan IHSG dalam jangka pendek secara teknikal masih terbuka. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menjelaskan kepada Anugerahslot Finance bahwa setelah koreksi tajam yang terjadi pada Kamis (19/6), indeks berpotensi mengalami rebound teknikal menuju kisaran 7.000 hingga 7.050.

    Namun Fanny juga memberikan catatan bahwa potensi penguatan tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking), mengingat IHSG masih berpeluang terkoreksi lebih dalam hingga menyentuh level 6.800 dalam beberapa waktu ke depan.

    “Level support saat ini berada di 6.900–6.950, sementara resistance jangka pendek ada di kisaran 7.000–7.050,” ujarnya.

    Sementara itu, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar, mengamati bahwa tekanan jual memang meningkat, namun tren jangka pendek IHSG masih terjaga dalam arah positif. Berdasarkan analisis tren, IHSG masih menunjukkan kenaikan moderat dengan slope 21,26 dan r-square 0,806, menandakan konsistensi arah naik masih cukup valid meskipun tekanan jual melanda pasar.

    “Level support kritis saat ini berada di 6.959 atau hanya turun 0,14 persen dari posisi terkini. Ini menjadi batas penting untuk menguji kekuatan buyer. Adapun resistance jangka pendek berada di kisaran 7.090 hingga 7.408, yang menjadi target teknikal bila terjadi rebound,” jelas Tasrul.

    Dengan kondisi ini, investor disarankan tetap waspada namun juga mencermati peluang jangka pendek yang mungkin muncul dari pergerakan teknikal pasar.

    IHSG Masih Berpeluang Menguat, Ini Saham Pilihan Analis Hari Ini

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan potensi penguatan secara teknikal, meskipun tekanan jual belum sepenuhnya mereda. Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar, menilai bahwa peluang rebound akan tetap terbuka selama level support 6.959 mampu bertahan.

    “IHSG berpeluang menguat secara teknikal jika support 6.959 tidak jebol. Namun tetap harus diwaspadai kemungkinan breakdown jika tekanan jual berlanjut. Critical level yang harus dijaga ada di 6.910,” ujar Tasrul dalam keterangannya.

    Untuk perdagangan hari ini, sejumlah saham menjadi rekomendasi utama dari para analis.

    Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, merekomendasikan enam saham potensial yang patut dicermati:

    • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
    • PT Sentul City Tbk (BKSL)
    • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
    • PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
    • PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
    • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)

    Sementara itu, Tasrul Tanar dari Mirae Asset memberikan tiga rekomendasi saham dari sektor energi dan bahan baku, yaitu:

    • PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
    • PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
    • PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

    Saham-saham tersebut diperkirakan memiliki daya tahan terhadap volatilitas pasar dan berpotensi mencatatkan kinerja yang baik dalam jangka pendek hingga menengah, seiring dengan dinamika harga komoditas dan kondisi teknikal pasar.

    Rekomendasi Saham Hari Ini dari BNI Sekuritas: Ini Level Beli dan Target Harganya

    BNI Sekuritas merilis rekomendasi teknikal harian untuk Jumat, 20 Juni 2025. Sejumlah saham potensial dipilih untuk trading jangka pendek dengan strategi speculative buy maupun buy on breakout. Berikut ulasan lengkapnya:

    🔹 Trading Ideas Hari Ini:

    1. BRMS – PT Bumi Resources Minerals Tbk
      • Strategi: Spec Buy
      • Area Beli: 420–422
      • Cutloss: < 418
      • Target Harga: 430–438
    2. BKSL – PT Sentul City Tbk
      • Strategi: Spec Buy
      • Area Beli: 131–134
      • Cutloss: < 129
      • Target Harga: 137–139
    3. PGEO – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
      • Strategi: Spec Buy
      • Area Beli: 1.460–1.470
      • Cutloss: < 1.435
      • Target Harga: 1.500–1.515
    4. MEDC – PT Medco Energi Internasional Tbk
      • Strategi: Buy If Break
      • Level Breakout: 1.460
      • Target Harga: 1.490–1.515
      • Catatan: Hindari jika belum tembus 1.460
    5. PANI – PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk
      • Strategi: Spec Buy
      • Area Beli: 11.600–11.750
      • Cutloss: < 11.500
      • Target Harga: 12.025–12.325
    6. AMMN – PT Amman Mineral Internasional Tbk
      • Strategi: Spec Buy
      • Area Beli: 7.825–7.900
      • Cutloss: < 7.800
      • Target Harga: 8.000–8.100

    ⚠️ Disclaimer: Rekomendasi ini bersifat teknikal dan untuk keperluan edukasi. Seluruh keputusan jual beli saham sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Lakukan analisis lanjutan sebelum mengambil keputusan investasi.

