Tag: investor

  • Wall Street Ditutup Anjlok, Data Tenaga Kerja Bikin Investor Saham Khawatir

    Wall Street Ditutup Anjlok, Data Tenaga Kerja Bikin Investor Saham Khawatir

    Serratalhadafc.com – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau biasa disebut Wall Street berakhir melemah pada penutupan perdagangan Jumat (5/9/2025). Pelemahan bursa saham ini terjadi setelah laporan ketenagakerjaan AS lebih lemah dari perkiraan.

    Hal ini berdampak ke dua hal, yaitu memicu harapan penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) tetapi sekaligus menimbulkan kecemasan akan perlambatan ekonomi.

    Mengutip Anugerahslot CNBC, Sabtu (6/9/2025), Indeks S&P 500 turun 0,32% ke level 6.481,50, Nasdaq Composite melemah tipis 0,03% ke 21.700,39, sementara Dow Jones Industrial Average kehilangan 220,43 poin atau 0,48% ke 45.400,86.

    Ketiga indeks saham acuan ini sempat mencetak rekor intraday baru di awal sesi perdagangan.

    Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan perekonomian hanya menambah 22.000 lapangan kerja pada Agustus, jauh di bawah perkiraan 75.000. Sedangkan untuk tingkat pengangguran naik ke 4,3%, sesuai ekspektasi analis.

    Perkuat Spekulasi Investor

    Data ini semakin memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan akhir bulan ini. Bahkan menurut data FedWatch, sebagian pelaku pasar mulai memperhitungkan potensi pemangkasan 50 basis poin.

    Managing Partner di Harris Financial Group Jamie Cox menjelaskan, pertumbuhan lapangan kerja yang lambat, kenaikan pengangguran, serta upah yang moderat memperlihatkan pasar tenaga kerja benar-benar melambat.

    “The Fed kini punya alasan kuat untuk memangkas suku bunga,” kata dia.

    Kinerja Sepekan

    Meskipun pasar saham melemah pada Jumat, S&P 500 dan Nasdaq masih menutup pekan dengan kenaikan masing-masing 0,33% dan 1,14%. Sebaliknya, Dow Jones turun 0,32% sepanjang pekan.

    Sektor perbankan tertekan, dengan saham JPMorgan dan Wells Fargo melemah karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dapat menekan pertumbuhan kredit. Perusahaan industri seperti Boeing dan GE Aerospace juga ikut tergelincir akibat prospek pesanan yang bisa menurun.

    Namun, tidak semua saham tertekan. Broadcom justru mencatat lonjakan 9,4% setelah laporan keuangannya melampaui ekspektasi Wall Street.

    Sebaliknya, Nvidia turun 2,7% karena kekhawatiran persaingan yang semakin ketat di sektor chip AI. Palantir juga terkoreksi sekitar 2% di tengah tekanan pada saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan.

  • IHSG Anjlok Hari Ini, Investor Harus Bagaimana?

    IHSG Anjlok Hari Ini, Investor Harus Bagaimana?

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 29 Agustus 2025. IHSG hari ini pada sesi pertama anjlok 2,27% ke posisi 7.771,28. 

    Koreksi tajam IHSG ini terjadi di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah. Selain itu, aksi demonstrasi yang merebak di dalam negeri turut menjadi sentimen negatif. Kondisi domestik ini dinilai lebih kuat memicu tekanan dibandingkan faktor global.

    Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.913,86 dan level terendah 7.767,17. Sebanyak 662 saham melemah sehingga bebani IHSG. 89 saham menguat dan 49 saham diam di tempat.

    Total frekuensi perdagangan 1.625.838 kali dengan volume perdagangan 34 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,3 triliun.

    Pada perdagangan sesi pertama, mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham industri naik 0,13%. Sektor saham siklikal merosot 4,69%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham infrastruktur turun 3,5% dan sektor saham properti tergelincir 3,41%.

    Selain itu, sektor saham energi susut 2,71%, sektor saham basic terpangkas 3,47%. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melemah 1,7%, sektor saham kesehatan melemah 1,76%, sektor keuangan terpangkas 2,55%, sektor saham teknologi susut 2,47%, dan sektor saham transportasi melemah 1,79%.

    Pada pembukaan perdagangan sesi kedua, IHSG mulai kembali naik. Pada pukul 14.20 WIB, IHSG turun 1,25% ke posisi 7.853. Indeks LQ45 susut 1,25% ke posisi 801.

    Gerak Saham pada Sesi Pertama

    Harga saham BBCA turun 1,8% ke posisi Rp 8.175 per saham. Harga saham BBCA dibuka melemah 25 poin ke posisi Rp 8.250 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.275 dan terendah Rp 8.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 36.089 kali dengan volume perdagangan 1.019.462 saham. Nilai transaksi Rp 838,2 miliar.

    Harga saham ANTM susut 2,35% ke posisi Rp 2.910 per saham. Harga saham ANTM dibuka melemah 20 poin ke posisi Rp 2.960 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 3.020 dan terendah Rp 2.910 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.550 kali dengan volume perdagangan 969.930 saham. Nilai transaksi Rp 285,5 miliar.

    Di sisi lain, harga saham COCO naik 9,38% ke posisi Rp 525 per saham. Harga saham COCO berada di level tertinggi Rp 525 dan terendah Rp 625 per saham. Total frekuensi perdagangan 210 kali dengan volume perdagangan 47.880 saham. Nilai transaksi Rp 2,5 miliar.

    Kata Analis

    Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menuturkan, pada pembukaan IHSG melemah seiring ada aksi demonstrasi terutama pada Jumat, 29 Agustus 2025.

    “Bahkan kondisi politik dan keamanan domestik berpengaruh besar terhadap pelemahan IHSG pagi ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

    Ia mengatakan, kinerja IHSG pada September selama lima tahun terakhir rata-rata tergolong bearish. Akan tetapi, IHSG pada Oktober hingga Desember tergolong bullish. “Bila IHSG konsisten di perdagangkan di bawah 7.750, potensi bearish consolidation phase terbuka lebar,” kata dia.

    Di tengah koreksi IHSG, Nafan mengatakan, untuk mengakumulasi seleksi saham dengan prospek yang solid. “Beli saat harga sudah turun dalam, realisasikan keuntungan jika perlu, dan utilisasi manajemen risiko secara efektif,” kata dia.

    Tunggu dan Perhatikan Dengan Baik

    Sementara itu,  Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, koreksi IHSG terjadi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Saat ini, rupiah berada di posisi 16.450 per dolar AS.

    “Di sisi lain, ada aksi profit taking dari para investor dengan adanya perkembangan dari aksi penyampaian pendapat dari beberapa elemen dan menimbulkan insiden kemarin,” ujar dia.

