Tag: lifestyle

  • Investor Pemula Perhatikan Hal Ini Jika Ingin Cuan Investasi Saham

    Investor Pemula Perhatikan Hal Ini Jika Ingin Cuan Investasi Saham

    Serratalhadafc.com – Edukasi menjadi fondasi utama bagi investor yang ingin sukses di pasar saham. Hal tersebut diungkapkan CEO Stockwise Douglas Goh dalam acara bertajuk The Art of Multibagger Investing.

    Salah satunya strategi investasi saham yang berpotensi memberikan keuntungan berlipat atau dikenal dengan istilah multibagger. Konsep ini mengajarkan investor untuk tidak hanya fokus pada keuntungan jangka pendek, namun juga memahami potensi pertumbuhan nilai saham dalam jangka panjang.

    “Di tengah derasnya arus informasi dan tren pasar yang cepat berubah, investor pemula maupun berpengalaman membutuhkan pemahaman mendalam agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Stockwise hadir sebagai jembatan untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan strategi yang terbukti berhasil di lapangan,” ujar Douglas dikutip Anugerahslot Finance Minggu (3/8/2025).

    Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Stockwise Andry Hakim menambahkan, konsep multibagger investing bukan hanya teori, namun sudah terbukti menjadi strategi yang mampu mencetak portofolio investasi yang kuat dalam jangka panjang.

    “Kami ingin mengajak para investor Indonesia untuk tidak terjebak dalam spekulasi jangka pendek. Melalui pendekatan analisis fundamental yang solid, siapa pun bisa memiliki peluang mendapatkan multibagger stock,” jelasnya.

    Sebagai komunitas saham terbesar di tanah air, Stockwise tidak hanya menjadi wadah berbagi informasi, tetapi juga aktif menggelar berbagai program edukasi berkala, mulai dari kelas daring, workshop, hingga seminar langsung yang menghadirkan para pakar di bidangnya. Konsistensi inilah yang membuat Stockwise menjadi referensi utama bagi ribuan investor dalam membangun portofolio investasi yang sehat dan berkelanjutan.

    Melihat Efek Kesepakatan Tarif AS-Indonesia Terhadap Pasar Saham

    Sebelumnya, untuk melihat apakah perjanjian dagang Indonesia-Amerika Serikat secara agregat berdampak positif atau negatif, tentunya sentimen pasar akan menjadi hal yang lebih mudah untuk dilihat.

    Terkait ini, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, berpendapat bahwa terlepas dari segala pro-kontra yang ada, hasil dari kesepakatan perdagangan ini diterima dengan baik oleh pasar keuangan.

    Semenjak tercapainya kesepakatan, IHSG telah naik sebesar 3.68%, yang merupakan kenaikan terbesar diantara bursa saham lain di Asia yang mana bursa lain tidak mendapatkan sentimen positif sebesar Indonesia.

    “Hasil kesepakatan dagang ini sudah membuat kita terhindar dari kemungkinan terburuk dari ketidakpastian berkepanjangan,” ujar Fakhrul, Selasa (29/7/2025).

    Walaupun memang ada beberapa pertanyaan yang muncul terkait dengan pembelian barang-barang dari Amerika Serikat, Fakhrul lebih memandang ini secara neraca dagang adalah netral. “Hal ini karena sebenarnya pembelian pesawat dan produk pertanian dampak utamanya adalah adanya pergeseran vendor dari negara lain ke Amerika Serikat. Kita harus paham, ini kondisinya berat, lanjut Fakhrul menambahkan.

    Impor

    Re-wiring impor Indonesia dari negara lain ke Amerika Serikat harus dilakukan. Selain itu, lanjut Fakhrul, terlepas dari hasil perjanjian dagang dengan Amerika Serikat, Indonesia harus mengoptimalkan prospek dari EU-CEPA sehingga pasar kita ke negara lain terutama Uni Eropa tetap terjaga.

    Terkait kontroversi utama yang mengemuka tentang data masyarakat Indonesia, Fakhrul menyatakan bahwa negara tetap harus mengutamakan kepentingan Rakyat Indonesia. Hal ini lanjut Fakhrul karena menurutnya data adalah masa depan perekonomian dunia dan Indonesia harus tetap mengutamakan ketahanan nasional dan terus berusaha mencari implementasi yang win-win dengan mitra dagang Indoensia.

    Setelah kesepakatan dagang, Fakhrul memandang, hal yang harus diperhatikan selanjutnya untuk perbaikan ekonomi adalah tiga hal, yakni percepatan belanja pemerintah dan insentif, lalu penerbitan DimSum Bond dan Kangaroo Bond Pemerintah dalam mata uang RMB dan AUD untuk membantu likuiditas nasional dan keberlanjutan dari pemotongan suku bunga Bank Indonesia.

  • HUMI Catat Kinerja Positif di Kuartal II-2025, Pendapatan Tumbuh 12,16%

    HUMI Catat Kinerja Positif di Kuartal II-2025, Pendapatan Tumbuh 12,16%

    Serratalhadafc.com – PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) berhasil mencatatkan kinerja yang solid pada Kuartal II tahun 2025. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menjalankan strategi pertumbuhan berkelanjutan dan ekspansi yang tepat sasaran.

    Berdasarkan laporan keuangan interim per 30 Juni 2025, HUMI mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 64,71 juta, naik 12,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 57,69 juta. Pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh peningkatan signifikan pada segmen jasa sewa kapal, khususnya di sektor oil tanker.

    Pendapatan dari jasa sewa kapal di segmen oil tanker tercatat mencapai USD 20,77 juta, melonjak 188,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 7,21 juta. Sementara itu, laba tahun berjalan tercatat sebesar USD 5,58 juta, tumbuh 7,74% dibandingkan laba bersih pada Kuartal II-2024 yang sebesar USD 5,18 juta.

    Direktur Utama HUMI, Tirta Hidayat, menyampaikan kepada Anugerahslot Finance bahwa peningkatan kinerja perusahaan tahun ini ditopang oleh penambahan armada selama tahun 2024.

    “HUMI terus memperluas jangkauan operasional dengan menambah armada serta memperkuat segmen bisnis utama,” ujar Tirta, Jumat (1/8/2025).

    Dari sisi neraca, total aset HUMI per 30 Juni 2025 tercatat sebesar USD 327,65 juta, meningkat 18,75% dibandingkan posisi aset pada periode yang sama tahun 2024 yang sebesar USD 275,92 juta.

    Total liabilitas juga mengalami kenaikan sebesar 38,60%, dari USD 108,17 juta menjadi USD 149,92 juta. Sementara itu, total ekuitas HUMI tumbuh sebesar 5,95%, dari USD 167,75 juta menjadi USD 177,73 juta per akhir Juni 2025.

