Tag: ihsg

  • IHSG Melemah 0,36% di Akhir Agustus, Kapitalisasi Pasar Justru Naik

    IHSG Melemah 0,36% di Akhir Agustus, Kapitalisasi Pasar Justru Naik

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan sepekan, 25–29 Agustus 2025. Meski mayoritas sektor saham menghijau, IHSG tetap terkoreksi.

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,36% ke level 7.830,49. Pada pekan sebelumnya, IHSG juga terkoreksi 0,50% ke posisi 7.858,85.

    Menariknya, kapitalisasi pasar justru bertambah 0,36% menjadi Rp14.182 triliun dibanding pekan lalu sebesar Rp14.131 triliun.

    Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG dipengaruhi kombinasi faktor domestik dan global. Dari sisi domestik, stabilitas politik dan keamanan menjadi salah satu penopang.

    Sementara dari eksternal, dinamika kebijakan moneter Amerika Serikat turut memengaruhi pasar. “Sikap politik Presiden AS Donald Trump dalam intervensi kebijakan gubernur the Fed dan dewan gubernur the Fed menjadi faktor penting,” jelas Nafan.

    Ia menambahkan, Federal Reserve (the Fed) masih belum cukup agresif dalam kebijakan jangka panjang. Kondisi tersebut mendorong campur tangan politik Trump terhadap independensi the Fed.

    Di sisi lain, BEI Anugerahslot mencatat lonjakan signifikan pada rata-rata nilai transaksi harian. Angkanya melonjak 40,69% menjadi Rp25,22 triliun, dibanding pekan lalu yang sebesar Rp17,92 triliun.

    Rata-Rata Volume Transaksi Harian

    Selain nilai transaksi, aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan juga menunjukkan peningkatan. Rata-rata volume transaksi harian naik 19,56% menjadi 47,19 miliar saham dibanding pekan lalu sebanyak 39,47 miliar saham. Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bertambah 8,80% menjadi 2,31 juta kali transaksi dari 2,12 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.

    Dari sisi investor asing, tercatat masih ada aksi beli bersih senilai Rp1,49 triliun. Meski demikian, jumlah tersebut lebih rendah dibanding pekan lalu yang mencapai Rp2,73 triliun.

    Secara sektoral, mayoritas indeks saham menghijau. Dari 11 sektor, hanya tiga yang melemah, yakni:

    • Consumer nonsiklikal turun 1,98%,
    • Consumer siklikal terkoreksi 1,92%,
    • Teknologi melemah 0,38%.

    Sebaliknya, sektor saham industri mencatatkan kenaikan paling tinggi dengan lonjakan 7,18%, menjadi penopang utama IHSG di tengah koreksi pasar.

    IHSG Melemah, Sejumlah Sektor Saham Tetap Menguat

    Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada perdagangan 25–29 Agustus 2025, sebagian besar sektor saham masih mencatatkan penguatan.

    Sektor properti dan real estate naik 2,85%, disusul sektor energi yang menguat 1,74%, serta sektor transportasi dan logistik yang bertambah 0,34%. Kenaikan juga terjadi pada sektor infrastruktur sebesar 0,17%, sektor keuangan 0,11%, sektor basic materials 0,13%, dan sektor perawatan kesehatan 0,03%.

    Dengan penguatan ini, tercatat delapan sektor berhasil ditutup di zona hijau, sementara tiga sektor lainnya—consumer nonsiklikal, consumer siklikal, dan teknologi—berada di zona merah.

    Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga merilis daftar 10 saham dengan kenaikan harga tertinggi (top gainers) sepanjang sepekan terakhir. Daftar ini mencerminkan saham-saham yang mampu mencatat performa terbaik di tengah kondisi IHSG yang terkoreksi.

    Top Gainers Sepekan

    1.PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) melonjak 113,15% menjadi Rp 3.080 per saham dari Rp 1.445 per saham.

    2.PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) melonjak 112,84% menjadi Rp 630 per saham dari pekan lalu Rp 296 per saham.

    3.PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) melonjak 92,86% menjadi Rp 2.430 per saham dari pekan lalu Rp 1.260 per saham.

    4.PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) melonjak 67,86% menjadi Rp 1.880 per saham dari pekan lalu Rp 1.120 per saham.

    5.PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melonjak 63,24% menjadi Rp 1.665 per saham dari pekan lalu Rp 1.020 per saham.

    6.PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) melonjak 62,04% menjadi Rp 175 per saham dari pekan lalu Rp 108 per saham.

    7.PT Voksel Electric Tbk (VOKS) melonjak 61,86% menjadi Rp 314 per saham dari pekan lalu Rp 194 per saham.

    8.PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) melonjak 59,62% menjadi Rp 83 per saham dari pekan lalu Rp 52 per saham.

    9.PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) melonjak 56,12% menjadi Rp 153 per saham dari pekan lalu Rp 98 per saham.

    10.PT Obm Drilchem Tbk (OBMD) melonjak 55,34% menjadi Rp 320 per saham dari pekan lalu Rp 206 per saham.

    Top Losers Sepekan

    Selain itu, 10 saham alami koreksi terbesar atau top losers selama sepekan. Berikut 10 saham top losers berdasarkan data BEI:

    1.PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) merosot 26,02% menjadi Rp 1.180 per saham dari pekan lalu Rp 1.595 per saham.

    2.PT Shield On Service Tbk (SOSS) merosot 22,02% menjadi Rp 655 per saham dari pekan lalu Rp 840 per saham.

    3.PT Wir Asia Tbk (WIRG) merosot 17,57% menjadi Rp 183 per saham dari pekan lalu Rp 222 per saham.

    4.PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) merosot 16,90% menjadi Rp 118 per saham dari pekan lalu Rp 142 per saham.

    5.PT Royal Prima Tbk (PRIM) merosot 14,71% menjadi Rp 87 per saham dari pekan lalu Rp 102 per saham.

    6.PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) merosot 14,29% menjadi Rp 102 per saham dari pekan lalu Rp 119 per saham.

    7.PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) merosot 14,16% menjadi Rp 194 per saham dari pekan lalu Rp 226 per saham.

