Tag: kripto

  • Investor Kripto di Indonesia Diramalkan Terus Meningkat

    Investor Kripto di Indonesia Diramalkan Terus Meningkat

    Serratalhadafc.com – Industri kripto di Indonesia terus berkembang pesat. Menurut data Statista, jumlah investor aset kripto di Indonesia diperkirakan mencapai 28,65 juta orang pada tahun 2025.

    Angka ini menunjukkan meningkatnya minat dan kesadaran masyarakat terhadap investasi berbasis teknologi blockchain, yang semakin diminati di era digital.

    Perkembangan ini juga didorong oleh kemudahan akses melalui berbagai platform, seperti aplikasi PINTU, yang memfasilitasi pembelian dan penjualan aset kripto dengan lebih praktis.

    Dengan jangkauan pasar yang terus meluas dan edukasi yang semakin masif, kripto diproyeksikan menjadi salah satu instrumen investasi yang menjanjikan di masa mendatang.

    Pengguna Aplikasi

    Co-CEO PINTU, Andrew Adjiputro, menyampaikan bahwa aplikasi PINTU telah diunduh lebih dari 9 juta kali hingga Februari 2025, naik hampir 30% secara tahunan (YoY).

    Selain itu, total deposit ke platform melonjak hampir 400% YoY, sementara jumlah pengguna aktif meningkat hingga 100%. 

    “Pencapaian ini menandakan kepercayaan publik yang tinggi terhadap PINTU sebagai aplikasi all-in-one untuk investasi kripto. Dengan berbagai fitur unggulan seperti Pintu Earn, Auto DCA, hingga platform edukasi Pintu Academy, PINTU berhasil menjangkau segmen investor pemula hingga trader profesional,” terang dia dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).

    Kampanye Edukasi Jadi Kunci

    Sebagai upaya memperluas literasi keuangan digital, PINTU menggelar kampanye edukatif bertajuk Fifthzzaversary. Rangkaian acara ini dikemas secara kreatif, mulai dari bagi-bagi pizza, photobooth gratis, hingga permainan claw machine, untuk memperkenalkan dunia kripto dengan cara yang lebih santai dan menyenangkan.

    Melalui kampanye #PintuAnniver5ary, pengguna juga berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik seperti MacBook Pro M4, iPad Pro M1, Apple Watch Series 10, serta bonus aset kripto senilai jutaan rupiah.

    Program ini terbuka bagi semua pengguna yang telah menyelesaikan proses verifikasi KYC dan menghubungkan rekening bank. Dengan fokus pada edukasi dan inovasi, PINTU terus berupaya memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kripto Indonesia.

  • Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Serratalhadafc.com – Gejolak ekonomi global akibat perang dagang antara AS dan Tiongkok memberi tekanan besar pada berbagai jenis aset, termasuk kripto.

    Namun berbeda dari sebelumnya, Bitcoin kini menunjukkan karakter yang lebih matang. Tak lagi sekadar jadi aset spekulatif, Bitcoin mulai dilihat sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven digital.

    Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, arah pergerakan Bitcoin ke depan akan sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan tren positif dari institusi keuangan besar.

    “Bitcoin kini mulai berperan seperti emas digital, aset yang mampu menjaga nilainya di tengah meningkatnya risiko global,” kata Fyqieh kepada Serratalhadafc.com, Kamis (17/4/2025).

    Peluang bitcoin Saat Ini

    “Pasar saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi dan mencari arah baru. Bitcoin (BTC) berpotensi kembali menyentuh rekor harga tertinggi di atas USD 100.000, namun hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor makro seperti kebijakan suku bunga dan kejelasan regulasi aset kripto,” jelas Fyqieh.

    Ia menambahkan, peluang Bitcoin untuk menembus level tertinggi masih terbuka lebar. Meski begitu, investor perlu lebih cermat membaca kondisi global agar bisa menangkap momentum secara optimal.

