Tag: bursa saham

  • Prospek Perdagangan Saham 2–5 Juni 2025

    Prospek Perdagangan Saham 2–5 Juni 2025

    Serratalhadafc.com – Perdagangan saham Indonesia pekan ini akan berlangsung hanya selama empat hari (karena adanya hari libur nasional). Meski singkat, sejumlah sentimen penting global dan domestik diperkirakan akan mempengaruhi dinamika pasar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Sentimen Global

    1. Tarif Impor AS dan Kebijakan Trump
      • Mahkamah Perdagangan Internasional AS memblokir kebijakan tarif impor Donald Trump yang dinilai melampaui wewenang.
      • Namun, pemerintahan Trump merespons dengan kemungkinan tarif impor sementara sebesar 15% selama 150 hari untuk sebagian besar mitra dagang global.
      • Ada pula rencana menaikkan tarif baja dan aluminium hingga 50%, yang dapat memicu ketegangan dagang global dan berdampak pada pasar komoditas serta sentimen investasi.
    2. Gejolak Politik AS
      • Elon Musk mundur dari posisi penasihat senior Gedung Putih.
      • Rumor pengunduran diri Ray Dalio sebagai penasihat Danantara (belum dikonfirmasi), turut menambah ketidakpastian pasar.
    3. Data Ekonomi AS
      • S&P Global Manufacturing PMI (Mei) diprediksi naik ke 52,3 (vs. 50,2 sebelumnya), mengindikasikan ekspansi sektor manufaktur.
      • JOLTs Job Openings diperkirakan turun ke 7,05 juta (vs. 7,192 juta).
      • Initial Jobless Claims minggu ke-3 Mei diperkirakan sedikit turun ke 235.000.
      • Non-Farm Payrolls (NFP) Mei diperkirakan menurun ke 130.000 (vs. 177.000 sebelumnya), menunjukkan potensi pelonggaran pasar tenaga kerja.

    Dampak ke pasar: Kenaikan PMI dan penurunan NFP bisa memicu spekulasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh The Fed, atau setidaknya mendorong pendekatan yang lebih hati-hati.

    Sentimen Domestik

    1. S&P Global Manufacturing PMI Indonesia
      • Diprediksi naik ke 48,3 (vs. 46,7), namun masih berada di zona kontraksi (<50), mencerminkan perbaikan yang belum sepenuhnya pulih.
    2. Neraca Dagang April
      • Tetap surplus, namun menurun menjadi sekitar USD 2,75 miliar (vs. USD 4,33 miliar), menandakan pelemahan ekspor atau kenaikan impor.
    3. Disinflasi
      • Inflasi tahunan diperkirakan turun ke 1,9% dari 1,95%, mencerminkan tekanan harga yang rendah. Ini memberi ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif.

    Rekomendasi Strategi Investor

    Menurut Indri Liftiany Travelin Yunus dari Anugerahslot Indo Premier Sekuritas:

    • Investor sebaiknya mewaspadai volatilitas global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan AS dan ketegangan geopolitik.
    • Sektor yang berorientasi domestik, seperti konsumsi, telekomunikasi, dan infrastruktur, bisa menjadi pilihan defensif di tengah ketidakpastian eksternal.
    • Perhatikan saham berbasis komoditas seperti batu bara dan logam, karena bisa terdampak langsung oleh kebijakan tarif dan permintaan global.
    • Arah inflasi dan data PMI domestik akan menjadi indikator penting untuk menilai kekuatan daya beli dan aktivitas industri dalam negeri.

    📈 Rekomendasi Saham IPOT Pekan Ini

    Berikut adalah analisis teknikal dan strategi risiko dari rekomendasi saham pilihan PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) untuk pekan ini (2–5 Juni 2025), seiring perkembangan pasar global dan domestik:

    1. ANTM – PT Aneka Tambang Tbk

    • Current Price: 3.110
    • Entry Price: 3.110
    • Target Price: 3.330 (⬆️ +7,07%)
    • Stop Loss: 3.030 (⬇️ −2,57%)
    • Risk to Reward Ratio: 1 : 2,8

    Analisis:

    • Trend: Masih dalam fase strong uptrend.
    • Teknikal: Bertahan di atas EMA 5, yang menunjukkan momentum beli jangka pendek.
    • Volume: Volume pembelian tinggi menunjukkan dukungan pasar.
    • Asing: Net buy asing Rp233 miliar sepanjang pekan lalu.

