Tag: hari raya

  • Tata Cara Sholat Idul Fitri

    Tata Cara Sholat Idul Fitri

    Serratalhadafc.com – Idul Fitri merupakan momen istimewa yang dirayakan umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Pada hari yang penuh sukacita ini, umat Islam dianjurkan melaksanakan sholat Id secara berjamaah sebagai bagian dari sunnah yang dianjurkan Rasulullah. Memahami tata cara sholat Idul Fitri sangat penting agar ibadah dapat dilakukan dengan khusyuk dan sesuai tuntunan.

    Pelaksanaan sholat Idul Fitri umumnya dilakukan di lapangan terbuka atau masjid, kemudian dilanjutkan dengan khutbah berisi nasihat dan pesan kebaikan. Pengetahuan yang benar mengenai tata cara sholat Idul Fitri memastikan setiap gerakan dan bacaan dilakukan dengan tepat.

    Selain sebagai bentuk ibadah, sholat Idul Fitri juga menjadi sarana mempererat tali silaturahmi serta menumbuhkan rasa syukur atas nikmat Allah. Dengan memahami dan menguasai tata cara pelaksanaannya, suasana hari raya akan terasa lebih bermakna. Berikut rangkuman tata cara sholat Idul Fitri dari berbagai sumber.

    Niat Sholat Idul Fitri

    Mengutip buku berjudul Dakwah Anugerahslot Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha (2016) oleh Dra. Udji Asiyah, M.Si, dalam Islam dikenal ada dua hari raya (hari besar), yaitu Idulfitri dan Iduladha. Hari Raya Idulfitri didahului dengan puasa Ramadhan, sedangkan Iduladha diawali dengan sepuluh hari pertama Dzulhijjah dengan berbagai keutamaan dan anjuran untuk memperbanyak ibadah pada siang harinya.

    Niat merupakan pondasi utama dalam setiap ibadah, termasuk sholat Idul Fitri. Niat ini berfungsi sebagai pembeda dengan sholat lainnya dan dapat dilafalkan dalam hati atau diucapkan secara lisan. Penting untuk memastikan niat sesuai dengan posisi saat sholat, apakah sebagai imam, makmum, atau sholat sendirian.

    Bagi seorang imam, niat yang dilafalkan adalah:

    “أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَــالَى”

    (Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini imâman lillahi ta’ala),

    Artinya: “Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah ta’ala.”

    Sementara itu, makmum membaca niat:

    “اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى”

    (Ushalli sunnatan li ‘Idil Fitri rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta’ālā).

    Artinya: “Saya niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

    Apabila melaksanakan sholat Idul Fitri secara sendirian, niat yang diucapkan adalah:

    “Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak’atayni adā’an lillāhi ta’ālā,” 

    Artinya: “Aku berniat salat sunah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri

    Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Pendidikan, Kebudayaan dan Keislaman tahun 2024, menurut hadis Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri adalah waktu untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT selama Ramadhan. Dalam konteks ini, perayaan Idul Fitri juga menjadi momen untuk refleksi dan evaluasi diri.

    Berikut ini tata cara sholat Idul Fitri:

    1. Rakaat Pertama

    – Niat sholat Idul Fitri.

    – Takbiratul ihram.

    – Membaca doa iftitah.

    – Takbir tambahan 7 kali.

    – Di antara setiap takbir, membaca tasbih: “Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar.”

    – Membaca surat Al-Fatihah.

    – Disunnahkan membaca surat Al-A’la.

    – Melanjutkan gerakan sholat seperti biasa: ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua.

    2. Rakaat Kedua

    – Berdiri dari sujud terakhir rakaat pertama.

    – Takbir tambahan 5 kali.

    – Di antara setiap takbir, membaca tasbih yang sama seperti rakaat pertama.

    – Membaca surat Al-Fatihah.

    – Disunnahkan membaca surat Al-Ghasiyah atau Al-Qamar.

    – Melanjutkan gerakan sholat seperti biasa hingga salam.

    3. Khutbah Setelah Sholat

    – Jamaah tetap duduk setelah salam.