    8. PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) merosot 14,10% menjadi Rp 67 per saham dari pekan lalu Rp 78 per saham.

    9.PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) merosot 13,93% menjadi Rp 210 per saham dari pekan lalu Rp 244 per saham.

    10. PT Golden Flower Tbk (POLU) merosot 13,88% menjadi Rp 6.050 per saham dari pekan lalu Rp 7.025 per saham.

  • IHSG Melemah Usai Demo Ricuh, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Global dan Politik

    IHSG Melemah Usai Demo Ricuh, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Global dan Politik

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkoreksi ke zona merah pada awal perdagangan Jumat (29/8/2025). Pelemahan ini terjadi sehari setelah aksi demonstrasi besar pada 28 Agustus yang berakhir ricuh dan menambah kekhawatiran pelaku pasar.

    Berdasarkan data RTI Anugerahslot, IHSG dibuka di level 7.899,88, turun dari penutupan sebelumnya di posisi 7.952,08. Hingga pukul 09.25 WIB, IHSG masih tertekan, merosot 43 poin atau 0,56% ke level 7.907,10.

    Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menilai IHSG berpotensi menghadapi tekanan jangka pendek akibat kombinasi faktor eksternal dan internal. Dari luar negeri, ekspektasi inflasi yang masih tinggi di Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran bahwa The Federal Reserve akan menunda pemangkasan suku bunga, sehingga meningkatkan kewaspadaan investor global.

    “Pasar global masih dibayangi ketidakpastian. Dari AS, ekspektasi inflasi yang masih tinggi bisa membuat The Fed menunda pemangkasan suku bunga,” jelas Reydi kepada Liputan6.com.

    Dari sisi domestik, dinamika politik dalam negeri turut menekan sentimen. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG memang sempat menguat tipis 0,20%, meski asing mencatat jual bersih Rp 279 miliar. Namun, potensi koreksi masih terbuka lebar akibat capital outflow dan meningkatnya tensi politik pascademo.

    “Dengan kondisi global yang tidak pasti, ditambah aksi massa yang memanas, pasar cenderung berhati-hati. Koreksi jangka pendek bisa terjadi,” tambah Reydi.

    Untuk strategi investasi, ia menyarankan investor mengambil sikap wait and see terlebih dahulu. Namun, sektor-sektor defensif seperti consumer staples dan telekomunikasi masih layak diperhatikan apabila gejolak politik dan aksi massa terus berlanjut.

    IHSG Tergelincir Usai Demo Ricuh, Mayoritas Sektor Saham Terbakar

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada awal perdagangan Jumat (29/8/2025), sehari setelah aksi demo besar-besaran yang berakhir ricuh.

    Mengutip data RTI, IHSG dibuka di level 7.899,88, turun dari penutupan sebelumnya di 7.952,08. Hingga pukul 09.25 WIB, IHSG masih tertekan dengan pelemahan 43 poin atau 0,56% ke posisi 7.907,10.

    Sepanjang sesi pagi, IHSG bergerak di rentang 7.912,48 (tertinggi) hingga 7.847,16 (terendah).

    Tekanan jual terlihat dominan, tercermin dari 457 saham melemah, sedangkan hanya 105 saham yang menguat, dan 125 saham stagnan. Aktivitas perdagangan tercatat sebanyak 491.817 kali, dengan volume 11,5 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp34,1 triliun. Sementara itu, kurs dolar AS berada di kisaran Rp16.385.

    Mayoritas sektor saham juga ikut melemah. Sektor kesehatan menjadi satu-satunya yang mampu bertahan di zona hijau. Adapun pelemahan terdalam dialami sektor cyclical yang anjlok 14,23%, disusul sektor properti yang terkoreksi 1,24%.

    Beberapa saham yang paling aktif diperdagangkan antara lain PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PASB), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

    IHSG Berpotensi Melemah, Investor Diminta Waspada

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan Jumat (29/8/2025). IHSG hari ini diproyeksikan berada di rentang 7.830–8.050.

    Menurut catatan BNI Sekuritas, IHSG sebelumnya ditutup menguat tipis 0,2%, namun dibarengi aksi jual asing senilai Rp294 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dilepas investor asing antara lain PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

    “IHSG berpotensi bergerak melemah hari ini,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman. Ia memperkirakan IHSG bergerak pada level support 7.830–7.900 dan resistance 8.000–8.050.

    Sementara itu, riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai pola candle yang menyerupai shooting star di area resistance menjadi sinyal untuk kembali bersikap wait and see.

    “Jangan lupa pasang trailing stop pada saham di portofolio Anda. Support kritikal hari ini berada di level 7.910–7.850. Jika level ini ditembus, investor perlu siap melakukan pengurangan posisi lebih lanjut,” tulis riset tersebut.

    📊 Trading Idea Hari Ini (29 Agustus 2025)

    1. BBYB – Spec Buy

    • Area Beli: 350–354
    • Cutloss: < 346
    • Target: 360–366

    2. ATLA – Spec Buy

    • Area Beli: 67
    • Cutloss: < 65
    • Target: 71–78

    3. MBMA – Spec Buy

    • Area Beli: 434–436
    • Cutloss: < 430
    • Target: 440–446

    4. BKSL – Spec Buy

    • Area Beli: 138–141
    • Cutloss: < 138
    • Target: 145–150

    5. MINA – Spec Buy

    • Area Beli: 175–179
    • Cutloss: < 170
    • Target: 186–192

    6. CUAN – Buy on Weakness

    • Area Beli: 1.560–1.600
    • Cutloss: < 1.550
    • Target: 1.650–1.700
  • Pelaku Pasar Saham Cemas Pelemahan Ekonomi Indonesia

    Pelaku Pasar Saham Cemas Pelemahan Ekonomi Indonesia

    Serratalhadafc.com – Pelaku pasar saham Indonesia mengaku cemas atas Pelemahan ekonomi Indonesia ke depan. Dibuktikan oleh lesunya data purchasing managers index atau PMI manufaktur hingga pertumbuhan pinjaman bank.

