Tag: ihsg

  • IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan pada periode 11–15 Agustus 2025. Dorongan utama datang dari aksi beli besar-besaran investor asing yang menambah optimisme di pasar.

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 4,8% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Nilai pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 6,67 triliun, jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Meski demikian, secara akumulasi sepanjang 2025, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 55,18 triliun.

    Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menilai tren masuknya dana asing mulai menunjukkan konsistensi. Menurutnya, aliran dana tersebut tidak lepas dari keputusan lembaga riset internasional MSCI yang memasukkan sejumlah perusahaan Indonesia ke dalam indeks global.

    “Prestasi ini menjadi sinyal positif dan berpotensi memperbesar investment pool Indonesia sebagai salah satu negara yang menarik untuk investasi,” jelas Liza dalam risetnya.

    Ia menambahkan, keberadaan perusahaan berkapitalisasi besar di dalam indeks memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor. Hal ini membuat pasar modal Indonesia semakin kompetitif dan berpotensi menarik lebih banyak aliran dana asing ke depannya.

    Investor Asing Fokus ke Sektor Perbankan, Rupiah dan IHSG Ikut Menguat

    Strategi masuknya investor asing ke pasar modal Indonesia saat ini banyak diarahkan ke sektor perbankan. Menurut Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, saham-saham bluechip perbankan yang selama ini cenderung tertinggal (laggard) justru menjadi target utama.

    “Bluechips yang sudah lama laggard penting untuk dimasukkan ke portofolio skala besar karena mereka adalah tulang punggung IHSG atau index mover,” jelas Liza.

    Aliran dana asing yang deras tak hanya mengangkat IHSG, tetapi juga memberikan dukungan terhadap penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Faktor lain yang memperkuat sentimen adalah melemahnya indeks dolar AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang.

    “Probability Fed Rate cut on September yang hampir di price-in ke pasar membuat yield obligasi ikut merendah, sehingga menggeser investment appetite ke arah lebih risk-on, yakni saham,” tambah Liza.

    Dengan kombinasi faktor eksternal dan fokus pada sektor perbankan, prospek pasar modal Indonesia dinilai semakin solid untuk menarik arus modal asing dalam jangka menengah.

    Pertumbuhan Ekonomi dan Arus Investasi Asing Jadi Penopang Pasar Modal Indonesia

    Liza Camelia Suryanata, Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang mencapai 5,12% menjadi sinyal positif bagi pasar. Menurutnya, asumsi dasar makro ekonomi 2026 juga lebih realistis dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5,2%–5,8%, meskipun sejumlah target lain dipandang cukup menantang di tengah kondisi global yang masih beradaptasi terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    “Namun, kami melihat investasi asing memang mulai merangkak naik, tumbuh 2,5% pada semester I 2025 dengan nilai mencapai USD 25,56 miliar,” jelas Liza.

    Ia menambahkan, ke depan pasar perlu mengamati stabilitas dan konsistensi dari arus masuk dana asing ini. Menurutnya, peran pemerintah sangat krusial dalam membaca arah perubahan peta ekonomi global.

    “Kejelian pemerintah memanfaatkan celah dalam pergeseran ekonomi global sangat menentukan sebanyak apa benefit yang bisa diraih Indonesia,” tutur Liza.

    Dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi domestik yang solid, arus modal asing yang kembali meningkat, serta kebijakan pemerintah yang adaptif, pasar modal Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk tetap atraktif di tengah dinamika global.

    Apakah Anda ingin saya rangkum potensi risiko eksternal yang bisa memengaruhi aliran dana asing ke Indonesia dalam waktu dekat?

    📊 Aksi Beli Investor Asing Dorong IHSG

    Sepanjang pekan perdagangan 11–15 Agustus 2025, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih saham dengan nilai total sekitar Rp 6,6 triliun. Pembelian terbesar terjadi pada 12 Agustus 2025 yang mencapai Rp 2,2 triliun.

    Berikut rincian aliran dana asing ke pasar saham Indonesia selama sepekan:

    • 11 Agustus 2025: Rp 850 miliar
    • 12 Agustus 2025: Rp 2,20 triliun
    • 13 Agustus 2025: Rp 1,48 triliun
    • 14 Agustus 2025: Rp 827,17 miliar
    • 15 Agustus 2025: Rp 1,30 triliun

    Konsistensi aliran dana asing ini menjadi salah satu pendorong utama penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan yang sama.

  • IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan sepanjang perdagangan 11–15 Agustus 2025. Peningkatan ini terutama didorong oleh masuknya arus modal asing dalam jumlah besar yang melakukan aksi beli pada sejumlah saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Mengutip data Anugerahslot BEI, IHSG ditutup menguat 4,84% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Capaian ini menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan pekan sebelumnya yang justru melemah tipis 0,06% ke posisi 7.533,38.

    Seiring kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga meningkat signifikan sebesar 5,11%, dari Rp 13.555 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 14.247 triliun. Pertumbuhan kapitalisasi ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik.

    Arus modal asing menjadi faktor pendorong utama. Sepanjang sepekan, investor asing mencatatkan net buy atau aksi beli bersih senilai Rp 6,67 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Masuknya dana asing secara konsisten memperlihatkan minat yang kuat terhadap saham-saham Indonesia, terutama di tengah optimisme terhadap stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan.

    Kenaikan IHSG juga diikuti dengan lonjakan pada sejumlah indikator perdagangan bursa. Rata-rata nilai transaksi harian meningkat 24,86%, dari Rp 17,07 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 21,32 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian juga bertambah 19,55%, dari 30,01 miliar saham menjadi 35,88 miliar saham. Aktivitas perdagangan semakin ramai tercermin dari rata-rata frekuensi transaksi harian yang naik 5,87% menjadi 2,08 juta kali transaksi, dibanding pekan sebelumnya 1,96 juta kali transaksi.

    Meski mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, ada satu sektor yang justru bergerak berlawanan arah. Dari 11 sektor yang tercatat di BEI, sektor basic materials melemah sendiri dengan penurunan 2,89%. Pelemahan sektor ini dipengaruhi oleh koreksi pada sejumlah emiten pertambangan dan industri kimia dasar, seiring fluktuasi harga komoditas global.

    Secara keseluruhan, kinerja IHSG pekan ini menunjukkan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Lonjakan arus masuk investor asing, peningkatan nilai dan volume transaksi, serta penguatan hampir di seluruh sektor menegaskan optimisme pelaku pasar terhadap perekonomian domestik. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi menembus level psikologis baru dalam beberapa pekan mendatang, terutama dengan dukungan faktor eksternal yang kondusif dan kebijakan ekonomi yang stabil.