    Kinerja positif ini menunjukkan bahwa HUMI berada pada jalur yang tepat dalam memperkuat posisinya di industri maritim, khususnya di segmen pengangkutan minyak yang tengah berkembang pesat.

    HUMI Targetkan Akuisisi 10 Kapal di 2025, Realisasi Capai 54%

    Sepanjang tahun 2025, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) menargetkan akuisisi sebanyak 10 kapal baru sebagai bagian dari strategi ekspansi dan peningkatan kapasitas armada. Hingga awal Agustus 2025, perusahaan telah merealisasikan pembelian tiga kapal, yakni Mac Singapore, Marlin 88, dan Trans Pacific 201. Realisasi tersebut telah mencapai 54% dari total anggaran yang telah dialokasikan untuk tahun ini.

    Langkah akuisisi armada ini difokuskan pada penguatan segmen oil tanker serta marine support, dua lini bisnis utama HUMI yang terus menunjukkan pertumbuhan. Perseroan berkomitmen untuk memenuhi sisa target pembelian kapal hingga akhir tahun 2025.

    Dalam pernyataannya, Direktur Utama HUMI, Tirta Hidayat, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang berperan dalam mendukung perjalanan dan pertumbuhan perusahaan.

    “Terlepas dari ketidakpastian situasi politik dan ekonomi global, HUMI terus berupaya menjaga konsistensi dalam meningkatkan kinerja. Kami berkomitmen melakukan mitigasi risiko, mengoptimalkan operasional, serta menjadikan keberlanjutan sebagai prinsip dasar dalam menjalankan bisnis,” ujar Tirta, Jumat (1/8/2025).

    Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para karyawan, pelanggan, mitra usaha, dan seluruh pemangku kepentingan atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan kepada HUMI selama ini.

    Lebih jauh, penambahan armada dan ekspansi bisnis HUMI tidak hanya menjadi bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan, tetapi juga bentuk kontribusi aktif dalam mendorong kemajuan industri perkapalan nasional. HUMI berharap langkah ini dapat memperkuat daya saing sektor maritim Indonesia sekaligus mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan.

    HUMI Lakukan Restrukturisasi Armada melalui Transaksi Antar Anak Usaha

    PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) terus menunjukkan langkah strategis dalam memperkuat struktur bisnisnya. Salah satu upaya terbaru dilakukan melalui restrukturisasi kepemilikan armada kapal dengan melibatkan transaksi antar entitas anak usaha. Dua kapal tug boat, yakni Semar Delapan Puluh Dua dan Semar Delapan Puluh Tiga, dialihkan kepemilikannya dari PT Baraka Alam Sari (BAS) kepada PT Humpuss Transportasi Curah (HTC).

    Langkah ini diambil dalam rangka konsolidasi bisnis dan penyelarasan fokus operasional masing-masing anak perusahaan. HTC akan lebih memfokuskan diri pada pelayanan di segmen yang membutuhkan armada tug boat, sementara BAS akan dapat mengalokasikan sumber dayanya untuk mengembangkan lini bisnis lainnya secara lebih optimal.

    “Ini merupakan bagian dari strategi HUMI untuk memperkuat sinergi antar anak perusahaan, sekaligus meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pengelolaan aset,” ungkap Direktur Utama HUMI, Tirta Hidayat dalam keterangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi BEI, Minggu (27/7/2025).

    Dengan adanya restrukturisasi ini, HUMI berupaya menciptakan struktur bisnis yang lebih terorganisir berdasarkan spesialisasi masing-masing entitas. Strategi ini diharapkan mampu mendorong efisiensi operasional serta mendukung pencapaian target jangka panjang Perseroan.

    HUMI juga menegaskan bahwa langkah restrukturisasi ini dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan seluruh ketentuan regulasi yang berlaku. Langkah ini bukan sekadar efisiensi jangka pendek, melainkan bagian dari upaya memperkuat daya saing dan membuka ruang kolaborasi serta ekspansi usaha di masa depan.

    “Kami akan terus mengevaluasi dan menyesuaikan strategi seiring perkembangan industri. Fokus utama kami adalah membangun pertumbuhan yang berkelanjutan serta menciptakan ekosistem bisnis yang terintegrasi dan adaptif,” tambah Tirta.

    Dengan mengoptimalkan aset dan meningkatkan sinergi internal, HUMI memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di industri maritim nasional, sekaligus memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.

    HUMI Optimis dengan Strategi Pertumbuhan Kuat di Tahun 2025

    PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) menyatakan optimisme tinggi terhadap strategi pertumbuhan yang semakin diperkuat untuk tahun 2025. Perusahaan berencana melakukan berbagai langkah strategis guna meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di pasar global.

    Direktur Utama HUMI, Tirta Hidayat, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2025, perusahaan menargetkan akuisisi sebanyak 10 kapal baru sekaligus mengembangkan layanan logistik pendukung LNG (Liquefied Natural Gas). Untuk mewujudkan hal tersebut, HUMI telah mengalokasikan anggaran investasi sebesar USD 39,57 juta.

    “Kami berkomitmen menghadirkan keseimbangan antara efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan prinsip keberlanjutan. Dengan penerapan Plan Maintenance System serta optimalisasi penggunaan bunker, seluruh armada kami mampu memberikan dampak positif bagi pelanggan sekaligus memperkuat posisi HUMI sebagai perusahaan pelayaran yang kompetitif di pasar global,” ujar Tirta dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Minggu (6/4/2025).

    Adapun rencana penambahan armada tersebut meliputi 4 kapal Oil & Chemical Tanker, 5 kapal Tugboat, 1 Platform Supply Vessel (PSV), serta kapal pendukung logistik LNG. Tirta menegaskan bahwa HUMI akan tetap agresif dalam penganggaran pembelian Oil & Chemical Tanker, untuk memanfaatkan peluang dari terbatasnya ketersediaan kapal pengangkut jenis ini di pasar.

    Dengan strategi ini, HUMI berharap dapat terus memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas layanan, sehingga mampu mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri maritim nasional dan internasional.

  • Unilever Indonesia Fokus Tingkatkan Daya Saing Lewat Inovasi Produk dan Efisiensi Biaya

    Unilever Indonesia Fokus Tingkatkan Daya Saing Lewat Inovasi Produk dan Efisiensi Biaya

    Serratalhadafc.com – PT Unilever Indonesia Tbk menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat daya saing di pasar domestik melalui pendekatan yang berfokus pada konsumen dan strategi efisiensi biaya. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, dalam konferensi pers pada Kamis (31/7/2025).

    “Kami sangat berfokus pada konsumen Indonesia, dan saya kira inilah yang harus menjadi prioritas utama,” ujar Benjie.