    “Saat ini market ekonomi kalau dilihat data masih cukup lemah. Kita lihat data PMI empat bulan di bawah 50, loan growth 7,8 (persen), semakin turun. Jadi ekonomi secara umum lemah,” ujar Head of Multi Asset Eastspring Investments Erik Susanto kepada Anugerahslot Finance di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Di sisi lain, Erik melihat pergerakan pasar saham di seluruh dunia lebih didorong oleh rewriting valuasi, bukan melalui fundamentalnya sendiri. “Jadi itu yang kita pantau. Kita juga tidak mau terlalu agresif,” imbuh dia.

    Menyikapi situasi pasar saat ini, Eastspring Investments Indonesia banyak fokus pada pembelian saham di dua sektor, yakni perbankan dan konsumen.

    “Karena perbankan itu sumber motor perekonomian Indonesia. Sektor-sektor lainnya kita pilih salah satunya sektor consumer, karena Indonesia adalah berbasis ekonomi domestik,” ungkapnya.

    “Jadi kita fokus di consumer dengan support dari pemerintah, baik dari kebijakan moneter juga fiskal untuk men-support ekonomi. Itu juga akan men-support perbankan, dan juga consumer yang kita pilih saat ini,” dia menambahkan.

    Tunggu Pemangkasan Suku Bunga Acuan

    Lebih lanjut, Erik menyebut investor di pasar saham dan obligasi tengah menanti lanjutan edisi dari pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan juga Bank Indonesia. Ia memprediksi, kebijakan itu akan kembali dilakukan oleh dua bank sentral tersebut jelang akhir 2025 ini.

    “Penurunan suku bunga itu sudah hampir pasti. The Fed akan memotong suku bunga 2-3 kali, di September nanti itu sudah hampir pasti,” kata dia.

    “Bank Indonesia sendiri kita prediksi masih ada satu kali lagi pemotongan. Tahun depan masih ada dua kali,” dia menekankan.

    Baik untuk Saham dan Obligasi

    Dengan pemotongan suku bunga, Erik menilai itu otomatis akan baik untuk kelas aset saham dan obligasi. Semisal untuk saham, perusahaan-perusahan yang punya utang interest cost-nya akan turun.

    Di sisi lain, itu bakal turut tercermin pada penurunan yield obligasi. Erik memprediksi, itu bakal turun dari saat ini di kisaran 6,4 persen menjadi 6,2 persen di akhir tahun.

    “Namun, kita harus berhati-hati, di tengah valuasi pasar yang tinggi, di equity, juga bonds dan yield yang udah turun, itu juga kita harus menjaga fluktuasi dan juga risiko untuk nasabah,” ia mengingatkan.

  • Saham Astra International (ASII) Menguat Hampir 10%, Didorong Aksi Beli Asing

    Saham Astra International (ASII) Menguat Hampir 10%, Didorong Aksi Beli Asing

    Serratalhadafc.com – Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) berhasil bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa (19/8/2025). Penguatan ini terjadi di tengah kondisi IHSG yang kurang mendukung, namun menarik perhatian investor berkat aksi beli asing yang cukup besar.

    Berdasarkan data RTI, saham ASII ditutup menguat 9,95% ke level Rp 5.525 per saham. Sejak pembukaan perdagangan, saham sudah naik 50 poin ke Rp 5.275 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 5.575, serta terendah di Rp 5.200.

    Sepanjang perdagangan, frekuensi transaksi tercatat 49.874 kali dengan volume mencapai 2,71 juta saham. Nilai transaksi menembus Rp 1,5 triliun, sementara kapitalisasi pasarnya kini berada di kisaran Rp 223,7 triliun.

    Aksi beli asing juga menjadi pendorong utama penguatan ini. Data Stockbit mencatat, investor asing membukukan net buy Rp 852,78 miliar di saham ASII.

    Dari sisi teknikal, analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan saham ASII masih dalam fase uptrend dan mampu bertahan di atas moving average (MA) 20 hari, disertai peningkatan volume transaksi.

    Indikator MACD masih berada di area positif, sementara pergerakan stochastic diperkirakan masih menguat menuju area overbought,” jelas Herditya kepada Anugerahslot Finance di sela wawacara.

    IHSG Melemah 0,45% ke 7.862, Ditutup di Zona Merah

    Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (19/8/2025) berbalik arah melemah. Indeks ditutup terkoreksi 0,45% ke level 7.862,94, sejalan dengan pelemahan mayoritas indeks saham acuan.

    Indeks LQ45 turut melemah lebih dalam, yakni 0,71% ke posisi 815,23.

    Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 7.931,75 dan terendah di 7.854,09. Dari sisi pergerakan saham, terdapat 405 saham menguat, 242 saham melemah, sementara 155 saham stagnan.

    Aktivitas perdagangan terpantau cukup ramai dengan total frekuensi mencapai 2,17 juta kali. Volume transaksi tercatat sekitar 40,1 miliar saham dengan nilai harian sebesar Rp 18,6 triliun.

    Saham Astra (ASII) Melonjak Hampir 10% di Tengah IHSG Melemah

    Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan sesi pertama, Selasa (19/8/2025). Kenaikan ini terjadi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis.

    Berdasarkan data RTI, saham ASII ditutup menguat 9,95% ke level Rp 5.525 per saham, setelah naik 250 poin dari posisi pembukaan di Rp 5.275 per saham. Sepanjang perdagangan, saham ASII bergerak di rentang Rp 5.200 – Rp 5.550 per saham.

    Aktivitas perdagangan juga terpantau tinggi, dengan 32.087 kali transaksi dan volume mencapai 1,81 juta saham. Nilai transaksi harian ASII tercatat sebesar Rp 974,6 miliar, sehingga kapitalisasi pasarnya kini mencapai Rp 223,67 triliun.

    Sebelumnya, pada Jumat (15/8/2025), saham ASII juga menjadi incaran asing. Tercatat aksi beli oleh investor asing mencapai Rp 22,17 miliar, yang turut mendukung penguatan harga saham perusahaan konglomerasi tersebut.