    Ketidakpastian Harga Bitcoin di Tengah Perang Dagang

    Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) kembali menguat ke kisaran USD 85.000 pada awal pekan ini di tengah tarik ulur keputusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Pemerintahan Trump pada Jumat, 12 April 2025 mengumumkan barang elektronik seperti smartphone dan laptop sementara tidak dikenakan tarif impor 145% untuk produk asal China.

    Ini memberi angin segar bagi perusahaan teknologi AS seperti Apple, yang sebagian besar produksinya berbasis di China, termasuk juga mendorong pergerakan aset kripto.

    Namun, keesokan harinya Trump menyatakan tarif tetap akan diberlakukan, meskipun kemungkinan lebih rendah dan bersifat “spesial.” Pengecualian ini bersifat sementara, karena pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tarif baru yang lebih spesifik, terutama untuk industri semikonduktor.

    Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menuturkan, pemulihan ini bukan hanya respons terhadap kebijakan tarif, tapi juga cermin dari daya tahan pasar kripto yang mulai terbentuk di tengah ketidakpastian global.

  • Apakah Sekarang Saat Yang Tepat membeli Dogecoin?

    Serratalhadafc.com – Dogecoin (DOGE) masih menempati posisi sebagai salah satu koin meme paling populer, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 24 miliar atau setara Rp 403 triliun. Meski begitu, nilai tersebut tercapai setelah DOGE mengalami penurunan tajam sebesar 50 persen sepanjang tahun ini.

    Lalu, apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli Dogecoin?

    Analis dari The Motley Fool, Ryan Vanzo, menyebut satu indikator penting dalam menilai potensi Dogecoin sebagai aset investasi jangka panjang, khususnya bagi investor agresif: volume transaksi jaringan. Meski harga Dogecoin sering berfluktuasi drastis tanpa alasan yang jelas, volatilitasnya sangat berkorelasi dengan kripto besar lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum, serta pasar saham secara umum.

    Vanzo menekankan bahwa volume transaksi menjadi ukuran kunci untuk melihat apakah Dogecoin sedang berkembang menjadi lebih dari sekadar koin meme. DOGE mulai mendapatkan lebih banyak utilitas sebagai alat transaksi peer-to-peer dan sebagai bagian dari ekosistem aplikasi terdesentralisasi (dApps).

    Namun, jumlah transaksi Dogecoin per April 2025 mencatat penurunan tajam, mencapai level terendah dalam beberapa bulan. Volume perdagangannya yang sempat mencapai USD 40 miliar pada 11 November 2024, kini hanya sekitar USD 1 miliar per hari.

    Vanzo menyebut, kekuatan utama Dogecoin terletak pada komunitasnya. Tapi, pasca penurunan harga tajam, keterlibatan komunitas ikut menurun drastis.

    Kesimpulannya, Dogecoin mungkin masih punya potensi sebagai aset spekulatif bagi investor yang mengincar pertumbuhan tinggi dan punya dana cadangan. Namun, fungsionalitas dan penggunaannya yang menurun menjadi catatan penting dalam menilai kelayakan investasi jangka panjang.

    Investasi Dogecoin Ibarat Membeli Lotre

    Meski pernah mencetak lonjakan besar, volume transaksi Dogecoin kini telah anjlok lebih dari 97% dari titik tertingginya. Nilai mata uang kripto ini sebagian besar masih bertumpu pada statusnya sebagai koin meme, sehingga arah harganya dalam jangka panjang sulit diprediksi.

    “Berinvestasi di Dogecoin sekarang ibarat membeli tiket lotre. Cocok untuk dana lebih, tapi jangan berharap terlalu tinggi,” ujar Vanzo.

    Ia juga menambahkan bahwa tim analis Motley Fool Stock Advisor baru saja merilis daftar 10 saham terbaik untuk dibeli saat ini, dan Dogecoin tidak termasuk di dalamnya.

    Mengenal Pergerakan Doge Circle

    Siklus pergerakan harga Dogecoin yang dikenal sebagai “Doge Circle” kembali menarik perhatian para pelaku pasar. Pola saat ini disebut-sebut menyerupai fase pemulihan di level support yang terjadi pada 2015 dan 2020. Banyak analis teknikal melihat kesamaan ini sebagai sinyal positif yang bisa membuka peluang kenaikan harga.