    Ia menyadari bahwa persaingan dengan merek lokal dan global semakin ketat. Namun, selama perusahaan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat, Unilever tetap yakin mampu mempertahankan keunggulan di pasar.

    Benjie menyoroti pentingnya kekuatan merek dalam menjaga posisi perusahaan. Ia menyebut banyak produk Unilever telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rumah tangga Indonesia selama hampir dua dekade.

    “Brand kami harus semakin kuat dan dicintai oleh masyarakat. Untungnya, portofolio produk kami selama 19 tahun terakhir telah menjadi kebutuhan rumah tangga di Indonesia,” jelasnya.

    Selain menjaga kualitas dan daya tarik produk, Benjie juga menekankan pentingnya efisiensi biaya operasional agar tetap kompetitif.

    “Biaya harus lebih efisien dari kompetitor. Setiap rupiah yang kami keluarkan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kalau tidak, kita tidak akan bertahan di pasar ini,” tutupnya.

    Upaya yang Dilakukan

    Unilever Indonesia terus berupaya menjaga relevansi dan keunggulan di pasar dengan melakukan peningkatan menyeluruh—mulai dari kemasan, kualitas, dan volume produk, hingga ekspansi portofolio di segmen-segmen strategis seperti kecantikan dan ibu-anak.

    Presiden Direktur Benjie Yap menekankan bahwa seluruh strategi tersebut harus dijalankan secara bersamaan, tidak bisa hanya mengandalkan satu elemen saja.

    “Semua ini harus berjalan bersamaan dan tidak bisa hanya difokuskan pada satu tujuan. Perusahaan kami harus benar-benar bisa membuktikan mengapa produk kami dicintai oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya menutup pernyataan.

  • Wall Street Ditutup Variatif, The Fed Belum Siap Turunkan Suku Bunga

    Wall Street Ditutup Variatif, The Fed Belum Siap Turunkan Suku Bunga

    Serratalhadafc.com – Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025, setelah keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya. Bank sentral AS juga menyatakan belum siap mengambil langkah untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

    Ketua The Fed, Jerome Powell, menyampaikan bahwa kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump mulai memberikan dampak terhadap tekanan inflasi. Namun, efek jangka panjangnya terhadap ekonomi secara keseluruhan dan inflasi masih belum sepenuhnya terlihat.

    Mengutip laporan Anugerahslot CNBC, Kamis (31/7/2025), indeks S&P 500 turun tipis 0,12% ke level 6.362,90, sementara Dow Jones melemah 171,71 poin atau 0,38% ke posisi 44.461,28. Di sisi lain, indeks Nasdaq naik 0,15% menjadi 21.129,67. Padahal, pada sesi tertingginya hari itu, S&P 500 sempat menguat 0,4% dan Dow Jones bertambah 0,2%.

    Pelaku pasar mencermati dengan seksama pernyataan Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan kebijakan The Fed. Ia menegaskan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan apa pun terkait kemungkinan perubahan kebijakan pada pertemuan mendatang di bulan September.

    “Kami berkewajiban menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang agar tetap stabil, serta mencegah lonjakan harga sementara berubah menjadi masalah inflasi yang persisten,” ujar Powell.

    Ia juga menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi kini mulai terasa pada harga sejumlah barang, namun sejauh mana kebijakan tersebut akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi secara menyeluruh masih harus ditelaah lebih lanjut.

    Pernyataan ini membuat harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga pada bulan September memudar. Sebagai dampaknya, imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan, mencerminkan kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat.

    The Fed Tahan Suku Bunga, Wall Street Kembali Tertekan

    Keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) untuk mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan kebijakan terbaru ternyata tidak diambil secara bulat. Dua anggota dewan gubernur, Michelle Bowman dan Christopher Waller, menyatakan ketidaksetujuan mereka. Keduanya justru mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 persen.

    Meski demikian, Ketua The Fed Jerome Powell memilih bersikap hati-hati dan tidak tunduk pada tekanan politik untuk segera melonggarkan kebijakan moneter. Hal ini memicu perubahan ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

    “Powell tidak menyerah pada tekanan politik untuk menurunkan suku bunga, sehingga pasar perlu mengevaluasi ulang proyeksi tingkat suku bunga Dana Fed ke depan,” ujar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.

    Cox juga menilai bahwa reaksi pasar masih tergolong wajar, karena arah kebijakan The Fed mulai terlihat lebih jelas, walaupun Powell saat ini cenderung memilih pendekatan “wait and see”.

    Pada Rabu (30/7), Wall Street mengalami hari kedua berturut-turut mencatatkan kerugian setelah sebelumnya S&P 500 membukukan enam kali rekor penutupan tertinggi. Di awal sesi, indeks saham utama sempat dibuka menguat, terdorong oleh laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih baik dari perkiraan, yang memberi keyakinan bahwa perekonomian masih mampu bertahan di tengah tekanan tarif yang tinggi.

    Namun, setelah pernyataan dari The Fed, sentimen pasar bergeser. Koreksi pasar terutama terjadi pada saham-saham konsumer, seperti Home Depot, yang selama ini dipandang akan diuntungkan dari potensi penurunan tarif.

    IHSG Terkoreksi, Sektor Infrastruktur Jadi Penekan Terbesar

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025. Koreksi terjadi di tengah tekanan dari sektor infrastruktur yang mencatat penurunan paling tajam.

    Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah 0,89% ke level 7.549,88, sementara indeks LQ45 turun 0,86% ke posisi 798,15. Sebagian besar indeks acuan terpantau bergerak di zona negatif.

    Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.667,56 dan terendah 7.528,12. Tercatat 321 saham melemah, menekan laju indeks, sementara 283 saham menguat dan 200 saham stagnan.

    Total frekuensi perdagangan mencapai 1.850.858 kali dengan volume 39,2 miliar saham dan nilai transaksi harian sebesar Rp 15,8 triliun. Sementara itu, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran Rp 16.390.

    Sektor Infrastruktur Pimpin Koreksi

    Mayoritas sektor mencatat penurunan, dipimpin oleh:

    • Infrastruktur: -3,21% (koreksi terdalam)
    • Keuangan: -2,13%
    • Basic Materials: -0,84%
    • Energi: -0,76%
    • Properti: -0,11%

    Di sisi lain, beberapa sektor justru mencatatkan penguatan:

    • Teknologi: +2,12% (penguatan tertinggi)
    • Industri: +1,53%
    • Consumer Nonsiklikal: +0,94%
    • Kesehatan: +0,35%
    • Transportasi: +0,29%
    • Consumer Siklikal: +0,03%
  • Pasar Saham RI Bangkit di Tengah Gejolak Global, IHSG Melesat pada Triwulan II 2025

    Pasar Saham RI Bangkit di Tengah Gejolak Global, IHSG Melesat pada Triwulan II 2025

    Serratalhadafc.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa pasar saham Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif pada triwulan II tahun 2025, meskipun dibayangi oleh ketegangan perdagangan dan konflik geopolitik global.