    Astra International Tambah Kepemilikan Saham Hermina (HEAL) Jadi 10%

    PT Astra International Tbk (ASII) kembali memperkuat investasinya di sektor kesehatan dengan membeli saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) senilai Rp 492,53 miliar pada akhir Juli 2025.

    Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (3/8/2025), Astra International melakukan pembelian sebanyak 313.271.000 saham HEAL atau setara 2,04% kepemilikan.

    Transaksi tersebut dilakukan dalam dua tahap:

    • 25 Juli 2025: Astra membeli 120.513.700 saham HEAL di harga Rp 1.680 per saham.
    • 31 Juli 2025: Astra kembali membeli 192.757.300 saham HEAL di harga Rp 1.505 per saham.

    Total nilai pembelian mencapai Rp 492,53 miliar.

    Dalam keterangannya, perusahaan menyebut transaksi ini dilakukan untuk tujuan investasi dengan status kepemilikan tidak langsung.

    Dengan tambahan saham tersebut, kepemilikan Astra International di HEAL meningkat menjadi 1.536.595.000 saham atau sekitar 10%. Sebelumnya, Astra hanya menggenggam 1.223.324.000 saham atau 7,96%.

    Rinciannya, 1.110.824.000 saham dimiliki secara langsung oleh ASII, sementara 112.500.000 saham lainnya dikuasai secara tidak langsung melalui anak usaha, PT Astra Healthcare Indonesia (AHI). Astra sendiri memiliki 99,99% saham di AHI.

  • IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan pada periode 11–15 Agustus 2025. Dorongan utama datang dari aksi beli besar-besaran investor asing yang menambah optimisme di pasar.

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 4,8% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Nilai pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 6,67 triliun, jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Meski demikian, secara akumulasi sepanjang 2025, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 55,18 triliun.

    Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menilai tren masuknya dana asing mulai menunjukkan konsistensi. Menurutnya, aliran dana tersebut tidak lepas dari keputusan lembaga riset internasional MSCI yang memasukkan sejumlah perusahaan Indonesia ke dalam indeks global.

    “Prestasi ini menjadi sinyal positif dan berpotensi memperbesar investment pool Indonesia sebagai salah satu negara yang menarik untuk investasi,” jelas Liza dalam risetnya.

    Ia menambahkan, keberadaan perusahaan berkapitalisasi besar di dalam indeks memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor. Hal ini membuat pasar modal Indonesia semakin kompetitif dan berpotensi menarik lebih banyak aliran dana asing ke depannya.

    Investor Asing Fokus ke Sektor Perbankan, Rupiah dan IHSG Ikut Menguat

    Strategi masuknya investor asing ke pasar modal Indonesia saat ini banyak diarahkan ke sektor perbankan. Menurut Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, saham-saham bluechip perbankan yang selama ini cenderung tertinggal (laggard) justru menjadi target utama.

    “Bluechips yang sudah lama laggard penting untuk dimasukkan ke portofolio skala besar karena mereka adalah tulang punggung IHSG atau index mover,” jelas Liza.

    Aliran dana asing yang deras tak hanya mengangkat IHSG, tetapi juga memberikan dukungan terhadap penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Faktor lain yang memperkuat sentimen adalah melemahnya indeks dolar AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang.

    “Probability Fed Rate cut on September yang hampir di price-in ke pasar membuat yield obligasi ikut merendah, sehingga menggeser investment appetite ke arah lebih risk-on, yakni saham,” tambah Liza.

    Dengan kombinasi faktor eksternal dan fokus pada sektor perbankan, prospek pasar modal Indonesia dinilai semakin solid untuk menarik arus modal asing dalam jangka menengah.

    Pertumbuhan Ekonomi dan Arus Investasi Asing Jadi Penopang Pasar Modal Indonesia

    Liza Camelia Suryanata, Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang mencapai 5,12% menjadi sinyal positif bagi pasar. Menurutnya, asumsi dasar makro ekonomi 2026 juga lebih realistis dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5,2%–5,8%, meskipun sejumlah target lain dipandang cukup menantang di tengah kondisi global yang masih beradaptasi terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    “Namun, kami melihat investasi asing memang mulai merangkak naik, tumbuh 2,5% pada semester I 2025 dengan nilai mencapai USD 25,56 miliar,” jelas Liza.

    Ia menambahkan, ke depan pasar perlu mengamati stabilitas dan konsistensi dari arus masuk dana asing ini. Menurutnya, peran pemerintah sangat krusial dalam membaca arah perubahan peta ekonomi global.

    “Kejelian pemerintah memanfaatkan celah dalam pergeseran ekonomi global sangat menentukan sebanyak apa benefit yang bisa diraih Indonesia,” tutur Liza.

    Dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi domestik yang solid, arus modal asing yang kembali meningkat, serta kebijakan pemerintah yang adaptif, pasar modal Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk tetap atraktif di tengah dinamika global.

    Apakah Anda ingin saya rangkum potensi risiko eksternal yang bisa memengaruhi aliran dana asing ke Indonesia dalam waktu dekat?

    📊 Aksi Beli Investor Asing Dorong IHSG

    Sepanjang pekan perdagangan 11–15 Agustus 2025, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih saham dengan nilai total sekitar Rp 6,6 triliun. Pembelian terbesar terjadi pada 12 Agustus 2025 yang mencapai Rp 2,2 triliun.

    Berikut rincian aliran dana asing ke pasar saham Indonesia selama sepekan:

    • 11 Agustus 2025: Rp 850 miliar
    • 12 Agustus 2025: Rp 2,20 triliun
    • 13 Agustus 2025: Rp 1,48 triliun
    • 14 Agustus 2025: Rp 827,17 miliar
    • 15 Agustus 2025: Rp 1,30 triliun

    Konsistensi aliran dana asing ini menjadi salah satu pendorong utama penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan yang sama.

  • IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan sepanjang perdagangan 11–15 Agustus 2025. Peningkatan ini terutama didorong oleh masuknya arus modal asing dalam jumlah besar yang melakukan aksi beli pada sejumlah saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Mengutip data Anugerahslot BEI, IHSG ditutup menguat 4,84% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Capaian ini menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan pekan sebelumnya yang justru melemah tipis 0,06% ke posisi 7.533,38.