    Sebagian prediksi menyebut Dogecoin berpotensi naik ke kisaran USD 8 hingga USD 10 dalam jangka menengah hingga panjang, apabila berhasil keluar dari zona jenuh jual. Meskipun tergolong optimistis, pola historis Dogecoin menunjukkan bahwa skenario semacam ini tidak bisa diabaikan, khususnya oleh investor jangka panjang.

    Prediksi Kenaikan Harga Dogecoin Picu Optimisme Pasar

    Analisis teknikal terbaru memunculkan potensi lonjakan signifikan harga Dogecoin. Berbagai pola grafik dan indikator teknikal menunjukkan proyeksi bullish, termasuk breakout pada indikator MACD dan keluarnya harga dari formasi segitiga. Struktur teknikal “cup and handle” juga menjadi perhatian para analis sebagai sinyal tren naik.

    Breakout indikator MACD dari pola segitiga dalam grafik harga Dogecoin menjadi sorotan. Pola ini sebelumnya pernah mendahului lonjakan harga besar. Analis teknikal Trader Tardigrade menyebut pergerakan ini mengindikasikan tren naik yang kuat dan dapat memicu minat beli dari pasar.

    Arah MACD diyakini memberikan gambaran arah pergerakan Dogecoin selanjutnya. Lonjakan serupa di masa lalu pasca-breakout menumbuhkan harapan akan pengulangan siklus. Namun, para analis mengingatkan pentingnya tidak hanya mengandalkan satu indikator saat mengambil keputusan investasi.

  • Begini Cara Kripto Sebagai Agunan

    Begini Cara Kripto Sebagai Agunan

    Serratalhadafc.com – OKX dan Standard Chartered telah meluncurkan program percontohan inovatif yang memungkinkan klien institusional menggunakan mata uang kripto dan dana pasar uang berbentuk token (MMF) sebagai agunan di luar bursa. Program ini diluncurkan pada 10 April 2025 dan berada di bawah pengawasan Otoritas Regulasi Aset Virtual Dubai (VARA).​

    Kolaborasi Strategis

    Dalam inisiatif ini, Standard Chartered berperan sebagai kustodian independen yang diatur di Dubai International Financial Centre (DIFC), memastikan penyimpanan aset agunan yang aman. Sementara itu, OKX mengelola dan memfasilitasi transaksi melalui entitasnya yang diatur oleh VARA. Franklin Templeton, manajer aset terkemuka, juga terlibat dengan menyediakan dana pasar uang berbentuk token yang akan digunakan dalam program ini.

    Manfaat bagi Klien Institusional

    Program ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi modal bagi klien institusional. Dengan menggunakan bank sistemik global seperti Standard Chartered sebagai kustodian, risiko pihak ketiga dapat diminimalkan. Selain itu, penggunaan MMF berbentuk token memungkinkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat tanpa bergantung pada infrastruktur kliring tradisional. ​

    Brevan Howard Digital menjadi salah satu peserta pertama dalam program ini, menunjukkan minat yang tinggi dari institusi keuangan terhadap solusi agunan berbasis aset digital. ​

    Program ini menandai langkah signifikan dalam integrasi antara keuangan tradisional dan aset digital, membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas di kalangan institusi.

    Cleanspark Masuk Lima Besar

    Cleanspark (CLSK) masuk dalam lima besar dengan kenaikan saham sebesar 5,19%. Saham lain seperti Bitdeer (BTDR), Riot Platforms (RIOT), Core Scientific (CORZ), Hut 8 (HUT), dan Applied Digital (APLD) juga mengalami peningkatan antara 3,12% hingga 4,61%.

    Namun, jika dilihat dari kinerja selama lima hari terakhir, hanya tujuh dari dua belas perusahaan penambang bitcoin terbesar yang mencatatkan hasil positif.

    Galaxy Digital (GLXY) memimpin kenaikan mingguan dengan lonjakan 15,77%, diikuti oleh Cipher Mining (CIFR) yang naik 15,23%. Meski sempat menguat dalam jangka pendek, tren saham penambang bitcoin sepanjang 2025 masih menunjukkan penurunan yang signifikan.