    – Mendengarkan khutbah Idul Fitri yang berisi nasihat, pengingat, dan doa kebaikan.

    – Menghayati pesan khutbah untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat silaturahmi.

    Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Fitri

    Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Hukum Islam, Vol. XIV No. 1 Juni 2014, amalan-amalan sunnah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW di antaranya adalah shalat Idul Fitri (shalat dua hari raya). Shalat Idul Fitri (dua hari raya adalah sunnat muakkad, shalat hari raya itu dua rakaat, pada rakaat yang pertama membaca takbir tujuh kali selain takbiratul-ihkram, dan pada rakaat yang kedua membaca takbir lima kali. 

    Menurut Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin M. Alhusaini masih dari sumber yang sama, kata id adalah diambil dari kata al-Audu (kembali), sebab pada hari itu orang-orang kembali menikmati tahun, atau kembalinya kebahagiaan sebab kembalinya hari itu atau karena banyaknya anugerah Allah SWT kepada hambaNya di hari itu.

    Selain tata cara sholat itu sendiri, terdapat sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan sebelum dan sesudah pelaksanaan sholat Idul Fitri. Amalan-amalan ini bertujuan menyempurnakan ibadah, menambah pahala, dan menghadirkan suasana penuh berkah di hari kemenangan.

    A. Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri

    1. Mandi Sunnah Pagi Hari

    – Disunnahkan mandi besar sebelum berangkat sholat, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA.

    – Mandi dilakukan pada pagi hari untuk menjaga kesucian dan kebersihan diri.

    2. Memakai Pakaian Terbaik

    – Dianjurkan mengenakan pakaian yang rapi, bersih, dan terbaik yang dimiliki.

    – Bagi wanita, disarankan memakai pakaian sederhana tanpa tabarruj (berhias berlebihan) dan tanpa parfum menyengat, serta mendapatkan izin suami jika sholat di luar rumah.

    3. Menggunakan Wewangian (Bagi Laki-laki)

    Memakai parfum atau minyak wangi secukupnya sebagai bentuk penghormatan hari raya.

    4. Makan Sebelum Sholat

    Dianjurkan makan dan minum sebelum berangkat sholat Idul Fitri sebagai tanda telah berakhirnya puasa Ramadan, biasanya dengan mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil.

    5. Mengumandangkan Takbir

    Membaca takbir sejak terbit fajar hingga imam memulai sholat: “Allahu akbar kabīrā walhamdulillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa asīlā. Lā ilāha illallāhu wa lā na’budu illā iyyāh, mukhlishīna lahuddīn walau karihal-kāfirūn. Lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal-ahzāba wahdah.”

    6. Berangkat Lebih Awal dan Berjalan Kaki

    – Disunnahkan berangkat lebih awal menuju tempat sholat, terutama bagi laki-laki.

    – Jika jaraknya dekat, dianjurkan berjalan kaki sebagai bentuk kesederhanaan dan menghidupkan sunnah.

    7. Mengambil Jalan yang Berbeda

    Saat pergi dan pulang dari tempat sholat, disunnahkan melalui rute yang berbeda, mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW.

    8. Tidak Melaksanakan Sholat Sunnah Sebelum atau Sesudah Sholat Id

    Baik di rumah maupun di tempat sholat, tidak ada sholat sunnah sebelum atau sesudah sholat Idul Fitri.

    B. Amalan Sunnah Sesudah Sholat Idul Fitri

    1. Mendengarkan Khutbah

    Setelah sholat, jamaah dianjurkan tetap duduk untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri yang berisi nasihat, pengingat, dan doa kebaikan.

    2. Mengucapkan Selamat Hari Raya

    Ucapan yang dianjurkan adalah “Taqabbalallāhu minnā wa minkum” (Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian).

    3. Bersedekah

    Membantu fakir miskin dan kaum dhuafa sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kebahagiaan.

    4. Silaturahmi

    Mengunjungi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk mempererat hubungan persaudaraan.