  • IHSG Anjlok Hampir 2%, Tekanan Global dan Ketidakpastian Fiskal Jadi Pemicu

    IHSG Anjlok Hampir 2%, Tekanan Global dan Ketidakpastian Fiskal Jadi Pemicu

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam pada perdagangan terbaru, terkoreksi 139,15 poin atau setara 1,96% ke level 6.968,64. Ini merupakan penurunan harian terdalam dalam lima bulan terakhir, sekaligus mendorong IHSG kembali menembus ke bawah level psikologis 7.000 dan melintasi garis support teknikal MA200.

    Aksi jual masif yang menyeret indeks terjadi akibat tekanan berlapis, baik dari faktor eksternal global maupun kekhawatiran domestik yang terus membayangi pasar.

    Ketegangan Iran–Israel Picu Sentimen Negatif Global

    Dari sisi global, pelaku pasar dikejutkan oleh meningkatnya eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Laporan mengenai serangan rudal Iran yang menghantam sebuah rumah sakit militer di wilayah Israel menyulut gejolak geopolitik baru.

    “Ketegangan ini mendorong lonjakan harga minyak dan emas serta memicu kekhawatiran akan potensi stagflasi global dan terganggunya rantai pasok energi internasional,” ujar Hendra Wardana kepada Anugerahslot, analis pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id, Jumat (20/6/2025).

    Efek domino dari konflik tersebut merambat cepat ke bursa Asia. Indeks Hang Seng, misalnya, terkoreksi nyaris 2%, dan tekanan serupa juga menjalar ke pasar Indonesia. Investor asing maupun domestik memilih keluar dari aset berisiko, memicu aksi jual besar terutama di saham-saham unggulan.

    Kegamangan Fiskal Dalam Negeri Perburuk Sentimen

    Di sisi domestik, tekanan makin dalam akibat kekhawatiran fiskal yang membayangi pasar. Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan negara hingga Mei 2025 baru mencapai 33,1% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)—sebuah capaian yang bahkan lebih buruk dibandingkan saat puncak pandemi.

    Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi pelebaran defisit fiskal. Hal tersebut diperparah dengan ketidakpastian seputar keberlanjutan berbagai program populis pemerintahan baru, seperti makan siang gratis, subsidi pupuk dan BBM, serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

    “Minimnya kejelasan dan transparansi arah kebijakan fiskal membuat pasar mulai mengantisipasi risiko krisis fiskal tersembunyi,” jelas Hendra.

    Sektor-sektor defensif yang biasanya menjadi penopang di tengah gejolak justru ikut tertekan. Saham-saham kapitalisasi besar seperti BMRI (-3,55%), TPIA (-5,33%), TLKM (-2,89%), dan BBCA (-1,40%) menjadi sasaran aksi jual, menandakan rotasi sektor yang mulai bergeser akibat ketidakpastian yang tinggi.

    IHSG saat ini berada pada titik rawan teknikal dan psikologis. Jika tekanan eksternal dan kekhawatiran fiskal tidak mereda, potensi koreksi lanjutan tetap terbuka. Pelaku pasar kini menanti sinyal yang lebih jelas dari otoritas fiskal dan moneter untuk meredam gejolak dan mengembalikan kepercayaan investor.

    Level 6.935 Jadi Penentu Arah IHSG, Rebound atau Lanjut Terkoreksi?

    Secara teknikal, IHSG saat ini berada dalam fase krusial, tengah menguji area support kuat di garis rata-rata bergerak 50 hari (MA50) pada level 6.935. Indikator stochastic mengisyaratkan kondisi oversold, yang membuka peluang terjadinya rebound teknikal. Namun demikian, potensi pemulihan ini sangat bergantung pada stabilitas sentimen jangka pendek—baik dari faktor global maupun domestik.

    Jika tekanan negatif masih mendominasi, maka sinyal teknikal tersebut bisa gagal dimanfaatkan, dan pemulihan yang diharapkan pun tertunda.

    “Untuk jangka pendek, area 6.935 menjadi titik kunci arah IHSG. Ini adalah support penting yang bisa menentukan apakah pasar akan mulai pulih atau justru terjerumus lebih dalam,” ujar Hendra Wardana, analis pasar modal dan pendiri Stocknow.id, Jumat (20/6/2025).

