Tag: infrastruktur

  • SIG Optimalkan Digitalisasi dan AI untuk Perkuat Rantai Pasok Nasional

    SIG Optimalkan Digitalisasi dan AI untuk Perkuat Rantai Pasok Nasional

    Serratalhadafc.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus melanjutkan transformasi industri dengan berbasis teknologi guna mendukung kelancaran dan keandalan operasionalnya. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pemanfaatan digitalisasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam pengelolaan rantai pasok atau supply chain management.

    Inisiatif ini bertujuan untuk menjamin kelancaran distribusi serta memastikan ketersediaan produk bahan bangunan di seluruh wilayah Indonesia secara lebih efektif, terukur, dan dalam skala besar. Langkah ini sekaligus menjadi bentuk komitmen SIG sebagai pelaku industri strategis dalam mendukung pemenuhan kebutuhan bahan bangunan nasional.

    Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni menjelaskan kepada Anugerahslot finance bahwa penerapan teknologi digital dan AI selaras dengan peran SIG dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional. Baik proyek pemerintah, swasta, maupun kebutuhan masyarakat luas, seluruhnya memerlukan jaminan ketersediaan bahan bangunan yang memadai.

    “Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada dukungan infrastruktur yang kuat. Di sinilah peran SIG menjadi sangat penting dalam menjamin keamanan pasokan bahan bangunan. Melalui optimalisasi digitalisasi dan AI, kami memperkuat sistem distribusi agar lebih efisien, mencapai operational excellence, dan menjamin stabilitas ketersediaan produk di pasar,” ujar Vita Mahreyni.

    Digitalisasi yang diterapkan SIG mencakup pengelolaan fasilitas distribusi dan proses pengiriman barang. Teknologi ini telah membantu menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aspek, mulai dari pemantauan persediaan secara real-time hingga penyajian laporan biaya rantai pasok yang lebih akurat dan aktual. Hasilnya, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan berbasis data yang presisi.

    Melalui langkah ini, SIG membuktikan komitmennya sebagai perusahaan BUMN yang tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada inovasi berkelanjutan dalam pengelolaan distribusi. Penggunaan teknologi mutakhir seperti AI diharapkan mampu menghadirkan solusi end-to-end yang adaptif terhadap dinamika pasar dan tantangan logistik nasional.

    Digitalisasi

    Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengungkapkan bahwa pemanfaatan digitalisasi dan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah terbukti meningkatkan efektivitas pengelolaan rantai pasok perusahaan. Selain mampu menekan risiko kekosongan stok (stock out) di fasilitas distribusi, langkah ini juga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan tingkat pemenuhan pesanan, yakni naik sebesar 1,16% atau setara dengan 118.000 ton semen selama periode November 2024 hingga Februari 2025.

    Lebih dari itu, proses konsolidasi data yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari kini dapat diselesaikan hanya dalam waktu dua jam. Percepatan ini sangat membantu manajemen dalam mengambil keputusan strategis secara cepat dan berbasis data akurat.

    Penerapan AI tidak hanya berhenti pada automasi pengumpulan data, tetapi juga memperkaya proses pengambilan keputusan melalui analisis prediktif. Teknologi ini dapat memberikan rekomendasi pengiriman berdasarkan kondisi stok barang di gudang pelanggan serta memproyeksikan kebutuhan berdasarkan pola riwayat transaksi pelanggan.

    “Sebagai perusahaan bahan bangunan terdepan di Indonesia, SIG memiliki jaringan operasional yang luas dan tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dengan terus mengadopsi kemajuan teknologi, kami siap mendukung pembangunan nasional hingga ke pelosok, dengan pasokan bahan bangunan yang stabil serta terjaga dari sisi mutu dan kualitas,” kata Vita Mahreyni.

    Langkah ini menjadi bagian dari transformasi berkelanjutan SIG untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam seluruh lini operasional, menjadikannya lebih adaptif terhadap tantangan industri dan kebutuhan pasar yang terus berkembang.

    Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak hampir 1% ke level 7.210,04 pada Rabu, 16 Juli 2025 didorong oleh kombinasi sentimen domestik dan eksternal yang positif. Katalis utama datang dari langkah Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. Ini merupakan pemangkasan ketiga sepanjang 2025, dilakukan setelah proyeksi inflasi tetap terkendali di kisaran 2,5±1% dan nilai tukar rupiah stabil di sekitar Rp16.200 per dolar AS. Pemangkasan suku bunga ini dinilai pasar sebagai kebijakan akomodatif yang mampu mendorong pemulihan ekonomi domestik, terutama melalui peningkatan aktivitas konsumsi dan investasi. Pada saat yang hampir bersamaan, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump juga mengumumkan penurunan tarif impor barang dari Indonesia, dari 32% menjadi 19%. Langkah ini menjadi bagian dari kesepakatan dagang bilateral yang baru dan memicu optimisme terhadap sektor ekspor nasional. “Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia adalah sinyal kuat bahwa otoritas moneter siap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi dengan insentif perdagangan dari AS, ini jadi kombinasi positif bagi pasar modal kita,” ujar Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, Kamis (17/7/2025).

    IHSG Melonjak Usai BI Turunkan Suku Bunga dan AS Longgarkan Tarif Impor

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat hampir 1% ke level 7.210,04 pada perdagangan Rabu, 16 Juli 2025. Lonjakan ini dipicu oleh kombinasi sentimen positif dari dalam dan luar negeri yang memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi nasional.