    Strategi: Cocok untuk swing trader jangka pendek–menengah. Rasio risiko cukup sehat dengan potensi kenaikan signifikan. Disarankan langsung buy di harga pasar (market buy).

    2. BRMS – PT Bumi Resources Minerals Tbk

    • Current Price: 360
    • Entry Price: 370
    • Target Price: 408 (⬆️ +10,27%)
    • Stop Loss: 350 (⬇️ −5,41%)
    • Risk to Reward Ratio: 1 : 1,9

    Analisis:

    • Trend: Masih berada di fase konsolidasi, membentuk base kuat.
    • Teknikal: Harga di atas EMA 5. Volume tinggi mendukung potensi breakout.
    • Stochastic: Masih di level 60 – berpotensi menuju zona overbought.

    Strategi: Buy on breakout level 370 dengan target 408. Cocok untuk trader teknikal yang mencari peluang breakout. Perhatikan volume sebagai konfirmasi.

    3. BRIS – PT Bank Syariah Indonesia Tbk

    • Current Price: 3.000
    • Entry Price: 3.040
    • Target Price: 3.350 (⬆️ +10,20%)
    • Stop Loss: 2.870 (⬇️ −5,59%)
    • Risk to Reward Ratio: 1 : 1,8

    Analisis:

    • Trend: Konsolidasi dengan potensi breakout.
    • Volume: Cukup tinggi — mendukung peluang breakout.
    • Asing: Net buy Rp232,7 miliar, indikasi minat investor institusi.

    Strategi: Tunggu konfirmasi breakout >3.040, lalu masuk posisi. Saham ini menarik secara fundamental dan teknikal.

    🔁 Ringkasan Strategi & Tips Eksekusi

    SahamStrategiPotensi GainStop LossRisk/RewardCatatan Penting
    ANTMBuy+7,07%-2,57%1:2,8Strong uptrend, dukungan asing tinggi
    BRMSBuy on Breakout+10,27%-5,41%1:1,9Konsolidasi kuat, tunggu breakout 370
    BRISBuy on Breakout+10,20%-5,59%1:1,8Potensi breakout, net buy asing signifikan

    📊 Pergerakan IHSG Pekan Lalu (27–31 Mei 2025)

    • Kinerja IHSG: Melemah -0,53%
      Dari: 7.231 ➡️ 7.175
    • Net Buy Asing (pasar reguler): Rp149,3 miliar

    🔼 Sektor Penguat

    1. Healthcare: +1,95%
      • Didukung oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kebangkitan kasus Covid-19.
      • Saham farmasi dan rumah sakit mencatat kenaikan.

    🔽 Sektor Melemah

    • Teknologi: -1,97%
      • Tertekan oleh saham GOTO yang anjlok lebih dari -11% dalam seminggu.

    🔮 Prospek IHSG Pekan Ini (2–5 Juni 2025)

    📌 Faktor Teknis & Sentimen:

    • Perdagangan hanya 4 hari: Libur Idul Adha membuat pasar lebih singkat.
    • Support – Resistance IHSG:
      • Support: 7.140
      • Resistance: 7.320
      • Prediksi: Bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat.

    🌐 Sentimen Global:

    • Ketidakpastian tarif Trump:
      • Tarif dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Perdagangan Internasional AS.
      • Investor menanti kepastian final apakah tarif baru (15% global + 50% baja/aluminium) akan diberlakukan.
    • Data ekonomi penting AS:
      • Non-Farm Payrolls (NFP): Prediksi turun ke 130.000 (sebelumnya 177.000).
      • Jobless Claims & JOLTs juga diperkirakan melunak.