    Sektor Saham dan Top Gainers IHSG Pekan 11–15 Agustus 2025

    Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 11–15 Agustus 2025 tidak hanya didorong oleh aliran modal asing yang deras, tetapi juga oleh penguatan hampir di seluruh sektor saham. Dari 11 sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya sektor basic materials yang mengalami pelemahan. Sektor lainnya justru mencatatkan pertumbuhan, dengan teknologi menjadi motor utama.

    Berdasarkan data BEI, sektor teknologi tampil sebagai penggerak terbesar dengan lonjakan 15,41% dalam sepekan. Kenaikan ini mencerminkan tingginya minat investor pada saham-saham berbasis digital dan teknologi finansial yang prospeknya terus membaik di tengah transformasi digital nasional.

    Di posisi berikutnya, sektor industri meningkat 5,59%, didorong oleh permintaan yang stabil dari sektor manufaktur dan otomotif. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan mencatat kenaikan 5,23%, seiring meningkatnya kebutuhan layanan medis dan farmasi yang menopang kinerja emiten di sektor ini.

    Sektor keuangan sebagai salah satu pilar utama pasar modal juga tumbuh solid dengan penguatan 4,10%. Lalu sektor properti dan real estate naik 3,15%, menunjukkan optimisme pasar terhadap pemulihan industri properti. Diikuti sektor transportasi dan logistik yang menanjak 2,03%, didorong tingginya aktivitas perdagangan dan distribusi barang.

    Penguatan juga tercatat pada sektor consumer siklikal sebesar 2,43%, sektor infrastruktur sebesar 1,73%, sektor energi sebesar 1,27%, serta sektor consumer nonsiklikal sebesar 0,58%.

    Dengan mayoritas sektor bergerak positif, IHSG tidak hanya menunjukkan reli yang ditopang investor asing, tetapi juga mencerminkan sentimen optimistis terhadap prospek ekonomi domestik di berbagai lini usaha.

    Selain penguatan sektoral, pasar modal juga mencatat 10 saham dengan kenaikan paling menonjol sepanjang pekan perdagangan. Berdasarkan data BEI, inilah 10 saham top gainers IHSG pekan 11–15 Agustus 2025:

    1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) – melesat tajam didorong kenaikan transaksi digital dan optimisme investor teknologi.
    2. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – naik signifikan seiring pertumbuhan GMV dan peningkatan mitra UMKM.
    3. PT Bank Jago Tbk (ARTO) – menguat dengan dukungan ekspansi digital banking dan kenaikan jumlah nasabah.
    4. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) – terdorong pertumbuhan pengguna data serta peningkatan pendapatan layanan digital.
    5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) – naik stabil berkat prospek bisnis media dan teknologi finansial.
    6. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) – melonjak karena permintaan produk farmasi dan kesehatan yang terus meningkat.
    7. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) – menguat akibat kenaikan jumlah pasien dan ekspansi rumah sakit baru.
    8. PT Astra International Tbk (ASII) – meningkat seiring penjualan otomotif yang pulih dan diversifikasi bisnis yang kuat.
    9. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – tetap jadi incaran investor asing, mencatat penguatan konsisten.
    10. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – terdorong oleh prospek penjualan properti dan pengembangan kawasan strategis.

    Penguatan sektor teknologi dan deretan top gainers tersebut memperlihatkan arah positif pasar saham Indonesia. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi melampaui level psikologis 8.000 dalam waktu dekat, dengan dukungan sentimen global yang kondusif dan kepercayaan investor yang semakin solid.

    Top Losers Sepekan

    Selain itu, ada 10 saham yang catat top losers selama sepekan, berdasarkan data BEI.

    1.PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) melemah 27% ke posisi Rp 730 per saham dari pekan lalu Rp 1.000 per saham.

    2.PT Super Energy Tbk (SURE) melemah 25,75% ke posisi Rp 3.230 per saham dari pekan lalu Rp 4.350 per saham.

    3.PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) melemah 24,49% ke posisi Rp 222 per saham dari pekan lalu Rp 294 per saham.

    4.PT Shield On Service Tbk (SOSS) melemah 16,79% ke posisi Rp 545 per saham dari pekan lalu Rp 655 per saham.

    5.PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) melemah 16,04% ke posisi Rp 1.230 per saham dari pekan lalu Rp 1.465 per saham.

    6.PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) melemah 13,19% ke posisi Rp 408 per saham dari pekan lalu Rp 470 per saham.

    7.PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melemah 11,93% ke posisi Rp 775 per saham dari pekan lalu Rp 880 per saham.

    8.PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melemah 11,81% ke posisi Rp 254 per saham dari pekan lalu Rp 288 per saham.

    9.PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) melemah 11,43% ke posisi Rp 496 per saham dari pekan lalu Rp 560 per saham.

    10.PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) melemah 10,71% ke posisi Rp 125 per saham dari pekan lalu Rp 140 per saham.

  • IHSG Tembus 8.000, Ditopang Optimisme Pasar dan Pidato Presiden Prabowo

    IHSG Tembus 8.000, Ditopang Optimisme Pasar dan Pidato Presiden Prabowo

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8/2025). IHSG menguat 80,71 poin atau 1,02% menjadi 8.011,96. Lonjakan ini bertepatan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD.

    Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) dengan pergerakan di dalam pola expanding diagonal.

    “Pola ini memberi peluang bagi IHSG untuk menguji area resistance di kisaran 7.967 hingga 8.000. Indikator Stochastic K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif, ditambah kenaikan volume perdagangan yang semakin memperkuat tren bullish,” ujar Nafan dalam risetnya kepada Anugerahslot FInance, Jumat (15/8/2025).

    IHSG Tembus 8.000, Didukung Optimisme Domestik dan Sentimen Global

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8/2025). IHSG menguat 80,71 poin atau 1,02% menjadi 8.011,96. Kenaikan ini bertepatan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD.

    Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) dengan pergerakan di dalam pola expanding diagonal. “Pola ini membuka peluang bagi IHSG untuk menguji area resistance di kisaran 7.967 hingga 8.000. Indikator Stochastic K_D dan RSI memberikan sinyal positif, sementara kenaikan volume perdagangan semakin memperkuat tren bullish,” ungkapnya.

    Dari sisi domestik, menjelang perayaan HUT RI ke-80, pasar menantikan pidato Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang untuk pertama kalinya akan disampaikan Presiden Prabowo. “Fokusnya pada asumsi makro dan program-program prioritas seperti MBG, Koperasi Desa Merah Putih, sekolah rakyat, dan pembangunan infrastruktur dinilai dapat meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini membuat pelaku pasar berpotensi mengoptimalkan portofolio mereka,” jelas Nafan.

    Sementara itu, dari sisi global, peluang pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada September 2025 dinilai masih terbuka lebar. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole pekan depan juga diperkirakan menjadi katalis tambahan.

    Selain itu, rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska diharapkan dapat meredam ketegangan geopolitik Rusia–Ukraina serta perang tarif AS–Rusia, yang selama ini membebani sentimen pasar global.