    Apabila level support ini mampu bertahan, peluang rebound jangka pendek tetap terbuka, dengan area resistance terdekat berada di kisaran 7.175 hingga 7.240. Namun jika tekanan jual berlanjut dan support 6.935 ditembus, maka IHSG berisiko melemah lebih jauh menuju support lanjutan di 6.812.

    Dalam kondisi seperti ini, Hendra mengimbau pelaku pasar untuk berhati-hati terhadap potensi false breakout, yakni kondisi ketika IHSG tampak menembus support namun kembali naik tanpa konfirmasi volume yang kuat. Di tengah tingginya volatilitas dan sentimen yang cepat berubah, strategi selektif dan pengelolaan risiko menjadi kunci.

    Di Tengah Tekanan Pasar, Sektor Energi dan Komoditas Jadi Pelabuhan Aman Investor

    Saat mayoritas sektor mengalami tekanan hebat akibat guncangan global dan kekhawatiran fiskal domestik, sektor energi dan komoditas justru mencuri perhatian sebagai tempat pelarian modal. Kenaikan harga minyak, gas, dan emas dunia memberikan angin segar bagi saham-saham berbasis sumber daya alam, mendorong performa positif di tengah sentimen pasar yang negatif.

    Salah satu saham yang mencuat adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang berhasil mencatat kenaikan signifikan sebesar 6,59%, menjadikannya top gainer dalam perdagangan terbaru.

    “Dengan eksposur langsung ke blok Kangean dan Lapangan Malacca, ENRG berpeluang besar meraup keuntungan langsung dari lonjakan harga energi global,” ungkap Hendra Wardana, analis pasar sekaligus pendiri Stocknow.id.

    Ia merekomendasikan BUY untuk saham ENRG dengan target harga jangka menengah di Rp 400, didukung oleh valuasi yang masih tergolong atraktif serta potensi pertumbuhan di sektor gas domestik.

    Selain ENRG, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga menunjukkan penguatan. MEDC mendapatkan momentum positif seiring kenaikan harga minyak global yang telah menembus USD 77 per barel, ditambah prospek cerah dari proyek LNG yang sedang dikembangkan.

    Sementara itu, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dinilai sebagai aset strategis dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dengan permintaan bahan baku baterai yang diprediksi terus meningkat, MBMA memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.

    Sejumlah saham komoditas lainnya turut mengalami penguatan, antara lain:

    • AMMN (+1,28%)
    • BYAN (+0,77%)
    • DSSA (+0,43%)
    • BNLI (+3,31%)

    Menurut Hendra, dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, investor perlu bersikap selektif dan fokus pada sektor-sektor yang memiliki katalis positif jangka menengah dan struktural.

    “Dengan ketegangan geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, sektor energi, logam dasar, dan emas berpotensi tetap menjadi sweet spot dalam rotasi sektor ke depan,” pungkasnya.

  • IHSG Melemah ke Level 6.999, Terseret Sentimen Geopolitik dan Tekanan Rupiah

    IHSG Melemah ke Level 6.999, Terseret Sentimen Geopolitik dan Tekanan Rupiah

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025. Hingga berita ini diturunkan, IHSG tercatat turun 1,5 persen ke posisi 6.999, menandai pelemahan signifikan dari hari sebelumnya.

    Analis pasar memperkirakan tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut, dipicu oleh meningkatnya tensi geopolitik internasional serta faktor domestik yang turut membebani pergerakan pasar.

    “Kami melihat potensi pelemahan IHSG disebabkan oleh ketegangan geopolitik yang tinggi antara Amerika Serikat dan Iran-Israel. Selain itu, depresiasi nilai tukar Rupiah serta arus keluar dana asing juga menjadi penyebab utama,” ujar Reydi Octa, Pengamat Pasar Modal dari Panin Sekuritas, Kamis (19/6/2025).

    Sehari sebelumnya, Rabu, 18 Juni 2025, IHSG masih mampu bertahan di level 7.107—menjaga posisinya di atas ambang psikologis 7.000 meski di tengah tekanan sentimen global, konflik geopolitik, dan spekulasi pasar terhadap keputusan suku bunga The Fed yang akan datang.

    Dari sisi teknikal, Founder Stocknow.id sekaligus pengamat pasar modal, Hendra Wardhana, menilai bahwa pergerakan IHSG saat ini menunjukkan pola konsolidasi melemah (sideways to bearish). Ia menyebut indikator Relative Strength Index (RSI) telah turun ke kisaran 47 dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) mendekati pola dead-cross, yang mengindikasikan peningkatan tekanan jual.