    Aspek Penting Lainnya dalam Sholat Idul Fitri

    Mengenai hukum sholat Idul Fitri, jumhur ulama berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, sebagian ulama lain berpandangan fardhu kifayah, dan Imam Abu Hanifah bahkan menyatakan wajib bagi penduduk kota. Perbedaan pandangan ini menunjukkan kekayaan khazanah fiqih Islam, namun mayoritas umat Islam mengikuti pandangan sunnah muakkadah.

    Perbedaan juga terdapat pada jumlah takbir tambahan dalam sholat Idul Fitri di antara mazhab-mazhab fiqih. Mazhab Syafi’i menganjurkan 7 takbir pada rakaat pertama dan 5 takbir pada rakaat kedua. Sementara itu, Mazhab Hanafi menyebutkan 3 takbir di setiap rakaat, Mazhab Maliki 6 takbir di rakaat pertama dan 5 di rakaat kedua, dan Mazhab Hanbali 6 takbir di rakaat pertama serta 5 di rakaat kedua. Meskipun ada perbedaan, semua mazhab sepakat adanya takbir tambahan yang membedakan sholat Id dari sholat lainnya.

    Mengenai Hukum Sholat Id

    • Jumhur ulama: Sunnah muakkad
    • Sebagian ulama: Fardhu kifayah
    • Imam Abu Hanifah: Wajib bagi penduduk kota

    Mengenai Jumlah Takbir

    • Mazhab Syafi’i: 7 takbir (rakaat 1), 5 takbir (rakaat 2)
    • Mazhab Hanafi: 3 takbir (rakaat 1), 3 takbir (rakaat 2)
    • Mazhab Maliki: 6 takbir (rakaat 1), 5 takbir (rakaat 2)
    • Mazhab Hanbali: 6 takbir (rakaat 1), 5 takbir (rakaat 2)

    Mengenai Waktu Takbir

    • Idul Fitri: Sejak maghrib akhir Ramadhan hingga imam naik mimbar

    Persiapan Mental dan Spiritual

    1. Niatkan sebagai ibadah yang sempurna
    2. Perbanyak istighfar sebelum sholat
    3. Datang lebih awal untuk mendapat tempat yang baik
    4. Bawa sajadah jika sholat di lapangan

    Persiapan Fisik

    1. Mandi dengan sempurna
    2. Pakai pakaian terbaik yang bersih dan wangi
    3. Potong kuku dan rapikan penampilan
    4. Sarapan ringan sebelum berangkat

    Untuk Keluarga

    1. Ajak seluruh anggota keluarga
    2. Ajarkan anak-anak tata cara sholat Id
    3. Persiapkan transportasi yang memadai
    4. Bawa perlengkapan yang diperlukan
  • Tips Bijak Kelola Thr

    Tips Bijak Kelola Thr

    Serratalhadafc.com – Menjelang hari raya, kebutuhan dan pengeluaran biasanya meningkat. Salah satu momen yang paling dinantikan adalah pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari membeli pakaian baru hingga berbagi dengan keluarga dan kerabat.

    Namun, tanpa pengelolaan yang baik, banyak orang justru mengalami kesulitan keuangan setelah menerima THR. “Jika tidak dikelola dengan bijak, uang THR bisa habis dalam hitungan hari tanpa memberikan manfaat jangka panjang,” ujar Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah, Rabu (2/4/2025).

    Banyak yang menganggap THR sebagai kesempatan untuk memanjakan diri setelah bekerja keras sepanjang tahun, sehingga langsung menggunakannya untuk berbelanja, liburan, atau membeli barang impian. Akibatnya, uang cepat habis tanpa disadari.

    Di sisi lain, ada yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan THR, tetapi tetap merasa keuangan mereka terkuras setelah Lebaran. Hal ini sering kali dipicu oleh diskon besar-besaran, tekanan sosial untuk mengikuti gaya hidup konsumtif, atau kurangnya perencanaan keuangan setelah Lebaran.

    Agar THR tidak sekadar berlalu begitu saja, diperlukan strategi pengelolaan keuangan yang bijak. Jangan sampai kebiasaan konsumtif merusak kondisi keuangan pasca-Lebaran. Berikut lima cara efektif untuk memanfaatkan THR agar tetap bermanfaat di masa depan.

