Tag: tesla

  • Saham Tesla Mulai Pulih Setelah Pekan Sulit, Didorong Uji Coba Robotaxi

    Saham Tesla Mulai Pulih Setelah Pekan Sulit, Didorong Uji Coba Robotaxi

    Serratalhadafc.com – Setelah mengalami tekanan hebat selama sepekan terakhir, saham Tesla (TSLA) mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terjadi menyusul pengumuman bahwa uji coba kendaraan otonom tanpa pengemudi atau robotaxi akan dimulai pada 12 Juni di Austin, Texas.

    Dilaporkan oleh Anugerahslot Finance, Selasa (10/6/2025), sebelumnya saham Tesla sempat terpukul akibat ketegangan antara CEO Elon Musk dan mantan Presiden AS, Donald Trump. Perselisihan ini menimbulkan kekhawatiran investor terkait potensi risiko politik yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.

    Selama sepekan terakhir, nilai saham Tesla tercatat anjlok hampir 15%, dan perusahaan kehilangan kapitalisasi pasar lebih dari USD 150 miliar. Penurunan ini dipicu oleh pernyataan Elon Musk yang mengkritik RUU belanja yang didukung oleh Partai Republik. Kritik tersebut memicu reaksi keras dari Trump dan memperburuk hubungan keduanya.

    Meskipun Trump sempat mencoba meredakan ketegangan dengan pernyataan kepada NBC News bahwa dirinya “tidak berniat” berbicara dengan Elon Musk dalam waktu dekat, situasi pasar tetap tidak stabil.

    Pada Senin pagi, saham Tesla sempat merosot hingga 4% saat perdagangan pra-pasar. Namun, kondisi berbalik di tengah hari, dan saham ditutup menguat 4,5%—menandai harapan baru bagi para investor.

    Meski demikian, ketegangan politik yang terjadi memberikan dampak nyata terhadap pandangan analis. Pada hari yang sama, dua lembaga analis menurunkan peringkat saham Tesla, mencerminkan kekhawatiran atas volatilitas yang mungkin terus berlanjut dalam waktu dekat.

    Elon Musk Vs Donald Trump

    Salah satu contoh datang dari Argus Research, yang menurunkan rekomendasi saham Tesla dari “Buy” menjadi “Hold”. Analis Bill Selesky menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena kekhawatiran atas konflik terbuka antara Elon Musk dan mantan Presiden Donald Trump. Selain itu, berakhirnya insentif kredit kendaraan listrik (EV) juga dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap permintaan mobil Tesla di masa mendatang.

    Senada dengan itu, analis dari Baird, Ben Kallo, juga menurunkan peringkat Tesla dari “Outperform” menjadi “Neutral”. Menurutnya, insiden terbaru antara Musk dan Trump menunjukkan adanya risiko yang melekat pada sosok penting perusahaan, terutama terkait aktivitas politik Elon Musk yang semakin menonjol.

    Kallo menambahkan, hubungan erat antara Tesla dan Musk dengan pemerintah bisa menjadi “pedang bermata dua”. Hal ini terbukti dari dampak negatif yang langsung terasa di pasar selama pekan lalu, yang menyoroti betapa sensitifnya persepsi investor terhadap dinamika politik yang melibatkan tokoh utama perusahaan.

    Robotaxi Dapat Menjadi Katalis Positif

    Meski menghadapi tekanan jangka pendek, sejumlah analis meyakini bahwa uji coba robotaxi dapat menjadi katalis positif bagi prospek jangka panjang Tesla. Program ini dinilai sebagai langkah strategis menuju era kendaraan otonom penuh yang selama ini menjadi visi utama perusahaan.

    Tesla dijadwalkan memulai uji coba awal robotaxi pada 12 Juni di Austin, Texas, dengan mengoperasikan sekitar 10 hingga 20 unit kendaraan otonom tanpa pengawasan langsung dari pengemudi. Jika tahap awal ini berhasil, perusahaan berencana untuk meningkatkan jumlah kendaraan dalam pengujian.

    Sebagai bagian dari sistem keselamatan, Tesla akan menerapkan teleoperation—sebuah sistem kendali jarak jauh yang memungkinkan operator manusia mengendalikan robotaxi dari lokasi lain jika kendaraan menghadapi situasi sulit atau kondisi lalu lintas yang membingungkan.

    Langkah ini mendapat tanggapan positif karena menunjukkan komitmen Tesla terhadap aspek keselamatan dalam pengembangan teknologi otonom. Namun, sejumlah pihak juga menyuarakan kekhawatiran bahwa ketergantungan pada kendali jarak jauh bisa memperlambat skala pengembangan armada robotaxi secara luas, karena masih membutuhkan intervensi manusia dalam situasi tertentu.