    Cleanspark (CLSK) dan MARA Holdings (MARA) masing-masing turun 18,56% dan 25,40%. Penurunan lebih tajam dialami Riot Platforms (RIOT) dan Applied Digital (APLD) yang anjlok masing-masing 30,85% dan 30,75%.

    Baca Juga : Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

  • Di Tengah Perang Tarif, Perusahaan Penambang Menguat Sahamnya

    Serratalhadafc.com – Pasar AS ditutup menguat, dengan Nasdaq Composite naik 2,06% dan sektor aset digital melonjak 3,72%, mendorong total valuasi pasar kripto ke USD 2,63 triliun.

    Saham perusahaan penambang Bitcoin yang terdaftar di bursa juga mencatat kinerja positif. Sembilan dari 12 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar mengalami kenaikan harga saham, setelah sempat tertekan akibat kebijakan tarif impor dari mantan Presiden AS, Donald Trump. Indeks utama juga ikut menguat: Nasdaq naik 2,06%, NYSE 1,84%, S&P 500 menguat 1,81%, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,56%.

    Menurut data Bitcoinminingstock.io, Cipher Mining (CIFR) mencatat lonjakan tertinggi pada hari Jumat, naik 9,01%. Diikuti oleh MARA Holdings (MARA) yang naik 6,56%, Galaxy Digital (GLXY) 6,48%, dan Terawulf (WULF) 6,25%. Cleanspark (CLSK) juga masuk lima besar dengan kenaikan 5,19%. Saham penambang lainnya seperti Bitdeer (BTDR), Riot Platforms (RIOT), Core Scientific (CORZ), Hut 8 (HUT), dan Applied Digital (APLD) juga menguat antara 3,12% hingga 4,61%.

    Namun secara mingguan, hanya tujuh dari dua belas perusahaan yang mencatat kinerja positif. Galaxy Digital memimpin dengan kenaikan 15,77%, disusul Cipher Mining yang naik 15,23%.

    Meski sempat menguat dalam jangka pendek, saham-saham penambang Bitcoin masih mencatat tren negatif sepanjang 2025. Cleanspark turun 18,56%, MARA Holdings 25,40%, Riot Platforms 30,85%, dan Applied Digital 30,75%.

    Halving Bitcoin 2024

    Walau menghadapi tekanan dari berbagai arah, sebagian pelaku pasar masih optimistis terhadap dampak jangka panjang dari peristiwa halving Bitcoin pada April 2024.

    Halving adalah proses yang memotong setengah imbalan blok untuk penambang dan terjadi setiap empat tahun. Secara historis, hal ini sering memicu tren kenaikan harga Bitcoin dalam 12 hingga 18 bulan setelahnya. Banyak analis meyakini bahwa pengurangan suplai Bitcoin baru dari halving bisa mendorong harga naik, terutama jika permintaan tetap atau meningkat.

    Namun, karena halving juga memangkas pendapatan langsung penambang, hanya perusahaan dengan efisiensi tinggi dan manajemen keuangan yang kuat yang diperkirakan bisa bertahan dan berkembang dalam kondisi pasar pasca-halving.

  • Harga Bitcoin Naik 7% Setelah Trump Mencabut kebijakan Tarif

    Harga Bitcoin Naik 7% Setelah Trump Mencabut kebijakan Tarif

    Serratalhadafc.com – Harga Bitcoin (BTC) melonjak lebih dari 7% dan berhasil menembus level USD 83.000 pada Kamis, 10 April 2025, mencatatkan kenaikan intraday tertinggi sejak Maret lalu.

    Kenaikan ini terjadi usai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pencabutan sementara tarif global selama 90 hari, dengan pengecualian untuk China. Kebijakan baru ini menggantikan rencana sebelumnya yang menetapkan tarif tetap 10% untuk semua mitra dagang AS selain China.

    Langkah tersebut mendapat respons positif dari pelaku pasar global, termasuk investor di pasar kripto.