    Ia menambahkan, dengan terkoreksinya IHSG, investor dapat cenderung wait and see sambil mencermati perkembangan domestik yang terjadi.

  • Kinerja BSDE Semester I 2025, Laba Bersih Turun Hampir 45%

    Kinerja BSDE Semester I 2025, Laba Bersih Turun Hampir 45%

    Serratalhadafc.com – Beberapa emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir Juni 2025. Salah satunya adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), yang mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester I tahun ini.

    Pendapatan usaha BSDE tercatat sebesar Rp 6,39 triliun, turun 13,01% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7,34 triliun.

    Kontributor utama masih berasal dari segmen penjualan properti senilai Rp 5,54 triliun, disusul oleh segmen sewa sebesar Rp 498,82 miliar, dan pengelolaan gedung senilai Rp 189,38 miliar.

    Seiring penurunan pendapatan, laba kotor juga melemah 16,54% year on year (yoy) menjadi Rp 4,05 triliun dari Rp 4,85 triliun pada semester I 2024.

    Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok lebih dalam, yakni 44,79% yoy, dari Rp 2,33 triliun pada Januari–Juni 2024 menjadi hanya Rp 1,28 triliun di periode yang sama tahun ini.

    Laba Bersih LPKR Anjlok 99% pada Semester I 2025

    PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melaporkan kinerja keuangan yang tertekan pada semester I 2025. Hingga 30 Juni 2025, perusahaan hanya membukukan laba bersih Rp 137,9 miliar, merosot tajam 99,34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 19,88 triliun. Penurunan tersebut ikut menekan laba per saham menjadi Rp 1,95, jauh di bawah posisi tahun lalu Rp 280,61.

    Dari sisi pendapatan usaha, LPKR mencatat Rp 4,11 triliun atau turun 48,62% dari Rp 8 triliun pada semester I 2024. Setelah memperhitungkan beban pajak final yang naik menjadi Rp 86,35 miliar dari Rp 58,67 miliar, pendapatan bersih yang dikantongi perusahaan hanya Rp 4,03 triliun, menyusut dari Rp 7,94 triliun pada periode sama tahun lalu.

    Beban pokok pendapatan tercatat Rp 2,62 triliun, lebih rendah dibanding Rp 4,53 triliun tahun lalu. Namun, pelemahan pendapatan membuat laba kotor ikut turun signifikan menjadi Rp 1,4 triliun dari Rp 3,4 triliun. Beban usaha juga ikut menyusut menjadi Rp 1,08 triliun, dibanding Rp 2,09 triliun pada semester I 2024.

    Dari sisi segmen usaha, real estate development masih menjadi penopang utama dengan kontribusi Rp 3,45 triliun, disusul lifestyle sebesar Rp 659,21 miliar. Sebaliknya, segmen healthcare yang tahun lalu menyumbang 50% pendapatan, kini sudah tidak lagi memberikan kontribusi terhadap kinerja LPKR.

    Laba Bersih CTRA Tumbuh 20% pada Semester I 2025

    PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025. Perusahaan berhasil membukukan laba bersih Rp 1,23 triliun yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham pengendali, naik 20,01% year on year (yoy) dibandingkan Rp 1,02 triliun pada semester I 2024.

    Peningkatan laba sejalan dengan pendapatan usaha yang tumbuh 16,76% yoy menjadi Rp 5,88 triliun dari sebelumnya Rp 5,03 triliun. Kontributor terbesar masih berasal dari lini bisnis real estat dengan nilai Rp 4,74 triliun.

    Selain itu, pendapatan dari segmen penyewaan tercatat Rp 705,46 miliar, sedangkan segmen lainnya menyumbang Rp 432,03 miliar.

    Dari sisi beban, CTRA melaporkan beban pokok penjualan dan beban langsung sebesar Rp 3,08 triliun, naik dari Rp 2,58 triliun pada periode yang sama tahun lalu, seiring dengan peningkatan aktivitas usaha.

    APLN Catat Rugi Rp 71,7 Miliar di Semester I 2025

    PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melaporkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan pada paruh pertama 2025. Perseroan membukukan rugi bersih Rp 71,7 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

    Berdasarkan laporan keuangan interim, penjualan dan pendapatan usaha tercatat sebesar Rp 1,68 triliun hingga Juni 2025, turun dibandingkan Rp 1,88 triliun pada semester I 2024. Penurunan ini juga berdampak pada laba kotor yang menyusut menjadi Rp 652,06 miliar dari sebelumnya Rp 729,80 miliar.

    Meski demikian, APLN menunjukkan perbaikan di sisi operasional dengan berhasil membukukan marketing sales Rp 881,5 miliar, tumbuh sekitar 10,5% yoy dibandingkan Rp 796,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    PWON Catat Laba Rp 1,13 Triliun di Semester I 2025

    PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) berhasil membukukan laba bersih Rp 1,13 triliun pada paruh pertama 2025. Angka ini naik 34,26% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2025, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan 3,45% yoy menjadi Rp 3,37 triliun.

    Kontributor terbesar masih berasal dari segmen recurring income, yakni pengelolaan pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen sewa dengan nilai Rp 2,13 triliun. Sementara itu, penjualan real estat menyumbang Rp 679,12 miliar dan bisnis perhotelan Rp 581,50 miliar. Jika dirinci, pendapatan pusat perbelanjaan mencapai Rp 1,93 triliun, penyewaan perkantoran Rp 147 miliar, dan unit hospitality Rp 618 miliar.

    Di sisi lain, beban pokok PWON naik 5,73% yoy menjadi Rp 1,50 triliun. Meski begitu, perseroan tetap mampu meningkatkan laba kotor 1,70% yoy menjadi Rp 1,88 triliun.

    Laba ASRI Naik, Meski Pendapatan Tertekan

    PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatat laba periode berjalan Rp 43,86 miliar pada semester I 2025. Raihan ini tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 23,67 miliar.

    Namun, dari sisi pendapatan, ASRI mengalami penurunan. Hingga Juni 2025, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 1,11 triliun, turun dari Rp 1,88 triliun pada semester I 2024.

    Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan juga terkoreksi dari Rp 907,53 miliar menjadi Rp 504,49 miliar, sehingga margin keuntungan perseroan relatif lebih terjaga meski pendapatan melemah.

    Laba DILD Anjlok 96,57% di Semester I 2025

    PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 12,56 miliar pada semester I 2025. Angka ini merosot tajam 96,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 366,85 miliar.

    Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, pendapatan usaha DILD tercatat Rp 1,21 triliun, turun 10,80% year on year (yoy) dari Rp 1,36 triliun pada semester I 2024.

    Kontributor utama berasal dari pendapatan pengembangan senilai Rp 772 miliar atau 63% dari total pendapatan. Dari jumlah tersebut, segmen kawasan industri menjadi motor terbesar dengan Rp 394 miliar atau sekitar 51%. Sementara itu, recurring income naik 7% yoy menjadi Rp 444 miliar, menyumbang 37% dari total pendapatan.