    1. Dahulukan Kebutuhan, Jangan Terjebak Tren

    Sebelum membelanjakan THR, luangkan waktu untuk menyusun daftar kebutuhan utama. Hindari godaan membeli barang hanya karena tren atau diskon besar yang menggoda.

    Fokuslah pada pengeluaran yang benar-benar penting, seperti zakat fitrah, kebutuhan bahan makanan, serta pakaian baru jika memang diperlukan. Lebaran bukan sekadar tentang apa yang kita miliki, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan. Sisihkan sebagian THR untuk keluarga, orang tua, atau berbagi dengan mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim atau panti asuhan.

    “Perencanaan keuangan yang matang memungkinkan kita merayakan Lebaran dengan lebih bermakna, bukan sekadar menghabiskan uang untuk kesenangan sesaat,” ujar Dody.

    2. Tetapkan Anggaran, Hindari Pengeluaran Berlebihan

    Sekadar membuat daftar kebutuhan tidak cukup—Anda juga perlu menetapkan batasan anggaran yang jelas. Tentukan secara rinci berapa yang akan dialokasikan untuk setiap kategori, mulai dari kebutuhan pokok hingga hadiah bagi keluarga.

    Dengan anggaran yang terstruktur, Anda dapat mengontrol pengeluaran lebih baik dan menghindari pemborosan. Jangan sampai euforia Lebaran membuat THR habis hanya untuk hal-hal yang tidak esensial.

    “Perencanaan yang matang memastikan THR digunakan dengan bijak tanpa mengurangi makna berbagi di hari yang penuh berkah,” ujar Dody.

    3. Sisihkan untuk Masa Depan: Investasi Itu Penting

    THR bukan hanya untuk perayaan sesaat—ini juga peluang untuk menambah tabungan atau investasi. Sisihkan setidaknya 10–20% dari THR untuk dana darurat atau investasi demi kestabilan keuangan jangka panjang.

    Dengan memiliki dana cadangan, Anda lebih siap menghadapi situasi tak terduga tanpa harus bergantung pada pinjaman. Selain itu, investasi seperti reksa dana bisa menjadi cara cerdas untuk mengembangkan aset secara bertahap.

    “Manfaatkan THR untuk hal yang lebih produktif, seperti investasi di reksa dana yang kini semakin mudah melalui platform digital seperti IPOT Fund,” ujar Dody. Dengan begitu, THR bukan hanya habis dalam sekejap, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.

    4. Hati-hati dengan Diskon: Hindari Pembelian Impulsif

    Jelang Lebaran, berbagai diskon dan promo bisa membuat siapa saja tergoda. Namun, membeli sesuatu hanya karena diskon sering kali berakhir dengan penyesalan.

    Kendalikan diri dan tetap berpegang pada anggaran yang sudah dibuat. Jangan sampai euforia belanja mengacaukan perencanaan keuangan. “Setia pada anggaran adalah kunci utama agar THR tidak terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak diperlukan,” ujar Dody.

    Jika barang yang diincar bukan kebutuhan mendesak, sebaiknya tahan diri. Dengan begitu, THR bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat dan tidak menguap begitu saja.

    5. Ingat, Hidup Berlanjut Setelah Lebaran

    Banyak orang terlalu fokus pada kemeriahan Lebaran hingga lupa bahwa kehidupan tetap berjalan setelahnya. Jika seluruh THR habis untuk perayaan, bagaimana dengan tagihan bulanan, biaya sekolah anak, atau kebutuhan lainnya?

    Dody mengingatkan bahwa THR seharusnya tidak sekadar uang tambahan yang datang dan hilang begitu saja. “Dengan perencanaan yang bijak, Lebaran bisa dinikmati tanpa mengorbankan stabilitas keuangan setelahnya,” katanya.

    Pastikan sebagian THR dialokasikan untuk tabungan atau investasi, hindari pembelian impulsif, dan sisakan dana cadangan agar tidak kesulitan di hari-hari setelah Lebaran.