    🇮🇩 Sentimen Domestik:

    • PMI Manufaktur Indonesia: Diperkirakan naik dari 46,7 ➡️ 48,3
    • Neraca Dagang April: Masih surplus, meski turun jadi USD 2,75 miliar
    • Inflasi: Potensi disinflasi ke 1,9% (vs 1,95%)

    🧭 Kesimpulan & Strategi Investor

    Faktor UtamaImplikasi
    Net buy asingSentimen positif meski IHSG melemah
    Ketidakpastian tarif TrumpVolatilitas tinggi, investor wait & see
    Data ekonomi ASPenentu arah The Fed, sensitif untuk sektor berbasis ekspor
    Libur Idul AdhaVolume transaksi kemungkinan menurun
    Sektor defensif (healthcare)Masih menjadi pilihan saat ketidakpastian meningkat

    Strategi:

    • Fokus pada saham sektor defensif: healthcare, konsumer non-cyclical.
    • Pantau sektor komoditas: Potensi rebound jika data global mendukung.
    • Hati-hati terhadap saham teknologi dan high beta, terutama jika volatilitas global meningkat.
    • Manfaatkan volatilitas pendek untuk strategi trading jangka pendek pada saham berfundamental kuat dengan volume tinggi.

    📆 Ringkasan Perdagangan 26–28 Mei 2025

    🧩 Sentimen Utama yang Mempengaruhi Market:

    1. 🇺🇸 Trump Tunda Tarif Uni Eropa
      • Rencana tarif 50% atas produk Uni Eropa ditunda hingga 9 Juli 2025 (90 hari).
      • Penundaan ini sementara meredakan kekhawatiran pelaku pasar global terkait eskalasi perang dagang.
      • Namun, pasar tetap cautious karena ancaman kebijakan tetap membayangi.
    2. 💬 Risalah FOMC (The Fed)
      • The Fed menegaskan akan tetap dalam mode “wait and see”.
      • Menunggu data ekonomi lanjutan untuk ambil keputusan suku bunga dan kebijakan lanjutan.
      • Sinyal dovish ini menciptakan ekspektasi suku bunga tetap (belum naik/turun), namun masih data-dependent.
    3. 📉 Sentimen Konsumen AS
      • Tidak berubah di level 52,2 — menunjukkan kepercayaan konsumen tetap stagnan.
      • Ini menambah sinyal bahwa ekonomi AS belum terlalu menggeliat, membuat pelaku pasar cenderung hati-hati.
    4. 🚫 Penghentian Visa Pelajar dan Pengunjung
      • Trump menghentikan sementara pengajuan visa F, M, dan J (pertukaran pelajar, akademik).
      • Kebijakan ini menambah kekhawatiran terhadap keterbukaan dan kerja sama internasional AS, memicu sentimen negatif minor bagi sektor pendidikan dan mobilitas global.

    ⚖️ Dampak Terhadap Perdagangan Saham

    FaktorImplikasi Bagi Market
    Penundaan tarifRedakan tekanan jangka pendek, tapi risiko tetap ada
    Sikap The FedPasar terjebak dalam ketidakpastian, wait and see
    Sentimen konsumen flatTidak memberi dorongan positif pada sektor retail
    Visa dihentikanSentimen negatif pada sektor pendidikan & internasional
    Libur long weekendVolume perdagangan menurun, pelaku pasar cautious

    💡 Kesimpulan: Strategi Investor

    Dengan waktu perdagangan hanya tiga hari dan dominasi sentimen politik serta makroekonomi yang belum pasti:

    Strategi yang Disarankan:

    • Minimalkan transaksi spekulatif, karena pasar sedang dalam fase low conviction.
    • Fokus pada saham defensif dan likuid yang memiliki sentimen netral hingga positif.
    • Manfaatkan technical rebound secara selektif.
    • Hindari sektor yang sangat sensitif terhadap kebijakan luar negeri (e.g., ekspor Uni Eropa, pendidikan internasional).
  • IHSG Melemah, Investor Asing Ramai-ramai Lepas Saham di Tengah Aksi Jual

    IHSG Melemah, Investor Asing Ramai-ramai Lepas Saham di Tengah Aksi Jual

    Serratalhadafc.com – Pada perdagangan Selasa, 20 Mei 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan di tengah meningkatnya aksi jual saham oleh investor asing. Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia pada Rabu (21/5/2025), IHSG tercatat melemah 0,65% ke level 7.094,60, sementara Indeks LQ45 turun lebih dalam sebesar 1,12% ke posisi 802,54.