    Di sisi lain, beban pokok penjualan dan beban langsung berhasil ditekan 16,79% menjadi Rp 791,34 miliar dari Rp 951,12 miliar tahun lalu. Efisiensi ini membuat laba kotor DILD justru tumbuh tipis 3,03% yoy menjadi Rp 424,64 miliar.

    Prospek Sektor Properti Masih Cerah, BSDE–CTRA–SMRA Jadi Andalan

    Sektor properti diperkirakan tetap memiliki prospek cerah sepanjang 2025, didukung oleh pelonggaran suku bunga dan insentif pemerintah.

    VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menjelaskan, kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia mampu menekan biaya dana sekaligus mendorong pertumbuhan kredit properti. Selain itu, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) yang berlaku hingga akhir 2025 juga memberi tambahan dorongan bagi penjualan emiten properti.

    “Hal ini sudah tercermin pada capaian marketing sales paruh pertama 2025, khususnya di segmen menengah hingga atas,” ujar Audi.

    Beberapa capaian marketing sales semester I 2025 antara lain:

    • BSDE Rp 5,08 triliun (50% dari target)
    • CTRA Rp 4,2 triliun (38% dari target)
    • SMRA Rp 2,2 triliun (44% dari target)
    • LPKR Rp 2,47 triliun (40% dari target)

    Dari sisi segmen residensial, BSDE menjadi pemain dominan dengan kontribusi lebih dari 65% marketing sales. Sementara CTRA diuntungkan dengan portofolio produk di kisaran Rp 1–3 miliar, dan SMRA memiliki porsi residensial lebih dari 70%.

    “Dengan karakteristik tersebut, ketiga emiten ini berpotensi terus mendapat dukungan permintaan yang solid,” tambah Audi.

    Berdasarkan analisisnya, Kiwoom Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk beberapa saham properti unggulan:

    • BSDE target harga Rp 1.220
    • CTRA target harga Rp 1.240
    • SMRA target harga Rp 580
  • Intel Waspadai Dampak Negatif Akuisisi Saham oleh Pemerintahan Donald Trump

    Intel Waspadai Dampak Negatif Akuisisi Saham oleh Pemerintahan Donald Trump

    Serratalhadafc.com – Intel memperingatkan adanya potensi reaksi negatif terkait pengambilalihan 10% saham perusahaan oleh pemerintahan Donald Trump. Peringatan tersebut tertuang dalam dokumen resmi yang dikutip CNBC Anugerahslot pada Selasa (26/8/2025).

    Salah satu kekhawatiran utama Intel adalah dampak terhadap penjualan global, mengingat 76% pendapatan perusahaan pada tahun fiskal terakhir berasal dari luar Amerika Serikat (AS). Pada 2024, Intel membukukan pendapatan sebesar USD 53,1 miliar, turun 2% dibanding tahun sebelumnya.

    Dengan adanya kepemilikan saham pemerintah, Intel kini semakin erat terhubung dengan kebijakan tarif dan perdagangan AS yang kerap berubah di bawah kepemimpinan Trump.

    “Mungkin ada reaksi negatif, baik secara langsung maupun bertahap, dari investor, karyawan, pelanggan, pemasok, mitra bisnis, pemerintah asing, maupun pesaing,” tulis Intel dalam dokumen tersebut.

    Perusahaan juga menambahkan bahwa kondisi ini berpotensi memicu litigasi, peningkatan pengawasan publik, maupun tekanan politik terhadap bisnis Intel.

    Intel Waspadai Risiko Politik dari Akuisisi Saham Pemerintahan Trump

    Intel menegaskan bahwa perubahan lanskap politik di Washington berpotensi menantang bahkan membatalkan kesepakatan pengambilalihan saham oleh pemerintahan Donald Trump. Kondisi ini dinilai dapat menimbulkan risiko bagi para pemegang saham, baik saat ini maupun di masa mendatang.

    Kesepakatan yang diumumkan pada Jumat lalu itu memberi Departemen Perdagangan AS kepemilikan sekitar 433,3 juta lembar saham Intel. Saham tersebut bersifat dilutif bagi pemegang saham lama, karena mengurangi porsi kepemilikan mereka.

    Pembelian saham pemerintah sebagian besar didanai melalui program bantuan Undang-Undang CHIPS era Presiden Joe Biden. Dari program tersebut, Intel telah menerima pendanaan senilai USD 2,2 miliar (Rp 35,86 triliun) dan dijadwalkan memperoleh tambahan USD 5,7 miliar (Rp 92,92 triliun).

    Selain itu, Intel juga mendapatkan dukungan federal terpisah sebesar USD 3,2 miliar (Rp 52,16 triliun), sehingga total bantuan yang dikucurkan mencapai USD 11,1 miliar atau sekitar Rp 180,97 triliun.

    Trump Sebut Akuisisi Saham Intel sebagai “Kesepakatan Hebat”, Saham Naik 25%

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut akuisisi saham Intel oleh pemerintah sebagai “kesepakatan hebat” yang akan memperkuat masa depan bangsa melalui pengembangan chip canggih.

    Optimisme tersebut juga tercermin di pasar. Saham Intel melonjak sekitar 25% sepanjang Agustus, didorong momentum menuju finalisasi kesepakatan.

    Namun, di balik euforia itu, terdapat catatan penting. Dalam dokumen resmi yang diajukan pada Senin, Intel mengungkapkan bahwa perjanjian tersebut memberi pemerintah hak untuk memberikan suara bersama dewan direksi. Kondisi ini membuat kepemilikan saham pemerintah berpotensi mengurangi hak suara dan kontrol tata kelola pemegang saham lainnya.

    Lebih jauh, perusahaan menilai struktur baru kepemilikan ini dapat membatasi sejumlah transaksi strategis di masa mendatang, yang seharusnya bisa memberikan keuntungan bagi investor.

  • Transaksi Karbon Asing Masih Minim, BEI Catat Lonjakan Perdagangan Domestik

    Transaksi Karbon Asing Masih Minim, BEI Catat Lonjakan Perdagangan Domestik

    Serratalhadafc.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Bursa Karbon Indonesia mengungkapkan bahwa hingga Agustus 2025, transaksi karbon oleh pembeli asing masih tergolong terbatas.

    Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, menjelaskan bahwa volume transaksi karbon yang telah berstatus authorized baru mencapai puluhan ribu ton.
    “Untuk transaksi yang sudah terotorisasi memang masih minim, sekitar 40.000–50.000 ton saja,” ujar Denny dalam acara Update Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon), Senin (25/8/2025).