    “Volume transaksi yang menurun juga mengisyaratkan melemahnya minat beli jangka pendek,” jelas Hendra.

    Ia menambahkan, IHSG saat ini memiliki level support kuat di rentang 7.000–6.960. Sementara itu, level resistance jangka pendek berada di kisaran 7.170–7.200. Apabila indeks mampu bertahan di atas area support tersebut dan didukung akumulasi pada sektor-sektor tertentu, peluang untuk rebound masih terbuka.

    Para pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada dan mencermati perkembangan kondisi global serta arah kebijakan moneter, mengingat tingginya volatilitas yang bisa terjadi dalam waktu dekat.

    Risiko IHSG Tembus di Bawah 7.000 Meningkat Jika Konflik Memanas dan Rupiah Melemah

    Meskipun saat ini IHSG masih bertahan di atas level psikologis 7.000, tekanan terhadap pasar saham berpotensi semakin dalam apabila konflik antara Iran dan Israel meluas serta nilai tukar Rupiah terus melemah hingga menembus Rp 16.400 per dolar AS. Jika skenario tersebut terjadi, risiko IHSG jatuh ke bawah level 7.000 pun akan semakin besar.

    Meski demikian, sejumlah sentimen positif masih memberikan penopang bagi pasar domestik.

    Pertama, keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5% memberikan sinyal stabilitas kebijakan moneter, yang membantu menjaga kepercayaan pelaku pasar. Kedua, arus dana dari investor domestik—baik ritel maupun institusi lokal—masih cukup kuat dan berperan sebagai penyangga di tengah sikap hati-hati investor asing.

    Ketiga, musim pembagian dividen dari sejumlah emiten, seperti NCKL, CTBN, dan PGAS, menjadi daya tarik tersendiri bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Keempat, laporan keuangan semester pertama yang akan mulai dirilis pada Juli mendatang berpotensi mendorong strategi window dressing serta rotasi sektor yang bisa menghidupkan kembali optimisme pasar.

    Namun demikian, Hendra Wardhana mengingatkan agar investor tetap selektif dalam memilih sektor. Ia menyarankan untuk menghindari saham-saham di sektor transportasi udara dan logistik karena sangat rentan terhadap fluktuasi harga minyak global dan potensi gangguan rantai pasok akibat eskalasi geopolitik.

    “Di tengah ketidakpastian global, sektor-sektor tersebut paling rentan terkena imbas langsung. Oleh karena itu, langkah antisipatif dan diversifikasi portofolio tetap menjadi kunci,” ujar Hendra.

    Saham Komoditas dan Defensif Jadi Andalan Saat Gejolak Global, Investor Diminta Waspada

    Di tengah pelemahan Rupiah dan tekanan fiskal, sejumlah sektor saham diprediksi mengalami tekanan tambahan. Sektor properti mewah dan konstruksi berskala besar termasuk yang paling sensitif terhadap depresiasi Rupiah dan ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintah.

    Demikian pula, saham-saham big cap di sektor perbankan juga bisa terkena dampak negatif. Sentimen terhadap melemahnya Rupiah serta ekspektasi kenaikan yield global dapat menekan kinerja jangka pendek bank-bank besar.

    Namun, di sisi lain, beberapa sektor tetap menjanjikan di tengah potensi krisis energi global. Sektor energi dan komoditas masih menunjukkan prospek cerah, terutama karena meningkatnya harga emas, nikel, dan amonia. Saham-saham seperti:

    • ANTM (target: 3.660)
    • ESSA (trading buy, target: 780)
    • BRPT (target: 1.630)

    …dipandang sebagai pilihan potensial untuk meraih keuntungan dari sentimen kenaikan harga komoditas global.

    Analis pasar modal Hendra Wardhana juga merekomendasikan akumulasi pada saham-saham defensif, yang secara historis lebih tahan terhadap gejolak global. Saham di sektor konsumer dan telekomunikasi masih mencatatkan kinerja stabil dan cenderung tidak terdampak secara langsung oleh ketidakpastian eksternal. Beberapa saham yang menarik antara lain:

    • ICBP, MYOR, SIDO (konsumer)
    • TLKM, TOWR (telko dan menara)

    Selain itu, saham-saham yang rutin membagikan dividen besar seperti CTBN dan NCKL dapat menjadi penyeimbang risiko dalam portofolio investor, terutama bagi yang mencari stabilitas pendapatan.

    Catatan penting: Setiap keputusan investasi tetap menjadi tanggung jawab pembaca. Pastikan untuk melakukan riset dan analisis pribadi sebelum membeli atau menjual saham. Artikel ini bersifat informatif dan tidak merupakan rekomendasi investasi. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan pembaca.