    Menurut Mahendra, penguatan ini mencerminkan ketahanan pasar terhadap tekanan eksternal, sekaligus mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi nasional.

    “Di tengah sentimen negatif akibat dinamika perdagangan dan ketegangan geopolitik global, pasar saham domestik justru menunjukkan penguatan pada triwulan II 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung LPS, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    IHSG Naik 6,41% Secara Kuartalan

    OJK mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.927,68 per 30 Juni 2025, naik 6,41% secara kuartalan (qtq). Meski secara tahunan (year-to-date/ytd) masih tercatat melemah 2,15%, kapitalisasi pasar tetap terjaga di angka Rp12.178 triliun.

    “IHSG ditutup menguat sebesar 6,41% qtq pada akhir Juni, meskipun secara ytd masih turun 2,15%. Namun, nilai kapitalisasi pasar tetap solid di Rp12.178 triliun,” ungkap Mahendra.

    Investor Asing Masih Net Sell

    Di tengah penguatan tersebut, investor asing atau nonresiden justru mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp23,65 triliun selama kuartal II. Secara kumulatif sepanjang tahun, net sell asing mencapai Rp59,33 triliun, mencerminkan sikap hati-hati investor global terhadap risiko pasar negara berkembang.

    IHSG Melesat di Juli 2025

    Namun tren positif berlanjut memasuki Juli 2025. Hingga tanggal 25 Juli, IHSG tercatat melonjak ke level 7.543,50, yang berarti menguat 6,55% secara year-to-date (ytd). Penguatan ini menjadi sinyal positif bahwa pasar mulai kembali ke jalur pemulihan, didorong oleh sentimen domestik yang membaik dan fundamental ekonomi yang relatif stabil.

    Penghimpunan Dana di Pasar Modal Menguat, Cerminkan Optimisme Dunia Usaha

    Tren positif di pasar modal Indonesia pada triwulan II 2025 tak hanya tercermin dari penguatan IHSG, tetapi juga dari sisi penghimpunan dana yang menunjukkan peningkatan signifikan. Selama periode tersebut, nilai Penawaran Umum (PU) tercatat mencapai Rp142,62 triliun, mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelaku usaha terhadap iklim investasi nasional.

    Dari total tersebut, sebesar Rp8,49 triliun berasal dari 16 emiten baru yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Capaian ini menegaskan bahwa pasar modal tetap menjadi pilihan strategis bagi perusahaan dalam mencari sumber pendanaan jangka panjang.

    “Penghimpunan dana di pasar modal pada triwulan II 2025 tetap menunjukkan tren positif. Nilai Penawaran Umum mencapai Rp142,62 triliun, dan Rp8,49 triliun di antaranya berasal dari 16 emiten baru,” ujar Mahendra Siregar.

    Kinerja ini sekaligus menunjukkan bahwa, meskipun pasar global sedang bergejolak, kepercayaan terhadap prospek ekonomi domestik tetap kuat, baik dari investor maupun pelaku usaha di dalam negeri.

    Aktivitas Korporasi Tetap Dinamis, Bursa Karbon Tunjukkan Perkembangan Positif

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat adanya 13 pipeline Penawaran Umum yang tengah dalam proses, dengan nilai indikatif mencapai Rp9,80 triliun. Kehadiran pipeline ini menunjukkan bahwa aktivitas korporasi di pasar modal tetap dinamis, serta memberi sinyal positif terhadap keberlanjutan momentum pertumbuhan yang telah terbangun pada kuartal sebelumnya.

    Di luar pasar saham dan aktivitas penghimpunan dana, OJK turut menyoroti perkembangan signifikan pada Bursa Karbon, yang resmi diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga 30 Juni 2025, Bursa Karbon telah mencatat 112 pengguna jasa yang telah mengantongi izin resmi.

    “Sejak diluncurkan, Bursa Karbon mencatat total volume sebesar 1.599.322 tCO₂e dengan nilai transaksi akumulatif mencapai Rp77,95 miliar,” ujar Mahendra Siregar.

    Peningkatan partisipasi dan transaksi ini mencerminkan pertumbuhan kesadaran serta komitmen pelaku usaha terhadap aspek keberlanjutan dan pengelolaan emisi karbon, sekaligus mengukuhkan Bursa Karbon sebagai salah satu instrumen strategis dalam agenda transisi energi nasional.

  • IHSG Menguat 3,17% dalam Sepekan, Sektor Teknologi dan Infrastruktur Jadi Penopang

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat tren penguatan sepanjang pekan lalu, dengan kenaikan sebesar 3,17%. Data dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menunjukkan bahwa total aliran dana investor di pasar reguler mencapai Rp413 miliar.

    Analis Ekuitas IPOT, Imam Gunadi, menjelaskan bahwa tren positif IHSG ini sudah terlihat sejak 10 Juli 2025, saat indeks berhasil breakout dari pola teknikal minor cup and handle. Sejak saat itu, pergerakan IHSG terus berada di atas rata-rata lima harian (MA5), yang menandakan adanya akselerasi penguatan yang cukup solid.

    “Dua sektor yang menjadi penopang utama penguatan IHSG adalah sektor infrastruktur (IDXINFRA) dan teknologi (IDXTECHNO),” ujar Imam dalam keterangan resminya pada Senin (28/7/2025).

    Ia menyoroti sejumlah saham yang mencatatkan kenaikan signifikan, di antaranya:

    • Sektor teknologi: DCII, EMTK, WIFI, dan EDGE
    • Sektor infrastruktur: BREN, SSIA, dan TOWR

    Kinerja positif sektor teknologi dan infrastruktur ini juga dipengaruhi oleh faktor suku bunga. Menurut Imam, kedua sektor tersebut termasuk kategori sensitive interest rate, artinya cukup responsif terhadap perubahan tingkat suku bunga.

    Kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi salah satu katalis utama yang mendorong pergerakan saham-saham di kedua sektor tersebut. Penurunan suku bunga ini memberi angin segar bagi pasar, terutama saham-saham yang berbasis aset dan pertumbuhan.

    Kesepakatan AS–Jepang Bisa Berdampak Ganda bagi Indonesia

    Analis PT Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi menuturkan kepada Anugerahslot Finance, turut menyoroti perkembangan geopolitik terbaru, yaitu kesepakatan tarif impor antara Amerika Serikat dan Jepang sebesar 15% yang dicapai pada 22 Juli 2025. Menurutnya, kesepakatan ini membawa dampak ganda bagi perekonomian Indonesia.