    Selain Bitcoin, sejumlah altcoin seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Dogecoin (DOGE) juga mengalami lonjakan harga dua digit. Namun, meski pasar terlihat bergairah, data dari pasar derivatif menunjukkan bahwa trader profesional masih berhati-hati.

    Premi berjangka dua bulan BTC sempat melampaui ambang batas netral 5%, tapi gagal mempertahankan momentum tersebut. Sementara itu, delta skew 25%—indikator ekspektasi risiko dalam opsi BTC—sempat menyentuh 12% sebelum turun ke level netral 3% usai pernyataan dari Donald Trump.

    “Secara teknikal memang ada dorongan harga yang kuat, tapi pelaku pasar besar belum menunjukkan agresivitas yang signifikan,” kata Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dalam keterangan resmi, Jumat (11/4/2025).

    Ia menambahkan, premi kontrak berjangka yang belum stabil dan tingkat pendanaan yang masih berada di zona netral menunjukkan pasar masih wait and see.

    Fyqieh juga menyoroti faktor makroekonomi global, khususnya data inflasi dari AS dan China yang akan segera dirilis, sebagai penentu arah selanjutnya bagi harga Bitcoin.

    “Konsolidasi dan volatilitas masih akan mendominasi. Jika data inflasi menunjukkan tekanan rendah, ada peluang BTC menguat ke USD 88.800 atau bahkan USD 100.000. Namun jika inflasi tinggi, BTC bisa kembali tertekan dan turun ke kisaran support USD 73.500,” tutup Fyqieh.

    Penyebab Harga Kripto Terjun Bebas

    Harga aset kripto jatuh tajam setelah bursa saham berjangka AS dibuka melemah pada 6 April, menyusul kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump. Mulai 5 April, semua negara dikenakan tarif impor 10%, dengan tarif lebih tinggi dikenakan pada China (34%), Uni Eropa (20%), dan Jepang (24%).

    Akibatnya, Bitcoin (BTC) anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir ke level USD 77.883. Ether (ETH) turun lebih dalam, lebih dari 12%, ke USD 1.575. Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan terkoreksi lebih dari 8% menjadi sekitar USD 2,5 triliun.

    Namun, sedikit pemulihan terjadi. BTC naik 1,4% ke USD 78.500, dan ETH naik ke USD 1.594. Sementara itu, Crypto Fear & Greed Index jatuh ke level 23 pada 7 April, menandakan pasar dalam kondisi “sangat takut”.

    Charlie Sherry, CFO BTC Markets Australia, menyebut penurunan ini bisa dimaklumi karena volume perdagangan global rendah saat akhir pekan. “Jika ada aksi jual besar di hari sepi, dampaknya langsung terasa,” ujarnya dikutip dari Cointelegraph, Senin (7/4/2025).

    Ia menambahkan, pernyataan Trump soal tarif memicu ketidakpastian hubungan dagang global dan menciptakan kepanikan di pasar. Di sisi lain, pendiri BitMEX, Arthur Hayes, menilai kondisi ini bisa membuka peluang kenaikan harga Bitcoin dalam waktu dekat.

    Pasar saham AS ikut terguncang. Kontrak berjangka untuk S&P 500 turun hampir 4%, sementara Nasdaq dan Dow Jones juga melemah tajam. Dow bahkan mencatat penurunan lebih dari 8%.

    Analis dari The Kobeissi Letter menyatakan bahwa koreksi ini mendorong S&P 500 masuk ke zona bear market. Selama 32 hari terakhir, pasar saham AS telah kehilangan sekitar USD 400 miliar setiap harinya. Tom Dunleavy dari MV Global memperkirakan, jika tren ini berlanjut, ini bisa menjadi salah satu kejatuhan tiga hari terburuk dalam sejarah pasar AS.

  • Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

    Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

    Serratalhadafc.com – Ketidakpastian global kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran terhadap sejumlah negara mitra dagang. Dampaknya langsung terasa ke berbagai sektor, termasuk pasar saham, nilai tukar Rupiah, dan pasar kripto domestik.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami aksi panic selling, sementara Rupiah terus tertekan terhadap dolar AS. Nilai tukar USD/IDR spot tercatat menyentuh Rp16.864 dan sempat melampaui Rp17.000 di pasar offshore. Dalam situasi ini, pelaku pasar cenderung mengadopsi strategi defensif.