    Seiring kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga meningkat signifikan sebesar 5,11%, dari Rp 13.555 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 14.247 triliun. Pertumbuhan kapitalisasi ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik.

    Arus modal asing menjadi faktor pendorong utama. Sepanjang sepekan, investor asing mencatatkan net buy atau aksi beli bersih senilai Rp 6,67 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Masuknya dana asing secara konsisten memperlihatkan minat yang kuat terhadap saham-saham Indonesia, terutama di tengah optimisme terhadap stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan.

    Kenaikan IHSG juga diikuti dengan lonjakan pada sejumlah indikator perdagangan bursa. Rata-rata nilai transaksi harian meningkat 24,86%, dari Rp 17,07 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 21,32 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian juga bertambah 19,55%, dari 30,01 miliar saham menjadi 35,88 miliar saham. Aktivitas perdagangan semakin ramai tercermin dari rata-rata frekuensi transaksi harian yang naik 5,87% menjadi 2,08 juta kali transaksi, dibanding pekan sebelumnya 1,96 juta kali transaksi.

    Meski mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, ada satu sektor yang justru bergerak berlawanan arah. Dari 11 sektor yang tercatat di BEI, sektor basic materials melemah sendiri dengan penurunan 2,89%. Pelemahan sektor ini dipengaruhi oleh koreksi pada sejumlah emiten pertambangan dan industri kimia dasar, seiring fluktuasi harga komoditas global.

    Secara keseluruhan, kinerja IHSG pekan ini menunjukkan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Lonjakan arus masuk investor asing, peningkatan nilai dan volume transaksi, serta penguatan hampir di seluruh sektor menegaskan optimisme pelaku pasar terhadap perekonomian domestik. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi menembus level psikologis baru dalam beberapa pekan mendatang, terutama dengan dukungan faktor eksternal yang kondusif dan kebijakan ekonomi yang stabil.

    Sektor Saham dan Top Gainers IHSG Pekan 11–15 Agustus 2025

    Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 11–15 Agustus 2025 tidak hanya didorong oleh aliran modal asing yang deras, tetapi juga oleh penguatan hampir di seluruh sektor saham. Dari 11 sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya sektor basic materials yang mengalami pelemahan. Sektor lainnya justru mencatatkan pertumbuhan, dengan teknologi menjadi motor utama.

    Berdasarkan data BEI, sektor teknologi tampil sebagai penggerak terbesar dengan lonjakan 15,41% dalam sepekan. Kenaikan ini mencerminkan tingginya minat investor pada saham-saham berbasis digital dan teknologi finansial yang prospeknya terus membaik di tengah transformasi digital nasional.

    Di posisi berikutnya, sektor industri meningkat 5,59%, didorong oleh permintaan yang stabil dari sektor manufaktur dan otomotif. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan mencatat kenaikan 5,23%, seiring meningkatnya kebutuhan layanan medis dan farmasi yang menopang kinerja emiten di sektor ini.

    Sektor keuangan sebagai salah satu pilar utama pasar modal juga tumbuh solid dengan penguatan 4,10%. Lalu sektor properti dan real estate naik 3,15%, menunjukkan optimisme pasar terhadap pemulihan industri properti. Diikuti sektor transportasi dan logistik yang menanjak 2,03%, didorong tingginya aktivitas perdagangan dan distribusi barang.

    Penguatan juga tercatat pada sektor consumer siklikal sebesar 2,43%, sektor infrastruktur sebesar 1,73%, sektor energi sebesar 1,27%, serta sektor consumer nonsiklikal sebesar 0,58%.

    Dengan mayoritas sektor bergerak positif, IHSG tidak hanya menunjukkan reli yang ditopang investor asing, tetapi juga mencerminkan sentimen optimistis terhadap prospek ekonomi domestik di berbagai lini usaha.

    Selain penguatan sektoral, pasar modal juga mencatat 10 saham dengan kenaikan paling menonjol sepanjang pekan perdagangan. Berdasarkan data BEI, inilah 10 saham top gainers IHSG pekan 11–15 Agustus 2025:

    1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) – melesat tajam didorong kenaikan transaksi digital dan optimisme investor teknologi.
    2. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – naik signifikan seiring pertumbuhan GMV dan peningkatan mitra UMKM.
    3. PT Bank Jago Tbk (ARTO) – menguat dengan dukungan ekspansi digital banking dan kenaikan jumlah nasabah.
    4. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) – terdorong pertumbuhan pengguna data serta peningkatan pendapatan layanan digital.
    5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) – naik stabil berkat prospek bisnis media dan teknologi finansial.
    6. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) – melonjak karena permintaan produk farmasi dan kesehatan yang terus meningkat.
    7. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) – menguat akibat kenaikan jumlah pasien dan ekspansi rumah sakit baru.
    8. PT Astra International Tbk (ASII) – meningkat seiring penjualan otomotif yang pulih dan diversifikasi bisnis yang kuat.
    9. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – tetap jadi incaran investor asing, mencatat penguatan konsisten.
    10. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – terdorong oleh prospek penjualan properti dan pengembangan kawasan strategis.

    Penguatan sektor teknologi dan deretan top gainers tersebut memperlihatkan arah positif pasar saham Indonesia. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi melampaui level psikologis 8.000 dalam waktu dekat, dengan dukungan sentimen global yang kondusif dan kepercayaan investor yang semakin solid.

    Top Losers Sepekan

    Selain itu, ada 10 saham yang catat top losers selama sepekan, berdasarkan data BEI.

    1.PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) melemah 27% ke posisi Rp 730 per saham dari pekan lalu Rp 1.000 per saham.

    2.PT Super Energy Tbk (SURE) melemah 25,75% ke posisi Rp 3.230 per saham dari pekan lalu Rp 4.350 per saham.

    3.PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) melemah 24,49% ke posisi Rp 222 per saham dari pekan lalu Rp 294 per saham.