    “Kesepakatan ini berpotensi meredakan ketegangan perdagangan global dan berhasil menurunkan indeks volatilitas (VIX) hingga 11,71% dalam sepekan,” ungkap Imam.

    Namun di sisi lain, ia mengingatkan bahwa fokus investasi Jepang bisa bergeser ke AS, yang berisiko mengurangi Foreign Direct Investment (FDI) Jepang ke Indonesia.

    Padahal, Jepang merupakan salah satu penyumbang FDI terbesar di Indonesia, dengan realisasi investasi mencapai USD 1 miliar hanya dalam kuartal I 2025 saja. Penurunan arus investasi ini dapat berpengaruh terhadap proyek-proyek strategis nasional yang membutuhkan dukungan investor asing.

    Tantangan Domestik: Perubahan Skema RKAB Tambang

    Dari sisi domestik, pelaku pasar juga tengah mencermati kebijakan baru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) di sektor pertambangan.

    Mulai Oktober 2025, semua perusahaan tambang wajib mengajukan RKAB setiap tahun, menggantikan skema sebelumnya yang berlaku untuk jangka waktu tiga tahun.

    Menurut Imam, kebijakan ini berpotensi menimbulkan sejumlah tantangan, terutama dalam hal kepastian perencanaan dan efisiensi operasional.

    “Pengajuan tahunan bisa meningkatkan ketidakpastian, memperberat beban administratif, dan berisiko menunda proses produksi bila persetujuan RKAB tidak cepat keluar,” jelasnya.

    Ia memberikan ilustrasi: jika sebuah perusahaan tambang hendak membeli alat berat senilai Rp100 miliar dengan masa pakai lima tahun, maka akan timbul risiko tinggi apabila izin operasional hanya dijamin selama 12 bulan. Hal ini dapat menghambat keputusan investasi jangka panjang di sektor pertambangan, yang merupakan kontributor penting terhadap devisa negara.

    Kesimpulan:
    Pergerakan IHSG dan optimisme pasar yang menguat saat ini tidak terlepas dari faktor eksternal seperti kesepakatan dagang global dan kebijakan suku bunga, namun tantangan dalam negeri seperti regulasi pertambangan tetap perlu dicermati secara serius agar tidak menjadi penghambat pertumbuhan jangka panjang.

    Prospek Pasar Pekan Ini (28 Juli – 1 Agustus 2025): Fokus The Fed dan Data Inflasi

    Memasuki pekan perdagangan akhir Juli hingga awal Agustus 2025, pelaku pasar diperkirakan akan bersikap lebih berhati-hati. Beberapa agenda ekonomi penting, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi perhatian utama investor.

    Sorotan Ekonomi Global: The Fed & Inflasi PCE

    Dari Amerika Serikat, semua mata tertuju pada pengumuman suku bunga The Federal Reserve (FFR) yang dijadwalkan pada 31 Juli 2025. Konsensus memperkirakan suku bunga akan tetap bertahan di kisaran 4,25%–4,50%, dengan tingkat probabilitas mencapai 95,9%.

    Selain itu, pasar juga akan mencermati data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk Juli. Proyeksi menunjukkan kenaikan ke 0,3%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 0,2%. Kenaikan ini sejalan dengan membaiknya data tenaga kerja, yang menunjukkan penguatan konsumsi domestik AS.

    Data Domestik: Inflasi dan PMI Indonesia

    Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia untuk Juli 2025 menjadi fokus utama. Menurut estimasi dari Trading Economics Forecast (TEForecast), inflasi diperkirakan naik menjadi 2,1% secara tahunan.

    Di sisi lain, indeks PMI manufaktur Indonesia diperkirakan masih berada di zona kontraksi, mencerminkan tekanan pada sektor industri. Sebaliknya, PMI Caixin China justru diprediksi stabil di area ekspansi, yakni di level 50,3, memberi harapan atas keberlanjutan pemulihan ekonomi di kawasan Asia.

    Prospek IHSG: Lanjut Bullish, Tapi Mulai Terbatas

    Imam Gunadi, analis dari Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyampaikan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan tren penguatan, namun dengan ruang yang semakin terbatas. Saat ini, IHSG bergerak dalam kisaran support 7.400 dan resistance 7.700.

    “IHSG sudah menyentuh eksternal ratio Fibonacci 1,618, yang biasanya menjadi sinyal awal terjadinya jenuh beli,” jelas Imam.

    Ia juga menambahkan bahwa pelaku pasar cenderung bersikap wait and see, sembari menantikan laporan keuangan dari bank-bank besar lainnya usai rilis kinerja BNI.

    Rekomendasi Saham dan Obligasi Pilihan IPOT

    Mengikuti arah pasar dan momentum sektor-sektor unggulan, IPOT merekomendasikan beberapa saham dan instrumen investasi potensial:

    1. ASRI (Alam Sutera Realty)

    • Strategi: Buy on Pullback
    • Entry Range: Rp149–150
    • Target Price: Rp160
    • Stop Loss: <Rp146
    • Katalis: Akan merilis tiga proyek properti baru, dan berpeluang diuntungkan dari insentif PPN DTP serta efek penurunan suku bunga.

    2. BRPT (Barito Pacific)

    • Strategi: Buy
    • Entry Price: Rp2.480
    • Target Price: Rp2.640
    • Stop Loss: <Rp2.400
    • Katalis: Menjadi saham dengan pembelian bersih tertinggi, menunjukkan tren akumulasi kuat dan bergerak dalam pola uptrend yang stabil.

    3. WIFI (PT Solusi Sinergi Digital)

    • Strategi: Buy on Breakout
    • Entry Price: Rp2.870
    • Target Price: Rp3.040
    • Stop Loss: <Rp2.790
    • Katalis: Baru saja mengakuisisi penyedia layanan internet Flynet/Bali Internet, memperluas penetrasi bisnis digital nasional.

    Kesimpulan:
    Minggu ini diprediksi menjadi periode konsolidasi aktif, dengan pelaku pasar menantikan keputusan The Fed dan rilis data inflasi. Di tengah kondisi ini, strategi selektif pada saham-saham potensial serta mempertimbangkan momentum makro akan menjadi kunci.

  • Lima Perusahaan dalam Pipeline Pencatatan Saham di BEI, Mayoritas Skala Besar

    Lima Perusahaan dalam Pipeline Pencatatan Saham di BEI, Mayoritas Skala Besar

    Serratalhadafc.comBursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat lima perusahaan yang sedang dalam proses pencatatan saham (listing) di papan bursa. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pada Minggu (27/7/2025).

    Nyoman menyebutkan kepada Anugerahslot Finance bahwa sejak awal tahun hingga 25 Juli 2025, sebanyak 22 perusahaan telah resmi melantai di BEI, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 10,39 triliun.