    Pidato Perdana Prabowo di HUT ke-80 RI: Peringatkan Bahaya Kekayaan Mengalir ke Luar Negeri

    Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan perdananya dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia di Sidang Tahunan MPR, Jumat (15/8/2025). Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti isu serius terkait kekayaan Indonesia yang dinilai masih banyak mengalir keluar negeri.

    Prabowo mengibaratkan kondisi tersebut seperti tubuh yang kehilangan darah. Jika terus dibiarkan, menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi negara gagal.

    “Kalau kekayaan mengalir ke luar negeri kita biarkan terus menerus, kita berpotensi jadi negara gagal,” tegasnya.

    Ia menekankan perlunya langkah konkret untuk menghentikan kebocoran kekayaan nasional, meskipun upaya tersebut tidak mudah dan mungkin tidak populer bagi sebagian pihak.

    “Walaupun itu sulit dan tidak populer bagi pihak tertentu, saya harus mengambil langkah untuk menyelamatkan kekayaan negara demi kepentingan bangsa kita hari ini dan di masa depan,” ujarnya.

    Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengingatkan kembali niat luhur para pendiri bangsa, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Mohammad Sjahrir, dan Haji Agus Salim. Ia menegaskan pentingnya memahami Undang-Undang Dasar 1945 secara mendalam.

    “Semua sudah tertuang dalam UUD 1945. Saya yakin bangsa kita akan selamat. UUD 1945 harus kita pelajari, jangan hanya menjadi mantra atau slogan yang terus kita teriakkan tanpa makna,” katanya.

    Prabowo menutup pernyataannya dengan menegaskan keinginannya agar UUD 1945 benar-benar menjadi rancang bangun yang efektif, nyata, dan operasional demi kemajuan bangsa Indonesia.


    Kalau Anda mau, saya bisa satukan pidato ini dengan berita IHSG yang sebelumnya sehingga menjadi satu paket liputan ekonomi-politik yang memperlihatkan hubungan antara pernyataan Prabowo dan pergerakan pasar. Itu akan terasa seperti analisis media keuangan premium.

    Puan Maharani Singgung ‘Serakahnomic’, Kecam Bisnis Ilegal dan Judi Online

    Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti segelintir pihak yang mencari keuntungan bisnis dengan cara tidak sah dan menekan rakyat kecil, mulai dari tambang ilegal hingga praktik judi online (judol).

    Hal tersebut disampaikan Puan saat membacakan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara, Jumat (15/8/2025). Ia membandingkan perilaku tersebut dengan semangat kerja keras masyarakat yang berjuang dengan segala keterbatasan, seperti petani, nelayan, buruh, guru, ojek online, TNI, Polri, ASN, hingga tenaga kesehatan di pelosok negeri.

    “Mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah,” ujar Puan.

    Namun, menurutnya, ada segelintir orang dengan kekuasaan dan sumber daya lebih yang justru memeras rakyat dan mengeksploitasi sumber daya alam melalui bisnis manipulatif.

    “Bisnis ilegal, tambang ilegal, judi online, narkoba, penyelundupan, dan sebagainya. Keuntungan mereka sudah melampaui batas rasionalitas ilmu ekonomi dan nilai peradaban,” tegasnya.

    Puan juga mengutip istilah yang diperkenalkan Presiden Prabowo Subianto, yakni serakahnomic, untuk menggambarkan perilaku serakah yang merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Ini persoalan serius yang harus kita hadapi bersama,” ujarnya.

    Menghadapi tantangan ini, Puan menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang mencakup aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, serta komitmen bersama seluruh elemen bangsa.

  • Bos OJK Ungkap Kekuatan Pasar Modal Indonesia Lawan Ketidakpastian Global

    Bos OJK Ungkap Kekuatan Pasar Modal Indonesia Lawan Ketidakpastian Global

    Serratalhadafc.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan pasar modal Indonesia mampu menunjukkan ketahanan di tengah gejolak global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional dan kinerja pasar yang positif sepanjang semester I 2025.

    “Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan tentu kita sekarang dapat memperkirakan akan terus berjalan dalam beberapa waktu ke depan seperti kebijakan suku bunga tinggi di sejumlah negara maju dan meningkatnya tensi geopolitik serta perdagangan yang semakin diliputi oleh ketidakpastian, Indonesia mampu menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat,” ujar Mahendra dalam sambutannya pada acara Anugerahslot Seremoni Pembukaan Perdagangan dalam Rangka 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Senin (11/8/2025), di Main Hall BEI.

    Kinerja IHSG

    Mahendra menjelaskan, sepanjang semester I 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% year on year, mencerminkan kokohnya pondasi ekonomi nasional. Hingga 8 Agustus 2025, IHSG ditutup di level 7.533,39 dengan kapitalisasi pasar meningkat 9,88% menjadi Rp 13.555 triliun. Sementara itu, Indonesia Composite Bond Index juga naik 7,42% ke posisi 421,81.

    Capaian ini tak lepas dari resiliensi pasar modal yang tetap mampu beradaptasi meski menghadapi tekanan eksternal. Aktivitas penghimpunan dana telah mencapai Rp 144,78 triliun dari 16 emiten baru, dengan 13 perusahaan lainnya dalam pipeline IPO senilai indikatif Rp 16,65 triliun.

    “Pasar modal Indonesia tetap mampu menunjukkan resiliensi dan kapasitas adaptasi yang baik. Ini menjadi bukti bahwa infrastruktur pasar modal kita semakin tangguh dalam menghadapi guncangan eksternal dan komitmen bersama kita untuk menjaga stabilitas dan kepastian sekalipun dengan kondisi eksternal yang tidak semakin mudah,” tegasnya.

    HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, Simak Kinerja IHSG hingga Investor pada 2025

    Tepat 48 tahun pasar modal kembali diaktifkan di Indonesia pada 10 Agustus 2025. Seiring 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, pembukaan perdagangan pada Senin, 11 Agustus 2025 akan dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Dalam rangka HUT diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, menarik diketahui sejumlah pencapaian sepanjang 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Investor pasar modal telah tumbuh 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai 14.871.639 SID.

    Sejak 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada 2021.

    Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.

    “Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 5 Juli 2025, ditulis Senin (11/8/2025).

    HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, Simak Kinerja IHSG hingga Investor pada 2025

    Tepat 48 tahun pasar modal kembali diaktifkan di Indonesia pada 10 Agustus 2025. Seiring 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, pembukaan perdagangan pada Senin, 11 Agustus 2025 akan dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Dalam rangka HUT diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, menarik diketahui sejumlah pencapaian sepanjang 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Investor pasar modal telah tumbuh 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai 14.871.639 SID.

    Sejak 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada 2021.

    Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.

    “Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 5 Juli 2025, ditulis Senin (11/8/2025).