    Hambatan Teknis Investor Asing

    Menurut Denny, ada sejumlah kendala teknis yang membuat transaksi asing berjalan lambat. Salah satunya adalah kewajiban investor asing untuk membuka rekening di bank yang terdaftar di Bank Indonesia. Prosedur ini dianggap cukup rumit.
    “Untuk mengatasi hal ini, kami sedang mengubah aturan. Nantinya investor asing tidak perlu lagi membuka akun di Bank Indonesia, tapi bisa melalui bank mitra yang kami tunjuk. Dengan begitu transaksi dolar tetap bisa masuk dengan lebih mudah,” jelasnya.

    Lonjakan Transaksi Domestik

    Meski transaksi asing masih terbatas, pasar karbon domestik justru mencatat pertumbuhan pesat. BEI melaporkan bahwa sepanjang 2025, volume perdagangan karbon naik hingga 493%. Per 22 Agustus, total perdagangan mencapai 699 ribu ton setara CO₂ dengan nilai sekitar Rp29,6 miliar, jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya partisipasi pelaku pasar. Sejak awal tahun, tercatat 26 perusahaan dan 12 individu aktif memperdagangkan unit karbon melalui platform IDXCarbon.

    OJK: Perdagangan Bursa Karbon Tembus 1,59 Juta Ton CO₂ hingga Juli 2025

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Bursa Karbon Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif sejak resmi beroperasi pada 26 September 2023. Hingga 31 Juli 2025, total volume perdagangan telah mencapai 1,59 juta ton CO₂ ekuivalen.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan nilai transaksi akumulatif selama periode tersebut mencapai Rp77,95 miliar.
    “Sejak 26 September 2023 hingga 31 Juli 2025, tercatat 116 pengguna jasa yang memperoleh izin dengan volume perdagangan 1.599.000 ton CO₂ ekuivalen dan nilai akumulasi Rp77,95 miliar,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDKB Juli 2025, Senin (4/8/2025).

    Menurut Inarno, partisipasi 116 pengguna jasa yang telah mengantongi izin OJK mencerminkan meningkatnya kesadaran sektor jasa keuangan dalam mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui mekanisme pasar.

    Skor Tata Kelola Emiten Indonesia Tertinggi di ASEAN

    Indonesia mencatat capaian penting dalam forum ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) yang digelar di Malaysia pada Juli 2025. Skor rata-rata nasional meningkat sebesar 9%, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai tertinggi di Asia Tenggara.

    Peningkatan tersebut mencerminkan perbaikan nyata dalam praktik tata kelola perusahaan terbuka di Tanah Air. Bahkan, empat emiten asal Indonesia berhasil masuk dalam daftar 50 besar ASEAN, dengan dua di antaranya berasal dari sektor perbankan yang sukses menembus 10 besar.

    “Empat emiten Indonesia masuk dalam top 50 ASEAN, dengan dua emiten perbankan menempati 10 besar. Hal ini menunjukkan reputasi tata kelola emiten Indonesia yang semakin kuat,” ujarnya

  • Arus Dana ke Saham Global Merosot, Investor Waspada Menjelang Pidato Powell

    Arus Dana ke Saham Global Merosot, Investor Waspada Menjelang Pidato Powell

    Serratalhadafc.com – Arus dana masuk ke pasar saham global mengalami penurunan tajam sepanjang pekan yang berakhir pada 20 Agustus 2025. Pelemahan ini dipicu kekhawatiran investor terhadap potensi aksi jual di sektor teknologi, serta sikap hati-hati menjelang pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam simposium tahunan Jackson Hole akhir pekan ini.

    Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip dari Anugerahslot Finance, Sabtu (23/8/2025), investor hanya menggelontorkan dana senilai USD 2,27 miliar atau sekitar Rp36,91 triliun (kurs Rp16.262 per dolar AS) ke saham global dalam sepekan. Angka tersebut anjlok dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatat arus masuk bersih USD 19,29 miliar atau Rp313,16 triliun, menurut data LSEG Lipper.

    Pasar saham Amerika Serikat justru membukukan arus keluar bersih sebesar USD 2,4 miliar atau Rp38,96 triliun, berbalik arah setelah pekan sebelumnya sempat mencatat arus masuk USD 8,76 miliar atau Rp142,18 triliun.

    Sementara itu, kinerja dana saham di kawasan lain juga melambat. Arus masuk bersih di saham Eropa turun menjadi USD 4,2 miliar atau Rp68,17 triliun dari sebelumnya USD 7,1 miliar atau Rp115,28 triliun. Hal serupa terjadi di Asia, dengan arus masuk hanya mencapai USD 70 juta atau Rp1,13 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan USD 2,08 miliar atau Rp33,77 triliun pada pekan lalu.

    Arus Dana ke Saham Global Merosot, Investor Beralih ke Obligasi dan Pasar Uang

    Arus dana masuk ke pasar saham global anjlok tajam sepanjang pekan yang berakhir pada 20 Agustus 2025. Pelemahan ini dipicu kekhawatiran aksi jual di sektor teknologi serta sikap hati-hati investor menjelang pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam simposium tahunan Jackson Hole akhir pekan ini.

    Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip Yahoo Finance, Sabtu (23/8/2025), investor hanya menyalurkan dana USD 2,27 miliar atau sekitar Rp36,91 triliun (kurs Rp16.262 per dolar AS) ke saham global. Angka tersebut merosot dibanding pekan sebelumnya yang mencatat arus masuk bersih USD 19,29 miliar atau Rp313,16 triliun, menurut data LSEG Lipper.

    Pasar saham Amerika Serikat mencatat arus keluar bersih USD 2,4 miliar atau Rp38,96 triliun, membalikkan tren positif pekan sebelumnya dengan arus masuk USD 8,76 miliar. Sementara itu, arus masuk bersih ke saham Eropa turun menjadi USD 4,2 miliar dari sebelumnya USD 7,1 miliar, dan di Asia menyusut menjadi hanya USD 70 juta dari USD 2,08 miliar pada pekan lalu.

    Selain itu, investor juga menarik dana bersih USD 1,82 miliar atau Rp29,54 triliun dari reksa dana sektoral ekuitas. Sektor keuangan dan teknologi menjadi yang paling tertekan, dengan arus keluar masing-masing USD 1,58 miliar dan USD 613 juta.

    Berbanding terbalik dengan saham, instrumen obligasi justru diminati. Reksa dana obligasi global mencatat arus masuk selama 17 pekan beruntun, dengan tambahan dana bersih USD 18,82 miliar. Reksa dana obligasi imbal hasil tinggi menerima arus masuk USD 3,03 miliar—terbesar dalam delapan minggu terakhir. Sementara itu, reksa dana obligasi jangka pendek mengantongi USD 2,52 miliar, menandai pembelian bersih selama delapan pekan berturut-turut.