    4.PT Shield On Service Tbk (SOSS) melemah 16,79% ke posisi Rp 545 per saham dari pekan lalu Rp 655 per saham.

    5.PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) melemah 16,04% ke posisi Rp 1.230 per saham dari pekan lalu Rp 1.465 per saham.

    6.PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) melemah 13,19% ke posisi Rp 408 per saham dari pekan lalu Rp 470 per saham.

    7.PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melemah 11,93% ke posisi Rp 775 per saham dari pekan lalu Rp 880 per saham.

    8.PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melemah 11,81% ke posisi Rp 254 per saham dari pekan lalu Rp 288 per saham.

    9.PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) melemah 11,43% ke posisi Rp 496 per saham dari pekan lalu Rp 560 per saham.

    10.PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) melemah 10,71% ke posisi Rp 125 per saham dari pekan lalu Rp 140 per saham.

  • IHSG Tembus 8.000, Ditopang Optimisme Pasar dan Pidato Presiden Prabowo

    IHSG Tembus 8.000, Ditopang Optimisme Pasar dan Pidato Presiden Prabowo

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8/2025). IHSG menguat 80,71 poin atau 1,02% menjadi 8.011,96. Lonjakan ini bertepatan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD.

    Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) dengan pergerakan di dalam pola expanding diagonal.

    “Pola ini memberi peluang bagi IHSG untuk menguji area resistance di kisaran 7.967 hingga 8.000. Indikator Stochastic K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif, ditambah kenaikan volume perdagangan yang semakin memperkuat tren bullish,” ujar Nafan dalam risetnya kepada Anugerahslot FInance, Jumat (15/8/2025).

    IHSG Tembus 8.000, Didukung Optimisme Domestik dan Sentimen Global

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8/2025). IHSG menguat 80,71 poin atau 1,02% menjadi 8.011,96. Kenaikan ini bertepatan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD.

    Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) dengan pergerakan di dalam pola expanding diagonal. “Pola ini membuka peluang bagi IHSG untuk menguji area resistance di kisaran 7.967 hingga 8.000. Indikator Stochastic K_D dan RSI memberikan sinyal positif, sementara kenaikan volume perdagangan semakin memperkuat tren bullish,” ungkapnya.

    Dari sisi domestik, menjelang perayaan HUT RI ke-80, pasar menantikan pidato Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang untuk pertama kalinya akan disampaikan Presiden Prabowo. “Fokusnya pada asumsi makro dan program-program prioritas seperti MBG, Koperasi Desa Merah Putih, sekolah rakyat, dan pembangunan infrastruktur dinilai dapat meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini membuat pelaku pasar berpotensi mengoptimalkan portofolio mereka,” jelas Nafan.

    Sementara itu, dari sisi global, peluang pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada September 2025 dinilai masih terbuka lebar. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole pekan depan juga diperkirakan menjadi katalis tambahan.

    Selain itu, rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska diharapkan dapat meredam ketegangan geopolitik Rusia–Ukraina serta perang tarif AS–Rusia, yang selama ini membebani sentimen pasar global.

    Pidato Perdana Prabowo di HUT ke-80 RI: Peringatkan Bahaya Kekayaan Mengalir ke Luar Negeri

    Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan perdananya dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia di Sidang Tahunan MPR, Jumat (15/8/2025). Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti isu serius terkait kekayaan Indonesia yang dinilai masih banyak mengalir keluar negeri.

    Prabowo mengibaratkan kondisi tersebut seperti tubuh yang kehilangan darah. Jika terus dibiarkan, menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi negara gagal.

    “Kalau kekayaan mengalir ke luar negeri kita biarkan terus menerus, kita berpotensi jadi negara gagal,” tegasnya.

    Ia menekankan perlunya langkah konkret untuk menghentikan kebocoran kekayaan nasional, meskipun upaya tersebut tidak mudah dan mungkin tidak populer bagi sebagian pihak.

    “Walaupun itu sulit dan tidak populer bagi pihak tertentu, saya harus mengambil langkah untuk menyelamatkan kekayaan negara demi kepentingan bangsa kita hari ini dan di masa depan,” ujarnya.

    Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengingatkan kembali niat luhur para pendiri bangsa, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Mohammad Sjahrir, dan Haji Agus Salim. Ia menegaskan pentingnya memahami Undang-Undang Dasar 1945 secara mendalam.

    “Semua sudah tertuang dalam UUD 1945. Saya yakin bangsa kita akan selamat. UUD 1945 harus kita pelajari, jangan hanya menjadi mantra atau slogan yang terus kita teriakkan tanpa makna,” katanya.

    Prabowo menutup pernyataannya dengan menegaskan keinginannya agar UUD 1945 benar-benar menjadi rancang bangun yang efektif, nyata, dan operasional demi kemajuan bangsa Indonesia.


    Kalau Anda mau, saya bisa satukan pidato ini dengan berita IHSG yang sebelumnya sehingga menjadi satu paket liputan ekonomi-politik yang memperlihatkan hubungan antara pernyataan Prabowo dan pergerakan pasar. Itu akan terasa seperti analisis media keuangan premium.

    Puan Maharani Singgung ‘Serakahnomic’, Kecam Bisnis Ilegal dan Judi Online

    Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti segelintir pihak yang mencari keuntungan bisnis dengan cara tidak sah dan menekan rakyat kecil, mulai dari tambang ilegal hingga praktik judi online (judol).

    Hal tersebut disampaikan Puan saat membacakan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara, Jumat (15/8/2025). Ia membandingkan perilaku tersebut dengan semangat kerja keras masyarakat yang berjuang dengan segala keterbatasan, seperti petani, nelayan, buruh, guru, ojek online, TNI, Polri, ASN, hingga tenaga kesehatan di pelosok negeri.

    “Mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah,” ujar Puan.

    Namun, menurutnya, ada segelintir orang dengan kekuasaan dan sumber daya lebih yang justru memeras rakyat dan mengeksploitasi sumber daya alam melalui bisnis manipulatif.