  • Investor Asing Lepas Saham Rp 510,92 Miliar saat IHSG Naik 0,58%

    Investor Asing Lepas Saham Rp 510,92 Miliar saat IHSG Naik 0,58%

    Serratalhadafc.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga penutupan perdagangan Jumat (8/8/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

    Mengutip data Anugerahslot Finance dari RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,58% ke posisi 7.533,38. Indeks saham LQ45 melemah 0,34% ke posisi 792,88. Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.648,90 dan level terendah 7.516,97.  Sebanyak 227 saham menguat dan 170 saham diam di tempat. Namun, 398 saham melemah sehingga menahan kenaikan IHSG.

    Total frekuensi perdagangan 1.895.365 kali dengan volume perdagangan sebanyak 30,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.259. Investor asing lepas saham Rp 510,92 miliar. Sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 61,85 triliun.

    Sektor saham beragam jelang akhir pekan ini. Sektor saham energi naik 2,27%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham industri bertambah 2,2%, sektor saham infrastruktur menguat 0,98%, sektor saham keuangan menguat 0,60%, sektor saham transportasi naik 0,55%, dan sektor saham properti melesat 0,14%.

    Sementara itu, sektor saham basic turun 0,15%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,42%, sektor saham consumer siklikal merosot 0,42%, sektor saham kesehatan turun 0,30%, dan sektor saham teknologi melemah 2,64%.

    Saham COIN melemah 14,89% ke posisi Rp 1.600 per saham. Harga saham COIN dibuka naik ke posisi Rp 2.190 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 1.880 per saham. Saham COIN berada di level tertinggi Rp 2.290 dan terendah Rp 1.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 155.986 kali dengan volume perdagangan 5.650.520 saham. Nilai transaksi Rp 1 triliun.

    Harga saham ABMM melemah 0,33% ke posisi Rp 2.980 per saham. Saham ABMM dibuka stagnan di posisi Rp 2.990 per saham. Saham ABBM berada di level tertinggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.970 per saham. Total frekuensi perdagangan 431 kali dengan volume perdagangan 6.937 saham. Nilai transaksi Rp 2,1 miliar.

    Saham SSIA susut 0,79% ke posisi Rp 2.500 per saham. Harga saham SSIA dibuka bertambah 20 poin ke posisi Rp 2.540 per saham. Saham SSIA berada di level tertinggi Rp 2.560 dan terendah Rp 2.420 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.067 kali dengan volume perdagangan 754.047 saham. Nilai transaksi Rp 185,7 miliar.

    Top Gainers-Losers

    Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

    • Saham INDX melonjak 25,33%
    • Saham SOSS melonjak 24,76%
    • Saham PPRI melonjak 24,58%
    • Saham SMDM melonjak 24,52%
    • Saham DSSA melonjak 20%

     

    Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

    • Saham COIN merosot 14,89%
    • Saham FORU merosot 14,83%
    • Saham ENRG merosot 14,17%
    • Saham RAAM merosot 12,50%
    • Saham IKAI merosot 11,11%

    Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

    • Saham CUAN senilai Rp 1,3 triliun
    • Saham COIN senilai Rp 1 triliun
    • Saham DSSA senilai Rp 840 miliar
    • Saham WIFI senilai Rp 767,9 miliar
    • Saham AMMN senilai Rp 723,1 miliar

    Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

    • Saham COIN tercatat 155.985 kali
    • Saham CUAN tercatat 134.858 kali
    • Saham CDIA tercatat 65.713 kali
    • Saham FUTR tercatat 47.768 kali
    • Saham ADRO tercatat 40.955 kali

    Sentimen IHSG

    Dalam kajian analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menuturkan, penguatan indeks dipicu oleh masuknya beberapa saham ke dalam indeks MSCI pada review kuartalan Agustus 2025.

    “Hal ini menimbulkan optimisme akan potensi masuknya kembali aliran dana investor asing ke pasar modal Indonesa,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

    Dari dalam negeri, selama pekan ini pelaku pasar memperhatikan rilis data-data perekonomian dalam negeri, diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang tercatat sebesar 5,12 persen year on year (yoy).

    Data cadangan devisa Indonesia periode Juli 2025 yang tercatat sebesar 152 miliar dolar AS, dari sebesar USD 152,6 miliar pada bulan sebelumnya.

    Kemudian, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2025 yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 118,1, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 117,8.

    Selain itu, tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berlaku pada Kamis, 7 Agustus 2025 dan berdampak terhadap puluhan negara mitra dagang AS.

    Impor dari hampir 200 negara saat ini dikenakan bea masuk ke AS sebesar 10-50 persen, dengan mitra dagang utama AS seperti Uni Eropa, Jepang dan Korea Selatan menghadapi tingkat tarif baru sebesar 15 persen.

    Di sisi lain, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95 persen pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dan sebesar 68 persen pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025.

    Bursa Saham Asia Pasifik

    Pada Jumat pekan ini, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah. Mengutip CNBC, indeks Hang Seng melemah 0,89% ke posisi 24.858,82. Indeks CSI 300 di China susut 0,24% ke posisi 4.104,97. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,85% ke posisi 41.820,48. Indeks Topix bertambah 1,21% ke posisi 3.024,21.

    Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan ditutup ke posisi 3.210,01. Indeks Kosdaq menguat 0,435 ke posisi 809,27. Indeks ASX 200 melemah 0,23%  ke posisi 8.807,10. Indeks Nifty 50 melemah 0,64%.

  • Aksi Beli Asing Rp 552,40 Miliar, Ini 10 Saham yang Dibeli

    Aksi Beli Asing Rp 552,40 Miliar, Ini 10 Saham yang Dibeli

    Serratalhadafc.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025 usai rilis pertumbuhan ekonomi dan aksi beli saham oleh investor asing.

    Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/8/2025), IHSG ditutup naik 0,68% ke posisi 7.515,18. IHSG berada di level tertinggi 7.546,94 dan level terendah 7.463,05.

    Total volume perdagangan mencapai 27,90 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 18,46 triliun. Total frekuensi perdagangan 2 juta kali transaksi.

    Kenaikan IHSG itu mendorong kapitalsiasi pasar BEI tercatat Rp 13.453 triliun. Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham consumer siklikal melonjak 3,72% dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan naik 1,32%, sektor saham properti menguat 1,11%. Lalu sektor saham teknologi mendaki 0,95%, sektor saham kesehatan menanjak 0,58%, sektor saham transportasi bertambah 0,29%, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,24%, dan sektor saham energi naik tipis 0,09%.

    Di sisi lain, sektor saham basic melemah 1,11%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri merosot 0,25%, sektor saham infrastruktur susut 0,13%. Investor asing membeli saham Rp 552,40 miliar pada perdagangan Selasa pekan ini. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 62,44 triliun.

