Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan pada perdagangan Rabu, 2 Juli 2025. IHSG harus meninggalkan level psikologis 6.900 akibat tekanan aksi jual dari investor asing yang mencapai Rp 1,22 triliun.
Berdasarkan data Anugerahslot finance di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis Kamis, 3 Juli 2025, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 6.905,36 dan terendah di 6.838,40. Total volume perdagangan mencapai 24,19 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 10,98 triliun dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,08 juta kali.
Seiring dengan pelemahan IHSG, kapitalisasi pasar juga ikut turun menjadi Rp 12.103 triliun. Tekanan jual dari investor asing menjadi salah satu faktor utama penurunan ini. Sepanjang tahun 2025, total net sell asing tercatat sebesar Rp 55,49 triliun.
Pada perdagangan Rabu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas asing, dengan nilai penjualan mencapai Rp 167,73 miliar. Diikuti oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 97,50 miliar dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) senilai Rp 82,11 miliar.
Daftar 10 Saham Teratas yang Dilepas Investor Asing (2 Juli 2025):
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Rp 167,73 miliar
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Rp 97,50 miliar
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) – Rp 82,11 miliar
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT) – Rp 61,50 miliar
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – Rp 30,12 miliar
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) – Rp 29,94 miliar
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Rp 29,68 miliar
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) – Rp 24,82 miliar
- PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) – Rp 24,68 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) – Rp 22,15 miliar
Di sisi lain, investor asing juga melakukan aksi beli terhadap sejumlah saham. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan pembelian terbesar dengan nilai Rp 131,31 miliar, disusul PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Daftar 10 Saham Teratas yang Dibeli Investor Asing (2 Juli 2025):
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) – Rp 131,31 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Rp 74,36 miliar
- PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) – Rp 33,58 miliar
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – Rp 28,45 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Rp 23,22 miliar
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) – Rp 22,21 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) – Rp 21,08 miliar
- PT Indosat Tbk (ISAT) – Rp 15,45 miliar
- PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) – Rp 9,99 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII) – Rp 8,55 miliar
Pelemahan IHSG ini mencerminkan sentimen negatif pasar yang dipicu oleh arus keluar dana asing, sekaligus menjadi sinyal bagi pelaku pasar untuk mencermati arah pergerakan investor global dalam beberapa waktu ke depan.
IHSG Ditutup Melemah, Pasar Cermati Sikap Trump terhadap The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 2 Juli 2025. Penurunan ini terjadi di tengah kehati-hatian pelaku pasar terhadap sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kembali melontarkan kritik terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed).
IHSG ditutup turun 34,12 poin atau 0,49 persen ke level 6.881,24. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 4,36 poin atau 0,57 persen ke posisi 766,22.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyampaikan bahwa bursa saham Asia bergerak variatif pada hari itu. Para pelaku pasar mencermati pernyataan dari Presiden Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell, sembari menunggu hasil dari pertemuan Politbiro Partai Komunis China.
Dari sisi global, perhatian investor tertuju pada surat yang dikirimkan Presiden Trump kepada Jerome Powell. Dalam surat tersebut, Trump mendesak The Fed untuk segera menurunkan suku bunga ke level yang sangat rendah. Sikap ini memperlihatkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS, terutama akibat kebijakan tarif dan tekanan perdagangan yang masih berlangsung.
Trump juga kembali melontarkan kritik pedas melalui platform media sosial Truth Social. Ia menilai kebijakan suku bunga saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan ekonomi AS dan menyatakan bahwa Dewan Gubernur The Fed seharusnya merasa malu atas kondisi ekonomi yang ada.
Sentimen negatif dari luar negeri ini turut membayangi pergerakan IHSG, yang akhirnya ditutup di zona merah di tengah tekanan dari investor asing dan ketidakpastian arah kebijakan moneter global.