    “Bisnis ilegal, tambang ilegal, judi online, narkoba, penyelundupan, dan sebagainya. Keuntungan mereka sudah melampaui batas rasionalitas ilmu ekonomi dan nilai peradaban,” tegasnya.

    Puan juga mengutip istilah yang diperkenalkan Presiden Prabowo Subianto, yakni serakahnomic, untuk menggambarkan perilaku serakah yang merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Ini persoalan serius yang harus kita hadapi bersama,” ujarnya.

    Menghadapi tantangan ini, Puan menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang mencakup aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, serta komitmen bersama seluruh elemen bangsa.

  • Bos OJK Ungkap Kekuatan Pasar Modal Indonesia Lawan Ketidakpastian Global

    Bos OJK Ungkap Kekuatan Pasar Modal Indonesia Lawan Ketidakpastian Global

    Serratalhadafc.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan pasar modal Indonesia mampu menunjukkan ketahanan di tengah gejolak global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional dan kinerja pasar yang positif sepanjang semester I 2025.

    “Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan tentu kita sekarang dapat memperkirakan akan terus berjalan dalam beberapa waktu ke depan seperti kebijakan suku bunga tinggi di sejumlah negara maju dan meningkatnya tensi geopolitik serta perdagangan yang semakin diliputi oleh ketidakpastian, Indonesia mampu menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat,” ujar Mahendra dalam sambutannya pada acara Anugerahslot Seremoni Pembukaan Perdagangan dalam Rangka 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Senin (11/8/2025), di Main Hall BEI.

    Kinerja IHSG

    Mahendra menjelaskan, sepanjang semester I 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% year on year, mencerminkan kokohnya pondasi ekonomi nasional. Hingga 8 Agustus 2025, IHSG ditutup di level 7.533,39 dengan kapitalisasi pasar meningkat 9,88% menjadi Rp 13.555 triliun. Sementara itu, Indonesia Composite Bond Index juga naik 7,42% ke posisi 421,81.

    Capaian ini tak lepas dari resiliensi pasar modal yang tetap mampu beradaptasi meski menghadapi tekanan eksternal. Aktivitas penghimpunan dana telah mencapai Rp 144,78 triliun dari 16 emiten baru, dengan 13 perusahaan lainnya dalam pipeline IPO senilai indikatif Rp 16,65 triliun.

    “Pasar modal Indonesia tetap mampu menunjukkan resiliensi dan kapasitas adaptasi yang baik. Ini menjadi bukti bahwa infrastruktur pasar modal kita semakin tangguh dalam menghadapi guncangan eksternal dan komitmen bersama kita untuk menjaga stabilitas dan kepastian sekalipun dengan kondisi eksternal yang tidak semakin mudah,” tegasnya.

    HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, Simak Kinerja IHSG hingga Investor pada 2025

    Tepat 48 tahun pasar modal kembali diaktifkan di Indonesia pada 10 Agustus 2025. Seiring 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, pembukaan perdagangan pada Senin, 11 Agustus 2025 akan dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Dalam rangka HUT diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, menarik diketahui sejumlah pencapaian sepanjang 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Investor pasar modal telah tumbuh 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai 14.871.639 SID.

    Sejak 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada 2021.

    Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.

    “Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 5 Juli 2025, ditulis Senin (11/8/2025).

    HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, Simak Kinerja IHSG hingga Investor pada 2025

    Tepat 48 tahun pasar modal kembali diaktifkan di Indonesia pada 10 Agustus 2025. Seiring 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, pembukaan perdagangan pada Senin, 11 Agustus 2025 akan dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Dalam rangka HUT diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, menarik diketahui sejumlah pencapaian sepanjang 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Investor pasar modal telah tumbuh 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai 14.871.639 SID.

    Sejak 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada 2021.

    Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.

    “Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 5 Juli 2025, ditulis Senin (11/8/2025).

  • Investor Asing Lepas Saham Rp 510,92 Miliar saat IHSG Naik 0,58%

    Investor Asing Lepas Saham Rp 510,92 Miliar saat IHSG Naik 0,58%

    Serratalhadafc.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga penutupan perdagangan Jumat (8/8/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

    Mengutip data Anugerahslot Finance dari RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,58% ke posisi 7.533,38. Indeks saham LQ45 melemah 0,34% ke posisi 792,88. Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.648,90 dan level terendah 7.516,97.  Sebanyak 227 saham menguat dan 170 saham diam di tempat. Namun, 398 saham melemah sehingga menahan kenaikan IHSG.

    Total frekuensi perdagangan 1.895.365 kali dengan volume perdagangan sebanyak 30,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.259. Investor asing lepas saham Rp 510,92 miliar. Sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 61,85 triliun.

    Sektor saham beragam jelang akhir pekan ini. Sektor saham energi naik 2,27%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham industri bertambah 2,2%, sektor saham infrastruktur menguat 0,98%, sektor saham keuangan menguat 0,60%, sektor saham transportasi naik 0,55%, dan sektor saham properti melesat 0,14%.

    Sementara itu, sektor saham basic turun 0,15%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,42%, sektor saham consumer siklikal merosot 0,42%, sektor saham kesehatan turun 0,30%, dan sektor saham teknologi melemah 2,64%.

    Saham COIN melemah 14,89% ke posisi Rp 1.600 per saham. Harga saham COIN dibuka naik ke posisi Rp 2.190 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 1.880 per saham. Saham COIN berada di level tertinggi Rp 2.290 dan terendah Rp 1.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 155.986 kali dengan volume perdagangan 5.650.520 saham. Nilai transaksi Rp 1 triliun.

    Harga saham ABMM melemah 0,33% ke posisi Rp 2.980 per saham. Saham ABMM dibuka stagnan di posisi Rp 2.990 per saham. Saham ABBM berada di level tertinggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.970 per saham. Total frekuensi perdagangan 431 kali dengan volume perdagangan 6.937 saham. Nilai transaksi Rp 2,1 miliar.

    Saham SSIA susut 0,79% ke posisi Rp 2.500 per saham. Harga saham SSIA dibuka bertambah 20 poin ke posisi Rp 2.540 per saham. Saham SSIA berada di level tertinggi Rp 2.560 dan terendah Rp 2.420 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.067 kali dengan volume perdagangan 754.047 saham. Nilai transaksi Rp 185,7 miliar.