    Tren defensif juga terlihat di pasar uang. Investor menambah dana bersih sebesar USD 13,98 miliar atau Rp226,84 triliun ke reksa dana pasar uang, memperpanjang gelombang pembelian menjadi minggu ketiga beruntun.

    Pembukaan Bursa Saham Eropa

    Sebelumnya, bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Jumat (22/8/2025). Koreksi bursa saham Eropa terjadi seiring investor terus menilai keseluruhan cakupan kesepakatan perdagangan Uni Eropa dengan Amerika Serikat (AS).

    Mengutip CNBC, indeks Stoxx pan-Eropa melemah 0,1% pada pukul 08.25 pagi di London, Inggris. Sebagian besar sektor saham melemah.

    Indeks FTSE 100 London turun 0,2%, dan memimpin penurunan di antara bursa-bursa regional utama. Indeks DAX Jerman melemah 0,17% dan indeks CAC 40 di Prancis sedikit berubah.

    Di pertengahan sesi perdagangan Kamis, para pejabat mengumumkan detail mendalam tentang kesepakatan yang dicapai antara Washington dan Brussels akhir bulan lalu.

    Dalam kesepakatan yang dicapai bulan lalu, Uni Eropa menyatakan akan menghabiskan USD 750 miliar untuk energi AS dan berinvestasi minimal $600 miliar di Amerika Serikat  sebagai imbalannya, tarif menyeluruh untuk barang-barang Uni Eropa ditetapkan sebesar 15%, bukan 30% seperti yang diancamkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Sentimen Tarif Dagang

    Pembaruan pada Kamis mengonfirmasi detail tersebut, dan mengungkapkan produk farmasi yang diekspor dari Uni Eropa ke AS akan dikenakan tarif maksimal 15%. Hal ini meredakan beberapa kekhawatiran, karena Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif setinggi 250% kepada sektor tersebut.

    Menyusul reaksi langsung yang kurang bersemangat terhadap berita tersebut, indeks Stoxx Europe Pharmaceuticals and Biotechnology naik dan ditutup sekitar 0,6% lebih tinggi pada Kamis.

    Sementara itu, saham otomotif ditutup di wilayah negatif karena pelaku pasar bereaksi terhadap sifat “bersyarat” dari tarif yang lebih rendah pada sektor tersebut. Para pejabat mengungkapkan pada Kamis pekan ini, bea masuk atas ekspor Eropa ke AS tidak akan dipotong dari level saat ini hingga Brussel menurunkan bea masuk industrinya sendiri.

    Di sisi lain pada Jumat  pekan ini, revisi data produk domestik bruto Jerman menunjukkan ekonomi terbesar di Eropa tersebut menyusut sebesar 0,3% selama kuartal kedua, penurunan yang lebih tajam daripada yang diperkirakan sebelumnya.

  • Saham Astra International (ASII) Menguat Hampir 10%, Didorong Aksi Beli Asing

    Saham Astra International (ASII) Menguat Hampir 10%, Didorong Aksi Beli Asing

    Serratalhadafc.com – Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) berhasil bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa (19/8/2025). Penguatan ini terjadi di tengah kondisi IHSG yang kurang mendukung, namun menarik perhatian investor berkat aksi beli asing yang cukup besar.

    Berdasarkan data RTI, saham ASII ditutup menguat 9,95% ke level Rp 5.525 per saham. Sejak pembukaan perdagangan, saham sudah naik 50 poin ke Rp 5.275 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 5.575, serta terendah di Rp 5.200.

    Sepanjang perdagangan, frekuensi transaksi tercatat 49.874 kali dengan volume mencapai 2,71 juta saham. Nilai transaksi menembus Rp 1,5 triliun, sementara kapitalisasi pasarnya kini berada di kisaran Rp 223,7 triliun.

    Aksi beli asing juga menjadi pendorong utama penguatan ini. Data Stockbit mencatat, investor asing membukukan net buy Rp 852,78 miliar di saham ASII.

    Dari sisi teknikal, analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan saham ASII masih dalam fase uptrend dan mampu bertahan di atas moving average (MA) 20 hari, disertai peningkatan volume transaksi.

    Indikator MACD masih berada di area positif, sementara pergerakan stochastic diperkirakan masih menguat menuju area overbought,” jelas Herditya kepada Anugerahslot Finance di sela wawacara.

    IHSG Melemah 0,45% ke 7.862, Ditutup di Zona Merah

    Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (19/8/2025) berbalik arah melemah. Indeks ditutup terkoreksi 0,45% ke level 7.862,94, sejalan dengan pelemahan mayoritas indeks saham acuan.

    Indeks LQ45 turut melemah lebih dalam, yakni 0,71% ke posisi 815,23.

    Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 7.931,75 dan terendah di 7.854,09. Dari sisi pergerakan saham, terdapat 405 saham menguat, 242 saham melemah, sementara 155 saham stagnan.

    Aktivitas perdagangan terpantau cukup ramai dengan total frekuensi mencapai 2,17 juta kali. Volume transaksi tercatat sekitar 40,1 miliar saham dengan nilai harian sebesar Rp 18,6 triliun.

    Saham Astra (ASII) Melonjak Hampir 10% di Tengah IHSG Melemah

    Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan sesi pertama, Selasa (19/8/2025). Kenaikan ini terjadi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis.

    Berdasarkan data RTI, saham ASII ditutup menguat 9,95% ke level Rp 5.525 per saham, setelah naik 250 poin dari posisi pembukaan di Rp 5.275 per saham. Sepanjang perdagangan, saham ASII bergerak di rentang Rp 5.200 – Rp 5.550 per saham.

    Aktivitas perdagangan juga terpantau tinggi, dengan 32.087 kali transaksi dan volume mencapai 1,81 juta saham. Nilai transaksi harian ASII tercatat sebesar Rp 974,6 miliar, sehingga kapitalisasi pasarnya kini mencapai Rp 223,67 triliun.

    Sebelumnya, pada Jumat (15/8/2025), saham ASII juga menjadi incaran asing. Tercatat aksi beli oleh investor asing mencapai Rp 22,17 miliar, yang turut mendukung penguatan harga saham perusahaan konglomerasi tersebut.

    Astra International Tambah Kepemilikan Saham Hermina (HEAL) Jadi 10%

    PT Astra International Tbk (ASII) kembali memperkuat investasinya di sektor kesehatan dengan membeli saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) senilai Rp 492,53 miliar pada akhir Juli 2025.

    Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (3/8/2025), Astra International melakukan pembelian sebanyak 313.271.000 saham HEAL atau setara 2,04% kepemilikan.

    Transaksi tersebut dilakukan dalam dua tahap:

    • 25 Juli 2025: Astra membeli 120.513.700 saham HEAL di harga Rp 1.680 per saham.
    • 31 Juli 2025: Astra kembali membeli 192.757.300 saham HEAL di harga Rp 1.505 per saham.