  • ACES Bagikan Dividen Tunai Terbesar, Capai Rp 579,87 Miliar

    ACES Bagikan Dividen Tunai Terbesar, Capai Rp 579,87 Miliar

    Serratalhadafc.com – PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 579,87 miliar atau setara Rp 33,87 per saham. Nilai ini mencerminkan 65% dari laba per saham tahun buku 2024 dan merupakan pembagian dividen terbesar sepanjang sejarah perusahaan.

    Dengan harga penutupan saham pada 16 Juni 2025 di angka Rp 525 per saham, tingkat imbal hasil (dividend yield) dari dividen ini mencapai 6,45%.

    Direktur Utama ACES, Prabowo Widyakrisnadi, menyatakan bahwa pembagian dividen ini merupakan wujud apresiasi terhadap para pemegang saham, sekaligus penegasan atas keberhasilan strategi perusahaan selama 2024. Beberapa langkah penting yang dijalankan mencakup ekspansi toko, inovasi produk dan layanan, serta peluncuran AZKO sebagai identitas baru Perseroan.

    “Dividen ini adalah bentuk terima kasih kami atas kepercayaan pemegang saham. Dan kami berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan,” ujar Prabowo kepada Anugerahslot finance, Senin (17/6/2025).

    Jadwal Pembagian Dividen:

    Tanggal Pembayaran Dividen: 17 Juli 2025

    Cum Dividen Pasar Reguler & Negosiasi: 25 Juni 2025

    Ex Dividen Pasar Reguler & Negosiasi: 26 Juni 2025

    Recording Date (DPS Berhak Dividen): 30 Juni 2025

    Cum Dividen Pasar Tunai: 30 Juni 2025

    Ex Dividen Pasar Tunai: 1 Juli 2025

    Perubahan Direksi dan Penguatan Komitmen Keberlanjutan melalui “Sustainability Ambitions 2030”

    Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 tidak hanya mengesahkan laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasian, tetapi juga menetapkan sejumlah keputusan strategis lainnya.

    Salah satu agenda yang disetujui adalah penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk tahun buku 2025 serta penetapan remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

    Dalam rapat yang sama, Perseroan menerima pengunduran diri Sugiyanto Wibawa dari posisinya sebagai Direktur. Dengan demikian, susunan terbaru Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

    • Direktur Utama: Prabowo Widyakrisnadi
    • Direktur: Suharno
    • Direktur: Gregory Sugyono Widjaja
    • Direktur: Teresa Lucia Wibowo

    Selain pembaruan struktur organisasi, ACES juga menegaskan kembali komitmennya terhadap keberlanjutan jangka panjang melalui peluncuran strategi Sustainability Ambitions 2030, sebagaimana tercantum dalam Laporan Keberlanjutan Tahun Buku 2024.

    Direktur Utama ACES, Prabowo Widyakrisnadi, menyatakan bahwa transformasi merek menjadi AZKO bukan sekadar perubahan identitas, melainkan penguatan komitmen Perseroan terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).

    “Transformasi ini sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan nasional dan menjadi pondasi utama dalam strategi bisnis kami ke depan,” ujar Prabowo.

    Strategi Sustainability Ambitions 2030 difokuskan pada tiga pilar utama:

    1. People – peningkatan kesejahteraan karyawan dan masyarakat
    2. Environment – praktik ramah lingkungan dan efisiensi sumber daya
    3. Business – pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan tata kelola yang baik

    Seluruh inisiatif ini dijalankan di bawah prinsip Good Corporate Governance yang menekankan transparansi, akuntabilitas, dan integritas.

    “Kami percaya kesuksesan bisnis tidak hanya diukur dari profitabilitas semata, tetapi juga dari seberapa besar dampak positif yang dapat kami hadirkan bagi masyarakat dan lingkungan,” tutup Prabowo.

    PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk Resmi Luncurkan AZKO

    PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) secara resmi memperkenalkan AZKO, identitas merek baru yang menjadi tonggak strategis dalam perjalanan transformasi perusahaan. Peluncuran ini sekaligus menandai berakhirnya masa perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings, Ltd. pada 31 Desember 2024.

    AZKO hadir dengan semangat baru sebagai Your Home Life Improvement Partner, sebuah komitmen untuk menjadi mitra utama masyarakat Indonesia dalam menciptakan rumah dan kehidupan yang lebih baik. Peluncuran ini merefleksikan langkah ACES untuk terus beradaptasi dengan dinamika pasar serta menjawab kebutuhan konsumen yang kian berkembang.