    Chief Marketing Officer Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa kondisi makroekonomi saat ini mendorong investor untuk lebih berhati-hati, khususnya dalam menghadapi aset berisiko. Bitcoin sendiri sudah mengalami koreksi lebih dari 25% dari puncak harganya, sementara altcoin juga terkoreksi tajam.

    Iqbal menjelaskan bahwa penurunan volume perdagangan dan minimnya aksi beli mencerminkan pasar yang masih berada dalam fase konsolidasi. Tekanan jual belum sepenuhnya mereda.

    “Investor saat ini cenderung fokus pada aset utama seperti Bitcoin dan stablecoin, sambil menjauhi altcoin yang lebih spekulatif dan rentan terhadap fluktuasi harga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/4/2025).

    Meski Trump telah mengumumkan penangguhan sementara tarif selama 90 hari untuk 75 negara yang masih dalam tahap negosiasi, ia justru memperketat kebijakan terhadap China. Tarif atas produk dari China kini naik menjadi 125% dan langsung berlaku, meningkatkan kekhawatiran akan konflik dagang jangka panjang.

    Tether Mulai jadi Favorit Untuk Investasi

    “Di tengah gejolak global dan fluktuasi nilai tukar, investor kripto di Indonesia mulai beralih ke aset yang lebih stabil, terutama stablecoin seperti Tether (USDT),” ujar Wan Iqbal.

    Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), USDT telah menjadi aset kripto paling aktif diperdagangkan di Indonesia dalam dua tahun terakhir, melampaui Bitcoin, Ethereum, dan Solana. CoinMarketCap mencatat bahwa volume perdagangan USDT di tiga bursa kripto terbesar di Indonesia telah menembus angka USD 7 miliar sejak awal 2024.

    “Di Tokocrypto, pasangan USDT/IDR menyumbang lebih dari 25% dari total volume transaksi harian dalam 24 jam terakhir. USDT kini menjadi jangkar utama aktivitas trading di Indonesia,” jelas Iqbal.

    USDT tidak hanya menawarkan kestabilan harga, tetapi juga digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap volatilitas rupiah.

    “Dominasi USDT juga memperkuat perannya sebagai pintu masuk ke berbagai platform DeFi dan aplikasi kripto lainnya,” tambahnya.

    Menurut Iqbal, kestabilan yang ditawarkan USDT membuatnya menarik bagi investor yang ingin menjaga arus kas tanpa harus terkena risiko fluktuasi harga kripto secara langsung.

  • Pasar Kripto Tertekan, Arthur Hayes Malah Borong Bitcoin

    Pasar Kripto Tertekan, Arthur Hayes Malah Borong Bitcoin

    Serratalhadafc.com – Pemegang Bitcoin tengah menghadapi tekanan usai pengumuman mendadak tarif dagang dari Presiden AS Donald Trump, yang mengguncang pasar global, termasuk kripto.

    Meski situasi pasar memburuk, sejumlah tokoh di komunitas kripto justru melihat peluang. Salah satunya Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX. Ia mengaku terus membeli Bitcoin di tengah penurunan harga.

    “Saya sudah membeli BTC sedikit demi sedikit sepanjang hari, dan akan terus melanjutkan,” kata Hayes, dikutip dari Cointelegraph, Selasa (8/4/2025).

    Hayes juga memprediksi dominasi Bitcoin dalam pasar kripto akan menguat. Ia memperkirakan pangsa pasar Bitcoin yang kini sekitar 60,5% bisa naik hingga menyentuh 70%.

    Bitcoin Perlu Lebih dari Sekadar Penyimpan Nilai untuk Tetap Relevan

    Meski tokoh seperti Arthur Hayes dan Erik Wood menunjukkan keyakinan terhadap masa depan Bitcoin, tidak semua suara di komunitas kripto sepakat. Jack Dorsey, mantan CEO Twitter dan tokoh penting di dunia kripto, menyampaikan pandangan kritis terkait posisi Bitcoin saat ini.