    Saat ini terdapat lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI,” jelas Nyoman.

    Berdasarkan klasifikasi aset sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 53/POJK.04/2017, rincian kelima perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

    • 0 perusahaan dengan aset skala kecil (kurang dari Rp 50 miliar)
    • 1 perusahaan dengan aset skala menengah (Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar)
    • 4 perusahaan dengan aset skala besar (lebih dari Rp 250 miliar)

    Dari sisi sektor usaha, kelima perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor ekonomi:

    • 2 perusahaan dari sektor basic materials
    • 1 perusahaan dari sektor energi
    • 1 perusahaan dari sektor keuangan
    • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

    Sementara itu, belum ada perusahaan dari sektor consumer goods, perawatan kesehatan, industri, infrastruktur, properti, maupun teknologi yang tercatat dalam pipeline saat ini.

    Kondisi ini mencerminkan bahwa minat untuk melantai di bursa tetap terjaga, terutama dari perusahaan berskala besar dan sektor-sektor yang terkait dengan kebutuhan fundamental dan pembangunan jangka panjang.

    BEI: 113 Emisi EBUS Diterbitkan, Lima Penerbit Masih dalam Pipeline

    Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat perkembangan positif dalam pasar efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). Hingga 25 Juli 2025, telah diterbitkan sebanyak 113 emisi EBUS yang berasal dari 65 penerbit, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 129,2 miliar.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan bahwa selain emisi yang telah diterbitkan, masih terdapat sejumlah emisi yang sedang dalam proses pencatatan.

    “Sampai dengan 25 Juli 2025 terdapat delapan emisi dari lima penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,” ungkap Nyoman, Minggu (27/7/2025).

    Adapun klasifikasi sektor dari lima perusahaan yang berada dalam pipeline EBUS tersebut mencakup:

    • 1 perusahaan dari sektor basic materials
    • 2 perusahaan dari sektor energi
    • 1 perusahaan dari sektor keuangan
    • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

    Sementara itu, belum terdapat perusahaan dari sektor consumer goods, perawatan kesehatan, industri manufaktur, infrastruktur, teknologi, maupun transportasi dan logistik dalam pipeline EBUS hingga saat ini.

    Kondisi ini menunjukkan bahwa minat penerbitan instrumen utang dan sukuk masih cukup aktif, terutama dari sektor-sektor dengan kebutuhan pembiayaan besar dan jangka panjang.

    BEI: Rights Issue Capai Rp 16,53 Triliun, Empat Emiten Masih dalam Pipeline

    Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan perkembangan aktivitas rights issue hingga 25 Juli 2025. Tercatat sudah ada 10 perusahaan tercatat yang berhasil menerbitkan rights issue, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp 16,53 triliun.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa aktivitas rights issue masih akan berlanjut, seiring masih adanya perusahaan yang tengah memproses aksi korporasi serupa.

    “Masih terdapat empat perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI,” kata Nyoman, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Adapun rincian sektor dari empat perusahaan yang masih berada dalam pipeline rights issue tersebut adalah sebagai berikut:

    • 2 perusahaan dari sektor basic materials
    • 1 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
    • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

    Tidak terdapat perusahaan dari sektor consumer goods (siklikal maupun nonsiklikal), energi, keuangan, industri, infrastruktur, properti dan real estate, maupun teknologi yang sedang merencanakan rights issue dalam waktu dekat.

    Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tertentu masih aktif melakukan penggalangan dana melalui pasar modal, terutama untuk mendukung ekspansi bisnis atau memperkuat struktur permodalan.

  • Saham Cipta Selera Murni (CSMI) Terus Merosot, Manajemen Ungkap Penyebabnya

    Saham Cipta Selera Murni (CSMI) Terus Merosot, Manajemen Ungkap Penyebabnya

    Serratalhadafc.com – Harga saham PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI), mantan pengelola jaringan restoran Texas Chicken di Indonesia, terus mengalami tekanan. Berdasarkan data perdagangan per Jumat, 25 Juli 2025 pukul 14.30 WIB, saham CSMI tercatat turun 6,96% ke level Rp 428 per saham.

    Direktur Utama CSMI, Radino Miharjo, mengungkapkan bahwa harga saham perseroan telah anjlok tajam dari posisi Rp 3.000 ke Rp 750 pada pertengahan Juli 2025. Menurutnya, penurunan ini adalah bagian dari dinamika pasar yang normal akibat interaksi antara permintaan dan penawaran di bursa efek.

    “Pergerakan ini merupakan mekanisme pasar yang wajar,” ujar Radino, yang akrab disapa Dino, dalam paparan Anugerahslot publik insidentil CSMI, Jumat (25/7/2025).

    Meski demikian, Dino mengakui bahwa terdapat beberapa faktor yang turut memicu tekanan jual serta membentuk sentimen negatif di kalangan investor terhadap saham CSMI. Salah satu faktor utama adalah kondisi perusahaan yang sedang berada dalam masa transisi bisnis.

    Setelah menghentikan seluruh operasional gerai Texas Chicken, CSMI kini tengah fokus membangun dan mengembangkan merek kuliner lokal baru bernama NWS Chicken. Proses transformasi model bisnis ini, menurut Dino, memerlukan waktu dan strategi yang tepat untuk kembali meraih stabilitas dan kepercayaan pasar.

    “Fase transisi ini tentu tidak instan. Tapi kami percaya terhadap potensi jangka panjang dari bisnis baru yang sedang kami bangun,” jelasnya optimistis.

    Restrukturisasi dan Rendahnya Likuiditas Jadi Tekanan Tambahan Saham CSMI

    Selain tengah menjalani transisi bisnis, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) juga menghadapi tantangan dari sisi kinerja keuangan. Direktur Utama Radino Miharjo mengakui bahwa laporan keuangan per 31 Maret 2025 menunjukkan penurunan pendapatan serta peningkatan rugi bersih, yang merupakan konsekuensi dari restrukturisasi gerai dan investasi awal dalam pengembangan merek baru, NWS Chicken.

    “Ini adalah dampak logis dari fase penyesuaian yang kami jalani,” ujar Dino dalam paparan publik insidentil, Jumat (25/7/2025).

    Meski begitu, ia menegaskan bahwa manajemen telah mulai mengevaluasi struktur biaya dan mengambil berbagai langkah efisiensi demi memperkuat posisi keuangan perusahaan ke depannya.

    Di sisi lain, rendahnya likuiditas saham CSMI turut memperbesar volatilitas harga di pasar. Dengan volume transaksi yang relatif kecil, pergerakan saham dapat berfluktuasi tajam hanya karena perubahan permintaan atau penawaran dalam jumlah terbatas.