    “Untuk memperkuat posisi kami sebagai pemimpin industri, kami memperkenalkan AZKO sebagai simbol dari semangat baru perusahaan. Kami tidak hanya menawarkan rangkaian produk berkualitas, tetapi juga menghadirkan layanan inovatif dan unggul yang mampu menginspirasi serta mewujudkan aspirasi masyarakat akan hunian yang nyaman dan fungsional,” ujar Gregory S. Widjaja, Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk dalam pernyataan resminya, Kamis (2/1/2025).

    Dengan membawa semangat kampanye #DariSiniBisaLebih, AZKO diharapkan menjadi mitra terpercaya dalam setiap langkah peningkatan kualitas hidup keluarga Indonesia—dari rumah, untuk masa depan yang lebih baik.

    PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk Hadirkan Wajah Baru AZKO, Wujud Komitmen dan Inovasi untuk Pelanggan Indonesia

    Sejak berdiri pada tahun 1995, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk terus berkembang dan kini memperkenalkan wajah baru melalui merek AZKO sebagai simbol komitmen perusahaan yang semakin kuat. Perubahan ini diiringi dengan rangkaian inovasi produk lengkap dari A sampai Z serta layanan yang menyeluruh, mengusung ide-ide kolaboratif yang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi hidup masyarakat Indonesia.

    AZKO hadir dengan pendekatan yang akrab dan hangat, memahami keunikan dan kebutuhan setiap keluarga di Indonesia. Dengan semangat Proactive, Optimistic, dan Dependable, para karyawan yang akrab disebut AZKOuad siap mengambil peran lebih besar sebagai sumber inspirasi serta memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

    Logo AZKO yang baru menampilkan desain lingkaran terbuka, melambangkan komitmen “open the door to better living” — sebuah pintu yang membawa kebahagiaan dan membuka jalan menuju kualitas hidup yang lebih baik. Proses rebranding ini akan diterapkan secara bertahap pada 245 toko AZKO yang tersebar di 75 kota di seluruh Indonesia.

    “Pembukaan toko pertama yang mengusung konsep Next-Gen yang modern dan interaktif akan dilakukan di AZKO Mal Living World, Alam Sutera. Konsep ini dirancang untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih personal, seamless, inovatif, dan inspiratif,” jelas Gregory S. Widjaja, Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk.

  • Ketegangan Iran-Israel Guncang Pasar Global, Saham AS Turun, Harga Minyak dan Emas Melonjak

    Ketegangan Iran-Israel Guncang Pasar Global, Saham AS Turun, Harga Minyak dan Emas Melonjak

    Serratalhadafc.com – Ketegangan geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel berdampak langsung terhadap pasar keuangan global. Pada Jumat, 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan militer besar terhadap Iran, yang kemudian dibalas oleh Teheran. Konflik yang sebelumnya terbatas pada operasi rahasia dan perang proxy kini berubah menjadi pertempuran terbuka dengan intensitas tinggi.

    Merespons situasi ini, indeks utama bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah tajam. Dow Jones Industrial Average anjlok 1,8% ke level 42.197,8, sedangkan S&P 500 turun 1,1% ke posisi 5.977,0.

    Gejolak pasar turut mendorong lonjakan harga minyak mentah dan emas, dua aset yang kerap diburu saat ketidakpastian global meningkat. Harga minyak jenis Brent melonjak 7,3% menjadi USD 73,0 per barel, sementara harga emas naik 1,4% ke USD 3.432 per troy ons.

    Waspadai Volatilitas, Investor Diminta Selektif

    Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, memperkirakan bahwa volatilitas pasar akan tetap tinggi dalam jangka pendek hingga menengah. Menurutnya, peningkatan harga energi dan meningkatnya permintaan aset lindung nilai seperti emas akan terus berlangsung selama tensi politik belum mereda.

    “Kami melihat potensi arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia, khususnya dari saham-saham yang banyak dimiliki investor global seperti BMRI dan BBRI,” ujarnya, kepada Anugerahslot pada Senin (16/6/2025).

    Dalam kondisi seperti ini, Rully menyarankan investor untuk lebih berhati-hati dan mengalihkan fokus ke saham-saham yang berkaitan dengan komoditas seperti minyak dan emas. Saham-saham seperti MEDC (Medco Energi), ANTM (Aneka Tambang), dan MDKA (Merdeka Copper Gold) dinilai memiliki prospek yang lebih defensif di tengah ketegangan geopolitik.