    Pada Selasa pekan ini, investor asing membeli saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 188,22 miliar. Diikuti Anugerahslot PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 161,40 miliar dan dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) sebesar Rp 96,85 miliar.

    Aksi Beli Saham oleh Investor Asing

    Berikut 10 saham yang dibeli oleh investor asing berdasarkan data stockbit:

    1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 188,22 miliar

    2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 161,40 miliar

    3.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Rp 96,85 miliar

    4.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 92,90 miliar

    5.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 76,50 miliar

    6.PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 66,84 miliar

    7.PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 56,14 miliar

    8.PT Jasa Marga Tbk (JSMR): Rp 47,48 miliar

    9.PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA): Rp 44,69 miliar

    10.PT MD Entertaiment Tbk (FILM): Rp 41,04 miliar

    Aksi Jual Saham oleh Investor Asing

    Selain itu, investor asing juga melepas saham 10 saham ini saat IHSG naik pada Selasa pekan ini, berdasarkan data stockbit:

    1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 236,33 miliar

    2.PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA): Rp 53,27 miliar

    3.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 39,25 miliar

    4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): Rp 38,43 miliar

    5.PT Darma Henwa Tbk (DEWA): Rp 35,42 miliar

    6.PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA): Rp 33,24 miliar

    7.PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): Rp 23,18 miliar

    8.PT Sentul City Tbk (BKSL): Rp 22,89 miliar

    9.PT  Medikaloka Hermina Tbk (HEAL): Rp 22,89 miliar

    10.PT Indah Kiat Pulp and Papers Tbk (INKP): Rp 18,47 miliar

  • Wall Street Ditutup Variatif, The Fed Belum Siap Turunkan Suku Bunga

    Wall Street Ditutup Variatif, The Fed Belum Siap Turunkan Suku Bunga

    Serratalhadafc.com – Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025, setelah keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya. Bank sentral AS juga menyatakan belum siap mengambil langkah untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

    Ketua The Fed, Jerome Powell, menyampaikan bahwa kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump mulai memberikan dampak terhadap tekanan inflasi. Namun, efek jangka panjangnya terhadap ekonomi secara keseluruhan dan inflasi masih belum sepenuhnya terlihat.

    Mengutip laporan Anugerahslot CNBC, Kamis (31/7/2025), indeks S&P 500 turun tipis 0,12% ke level 6.362,90, sementara Dow Jones melemah 171,71 poin atau 0,38% ke posisi 44.461,28. Di sisi lain, indeks Nasdaq naik 0,15% menjadi 21.129,67. Padahal, pada sesi tertingginya hari itu, S&P 500 sempat menguat 0,4% dan Dow Jones bertambah 0,2%.

    Pelaku pasar mencermati dengan seksama pernyataan Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan kebijakan The Fed. Ia menegaskan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan apa pun terkait kemungkinan perubahan kebijakan pada pertemuan mendatang di bulan September.

    “Kami berkewajiban menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang agar tetap stabil, serta mencegah lonjakan harga sementara berubah menjadi masalah inflasi yang persisten,” ujar Powell.

    Ia juga menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi kini mulai terasa pada harga sejumlah barang, namun sejauh mana kebijakan tersebut akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi secara menyeluruh masih harus ditelaah lebih lanjut.

    Pernyataan ini membuat harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga pada bulan September memudar. Sebagai dampaknya, imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan, mencerminkan kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat.

    The Fed Tahan Suku Bunga, Wall Street Kembali Tertekan

    Keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) untuk mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan kebijakan terbaru ternyata tidak diambil secara bulat. Dua anggota dewan gubernur, Michelle Bowman dan Christopher Waller, menyatakan ketidaksetujuan mereka. Keduanya justru mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 persen.

    Meski demikian, Ketua The Fed Jerome Powell memilih bersikap hati-hati dan tidak tunduk pada tekanan politik untuk segera melonggarkan kebijakan moneter. Hal ini memicu perubahan ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

    “Powell tidak menyerah pada tekanan politik untuk menurunkan suku bunga, sehingga pasar perlu mengevaluasi ulang proyeksi tingkat suku bunga Dana Fed ke depan,” ujar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.

    Cox juga menilai bahwa reaksi pasar masih tergolong wajar, karena arah kebijakan The Fed mulai terlihat lebih jelas, walaupun Powell saat ini cenderung memilih pendekatan “wait and see”.

    Pada Rabu (30/7), Wall Street mengalami hari kedua berturut-turut mencatatkan kerugian setelah sebelumnya S&P 500 membukukan enam kali rekor penutupan tertinggi. Di awal sesi, indeks saham utama sempat dibuka menguat, terdorong oleh laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih baik dari perkiraan, yang memberi keyakinan bahwa perekonomian masih mampu bertahan di tengah tekanan tarif yang tinggi.

    Namun, setelah pernyataan dari The Fed, sentimen pasar bergeser. Koreksi pasar terutama terjadi pada saham-saham konsumer, seperti Home Depot, yang selama ini dipandang akan diuntungkan dari potensi penurunan tarif.

    IHSG Terkoreksi, Sektor Infrastruktur Jadi Penekan Terbesar

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025. Koreksi terjadi di tengah tekanan dari sektor infrastruktur yang mencatat penurunan paling tajam.

    Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah 0,89% ke level 7.549,88, sementara indeks LQ45 turun 0,86% ke posisi 798,15. Sebagian besar indeks acuan terpantau bergerak di zona negatif.

    Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.667,56 dan terendah 7.528,12. Tercatat 321 saham melemah, menekan laju indeks, sementara 283 saham menguat dan 200 saham stagnan.

    Total frekuensi perdagangan mencapai 1.850.858 kali dengan volume 39,2 miliar saham dan nilai transaksi harian sebesar Rp 15,8 triliun. Sementara itu, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran Rp 16.390.

    Sektor Infrastruktur Pimpin Koreksi

    Mayoritas sektor mencatat penurunan, dipimpin oleh:

    • Infrastruktur: -3,21% (koreksi terdalam)
    • Keuangan: -2,13%
    • Basic Materials: -0,84%
    • Energi: -0,76%
    • Properti: -0,11%

    Di sisi lain, beberapa sektor justru mencatatkan penguatan:

    • Teknologi: +2,12% (penguatan tertinggi)
    • Industri: +1,53%
    • Consumer Nonsiklikal: +0,94%
    • Kesehatan: +0,35%
    • Transportasi: +0,29%
    • Consumer Siklikal: +0,03%
  • Pasar Saham RI Bangkit di Tengah Gejolak Global, IHSG Melesat pada Triwulan II 2025

    Pasar Saham RI Bangkit di Tengah Gejolak Global, IHSG Melesat pada Triwulan II 2025

    Serratalhadafc.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa pasar saham Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif pada triwulan II tahun 2025, meskipun dibayangi oleh ketegangan perdagangan dan konflik geopolitik global.