    “Manajemen terbuka untuk mengevaluasi strategi komunikasi pasar dan tata kelola investor yang lebih aktif guna meningkatkan awareness dan partisipasi publik terhadap saham CSMI,” jelas Dino.

    Kurangnya Katalis Positif dan Sentimen Pasar Jadi Tantangan Saham CSMI

    Selain faktor internal, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) saat ini juga menghadapi kendala dari sisi katalis positif jangka pendek. Direktur Utama Radino Miharjo menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada aksi korporasi atau pengumuman besar yang dapat menjadi pendorong harga saham secara signifikan dalam waktu dekat.

    Meski demikian, manajemen tengah mempersiapkan sejumlah inisiatif bisnis dan strategi komunikasi yang diharapkan dapat memberikan sinyal positif serta memperjelas arah pertumbuhan perusahaan ke depan.

    “Pihak kami sedang menyiapkan langkah-langkah untuk memperkuat kepercayaan pasar dan menunjukkan komitmen pada strategi jangka panjang CSMI,” ujar Dino.

    Ia juga menambahkan bahwa sentimen pasar secara umum turut memengaruhi harga saham, termasuk kondisi makroekonomi yang masih penuh tantangan, dinamika sektor consumer food, serta psikologi investor terhadap saham perusahaan yang sedang dalam proses transisi.

    “Faktor-faktor eksternal ini juga berkontribusi pada tekanan yang dialami saham CSMI saat ini,” tutupnya.

  • Finex Luncurkan NexAI: Kolaborasi Cerdas antara Teknologi dan Intuisi dalam Dunia Trading

    Finex Luncurkan NexAI: Kolaborasi Cerdas antara Teknologi dan Intuisi dalam Dunia Trading

    Serratalhadafc.com – Dalam upaya menyambut era baru dunia trading yang semakin mengandalkan teknologi mutakhir, Finex secara resmi meluncurkan NexAI, sebuah fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan ketajaman analisis dalam perdagangan saham.

    Fitur ini hadir sebagai respons terhadap dinamika pasar yang semakin cepat dan kompleks. NexAI mampu menyaring noise pasar, mengidentifikasi peluang tersembunyi, serta memberikan analisis cerdas hanya dalam hitungan detik. Namun, meski memiliki kemampuan komputasi tinggi, Finex menekankan bahwa NexAI tidak dimaksudkan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk bekerja berdampingan dengan para trader.

    Analis Keuangan Finex, Brahmantya Himawan, menegaskan kepada Anugerahslot Finance bahwa kolaborasi antara mesin dan manusia tetap menjadi inti dalam proses pengambilan keputusan di dunia trading. Menurutnya, dalam medan yang penuh ketidakpastian, kehadiran AI saja tidak cukup.

    “NexAI bukan sekadar alat pintar. Ia kami rancang sebagai mitra strategis bagi para trader—membantu mengolah data dalam skala besar, tapi tetap membuka ruang bagi trader untuk berpikir, beradaptasi, dan mengambil keputusan akhir,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2025).

    Brahmantya juga menekankan bahwa keberhasilan dalam trading tetap membutuhkan pemahaman pasar yang mendalam, disiplin emosional, dan intuisi tajam—hal-hal yang hingga kini masih menjadi keunggulan manusia dibanding mesin.

    “Kami percaya, masa depan trading bukan tentang manusia versus mesin, melainkan tentang bagaimana keduanya saling melengkapi. NexAI menangani analitik, sementara trader menangani intuisi dan konteks,” pungkasnya.

    Dengan peluncuran NexAI, Finex berharap dapat memberdayakan lebih banyak trader untuk membuat keputusan yang lebih cepat, cerdas, dan tepat—menggabungkan kekuatan analitik teknologi dengan kebijaksanaan pengalaman manusia.

    NexAI Hadirkan Analisis Real-Time, Tapi Bukan Alat Prediksi Mutlak

    Lebih jauh, Brahmantya Himawan, Financial Analyst Finex, menjelaskan bahwa NexAI dirancang untuk memberikan analisis pasar secara real-time, termasuk kemampuan untuk membaca tren harga, memproyeksikan pergerakan pasar, serta menyesuaikan strategi berdasarkan indikator teknikal dan sentimen pasar.

    Fitur ini memungkinkan trader untuk bereaksi lebih cepat terhadap dinamika pasar yang berubah-ubah, dengan bantuan data yang diolah dalam skala besar oleh kecerdasan buatan. Namun, Brahmantya juga mengingatkan bahwa penguasaan analisis teknikal dasar tetap merupakan bekal utama bagi setiap trader.

    “Kami mendorong pengguna untuk memahami indikator-indikator penting seperti RSI (Relative Strength Index), MACD (Moving Average Convergence Divergence), dan Bollinger Bands. Selain itu, memahami psikologi pasar juga menjadi kunci penting dalam mengambil keputusan yang tepat,” jelasnya.

    Brahmantya menegaskan bahwa meskipun NexAI merupakan alat canggih dalam menyaring data dan memberikan wawasan, tetap tidak bisa dianggap sebagai alat prediksi mutlak. Lebih penting lagi, hasil analisis yang dihasilkan oleh AI bukan merupakan nasihat keuangan atau ajakan untuk melakukan aktivitas trading tertentu.

    “NexAI bukan alat ramalan, dan bukan pula ajakan untuk trading. Ini adalah alat bantu, bukan pengganti pertimbangan manusia,” pungkasnya.

    Dengan pendekatan yang menggabungkan teknologi dan edukasi, Finex melalui NexAI berharap dapat menciptakan ekosistem trading yang lebih cerdas, terukur, dan bertanggung jawab, di mana AI memperkuat analisis, dan trader tetap menjadi pengambil keputusan utama.

  • Mirae Asset Sekuritas Targetkan 1 Juta Nasabah di 2026, Resmikan Community Center Terbesar di Pluit

    Mirae Asset Sekuritas Targetkan 1 Juta Nasabah di 2026, Resmikan Community Center Terbesar di Pluit

    Serratalhadafc.com – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menargetkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah nasabah, yakni mencapai 1 juta nasabah pada tahun 2026. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan menargetkan penambahan 400.000 nasabah baru hingga akhir 2025, dari posisi saat ini yang sudah melebihi 370.000 nasabah.

    Sebagai bagian dari strategi ekspansi dan penguatan layanan, Mirae Asset meresmikan Mirae Asset Community Center Pluit, sebuah kantor cabang sekaligus pusat edukasi investasi yang terletak di wilayah strategis Pluit, Jakarta Utara.

    “Tahun ini Mirae Asset akan fokus pada penguatan layanan nasabah melalui optimalisasi fungsi gerai sebagai pusat edukasi dan pendampingan investasi yang didukung oleh peningkatan kapabilitas teknologi,” ujar Tomi Taufan, Direktur Mirae Asset, dalam acara peresmian yang digelar Anugerahslot Finance pada Rabu, 23 Juli 2025.