    Aktivitas transaksi di pasar modal tergolong tinggi dengan total volume perdagangan mencapai 24,94 miliar saham dan nilai transaksi harian sebesar Rp 16,14 triliun. Frekuensi transaksi pun cukup padat, tercatat 1,45 juta kali transaksi.

    Setelah sebelumnya aktif melakukan pembelian saham, pada perdagangan Selasa, investor asing mulai melakukan aksi jual besar-besaran dengan nilai mencapai Rp 406,19 miliar. Sejak awal tahun 2025, total aksi jual saham oleh investor asing sudah menembus angka Rp 48,83 triliun.

    Berikut adalah daftar 10 saham yang paling banyak dilepas investor asing pada perdagangan Selasa, 20 Mei 2025, berdasarkan data dari Stockbit:

    1. PT Astra International Tbk (ASII)
      ➤ Nilai jual: Rp 244,56 miliar
    2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
      ➤ Nilai jual: Rp 216,40 miliar
    3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
      ➤ Nilai jual: Rp 137,07 miliar
    4. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
      ➤ Nilai jual: Rp 96,97 miliar
    5. PT Panin Financial Tbk (PNLF)
      ➤ Nilai jual: Rp 38,99 miliar
    6. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
      ➤ Nilai jual: Rp 37,87 miliar
    7. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
      ➤ Nilai jual: Rp 36,89 miliar
    8. PT Amman Mineral Indonesia Tbk (AMMN)
      ➤ Nilai jual: Rp 32,09 miliar
    9. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
      ➤ Nilai jual: Rp 25,84 miliar
    10. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
      ➤ Nilai jual: Rp 25,48 miliar

    Aksi jual ini menandakan kehati-hatian investor asing terhadap kondisi pasar saham nasional, meskipun transaksi tetap berlangsung aktif. Para pelaku pasar kini menanti sentimen baru yang dapat kembali mendorong pergerakan IHSG ke zona hijau.

    Bursa Asia Menguat, Pasar Respon Positif Pemangkasan Suku Bunga oleh PBoC

    Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa pasar saham regional Asia menguat, didorong oleh serangkaian stimulus kebijakan yang diterapkan oleh Bank Sentral China (PBoC).

    Menurut Nico, salah satu kebijakan yang mendapat perhatian besar adalah keputusan PBoC memangkas suku bunga pinjaman utama untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024. Langkah ini dinilai sebagai upaya mendongkrak ekonomi China yang tengah lesu serta merespons dampak negatif dari kenaikan tarif oleh Amerika Serikat.

    PBoC memangkas Loan Prime Rate (LPR) tenor 1 tahun sebesar 1 basis poin menjadi 3,0%, sementara LPR tenor 5 tahun juga diturunkan dengan besaran yang sama menjadi 3,5%.

    “Pelaku pasar menilai pemangkasan suku bunga ini sebagai strategi untuk merangsang aktivitas ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan yang berisiko menekan pertumbuhan,” ujar Nico, dikutip dari Antara.

    Sikap Pasar Terhadap Kebijakan Dalam Negeri

    Dari dalam negeri, para pelaku pasar juga mencermati arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang akan ditentukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20–21 Mei 2025.

    Ada ekspektasi bahwa BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Secara konsensus, pelaku pasar memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin, dari 5,75% menjadi 5,5%.