    Menurut Mahendra, penguatan ini mencerminkan ketahanan pasar terhadap tekanan eksternal, sekaligus mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi nasional.

    “Di tengah sentimen negatif akibat dinamika perdagangan dan ketegangan geopolitik global, pasar saham domestik justru menunjukkan penguatan pada triwulan II 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung LPS, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    IHSG Naik 6,41% Secara Kuartalan

    OJK mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.927,68 per 30 Juni 2025, naik 6,41% secara kuartalan (qtq). Meski secara tahunan (year-to-date/ytd) masih tercatat melemah 2,15%, kapitalisasi pasar tetap terjaga di angka Rp12.178 triliun.

    “IHSG ditutup menguat sebesar 6,41% qtq pada akhir Juni, meskipun secara ytd masih turun 2,15%. Namun, nilai kapitalisasi pasar tetap solid di Rp12.178 triliun,” ungkap Mahendra.

    Investor Asing Masih Net Sell

    Di tengah penguatan tersebut, investor asing atau nonresiden justru mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp23,65 triliun selama kuartal II. Secara kumulatif sepanjang tahun, net sell asing mencapai Rp59,33 triliun, mencerminkan sikap hati-hati investor global terhadap risiko pasar negara berkembang.

    IHSG Melesat di Juli 2025

    Namun tren positif berlanjut memasuki Juli 2025. Hingga tanggal 25 Juli, IHSG tercatat melonjak ke level 7.543,50, yang berarti menguat 6,55% secara year-to-date (ytd). Penguatan ini menjadi sinyal positif bahwa pasar mulai kembali ke jalur pemulihan, didorong oleh sentimen domestik yang membaik dan fundamental ekonomi yang relatif stabil.

    Penghimpunan Dana di Pasar Modal Menguat, Cerminkan Optimisme Dunia Usaha

    Tren positif di pasar modal Indonesia pada triwulan II 2025 tak hanya tercermin dari penguatan IHSG, tetapi juga dari sisi penghimpunan dana yang menunjukkan peningkatan signifikan. Selama periode tersebut, nilai Penawaran Umum (PU) tercatat mencapai Rp142,62 triliun, mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelaku usaha terhadap iklim investasi nasional.

    Dari total tersebut, sebesar Rp8,49 triliun berasal dari 16 emiten baru yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Capaian ini menegaskan bahwa pasar modal tetap menjadi pilihan strategis bagi perusahaan dalam mencari sumber pendanaan jangka panjang.

    “Penghimpunan dana di pasar modal pada triwulan II 2025 tetap menunjukkan tren positif. Nilai Penawaran Umum mencapai Rp142,62 triliun, dan Rp8,49 triliun di antaranya berasal dari 16 emiten baru,” ujar Mahendra Siregar.

    Kinerja ini sekaligus menunjukkan bahwa, meskipun pasar global sedang bergejolak, kepercayaan terhadap prospek ekonomi domestik tetap kuat, baik dari investor maupun pelaku usaha di dalam negeri.

    Aktivitas Korporasi Tetap Dinamis, Bursa Karbon Tunjukkan Perkembangan Positif

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat adanya 13 pipeline Penawaran Umum yang tengah dalam proses, dengan nilai indikatif mencapai Rp9,80 triliun. Kehadiran pipeline ini menunjukkan bahwa aktivitas korporasi di pasar modal tetap dinamis, serta memberi sinyal positif terhadap keberlanjutan momentum pertumbuhan yang telah terbangun pada kuartal sebelumnya.

    Di luar pasar saham dan aktivitas penghimpunan dana, OJK turut menyoroti perkembangan signifikan pada Bursa Karbon, yang resmi diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga 30 Juni 2025, Bursa Karbon telah mencatat 112 pengguna jasa yang telah mengantongi izin resmi.

    “Sejak diluncurkan, Bursa Karbon mencatat total volume sebesar 1.599.322 tCO₂e dengan nilai transaksi akumulatif mencapai Rp77,95 miliar,” ujar Mahendra Siregar.

    Peningkatan partisipasi dan transaksi ini mencerminkan pertumbuhan kesadaran serta komitmen pelaku usaha terhadap aspek keberlanjutan dan pengelolaan emisi karbon, sekaligus mengukuhkan Bursa Karbon sebagai salah satu instrumen strategis dalam agenda transisi energi nasional.

  • IHSG Menguat 3,17% dalam Sepekan, Sektor Teknologi dan Infrastruktur Jadi Penopang

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat tren penguatan sepanjang pekan lalu, dengan kenaikan sebesar 3,17%. Data dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menunjukkan bahwa total aliran dana investor di pasar reguler mencapai Rp413 miliar.

    Analis Ekuitas IPOT, Imam Gunadi, menjelaskan bahwa tren positif IHSG ini sudah terlihat sejak 10 Juli 2025, saat indeks berhasil breakout dari pola teknikal minor cup and handle. Sejak saat itu, pergerakan IHSG terus berada di atas rata-rata lima harian (MA5), yang menandakan adanya akselerasi penguatan yang cukup solid.

    “Dua sektor yang menjadi penopang utama penguatan IHSG adalah sektor infrastruktur (IDXINFRA) dan teknologi (IDXTECHNO),” ujar Imam dalam keterangan resminya pada Senin (28/7/2025).

    Ia menyoroti sejumlah saham yang mencatatkan kenaikan signifikan, di antaranya:

    • Sektor teknologi: DCII, EMTK, WIFI, dan EDGE
    • Sektor infrastruktur: BREN, SSIA, dan TOWR

    Kinerja positif sektor teknologi dan infrastruktur ini juga dipengaruhi oleh faktor suku bunga. Menurut Imam, kedua sektor tersebut termasuk kategori sensitive interest rate, artinya cukup responsif terhadap perubahan tingkat suku bunga.

    Kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi salah satu katalis utama yang mendorong pergerakan saham-saham di kedua sektor tersebut. Penurunan suku bunga ini memberi angin segar bagi pasar, terutama saham-saham yang berbasis aset dan pertumbuhan.

    Kesepakatan AS–Jepang Bisa Berdampak Ganda bagi Indonesia

    Analis PT Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi menuturkan kepada Anugerahslot Finance, turut menyoroti perkembangan geopolitik terbaru, yaitu kesepakatan tarif impor antara Amerika Serikat dan Jepang sebesar 15% yang dicapai pada 22 Juli 2025. Menurutnya, kesepakatan ini membawa dampak ganda bagi perekonomian Indonesia.

    “Kesepakatan ini berpotensi meredakan ketegangan perdagangan global dan berhasil menurunkan indeks volatilitas (VIX) hingga 11,71% dalam sepekan,” ungkap Imam.

    Namun di sisi lain, ia mengingatkan bahwa fokus investasi Jepang bisa bergeser ke AS, yang berisiko mengurangi Foreign Direct Investment (FDI) Jepang ke Indonesia.