    Menurut Dorsey, Bitcoin tidak akan bertahan sebagai aset yang relevan jika hanya diposisikan sebagai penyimpan nilai. Ia menekankan pentingnya fungsi Bitcoin sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari.

    “Jika Bitcoin hanya menjadi penyimpan nilai dan tidak lebih dari itu, saya rasa ia tidak akan menjadi relevan sama sekali,” ujarnya.

    Dorsey menambahkan bahwa jika Bitcoin gagal berkembang menjadi alat transaksi yang digunakan secara luas, maka aset ini hanya akan dibeli, dilupakan, dan digunakan sesekali dalam keadaan darurat.

    Volatilitas harga memang menjadi tantangan utama bagi adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran. Meski begitu, Bitcoin tetap menjadi pilihan utama di platform seperti BitPay sepanjang 2024. Bahkan, beberapa negara telah mulai menggunakannya dalam transaksi perdagangan internasional.

    Harga Bitcoin Anjlok, Pasar Kripto Tertekan oleh Ketidakpastian Global

    Harga Bitcoin tiba-tiba jatuh dalam beberapa jam terakhir, turun dari USD 83.000 menjadi di bawah USD 79.000 per koin. Data CoinMarketCap pada Senin (7/4/2025) pagi menunjukkan Bitcoin (BTC) melemah 6,28 persen dalam 24 jam terakhir dan turun 4,57 persen dalam sepekan. Harga BTC kini berada di level USD 78.262,83 atau sekitar Rp 1,309 miliar (kurs Rp 16.740 per dolar AS).

    CoinGlass mencatat likuidasi besar-besaran di pasar kripto, dengan posisi leverage senilai hampir USD 600 juta terhapus. Ini terjadi setelah periode stabil yang sempat membuat BTC unggul dibandingkan indeks pasar utama, memicu narasi baru soal Bitcoin sebagai penyimpan nilai digital.

    Analis kripto Jonatan Randing menyebut BTC saat ini mendekati Exponential Moving Average (EMA) mingguan 50—level support historis dalam fase pasar bullish. Namun, hal ini justru memunculkan pertanyaan, apakah tren naik Bitcoin benar-benar masih bertahan?

    Di sisi lain, sentimen pasar juga dibayangi kekhawatiran atas potensi tarif balasan dari Uni Eropa, menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 20% atas impor dari kawasan tersebut.

    Para trader kini bersiap menghadapi kondisi pasar saham yang bergejolak, setelah pekan lalu menjadi periode terburuk bagi indeks S&P 500, NASDAQ 100, dan Dow Jones sejak pandemi COVID-19 tahun 2020.

  • Lampu Hijau Jepang Untuk Kripto

    Serratalhadafc.com – Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) berencana merevisi Undang-Undang Instrumen Keuangan dan Bursa untuk mengakui aset kripto sebagai produk keuangan yang sah.

    Dilansir dari Yahoo Finance, Minggu (31/3/2025), langkah ini akan menempatkan aset kripto di bawah regulasi ketat, termasuk pembatasan perdagangan orang dalam yang melarang transaksi berdasarkan informasi rahasia, menurut laporan harian bisnis Nikkei.

    FSA berencana mengajukan rancangan undang-undang tersebut ke parlemen paling cepat pada 2026 untuk merevisi Undang-Undang Instrumen Keuangan dan Bursa.

    Respon Positif Jepang Terhadapa Kripto

    Jepang terus menunjukkan perkembangan pesat dalam industri kripto. Baru-baru ini, Kepala Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) Jepang, Yuichiro Tamaki, mengumumkan rencana reformasi mata uang kripto melalui akun media sosial X.

    Pengumuman ini bertepatan dengan puncak pemilihan di Jepang, di mana Tamaki menyoroti reformasi pajak kripto yang selama ini dianggap ketat. Menurut dokumen kampanye resmi, proposal tersebut mencakup penetapan tarif pajak tetap sebesar 20 persen untuk keuntungan kripto. Ini jauh lebih rendah dibandingkan sistem saat ini, di mana investor dapat dikenakan pajak hingga 55 persen karena klasifikasi pendapatan yang berbeda.