    Salah satu katalis utama datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. Ini merupakan pemangkasan ketiga sepanjang tahun 2025, seiring dengan terkendalinya inflasi dalam kisaran target 2,5±1% serta nilai tukar rupiah yang stabil di level Rp16.200 per dolar AS.

    Langkah BI tersebut dipandang sebagai kebijakan akomodatif yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional, terutama melalui peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga dan investasi sektor riil.

    “Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia adalah sinyal kuat bahwa otoritas moneter siap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, Kamis (17/7/2025).

    Dari sisi eksternal, sentimen positif juga datang dari kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang menurunkan tarif impor barang dari Indonesia, dari sebelumnya 32% menjadi 19%. Kebijakan ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang bilateral yang diperbarui antara kedua negara, yang disambut baik oleh pelaku pasar.

    Langkah tersebut meningkatkan optimisme terhadap kinerja ekspor nasional, terutama sektor manufaktur dan tekstil, yang sebelumnya terdampak beban tarif tinggi.

    “Insentif perdagangan dari AS menjadi angin segar bagi sektor ekspor kita. Kombinasi antara pelonggaran moneter dan dukungan eksternal seperti ini akan memperkuat daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor lokal maupun asing,” tambah Hendra.

    Dengan latar belakang tersebut, para pelaku pasar berharap tren positif ini bisa terus berlanjut, seiring dengan meningkatnya minat beli di bursa dan kian kuatnya fundamental ekonomi domestik.

    Prospek penguatan lanjutan IHSG dinilai masih cukup besar, dengan target penguatan berikutnya di kisaran 7.350 hingga 7.500. Saham-saham big caps sektor perbankan seperti BBRI, BMRI, dan BBCA menjadi pendorong utama reli indeks, seiring ekspektasi peningkatan margin bunga bersih (NIM) dan pertumbuhan kredit pasca penurunan suku bunga. Optimisme juga terlihat di saham-saham IPO baru seperti PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA) dan PT Coin Digital Indonesia Tbk (COIN) yang kembali mencatatkan auto rejection atas (ARA). Meskipun demikian, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai beberapa potensi hambatan, seperti dinamika kebijakan luar negeri dari AS dan potensi aksi ambil untung pasca reli. Kinerja saham perbankan masih menjadi tolok ukur utama, karena sektor ini dinilai paling cepat merespons perubahan kebijakan moneter. Salah satu yang disorot adalah BBRI yang dinilai mampu menembus level psikologis 4.000 karena eksposur besar pada pembiayaan UMKM. “Rebound di saham-saham perbankan besar menunjukkan bahwa pasar merespons positif terhadap kebijakan BI. Kinerja sektor ini kemungkinan akan menjadi tulang punggung penguatan IHSG dalam waktu dekat,” kata Hendra.

    IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Saham Perbankan dan IPO Jadi Motor Utama

    Setelah berhasil menembus level 7.210, prospek penguatan lanjutan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih terbuka lebar. Para analis memproyeksikan level resistance berikutnya berada di kisaran 7.350 hingga 7.500, didukung oleh kombinasi sentimen positif dan rotasi sektor yang sehat.

    Saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) di sektor perbankan menjadi motor utama reli indeks. Emiten-emiten seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat penguatan signifikan, seiring ekspektasi pasar terhadap peningkatan Net Interest Margin (NIM) dan pertumbuhan kredit yang lebih agresif pasca pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.

    “Rebound di saham-saham perbankan besar menunjukkan bahwa pasar merespons positif terhadap kebijakan BI. Kinerja sektor ini kemungkinan akan menjadi tulang punggung penguatan IHSG dalam waktu dekat,” ujar Hendra Wardana, Analis Pasar Modal dan Founder Stocknow.id, Kamis (17/7/2025).

    Selain sektor perbankan, euforia juga terlihat di saham-saham pendatang baru di bursa. Dua emiten yang baru melantai, PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA) dan PT Coin Digital Indonesia Tbk (COIN), kembali mencetak auto rejection atas (ARA), mencerminkan minat tinggi investor ritel terhadap peluang pertumbuhan emiten teknologi dan investasi.

    Namun demikian, pelaku pasar tetap diminta untuk mewaspadai sejumlah risiko yang berpotensi menekan sentimen. Di antaranya adalah ketidakpastian kebijakan luar negeri Amerika Serikat, serta kemungkinan aksi ambil untung setelah reli tajam dalam beberapa hari terakhir.

    Sektor perbankan masih menjadi indikator utama bagi arah pergerakan indeks, mengingat sensitivitasnya terhadap perubahan kebijakan moneter. Salah satu saham yang menjadi sorotan adalah BBRI, yang dinilai berpeluang menembus level psikologis 4.000, didorong oleh eksposur besarnya pada pembiayaan sektor UMKM.

    Dengan sentimen yang masih condong positif dan katalis fundamental yang mendukung, IHSG dinilai memiliki ruang untuk terus menguat dalam jangka pendek hingga menengah. Kunci selanjutnya terletak pada keberlanjutan arus masuk modal, kestabilan makroekonomi, serta realisasi pertumbuhan laba emiten kuartal kedua.