    Total nilai pembelian mencapai Rp 492,53 miliar.

    Dalam keterangannya, perusahaan menyebut transaksi ini dilakukan untuk tujuan investasi dengan status kepemilikan tidak langsung.

    Dengan tambahan saham tersebut, kepemilikan Astra International di HEAL meningkat menjadi 1.536.595.000 saham atau sekitar 10%. Sebelumnya, Astra hanya menggenggam 1.223.324.000 saham atau 7,96%.

    Rinciannya, 1.110.824.000 saham dimiliki secara langsung oleh ASII, sementara 112.500.000 saham lainnya dikuasai secara tidak langsung melalui anak usaha, PT Astra Healthcare Indonesia (AHI). Astra sendiri memiliki 99,99% saham di AHI.

  • IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    IHSG Menguat 4,8% dalam Sepekan, Investor Asing Catat Aksi Beli Besar

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan pada periode 11–15 Agustus 2025. Dorongan utama datang dari aksi beli besar-besaran investor asing yang menambah optimisme di pasar.

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 4,8% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Nilai pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 6,67 triliun, jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Meski demikian, secara akumulasi sepanjang 2025, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 55,18 triliun.

    Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menilai tren masuknya dana asing mulai menunjukkan konsistensi. Menurutnya, aliran dana tersebut tidak lepas dari keputusan lembaga riset internasional MSCI yang memasukkan sejumlah perusahaan Indonesia ke dalam indeks global.

    “Prestasi ini menjadi sinyal positif dan berpotensi memperbesar investment pool Indonesia sebagai salah satu negara yang menarik untuk investasi,” jelas Liza dalam risetnya.

    Ia menambahkan, keberadaan perusahaan berkapitalisasi besar di dalam indeks memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor. Hal ini membuat pasar modal Indonesia semakin kompetitif dan berpotensi menarik lebih banyak aliran dana asing ke depannya.

    Investor Asing Fokus ke Sektor Perbankan, Rupiah dan IHSG Ikut Menguat

    Strategi masuknya investor asing ke pasar modal Indonesia saat ini banyak diarahkan ke sektor perbankan. Menurut Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, saham-saham bluechip perbankan yang selama ini cenderung tertinggal (laggard) justru menjadi target utama.

    “Bluechips yang sudah lama laggard penting untuk dimasukkan ke portofolio skala besar karena mereka adalah tulang punggung IHSG atau index mover,” jelas Liza.

    Aliran dana asing yang deras tak hanya mengangkat IHSG, tetapi juga memberikan dukungan terhadap penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Faktor lain yang memperkuat sentimen adalah melemahnya indeks dolar AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang.

    “Probability Fed Rate cut on September yang hampir di price-in ke pasar membuat yield obligasi ikut merendah, sehingga menggeser investment appetite ke arah lebih risk-on, yakni saham,” tambah Liza.

    Dengan kombinasi faktor eksternal dan fokus pada sektor perbankan, prospek pasar modal Indonesia dinilai semakin solid untuk menarik arus modal asing dalam jangka menengah.

    Pertumbuhan Ekonomi dan Arus Investasi Asing Jadi Penopang Pasar Modal Indonesia

    Liza Camelia Suryanata, Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang mencapai 5,12% menjadi sinyal positif bagi pasar. Menurutnya, asumsi dasar makro ekonomi 2026 juga lebih realistis dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5,2%–5,8%, meskipun sejumlah target lain dipandang cukup menantang di tengah kondisi global yang masih beradaptasi terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    “Namun, kami melihat investasi asing memang mulai merangkak naik, tumbuh 2,5% pada semester I 2025 dengan nilai mencapai USD 25,56 miliar,” jelas Liza.

    Ia menambahkan, ke depan pasar perlu mengamati stabilitas dan konsistensi dari arus masuk dana asing ini. Menurutnya, peran pemerintah sangat krusial dalam membaca arah perubahan peta ekonomi global.

    “Kejelian pemerintah memanfaatkan celah dalam pergeseran ekonomi global sangat menentukan sebanyak apa benefit yang bisa diraih Indonesia,” tutur Liza.

    Dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi domestik yang solid, arus modal asing yang kembali meningkat, serta kebijakan pemerintah yang adaptif, pasar modal Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk tetap atraktif di tengah dinamika global.

    Apakah Anda ingin saya rangkum potensi risiko eksternal yang bisa memengaruhi aliran dana asing ke Indonesia dalam waktu dekat?

    📊 Aksi Beli Investor Asing Dorong IHSG

    Sepanjang pekan perdagangan 11–15 Agustus 2025, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih saham dengan nilai total sekitar Rp 6,6 triliun. Pembelian terbesar terjadi pada 12 Agustus 2025 yang mencapai Rp 2,2 triliun.

    Berikut rincian aliran dana asing ke pasar saham Indonesia selama sepekan:

    • 11 Agustus 2025: Rp 850 miliar
    • 12 Agustus 2025: Rp 2,20 triliun
    • 13 Agustus 2025: Rp 1,48 triliun
    • 14 Agustus 2025: Rp 827,17 miliar
    • 15 Agustus 2025: Rp 1,30 triliun

    Konsistensi aliran dana asing ini menjadi salah satu pendorong utama penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan yang sama.

  • IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    IHSG Menguat Signifikan, Didukung Aksi Beli Investor Asing

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan sepanjang perdagangan 11–15 Agustus 2025. Peningkatan ini terutama didorong oleh masuknya arus modal asing dalam jumlah besar yang melakukan aksi beli pada sejumlah saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Mengutip data Anugerahslot BEI, IHSG ditutup menguat 4,84% ke level 7.898,37 pada akhir pekan. Capaian ini menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan pekan sebelumnya yang justru melemah tipis 0,06% ke posisi 7.533,38.

    Seiring kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga meningkat signifikan sebesar 5,11%, dari Rp 13.555 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 14.247 triliun. Pertumbuhan kapitalisasi ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik.

    Arus modal asing menjadi faktor pendorong utama. Sepanjang sepekan, investor asing mencatatkan net buy atau aksi beli bersih senilai Rp 6,67 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 124,22 miliar. Masuknya dana asing secara konsisten memperlihatkan minat yang kuat terhadap saham-saham Indonesia, terutama di tengah optimisme terhadap stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan.

    Kenaikan IHSG juga diikuti dengan lonjakan pada sejumlah indikator perdagangan bursa. Rata-rata nilai transaksi harian meningkat 24,86%, dari Rp 17,07 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 21,32 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian juga bertambah 19,55%, dari 30,01 miliar saham menjadi 35,88 miliar saham. Aktivitas perdagangan semakin ramai tercermin dari rata-rata frekuensi transaksi harian yang naik 5,87% menjadi 2,08 juta kali transaksi, dibanding pekan sebelumnya 1,96 juta kali transaksi.