    Faktor Risiko yang Harus Diwaspadai

    Beberapa risiko utama yang dipantau pasar saat ini meliputi kemungkinan serangan lanjutan Israel terhadap fasilitas nuklir atau kilang minyak Iran, balasan Iran yang berpotensi mengganggu jalur perdagangan strategis seperti Selat Hormuz, serta peluang dimulainya kembali negosiasi nuklir atau upaya diplomasi untuk meredakan konflik.

    Konflik Israel-Iran Berpotensi Meluas, Analis Prediksi IHSG Melemah, Ini Saham Pilihan Indo Premier Sekuritas

    Ketegangan militer antara Israel dan Iran yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran global akan potensi pecahnya perang besar di kawasan Timur Tengah. Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyatakan bahwa konflik ini berisiko melibatkan sejumlah negara lain seperti Lebanon (melalui kelompok Hezbollah), Suriah, dan Yaman (kelompok Houthi). Bahkan, intervensi negara-negara besar seperti Amerika Serikat juga mungkin terjadi jika eskalasi tak terbendung.

    “Situasi ini menimbulkan ketidakpastian tinggi di pasar global, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah pekan ini, dengan level support di 6.994 dan resistance di 7.239,” ujar Imam dalam pernyataan resminya.

    Rekomendasi Saham dari IPOT

    Untuk mengantisipasi kondisi pasar yang sangat dipengaruhi dinamika geopolitik ini, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang dinilai berpotensi menarik. Rekomendasi ini mencakup saham-saham yang memiliki eksposur terhadap sektor-sektor defensif maupun yang diuntungkan dari kenaikan harga komoditas, seperti:

    • Saham energi dan pertambangan yang mendapat sentimen positif dari lonjakan harga minyak dan emas.
    • Saham consumer staples dan telekomunikasi, sebagai sektor yang cenderung lebih tahan terhadap guncangan eksternal.
    • Saham dengan fundamental kuat dan likuiditas tinggi, yang dianggap lebih aman dalam kondisi pasar yang volatil.

    Investor diimbau untuk tetap mencermati perkembangan geopolitik global dan menjaga strategi investasi dengan pendekatan selektif serta disiplin manajemen risiko.

    Rekomendasi Saham Terkait Konflik Israel-Iran: MEDC, ELSA, dan ANTM Berpotensi Menguat

    Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran berdampak langsung pada lonjakan harga minyak dan emas dunia. Investor disarankan mencermati saham-saham di sektor energi dan tambang yang berpotensi diuntungkan dari kondisi ini. Berikut beberapa rekomendasi saham dari analis pasar:

    1. Buy MEDC

    • Entry: 1.400
    • Target: 1.500
    • Stop Loss: <1.360

    Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menjadi pilihan utama di tengah lonjakan harga minyak global yang dipicu kekhawatiran terganggunya distribusi melalui Selat Hormuz. Jalur strategis ini menjadi jalur ekspor penting bagi sekitar 20% pasokan minyak dunia, mencakup negara-negara seperti Iran, Arab Saudi, Irak, dan Uni Emirat Arab.

    Pengalaman serupa terjadi pada 2019–2020, saat ketegangan Iran-AS menyebabkan harga minyak melonjak lebih dari 10% hanya dalam beberapa hari karena ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

    2. Buy on Breakout ELSA

    • Entry: 520
    • Target: 545
    • Stop Loss: <505

    PT Elnusa Tbk (ELSA), yang juga bergerak di sektor energi, diperkirakan turut terdorong oleh lonjakan harga minyak akibat eskalasi di Timur Tengah. Ketergantungan global pada Selat Hormuz sebagai jalur utama ekspor minyak menjadikan saham ini sensitif terhadap perubahan harga komoditas.

    3. Buy on Breakout ANTM

    • Entry: 3.350
    • Target: 3.600
    • Stop Loss: <3.240

    Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi pilihan menarik di tengah meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven. Proyeksi dari Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan menyentuh USD 3.700/troy ounce pada akhir 2025, sementara Bank of America memperkirakan bisa mencapai USD 4.000/troy ounce dalam 12 bulan mendatang, seiring berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah.

    Kesimpulan:
    Dengan latar belakang geopolitik yang memanas, sektor energi dan logam mulia menjadi fokus investor. Saham seperti MEDC, ELSA, dan ANTM menawarkan potensi keuntungan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Namun, investor tetap disarankan untuk memperhatikan level stop loss sebagai bentuk manajemen risiko.