    Top Gainers-Losers

    Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

    • Saham INDX melonjak 25,33%
    • Saham SOSS melonjak 24,76%
    • Saham PPRI melonjak 24,58%
    • Saham SMDM melonjak 24,52%
    • Saham DSSA melonjak 20%

     

    Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

    • Saham COIN merosot 14,89%
    • Saham FORU merosot 14,83%
    • Saham ENRG merosot 14,17%
    • Saham RAAM merosot 12,50%
    • Saham IKAI merosot 11,11%

    Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

    • Saham CUAN senilai Rp 1,3 triliun
    • Saham COIN senilai Rp 1 triliun
    • Saham DSSA senilai Rp 840 miliar
    • Saham WIFI senilai Rp 767,9 miliar
    • Saham AMMN senilai Rp 723,1 miliar

    Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

    • Saham COIN tercatat 155.985 kali
    • Saham CUAN tercatat 134.858 kali
    • Saham CDIA tercatat 65.713 kali
    • Saham FUTR tercatat 47.768 kali
    • Saham ADRO tercatat 40.955 kali

    Sentimen IHSG

    Dalam kajian analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menuturkan, penguatan indeks dipicu oleh masuknya beberapa saham ke dalam indeks MSCI pada review kuartalan Agustus 2025.

    “Hal ini menimbulkan optimisme akan potensi masuknya kembali aliran dana investor asing ke pasar modal Indonesa,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

    Dari dalam negeri, selama pekan ini pelaku pasar memperhatikan rilis data-data perekonomian dalam negeri, diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang tercatat sebesar 5,12 persen year on year (yoy).

    Data cadangan devisa Indonesia periode Juli 2025 yang tercatat sebesar 152 miliar dolar AS, dari sebesar USD 152,6 miliar pada bulan sebelumnya.

    Kemudian, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2025 yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 118,1, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 117,8.

    Selain itu, tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berlaku pada Kamis, 7 Agustus 2025 dan berdampak terhadap puluhan negara mitra dagang AS.

    Impor dari hampir 200 negara saat ini dikenakan bea masuk ke AS sebesar 10-50 persen, dengan mitra dagang utama AS seperti Uni Eropa, Jepang dan Korea Selatan menghadapi tingkat tarif baru sebesar 15 persen.

    Di sisi lain, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95 persen pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dan sebesar 68 persen pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025.

    Bursa Saham Asia Pasifik

    Pada Jumat pekan ini, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah. Mengutip CNBC, indeks Hang Seng melemah 0,89% ke posisi 24.858,82. Indeks CSI 300 di China susut 0,24% ke posisi 4.104,97. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,85% ke posisi 41.820,48. Indeks Topix bertambah 1,21% ke posisi 3.024,21.

    Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan ditutup ke posisi 3.210,01. Indeks Kosdaq menguat 0,435 ke posisi 809,27. Indeks ASX 200 melemah 0,23%  ke posisi 8.807,10. Indeks Nifty 50 melemah 0,64%.

  • Aksi Beli Asing Rp 552,40 Miliar, Ini 10 Saham yang Dibeli

    Aksi Beli Asing Rp 552,40 Miliar, Ini 10 Saham yang Dibeli

    Serratalhadafc.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025 usai rilis pertumbuhan ekonomi dan aksi beli saham oleh investor asing.

    Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/8/2025), IHSG ditutup naik 0,68% ke posisi 7.515,18. IHSG berada di level tertinggi 7.546,94 dan level terendah 7.463,05.

    Total volume perdagangan mencapai 27,90 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 18,46 triliun. Total frekuensi perdagangan 2 juta kali transaksi.

    Kenaikan IHSG itu mendorong kapitalsiasi pasar BEI tercatat Rp 13.453 triliun. Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham consumer siklikal melonjak 3,72% dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan naik 1,32%, sektor saham properti menguat 1,11%. Lalu sektor saham teknologi mendaki 0,95%, sektor saham kesehatan menanjak 0,58%, sektor saham transportasi bertambah 0,29%, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,24%, dan sektor saham energi naik tipis 0,09%.

    Di sisi lain, sektor saham basic melemah 1,11%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri merosot 0,25%, sektor saham infrastruktur susut 0,13%. Investor asing membeli saham Rp 552,40 miliar pada perdagangan Selasa pekan ini. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 62,44 triliun.

    Pada Selasa pekan ini, investor asing membeli saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 188,22 miliar. Diikuti Anugerahslot PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 161,40 miliar dan dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) sebesar Rp 96,85 miliar.

    Aksi Beli Saham oleh Investor Asing

    Berikut 10 saham yang dibeli oleh investor asing berdasarkan data stockbit:

    1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 188,22 miliar

    2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 161,40 miliar

    3.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Rp 96,85 miliar

    4.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 92,90 miliar

    5.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 76,50 miliar

    6.PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 66,84 miliar

    7.PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 56,14 miliar

    8.PT Jasa Marga Tbk (JSMR): Rp 47,48 miliar

    9.PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA): Rp 44,69 miliar

    10.PT MD Entertaiment Tbk (FILM): Rp 41,04 miliar

    Aksi Jual Saham oleh Investor Asing

    Selain itu, investor asing juga melepas saham 10 saham ini saat IHSG naik pada Selasa pekan ini, berdasarkan data stockbit:

    1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 236,33 miliar

    2.PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA): Rp 53,27 miliar

    3.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 39,25 miliar

    4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): Rp 38,43 miliar

    5.PT Darma Henwa Tbk (DEWA): Rp 35,42 miliar

    6.PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA): Rp 33,24 miliar

    7.PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): Rp 23,18 miliar

    8.PT Sentul City Tbk (BKSL): Rp 22,89 miliar

    9.PT  Medikaloka Hermina Tbk (HEAL): Rp 22,89 miliar

    10.PT Indah Kiat Pulp and Papers Tbk (INKP): Rp 18,47 miliar