    Padahal, Jepang merupakan salah satu penyumbang FDI terbesar di Indonesia, dengan realisasi investasi mencapai USD 1 miliar hanya dalam kuartal I 2025 saja. Penurunan arus investasi ini dapat berpengaruh terhadap proyek-proyek strategis nasional yang membutuhkan dukungan investor asing.

    Tantangan Domestik: Perubahan Skema RKAB Tambang

    Dari sisi domestik, pelaku pasar juga tengah mencermati kebijakan baru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) di sektor pertambangan.

    Mulai Oktober 2025, semua perusahaan tambang wajib mengajukan RKAB setiap tahun, menggantikan skema sebelumnya yang berlaku untuk jangka waktu tiga tahun.

    Menurut Imam, kebijakan ini berpotensi menimbulkan sejumlah tantangan, terutama dalam hal kepastian perencanaan dan efisiensi operasional.

    “Pengajuan tahunan bisa meningkatkan ketidakpastian, memperberat beban administratif, dan berisiko menunda proses produksi bila persetujuan RKAB tidak cepat keluar,” jelasnya.

    Ia memberikan ilustrasi: jika sebuah perusahaan tambang hendak membeli alat berat senilai Rp100 miliar dengan masa pakai lima tahun, maka akan timbul risiko tinggi apabila izin operasional hanya dijamin selama 12 bulan. Hal ini dapat menghambat keputusan investasi jangka panjang di sektor pertambangan, yang merupakan kontributor penting terhadap devisa negara.

    Kesimpulan:
    Pergerakan IHSG dan optimisme pasar yang menguat saat ini tidak terlepas dari faktor eksternal seperti kesepakatan dagang global dan kebijakan suku bunga, namun tantangan dalam negeri seperti regulasi pertambangan tetap perlu dicermati secara serius agar tidak menjadi penghambat pertumbuhan jangka panjang.

    Prospek Pasar Pekan Ini (28 Juli – 1 Agustus 2025): Fokus The Fed dan Data Inflasi

    Memasuki pekan perdagangan akhir Juli hingga awal Agustus 2025, pelaku pasar diperkirakan akan bersikap lebih berhati-hati. Beberapa agenda ekonomi penting, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi perhatian utama investor.

    Sorotan Ekonomi Global: The Fed & Inflasi PCE

    Dari Amerika Serikat, semua mata tertuju pada pengumuman suku bunga The Federal Reserve (FFR) yang dijadwalkan pada 31 Juli 2025. Konsensus memperkirakan suku bunga akan tetap bertahan di kisaran 4,25%–4,50%, dengan tingkat probabilitas mencapai 95,9%.

    Selain itu, pasar juga akan mencermati data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk Juli. Proyeksi menunjukkan kenaikan ke 0,3%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 0,2%. Kenaikan ini sejalan dengan membaiknya data tenaga kerja, yang menunjukkan penguatan konsumsi domestik AS.

    Data Domestik: Inflasi dan PMI Indonesia

    Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia untuk Juli 2025 menjadi fokus utama. Menurut estimasi dari Trading Economics Forecast (TEForecast), inflasi diperkirakan naik menjadi 2,1% secara tahunan.

    Di sisi lain, indeks PMI manufaktur Indonesia diperkirakan masih berada di zona kontraksi, mencerminkan tekanan pada sektor industri. Sebaliknya, PMI Caixin China justru diprediksi stabil di area ekspansi, yakni di level 50,3, memberi harapan atas keberlanjutan pemulihan ekonomi di kawasan Asia.

    Prospek IHSG: Lanjut Bullish, Tapi Mulai Terbatas

    Imam Gunadi, analis dari Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyampaikan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan tren penguatan, namun dengan ruang yang semakin terbatas. Saat ini, IHSG bergerak dalam kisaran support 7.400 dan resistance 7.700.

    “IHSG sudah menyentuh eksternal ratio Fibonacci 1,618, yang biasanya menjadi sinyal awal terjadinya jenuh beli,” jelas Imam.

    Ia juga menambahkan bahwa pelaku pasar cenderung bersikap wait and see, sembari menantikan laporan keuangan dari bank-bank besar lainnya usai rilis kinerja BNI.

    Rekomendasi Saham dan Obligasi Pilihan IPOT

    Mengikuti arah pasar dan momentum sektor-sektor unggulan, IPOT merekomendasikan beberapa saham dan instrumen investasi potensial:

    1. ASRI (Alam Sutera Realty)

    • Strategi: Buy on Pullback
    • Entry Range: Rp149–150
    • Target Price: Rp160
    • Stop Loss: <Rp146
    • Katalis: Akan merilis tiga proyek properti baru, dan berpeluang diuntungkan dari insentif PPN DTP serta efek penurunan suku bunga.

    2. BRPT (Barito Pacific)

    • Strategi: Buy
    • Entry Price: Rp2.480
    • Target Price: Rp2.640
    • Stop Loss: <Rp2.400
    • Katalis: Menjadi saham dengan pembelian bersih tertinggi, menunjukkan tren akumulasi kuat dan bergerak dalam pola uptrend yang stabil.

    3. WIFI (PT Solusi Sinergi Digital)

    • Strategi: Buy on Breakout
    • Entry Price: Rp2.870
    • Target Price: Rp3.040
    • Stop Loss: <Rp2.790
    • Katalis: Baru saja mengakuisisi penyedia layanan internet Flynet/Bali Internet, memperluas penetrasi bisnis digital nasional.

    Kesimpulan:
    Minggu ini diprediksi menjadi periode konsolidasi aktif, dengan pelaku pasar menantikan keputusan The Fed dan rilis data inflasi. Di tengah kondisi ini, strategi selektif pada saham-saham potensial serta mempertimbangkan momentum makro akan menjadi kunci.

  • Mirae Asset Sekuritas Targetkan 1 Juta Nasabah di 2026, Resmikan Community Center Terbesar di Pluit

    Mirae Asset Sekuritas Targetkan 1 Juta Nasabah di 2026, Resmikan Community Center Terbesar di Pluit

    Serratalhadafc.com – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menargetkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah nasabah, yakni mencapai 1 juta nasabah pada tahun 2026. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan menargetkan penambahan 400.000 nasabah baru hingga akhir 2025, dari posisi saat ini yang sudah melebihi 370.000 nasabah.

    Sebagai bagian dari strategi ekspansi dan penguatan layanan, Mirae Asset meresmikan Mirae Asset Community Center Pluit, sebuah kantor cabang sekaligus pusat edukasi investasi yang terletak di wilayah strategis Pluit, Jakarta Utara.

    “Tahun ini Mirae Asset akan fokus pada penguatan layanan nasabah melalui optimalisasi fungsi gerai sebagai pusat edukasi dan pendampingan investasi yang didukung oleh peningkatan kapabilitas teknologi,” ujar Tomi Taufan, Direktur Mirae Asset, dalam acara peresmian yang digelar Anugerahslot Finance pada Rabu, 23 Juli 2025.