  • BUMI dan KPC Perkuat Digitalisasi Tambang Lewat Teknologi Mine-to-Market

    BUMI dan KPC Perkuat Digitalisasi Tambang Lewat Teknologi Mine-to-Market

    Serratalhadafc.com – PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bersama anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC), terus memperkuat transformasi digital dalam operasional pertambangan mereka. Berlandaskan filosofi “More than Mining”, KPC mengintegrasikan teknologi sebagai bagian dari strategi untuk tidak hanya meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi komunitas dan lingkungan sekitar.

    KPC telah mengakselerasi sejumlah inisiatif digitalisasi guna menyederhanakan proses kerja, meningkatkan akurasi pengambilan keputusan, serta mendorong profitabilitas yang berkelanjutan.

    “Digitalisasi adalah elemen penting dalam mendukung pertumbuhan perusahaan. BUMI berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif digital sebagai bagian dari penerapan prinsip Good Mining Practice,” ujar CEO KPC, Ashok Mitra, dalam keterangan resminya kepada Anugerahslot, Sabtu (14/6/2025).

    Salah satu inisiatif strategis utama yang tengah dijalankan adalah implementasi sistem Mine-to-Market (M2M) Digitalization. Sistem ini mencakup beberapa teknologi kunci seperti Advanced Blending Optimization (ABO), Coal Flow Coordination Centre (CFCC), Project Execution Dashboard, dan Road Heatmap.

    ABO dikembangkan untuk mengoptimalkan pencampuran kualitas batubara dari berbagai sumber, agar sesuai dengan spesifikasi pelanggan dan memberikan nilai jual yang maksimal. Sementara itu, CFCC berfungsi sebagai pusat kendali yang memantau seluruh rantai pasok—dari pit hingga pelabuhan—dengan mengintegrasikan data lintas departemen ke dalam satu dasbor yang komprehensif. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat oleh manajemen.

    Untuk mendukung proyek infrastruktur, KPC juga menggunakan Project Execution Dashboard dan LOM Dashboard guna memantau perkembangan proyek penting secara real time. Di sisi lain, Road Heatmap memberikan visualisasi kondisi jalan berdasarkan data kecepatan kendaraan dan kualitas permukaan jalan, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara tepat sasaran.

    Melalui rangkaian solusi digital ini, KPC menunjukkan keseriusannya dalam membangun industri pertambangan yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan.

    KPC Perkuat Transformasi Digital dengan Sistem Real-Time dan Inovasi Karyawan

    Dalam upaya memperkuat efisiensi dan produktivitas operasional, PT Kaltim Prima Coal (KPC) terus mengembangkan teknologi digital di seluruh lini bisnisnya. Salah satu inovasi utama adalah implementasi Fleet Management System (FMS), sebuah sistem kendali untuk alat berat yang memungkinkan pemantauan kinerja secara real-time dan mempercepat respons terhadap penyimpangan dari target operasional.

    Selain FMS, KPC juga mengintegrasikan sejumlah aplikasi digital seperti Miners Apps, Real-time Dashboard, dan Control Tower Divisional. Ketiga aplikasi ini berfungsi sebagai alat bantu pengambilan keputusan berbasis data, sekaligus mendukung peningkatan manajemen kinerja di berbagai unit kerja.

    Sejak tahun 2021, KPC telah membentuk unit khusus bernama Digital Centre of Excellence (DCoE) sebagai motor penggerak transformasi digital perusahaan. DCoE memainkan peran strategis tidak hanya dalam pengelolaan proyek-proyek digital, tetapi juga dalam menciptakan budaya kerja yang inovatif, adaptif, dan berbasis teknologi.

    Sebagai bagian dari komitmen terhadap budaya continuous improvement, KPC meluncurkan aplikasi internal bernama Ideku. Aplikasi ini menjadi wadah formal bagi karyawan untuk menyampaikan, menilai, dan mengelola ide-ide proyek perbaikan di lingkungan kerja.

    “Ideku” dirancang untuk lebih dari sekadar tempat menampung usulan. Aplikasi ini juga mengatur proses eksekusi berdasarkan potensi dampak finansial dari setiap ide, dengan alur yang sistematis dan terdokumentasi. Hal ini memastikan bahwa setiap proyek improvement dapat dikelola secara terstruktur dan terintegrasi langsung dengan proses pengambilan keputusan strategis perusahaan.

    Melalui berbagai inovasi digital ini, KPC menegaskan komitmennya untuk terus tumbuh sebagai perusahaan tambang yang modern, efisien, dan berorientasi masa depan.