Serratalhadafc.com – Harga saham PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI), mantan pengelola jaringan restoran Texas Chicken di Indonesia, terus mengalami tekanan. Berdasarkan data perdagangan per Jumat, 25 Juli 2025 pukul 14.30 WIB, saham CSMI tercatat turun 6,96% ke level Rp 428 per saham.
Direktur Utama CSMI, Radino Miharjo, mengungkapkan bahwa harga saham perseroan telah anjlok tajam dari posisi Rp 3.000 ke Rp 750 pada pertengahan Juli 2025. Menurutnya, penurunan ini adalah bagian dari dinamika pasar yang normal akibat interaksi antara permintaan dan penawaran di bursa efek.
“Pergerakan ini merupakan mekanisme pasar yang wajar,” ujar Radino, yang akrab disapa Dino, dalam paparan Anugerahslot publik insidentil CSMI, Jumat (25/7/2025).
Meski demikian, Dino mengakui bahwa terdapat beberapa faktor yang turut memicu tekanan jual serta membentuk sentimen negatif di kalangan investor terhadap saham CSMI. Salah satu faktor utama adalah kondisi perusahaan yang sedang berada dalam masa transisi bisnis.
Setelah menghentikan seluruh operasional gerai Texas Chicken, CSMI kini tengah fokus membangun dan mengembangkan merek kuliner lokal baru bernama NWS Chicken. Proses transformasi model bisnis ini, menurut Dino, memerlukan waktu dan strategi yang tepat untuk kembali meraih stabilitas dan kepercayaan pasar.
“Fase transisi ini tentu tidak instan. Tapi kami percaya terhadap potensi jangka panjang dari bisnis baru yang sedang kami bangun,” jelasnya optimistis.
Restrukturisasi dan Rendahnya Likuiditas Jadi Tekanan Tambahan Saham CSMI

Selain tengah menjalani transisi bisnis, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) juga menghadapi tantangan dari sisi kinerja keuangan. Direktur Utama Radino Miharjo mengakui bahwa laporan keuangan per 31 Maret 2025 menunjukkan penurunan pendapatan serta peningkatan rugi bersih, yang merupakan konsekuensi dari restrukturisasi gerai dan investasi awal dalam pengembangan merek baru, NWS Chicken.
“Ini adalah dampak logis dari fase penyesuaian yang kami jalani,” ujar Dino dalam paparan publik insidentil, Jumat (25/7/2025).
Meski begitu, ia menegaskan bahwa manajemen telah mulai mengevaluasi struktur biaya dan mengambil berbagai langkah efisiensi demi memperkuat posisi keuangan perusahaan ke depannya.
Di sisi lain, rendahnya likuiditas saham CSMI turut memperbesar volatilitas harga di pasar. Dengan volume transaksi yang relatif kecil, pergerakan saham dapat berfluktuasi tajam hanya karena perubahan permintaan atau penawaran dalam jumlah terbatas.
“Manajemen terbuka untuk mengevaluasi strategi komunikasi pasar dan tata kelola investor yang lebih aktif guna meningkatkan awareness dan partisipasi publik terhadap saham CSMI,” jelas Dino.
Kurangnya Katalis Positif dan Sentimen Pasar Jadi Tantangan Saham CSMI
Selain faktor internal, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) saat ini juga menghadapi kendala dari sisi katalis positif jangka pendek. Direktur Utama Radino Miharjo menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada aksi korporasi atau pengumuman besar yang dapat menjadi pendorong harga saham secara signifikan dalam waktu dekat.
Meski demikian, manajemen tengah mempersiapkan sejumlah inisiatif bisnis dan strategi komunikasi yang diharapkan dapat memberikan sinyal positif serta memperjelas arah pertumbuhan perusahaan ke depan.
“Pihak kami sedang menyiapkan langkah-langkah untuk memperkuat kepercayaan pasar dan menunjukkan komitmen pada strategi jangka panjang CSMI,” ujar Dino.
Ia juga menambahkan bahwa sentimen pasar secara umum turut memengaruhi harga saham, termasuk kondisi makroekonomi yang masih penuh tantangan, dinamika sektor consumer food, serta psikologi investor terhadap saham perusahaan yang sedang dalam proses transisi.
“Faktor-faktor eksternal ini juga berkontribusi pada tekanan yang dialami saham CSMI saat ini,” tutupnya.