    Lokasi Strategis dan Peran Sentral di Jakarta Utara

    Community Center Pluit merupakan bagian dari upaya revitalisasi salah satu cabang tertua dan tersukses milik Mirae Asset. Berdiri sejak 15 tahun lalu, kantor ini telah menjadi salah satu cabang dengan performa terbaik setiap tahunnya. Dengan fasilitas yang kini telah diperbarui dan lebih lengkap, kantor ini diharapkan bisa berperan lebih optimal sebagai pusat komunitas dan edukasi bagi masyarakat sekitar, khususnya pelaku usaha di wilayah Jakarta Utara.

    Jaringan Luas dan Fokus Edukasi

    Mirae Asset saat ini memiliki total 49 gerai di seluruh Indonesia, menjadikannya sebagai sekuritas dengan jaringan gerai terbanyak ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI). Gerai tersebut terdiri dari:

    • 26 Office Education (OE)
    • 4 Kantor Perwakilan IDX
    • 19 Galeri Investasi IDX di kampus dan gedung perkantoran

    Dengan diresmikannya Community Center Pluit, cabang ini kini menjadi yang terbesar di wilayah Jabodetabek, menandai langkah besar dalam memperkuat kehadiran Mirae Asset di pasar ritel dan komunitas investor lokal.

    Peresmian ini juga menjadi simbol komitmen perusahaan dalam memperluas literasi dan edukasi keuangan, serta memperkuat basis nasabah melalui pendekatan komunitas yang lebih personal dan berbasis teknologi.

    Fasilitas Premium dan Layanan Edukasi Terintegrasi

    Dengan peningkatan fasilitas yang signifikan, Mirae Asset berharap jangkauan layanan kepada nasabah dan masyarakat sekitar dapat semakin luas serta meningkatkan pengalaman investasi yang lebih personal dan berkualitas.

    Community Center Pluit kini hadir dengan nuansa mewah dan modern, dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung edukasi seperti:

    • Ruang konsultasi VIP
    • Ruang edukasi berkapasitas besar
    • Dukungan tim Investment Solution yang berpengalaman

    Keberadaan Tim Investment Solution di cabang ini memberikan layanan tambahan bagi nasabah yang selama ini hanya dilayani secara online. Beberapa layanan eksklusif yang ditawarkan antara lain:

    • Pendampingan langsung dalam transaksi
    • Personalisasi portofolio investasi
    • Edukasi perilaku investasi yang berkelanjutan

    Layanan tambahan tersebut akan dikenakan biaya layanan khusus, namun ditujukan untuk menghadirkan pengalaman investasi yang lebih menyeluruh dan profesional.

    “Kebutuhan nasabah tidak cukup hanya dengan edukasi dasar. Banyak yang membutuhkan pendampingan lebih dalam. Maka, kami ingin mengoptimalkan peran Tim Investment Solution agar ke depannya hadir di seluruh kantor OE kami. Perpaduan antara layanan online dan offline akan menjadi solusi yang saling melengkapi,” jelas Tomi Taufan.

    Pusat Edukasi Investasi Komunitas di Jakarta Utara

    Sebagai bagian dari peresmian Community Center Pluit, Mirae Asset juga menyelenggarakan tur fasilitas kantor dan berbagai seminar edukatif seputar investasi. Kegiatan ini terbuka bagi masyarakat dan nasabah, dengan topik mencakup:

    • Investasi obligasi
    • Reksa dana
    • Tinjauan ekonomi makro dan pasar modal terkini

    Seminar-seminar tersebut menghadirkan narasumber internal dari tim riset dan investasi Mirae Asset, serta mitra profesional dari manajer investasi eksternal, menciptakan wadah pembelajaran yang komprehensif dan berkualitas bagi komunitas investor lokal.

    Dengan konsep community center ini, Mirae Asset menegaskan komitmennya dalam memperkuat literasi keuangan masyarakat serta membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas nasabah melalui pendekatan edukatif dan layanan premium berbasis kebutuhan nyata.

    Mirae Asset Sarankan Reksa Dana Pendapatan Tetap sebagai Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Pasar

    Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta fluktuasi pasar yang tinggi, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengimbau para investor untuk mempertimbangkan instrumen reksa dana pendapatan tetap yang menawarkan pendapatan pasif bulanan (monthly passive income bond fund).

    Menurut M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset, situasi pasar yang penuh tekanan justru membuka peluang untuk berinvestasi pada aset yang lebih stabil dan dapat memberikan penghasilan rutin.

    “Reksa dana pendapatan tetap dengan pendapatan pasif rutin bulanan menjadi alternatif strategis, terutama di tengah volatilitas dan ketidakpastian yang tinggi seperti saat ini,” ujar Arief dalam acara Media Day: July 2025 yang diselenggarakan oleh Mirae Asset.

    Tren Arus Modal Keluar di Pasar Saham Indonesia

    Sementara itu, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, mengungkapkan adanya tren arus modal keluar (capital outflow) dari pasar saham Indonesia, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan kinerja positif.

    Per 11 Juli 2025, IHSG naik tipis ke level 7.091 dari posisi akhir tahun 2024 di angka 7.079. Namun, sepanjang tahun berjalan, pasar mencatat arus dana asing keluar sebesar Rp 57,9 triliun, termasuk sebesar Rp 4,3 triliun hanya pada bulan Juli.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa penguatan IHSG lebih banyak didorong oleh investor domestik yang aktif melakukan transaksi di pasar saham.

    Dengan situasi tersebut, Mirae Asset menilai bahwa investasi pada reksa dana pendapatan tetap dengan imbal hasil rutin dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan menguntungkan bagi investor yang menginginkan stabilitas dan pendapatan pasif di tengah ketidakpastian pasar.

    Pasar Obligasi Catat Arus Dana Asing Masuk Signifikan

    Berbeda dengan pasar saham, pasar obligasi justru mencatat arus dana asing masuk (foreign inflow) yang cukup besar. Pada bulan Juli saja, investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 17,2 triliun, sehingga total akumulasi sejak awal tahun mencapai sekitar Rp 70 triliun.

    Tren positif ini didorong oleh penurunan suku bunga BI Rate pada semester pertama 2025 serta harapan akan adanya pemangkasan The Fed Fund Rate (FFR) pada semester kedua tahun ini.

    Menurut Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset:

    “Meski tekanan dari pihak seperti Trump agar The Fed menurunkan FFR secara agresif terus meningkat, kami memperkirakan Bank Sentral AS akan tetap berhati-hati dan lebih memilih memantau perkembangan data ekonomi sebelum memutuskan besaran dan kecepatan penurunan suku bunga selanjutnya.”