    Penurunan suku bunga ini dinilai strategis karena dapat meningkatkan daya beli masyarakat, serta mendorong pelaku usaha untuk memperluas investasi. Dengan demikian, langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

  • Thailand hentikan Bursa Saham Akibat Gempa Myanmar

    Thailand hentikan Bursa Saham Akibat Gempa Myanmar

    Serratalhadafc – ​Pada Jumat, 28 Maret 2025, Bursa Efek Thailand menghentikan semua aktivitas perdagangan pada sesi sore setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR melanda Myanmar. Guncangan gempa tersebut terasa hingga Bangkok, menyebabkan kerusakan signifikan, termasuk runtuhnya beberapa bangunan tinggi dan struktur pemerintah. Akibatnya, otoritas bursa memutuskan untuk menangguhkan perdagangan guna memastikan keselamatan dan stabilitas pasar.

    Penutupan ini memengaruhi semua pasar, termasuk SET, Market for Alternative Investment (MAI), dan Thailand Futures Exchange (TFEX). Indeks acuan SET terakhir tercatat turun 1,05% ke posisi 1.175,45 poin, mencapai level terendah dalam lebih dari satu minggu.

    Gempa yang berpusat di dekat Mandalay, Myanmar, menyebabkan kerusakan luas dan ratusan korban jiwa. Di Bangkok, selain kerusakan fisik, situasi ini mendorong deklarasi area bencana dan upaya evakuasi bagi individu yang terjebak. ​

    Penangguhan perdagangan oleh Bursa Efek Thailand merupakan langkah untuk menilai dampak gempa terhadap infrastruktur dan operasi pasar, serta memastikan keselamatan semua pihak terkait.

    Bursa Saham Asia Pasifik

    Pasar saham Asia Pasifik dibuka melemah pada Jumat, 28 Maret 2025, mengikuti tren negatif di Wall Street akibat ketidakpastian tarif dagang yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Investor tetap waspada terhadap potensi dampak kebijakan ini pada perdagangan global.

    Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia turun 0,11% setelah Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan pemilu nasional pada 3 Mei 2025, memulai kampanye selama lima pekan. Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 1,41%, sementara Topix turun 1,55%. Indeks Kospi di Korea Selatan juga melemah 1,54%.

    Sementara itu, indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di 23.775, lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 23.578,8.

    Pelaku pasar terus mencermati saham produsen otomotif, yang mengalami penurunan setelah Trump mengumumkan tarif 25% untuk mobil impor. Namun, komentarnya baru-baru ini yang menyebut tarif akan “sangat lunak” sedikit meredakan kekhawatiran investor, terutama setelah ia menyatakan kesiapan menurunkan tarif terhadap China demi kesepakatan dengan TikTok milik ByteDance.

    Di Wall Street, indeks utama mengalami koreksi. Dow Jones turun 155,09 poin (-0,37%) ke 42.299,70. Indeks S&P 500 melemah 0,33% ke 5.693,31, sementara Nasdaq terpangkas 0,53% ke 17.804,03.

    Gempa Besar Myanmar Terasa Sampai Bangkok

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa gempa ini terasa hingga Bangkok, Thailand, menyebabkan ratusan orang berlarian keluar dari gedung-gedung.

    Menurut USGS, gempa tersebut tergolong dangkal dengan kedalaman hanya 10 km dan berpusat di dekat Mandalay, sekitar 50 km timur Monywa. Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan di Myanmar, yang masih berada dalam kondisi tidak stabil sejak kudeta 2021.

    Guncangan gempa juga mengejutkan warga di pusat kota Bangkok, yang merupakan rumah bagi lebih dari 17 juta orang. Banyak penghuni apartemen dan hotel bertingkat tinggi berhamburan keluar saat getaran terasa.

    Di Chiang Mai, Thailand utara, seorang warga bernama Duangjai menceritakan kepanikannya. “Saya mendengar suara gempa saat sedang tidur. Saya langsung berlari keluar gedung sejauh mungkin hanya dengan mengenakan piyama,” katanya kepada AFP.

    Selain itu, kekuatan gempa cukup besar hingga menyebabkan air di kolam renang gedung-gedung tinggi meluap akibat guncangan.