    Lokasi Strategis dan Peran Sentral di Jakarta Utara

    Community Center Pluit merupakan bagian dari upaya revitalisasi salah satu cabang tertua dan tersukses milik Mirae Asset. Berdiri sejak 15 tahun lalu, kantor ini telah menjadi salah satu cabang dengan performa terbaik setiap tahunnya. Dengan fasilitas yang kini telah diperbarui dan lebih lengkap, kantor ini diharapkan bisa berperan lebih optimal sebagai pusat komunitas dan edukasi bagi masyarakat sekitar, khususnya pelaku usaha di wilayah Jakarta Utara.

    Jaringan Luas dan Fokus Edukasi

    Mirae Asset saat ini memiliki total 49 gerai di seluruh Indonesia, menjadikannya sebagai sekuritas dengan jaringan gerai terbanyak ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI). Gerai tersebut terdiri dari:

    • 26 Office Education (OE)
    • 4 Kantor Perwakilan IDX
    • 19 Galeri Investasi IDX di kampus dan gedung perkantoran

    Dengan diresmikannya Community Center Pluit, cabang ini kini menjadi yang terbesar di wilayah Jabodetabek, menandai langkah besar dalam memperkuat kehadiran Mirae Asset di pasar ritel dan komunitas investor lokal.

    Peresmian ini juga menjadi simbol komitmen perusahaan dalam memperluas literasi dan edukasi keuangan, serta memperkuat basis nasabah melalui pendekatan komunitas yang lebih personal dan berbasis teknologi.

    Fasilitas Premium dan Layanan Edukasi Terintegrasi

    Dengan peningkatan fasilitas yang signifikan, Mirae Asset berharap jangkauan layanan kepada nasabah dan masyarakat sekitar dapat semakin luas serta meningkatkan pengalaman investasi yang lebih personal dan berkualitas.

    Community Center Pluit kini hadir dengan nuansa mewah dan modern, dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung edukasi seperti:

    • Ruang konsultasi VIP
    • Ruang edukasi berkapasitas besar
    • Dukungan tim Investment Solution yang berpengalaman

    Keberadaan Tim Investment Solution di cabang ini memberikan layanan tambahan bagi nasabah yang selama ini hanya dilayani secara online. Beberapa layanan eksklusif yang ditawarkan antara lain:

    • Pendampingan langsung dalam transaksi
    • Personalisasi portofolio investasi
    • Edukasi perilaku investasi yang berkelanjutan

    Layanan tambahan tersebut akan dikenakan biaya layanan khusus, namun ditujukan untuk menghadirkan pengalaman investasi yang lebih menyeluruh dan profesional.

    “Kebutuhan nasabah tidak cukup hanya dengan edukasi dasar. Banyak yang membutuhkan pendampingan lebih dalam. Maka, kami ingin mengoptimalkan peran Tim Investment Solution agar ke depannya hadir di seluruh kantor OE kami. Perpaduan antara layanan online dan offline akan menjadi solusi yang saling melengkapi,” jelas Tomi Taufan.

    Pusat Edukasi Investasi Komunitas di Jakarta Utara

    Sebagai bagian dari peresmian Community Center Pluit, Mirae Asset juga menyelenggarakan tur fasilitas kantor dan berbagai seminar edukatif seputar investasi. Kegiatan ini terbuka bagi masyarakat dan nasabah, dengan topik mencakup:

    • Investasi obligasi
    • Reksa dana
    • Tinjauan ekonomi makro dan pasar modal terkini

    Seminar-seminar tersebut menghadirkan narasumber internal dari tim riset dan investasi Mirae Asset, serta mitra profesional dari manajer investasi eksternal, menciptakan wadah pembelajaran yang komprehensif dan berkualitas bagi komunitas investor lokal.

    Dengan konsep community center ini, Mirae Asset menegaskan komitmennya dalam memperkuat literasi keuangan masyarakat serta membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas nasabah melalui pendekatan edukatif dan layanan premium berbasis kebutuhan nyata.

    Mirae Asset Sarankan Reksa Dana Pendapatan Tetap sebagai Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Pasar

    Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta fluktuasi pasar yang tinggi, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengimbau para investor untuk mempertimbangkan instrumen reksa dana pendapatan tetap yang menawarkan pendapatan pasif bulanan (monthly passive income bond fund).

    Menurut M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset, situasi pasar yang penuh tekanan justru membuka peluang untuk berinvestasi pada aset yang lebih stabil dan dapat memberikan penghasilan rutin.

    “Reksa dana pendapatan tetap dengan pendapatan pasif rutin bulanan menjadi alternatif strategis, terutama di tengah volatilitas dan ketidakpastian yang tinggi seperti saat ini,” ujar Arief dalam acara Media Day: July 2025 yang diselenggarakan oleh Mirae Asset.

    Tren Arus Modal Keluar di Pasar Saham Indonesia

    Sementara itu, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, mengungkapkan adanya tren arus modal keluar (capital outflow) dari pasar saham Indonesia, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan kinerja positif.

    Per 11 Juli 2025, IHSG naik tipis ke level 7.091 dari posisi akhir tahun 2024 di angka 7.079. Namun, sepanjang tahun berjalan, pasar mencatat arus dana asing keluar sebesar Rp 57,9 triliun, termasuk sebesar Rp 4,3 triliun hanya pada bulan Juli.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa penguatan IHSG lebih banyak didorong oleh investor domestik yang aktif melakukan transaksi di pasar saham.

    Dengan situasi tersebut, Mirae Asset menilai bahwa investasi pada reksa dana pendapatan tetap dengan imbal hasil rutin dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan menguntungkan bagi investor yang menginginkan stabilitas dan pendapatan pasif di tengah ketidakpastian pasar.

    Pasar Obligasi Catat Arus Dana Asing Masuk Signifikan

    Berbeda dengan pasar saham, pasar obligasi justru mencatat arus dana asing masuk (foreign inflow) yang cukup besar. Pada bulan Juli saja, investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 17,2 triliun, sehingga total akumulasi sejak awal tahun mencapai sekitar Rp 70 triliun.

    Tren positif ini didorong oleh penurunan suku bunga BI Rate pada semester pertama 2025 serta harapan akan adanya pemangkasan The Fed Fund Rate (FFR) pada semester kedua tahun ini.

    Menurut Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset:

    “Meski tekanan dari pihak seperti Trump agar The Fed menurunkan FFR secara agresif terus meningkat, kami memperkirakan Bank Sentral AS akan tetap berhati-hati dan lebih memilih memantau perkembangan data ekonomi sebelum memutuskan besaran dan kecepatan penurunan suku bunga selanjutnya.”