    Meski mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, ada satu sektor yang justru bergerak berlawanan arah. Dari 11 sektor yang tercatat di BEI, sektor basic materials melemah sendiri dengan penurunan 2,89%. Pelemahan sektor ini dipengaruhi oleh koreksi pada sejumlah emiten pertambangan dan industri kimia dasar, seiring fluktuasi harga komoditas global.

    Secara keseluruhan, kinerja IHSG pekan ini menunjukkan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Lonjakan arus masuk investor asing, peningkatan nilai dan volume transaksi, serta penguatan hampir di seluruh sektor menegaskan optimisme pelaku pasar terhadap perekonomian domestik. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi menembus level psikologis baru dalam beberapa pekan mendatang, terutama dengan dukungan faktor eksternal yang kondusif dan kebijakan ekonomi yang stabil.

    Sektor Saham dan Top Gainers IHSG Pekan 11–15 Agustus 2025

    Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 11–15 Agustus 2025 tidak hanya didorong oleh aliran modal asing yang deras, tetapi juga oleh penguatan hampir di seluruh sektor saham. Dari 11 sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya sektor basic materials yang mengalami pelemahan. Sektor lainnya justru mencatatkan pertumbuhan, dengan teknologi menjadi motor utama.

    Berdasarkan data BEI, sektor teknologi tampil sebagai penggerak terbesar dengan lonjakan 15,41% dalam sepekan. Kenaikan ini mencerminkan tingginya minat investor pada saham-saham berbasis digital dan teknologi finansial yang prospeknya terus membaik di tengah transformasi digital nasional.

    Di posisi berikutnya, sektor industri meningkat 5,59%, didorong oleh permintaan yang stabil dari sektor manufaktur dan otomotif. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan mencatat kenaikan 5,23%, seiring meningkatnya kebutuhan layanan medis dan farmasi yang menopang kinerja emiten di sektor ini.

    Sektor keuangan sebagai salah satu pilar utama pasar modal juga tumbuh solid dengan penguatan 4,10%. Lalu sektor properti dan real estate naik 3,15%, menunjukkan optimisme pasar terhadap pemulihan industri properti. Diikuti sektor transportasi dan logistik yang menanjak 2,03%, didorong tingginya aktivitas perdagangan dan distribusi barang.

    Penguatan juga tercatat pada sektor consumer siklikal sebesar 2,43%, sektor infrastruktur sebesar 1,73%, sektor energi sebesar 1,27%, serta sektor consumer nonsiklikal sebesar 0,58%.

    Dengan mayoritas sektor bergerak positif, IHSG tidak hanya menunjukkan reli yang ditopang investor asing, tetapi juga mencerminkan sentimen optimistis terhadap prospek ekonomi domestik di berbagai lini usaha.

    Selain penguatan sektoral, pasar modal juga mencatat 10 saham dengan kenaikan paling menonjol sepanjang pekan perdagangan. Berdasarkan data BEI, inilah 10 saham top gainers IHSG pekan 11–15 Agustus 2025:

    1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) – melesat tajam didorong kenaikan transaksi digital dan optimisme investor teknologi.
    2. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – naik signifikan seiring pertumbuhan GMV dan peningkatan mitra UMKM.
    3. PT Bank Jago Tbk (ARTO) – menguat dengan dukungan ekspansi digital banking dan kenaikan jumlah nasabah.
    4. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) – terdorong pertumbuhan pengguna data serta peningkatan pendapatan layanan digital.
    5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) – naik stabil berkat prospek bisnis media dan teknologi finansial.
    6. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) – melonjak karena permintaan produk farmasi dan kesehatan yang terus meningkat.
    7. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) – menguat akibat kenaikan jumlah pasien dan ekspansi rumah sakit baru.
    8. PT Astra International Tbk (ASII) – meningkat seiring penjualan otomotif yang pulih dan diversifikasi bisnis yang kuat.
    9. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – tetap jadi incaran investor asing, mencatat penguatan konsisten.
    10. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – terdorong oleh prospek penjualan properti dan pengembangan kawasan strategis.

    Penguatan sektor teknologi dan deretan top gainers tersebut memperlihatkan arah positif pasar saham Indonesia. Jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi melampaui level psikologis 8.000 dalam waktu dekat, dengan dukungan sentimen global yang kondusif dan kepercayaan investor yang semakin solid.

    Top Losers Sepekan

    Selain itu, ada 10 saham yang catat top losers selama sepekan, berdasarkan data BEI.

    1.PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) melemah 27% ke posisi Rp 730 per saham dari pekan lalu Rp 1.000 per saham.

    2.PT Super Energy Tbk (SURE) melemah 25,75% ke posisi Rp 3.230 per saham dari pekan lalu Rp 4.350 per saham.

    3.PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) melemah 24,49% ke posisi Rp 222 per saham dari pekan lalu Rp 294 per saham.

    4.PT Shield On Service Tbk (SOSS) melemah 16,79% ke posisi Rp 545 per saham dari pekan lalu Rp 655 per saham.

    5.PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) melemah 16,04% ke posisi Rp 1.230 per saham dari pekan lalu Rp 1.465 per saham.

    6.PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) melemah 13,19% ke posisi Rp 408 per saham dari pekan lalu Rp 470 per saham.

    7.PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melemah 11,93% ke posisi Rp 775 per saham dari pekan lalu Rp 880 per saham.

    8.PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melemah 11,81% ke posisi Rp 254 per saham dari pekan lalu Rp 288 per saham.

    9.PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) melemah 11,43% ke posisi Rp 496 per saham dari pekan lalu Rp 560 per saham.

    10.PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) melemah 10,71% ke posisi Rp 125 per saham dari pekan lalu Rp 140 per saham.

  • RUPSLB SBI Tetapkan Pengurus Baru, Fadlansyah Lubis Jadi Komisaris Utama

    RUPSLB SBI Tetapkan Pengurus Baru, Fadlansyah Lubis Jadi Komisaris Utama

    Serratalhadafc.com – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/SMCB), anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 12 Agustus 2025.

    Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan. Salah satu keputusan penting adalah mengukuhkan pengunduran diri Yohanes Surya dari jabatan Komisaris Independen, efektif 27 Mei 2025.

    RUPSLB juga memutuskan pemberhentian dengan hormat Prijo Sambodo dari jabatan Komisaris Utama/Komisaris Independen, Herudi Kandau sebagai Komisaris, Asri Mukhtar sebagai Direktur Utama, serta Soni Asrul Sani dan Ony Suprihartono sebagai Direktur.

    Sebagai pengganti, pemegang saham menunjuk Fadlansyah Lubis sebagai Komisaris Utama, Prasetyo Suharto sebagai Komisaris, Agnes Marcellina Tjhin dan Husnedi sebagai Komisaris Independen, Ainul Yaqin sebagai Direktur Utama, serta Asruddin dan Edi Sarwono sebagai Direktur.