    Selain reformasi pajak, Tamaki juga mendorong adopsi aset digital yang lebih luas di Jepang. Platform DPP mengusulkan penerapan NFT dalam tata kelola, pembentukan ETF kripto, serta pelonggaran aturan leverage dalam perdagangan aset digital.

    Jepang Pertimbangkan Penghapusan Pungutan Perdagangan Kripto

    Jepang berpotensi menghapus pungutan atas perdagangan kripto-ke-kripto, yang selama ini menjadi hambatan besar bagi transaksi aset digital. Langkah ini merupakan bagian dari paket reformasi yang juga mencakup inovasi moneter di tingkat lokal.

    Salah satu usulan utama dalam reformasi ini adalah digitalisasi yen Jepang, yang diinisiasi oleh Tamaki. Selain itu, pemerintah daerah juga akan diberikan kewenangan untuk menerbitkan mata uang digital mereka sendiri. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan mempercepat modernisasi sistem keuangan di Jepang.

    Jika diterapkan, langkah ini bisa membawa Jepang semakin dekat ke infrastruktur keuangan yang lebih canggih dan efisien.

  • Crypto jadi Solusi di Tengah lesunya Saham

    Crypto jadi Solusi di Tengah lesunya Saham

    Serratalhadafc.com – Pasar saham Indonesia, yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengalami penurunan tajam dalam beberapa waktu terakhir. Pada 18 Maret 2025, IHSG sempat anjlok lebih dari 5% ke level 6.076,08, menyebabkan perdagangan terhenti sementara.

    Namun, indeks saham kembali bangkit ke zona hijau setelah nilai tukar rupiah menguat. Situasi ini mendorong investor untuk mencari alternatif investasi lain, salah satunya aset kripto.

    Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyoroti perbedaan dinamika antara pasar saham dan aset safe haven seperti emas dan Bitcoin.

    “Bitcoin turun 5-10% dalam sehari adalah hal biasa, tetapi IHSG, yang mencerminkan saham-saham terbaik di Indonesia, jika turun 5% saja dampaknya sangat besar,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (21/3/2025).

    Ia juga menekankan bahwa IHSG merupakan indikator utama perekonomian nasional. Pergerakannya mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia sekaligus menjadi barometer stabilitas ekonomi negara.

    Hal serupa juga berlaku untuk pasar kripto, yang semakin berkembang sebagai alternatif investasi dan memiliki keterkaitan dengan dinamika ekonomi global serta perkembangan teknologi keuangan di Indonesia.

    “Kami berharap perekonomian Indonesia terus berkembang secara berkelanjutan, didukung oleh kebijakan yang kondusif, inovasi di sektor keuangan, serta peningkatan literasi investasi di kalangan masyarakat,” tambahnya.

    Alternatifnya Adalah Crypto

    Di tengah ketidakstabilan pasar saham, diversifikasi investasi menjadi strategi yang bijak untuk menjaga kestabilan portofolio. Salah satu opsi yang semakin diminati adalah pasar kripto.

    Salah satu keunggulan aset kripto adalah keberadaan stablecoin, yaitu aset digital yang nilainya dipatok pada Dolar AS atau emas. Stablecoin menawarkan alternatif lebih stabil bagi investor pemula yang ingin masuk ke pasar kripto tanpa menghadapi volatilitas ekstrem.

    “Selain stablecoin, aset kripto dengan fundamental kuat seperti Bitcoin juga menjadi pilihan bagi investor yang ingin memulai dengan aset lebih stabil sebelum mengeksplorasi aset dengan volatilitas lebih tinggi,” jelasnya.

    Menurut Iqbal, tren ini terlihat dari semakin banyaknya investor baru di pasar kripto Indonesia. Mereka biasanya memulai dengan aset yang lebih aman sebelum memperluas portofolio ke instrumen yang lebih berisiko.

    Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.