    Susunan Dewan Komisaris terbaru:

    • Fadlansyah Lubis – Komisaris Utama
    • Prasetyo Suharto – Komisaris
    • Shinji Fukami – Komisaris
    • Agnes Marcellina Tjhin – Komisaris Independen
    • Husnedi – Komisaris Independen

    Susunan Direksi terbaru:

    Yasuhide Abe – Direktur

    Ainul Yaqin – Direktur Utama

    Edi Sarwono – Direktur

    Asruddin – Direktur

    SBI Perkuat Bisnis Lewat Susunan Pengurus Baru dan Proyek Strategis di Tuban

    Corporate Communications Manager PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), Novi Maryanti, menyatakan perseroan tetap fokus menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

    Dengan formasi pengurus baru, SBI menegaskan komitmennya memperkuat fundamental bisnis, meningkatkan profitabilitas, serta mengoptimalkan proses dan aset. Langkah ini juga diarahkan untuk memperbaiki pengalaman pelanggan, berkontribusi pada pembangunan nasional, dan mengembangkan talenta produktif.

    Salah satu proyek strategis yang tengah berjalan adalah pembangunan dermaga dan fasilitas produksi semen tipe khusus di Pabrik Tuban, Jawa Timur. Proyek ini merupakan bagian dari kemitraan dengan Taiheiyo Cement Corporation dan menargetkan kapasitas ekspor hingga satu juta ton semen per tahun ke pasar Amerika Serikat.

    “Untuk menjaga profitabilitas di tengah kondisi pasar semen yang terkontraksi dan persaingan ketat, kami berkomitmen mengoptimalkan pengelolaan pasar serta fasilitas produksi dan distribusi guna memastikan ketersediaan pasokan. SBI siap memenuhi kebutuhan pelanggan melalui solusi produk dan layanan inovatif serta ramah lingkungan,” ujar Novi Maryanti.

    SBI Bagikan Dividen Rp 372,54 Miliar untuk Tahun Buku 2024

    PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 372,54 miliar, setara Rp 41,30 per saham. Keputusan ini telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 25 Juni 2025.

    Mengutip Anugerahslot Finance keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembagian dividen mempertimbangkan kinerja keuangan per 31 Desember 2024. Perseroan mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 745,09 miliar, saldo laba ditahan tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 2,77 triliun, dan total ekuitas Rp 12,91 triliun.

    Berikut jadwal pembagian dividen tunai SBI tahun buku 2024:

    • Tanggal efektif: 25 Juni 2025
    • Cum dividen pasar reguler & negosiasi: 4 Juli 2025
    • Ex dividen pasar reguler & negosiasi: 7 Juli 2025
    • Cum dividen pasar tunai: 8 Juli 2025
    • Ex dividen pasar tunai: 9 Juli 2025
    • Daftar pemegang saham berhak: 8 Juli 2025 pukul 16.00 WIB
    • Pembayaran dividen: 25 Juli 2025

    SBI Umumkan Perubahan Manajemen, Bagikan Dividen Rp 372,54 Miliar, dan Genjot Ekspansi Pasar Ekspor

    PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), menggelar dua agenda besar pada paruh kedua 2025: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Juni 2025 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 Agustus 2025.

    Dalam RUPST, perseroan menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 372,54 miliar atau Rp 41,30 per saham. Keputusan tersebut diambil berdasarkan kinerja keuangan 2024 yang mencatat laba bersih sebesar Rp 745,09 miliar, saldo laba ditahan sebesar Rp 2,77 triliun, dan total ekuitas Rp 12,91 triliun.

    Meski sempat menyampaikan tidak ada dividen saat paparan publik, Direktur Utama saat itu Asri Mukhtar langsung mengoreksi bahwa pembagian dividen dilakukan sebesar 50% dari laba bersih.

    Jadwal Pembayaran Dividen Tunai SBI 2024:

    • Tanggal efektif: 25 Juni 2025
    • Cum dividen pasar reguler & negosiasi: 4 Juli 2025
    • Ex dividen pasar reguler & negosiasi: 7 Juli 2025
    • Cum dividen pasar tunai: 8 Juli 2025
    • Ex dividen pasar tunai: 9 Juli 2025
    • Daftar pemegang saham berhak: 8 Juli 2025 pukul 16.00 WIB
    • Pembayaran dividen: 25 Juli 2025

    Sementara itu, RUPSLB pada 12 Agustus 2025 menyetujui perubahan besar dalam jajaran manajemen. Beberapa pengurus mengundurkan diri atau diberhentikan dengan hormat, termasuk Komisaris Utama/Komisaris Independen Prijo Sambodo, Komisaris Independen Yohanes Surya, Komisaris Herudi Kandau, Direktur Utama Asri Mukhtar, serta dua Direktur lainnya.

    Susunan Dewan Komisaris yang baru:

    • Fadlansyah Lubis – Komisaris Utama
    • Prasetyo Suharto – Komisaris
    • Shinji Fukami – Komisaris
    • Agnes Marcellina Tjhin – Komisaris Independen
    • Husnedi – Komisaris Independen

    Susunan Direksi yang baru:

    • Ainul Yaqin – Direktur Utama
    • Edi Sarwono – Direktur
    • Asruddin – Direktur
    • Yasuhide Abe – Direktur

    Corporate Communications Manager SBI, Novi Maryanti, menegaskan bahwa dengan formasi baru ini, perusahaan tetap fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan. Langkah prioritas meliputi penguatan fundamental bisnis, peningkatan profitabilitas, optimalisasi proses produksi dan distribusi, serta pengembangan talenta produktif.

    Salah satu proyek strategis adalah pembangunan dermaga dan fasilitas produksi semen tipe khusus di Pabrik Tuban, Jawa Timur. Proyek ini merupakan bagian dari kemitraan dengan Taiheiyo Cement Corporation dan menargetkan kapasitas ekspor hingga satu juta ton semen per tahun untuk pasar Amerika Serikat.

    Kinerja 2024
    Sepanjang 2024, SBI membukukan penjualan semen dan terak sebesar 13,19 juta ton. Pendapatan mencapai Rp 11,82 triliun, laba kotor Rp 2,55 triliun, dan laba bersih Rp 745 miliar. Meski penjualan tertekan akibat kondisi industri yang menantang, perseroan mampu menurunkan beban keuangan 2,2% dibandingkan 2023 berkat pengelolaan keuangan yang efisien.

    Perseroan juga konsisten mengembangkan produk rendah karbon, memperluas fitur layanan berbasis digital, serta meningkatkan efisiensi produksi guna mempertahankan profitabilitas di tengah persaingan ketat.