  • Saham Tesla Naik di Tengah Ketegangan Elon Musk dan Donald Trump

    Saham Tesla Naik di Tengah Ketegangan Elon Musk dan Donald Trump

    Serratalhadafc.com – Saham Tesla Inc. kembali menjadi pusat perhatian di tengah ketegangan yang terjadi antara CEO-nya, Elon Musk, dan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Meskipun sempat mengalami tekanan akibat perseteruan ini, harga saham Tesla justru menunjukkan rebound signifikan pada Jumat, 6 Juni 2025.

    Saham Tesla tercatat menguat 3,67% ke level USD 295,14 pada akhir perdagangan. Kenaikan ini berlanjut setelah jam perdagangan, dengan tambahan 0,86%, sehingga kapitalisasi pasar Tesla meningkat menjadi USD 924,81 miliar.

    Namun, secara mingguan, saham Tesla masih melemah lebih dari 14%, dan sepanjang 2025 telah mencatat penurunan sekitar 27%, menurut laporan Anugerahslot pada Sabtu (7/6/2025).

    Ketegangan Politik dan Dampaknya ke Pasar

    Sebelumnya, konflik verbal antara Musk dan Trump sempat menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar Tesla sebesar USD 152 miliar pada Kamis. Isu ini berakar dari komentar saling sindir antara keduanya, yang kemudian memicu volatilitas harga saham.

    Menurut laporan Politico, Trump dijadwalkan melakukan panggilan telepon dengan Elon Musk pada Jumat. Namun, NBC News mengutip sumber Gedung Putih yang menyatakan bahwa Trump “tidak tertarik” melanjutkan komunikasi tersebut.

    Investor Tesla Dinilai Tahan Banting

    CEO Ritholtz Wealth Management, Josh Brown, menilai bahwa basis investor Tesla tidak terlalu terpengaruh oleh drama eksternal. “Cerita sebenarnya adalah investor Tesla tampaknya tidak peduli terhadap isu apa pun,” ujarnya.

    Sementara itu, analis Wedbush Securities, Dan Ives, menyebutkan bahwa rekonsiliasi antara Musk dan Trump bisa memberikan angin segar bagi saham Tesla. “Keduanya saling membutuhkan dalam banyak hal, dan jika hubungan membaik, itu akan menjadi kelegaan besar bagi pasar,” tulisnya dalam catatan riset.

    Ia juga menambahkan, meski situasi masih berkembang, penurunan harga saham Tesla saat ini dinilai berlebihan dan bisa menjadi peluang beli bagi investor.

    Kesimpulan:
    Meski diwarnai ketegangan politik, saham Tesla menunjukkan ketahanan yang kuat. Rebound harga saham dan optimisme investor menandakan bahwa pasar tetap melihat prospek jangka panjang perusahaan secara positif, terlepas dari dinamika personal antara tokoh-tokoh publik.

    Elon Musk Kritik RUU Pajak, Perseteruan dengan Donald Trump Memanas

    CEO Tesla, Elon Musk, kembali mencuri perhatian publik setelah secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang (RUU) pajak dan pengeluaran Presiden AS. Dalam pernyataannya, Musk menyebut RUU tersebut sebagai “kekejian yang menjijikkan.” Kritik ini muncul hanya beberapa hari setelah masa jabatannya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah AS berakhir pada pekan lalu.

    Ketegangan meningkat ketika mantan Presiden Donald Trump menanggapi kritik Musk secara langsung pada Kamis. “Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantu Elon,” ujar Trump dalam sebuah pernyataan. Trump menuding bahwa Musk tidak senang karena pengecualian terhadap kredit kendaraan listrik dalam RUU anggaran terbaru.

    Respons Elon Musk: Nada Meninggi

    Tidak tinggal diam, Musk segera memberikan respons tajam melalui akun media sosial X. Ia mengklaim memiliki pengaruh besar dalam hasil pemilu lalu:

    “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan,” tulis Musk. “Demokrat akan mengendalikan DPR dan Republik hanya unggul tipis 51-49 di Senat.”

    Dalam pernyataan lanjutan yang cukup kontroversial, Musk bahkan menyarankan bahwa Trump layak dimakzulkan, serta menuding mantan presiden tersebut terlibat dalam kasus yang berkaitan dengan Jeffrey Epstein, merujuk pada catatan dan berkas hukum yang masih menjadi perdebatan publik.

    Hubungan Politik dan Dampaknya ke Pasar

    Perseteruan antara dua tokoh besar ini terjadi di tengah sorotan terhadap RUU anggaran dan insentif kendaraan listrik—isu yang sangat relevan bagi Tesla sebagai produsen EV terbesar di AS. Sikap Musk menyoroti ketidakpuasan sebagian pelaku industri terhadap arah kebijakan fiskal pemerintah.

    Namun, komentar-komentar tajam Musk juga menimbulkan risiko tersendiri, mengingat posisinya sebagai pemimpin perusahaan publik. Pasar saham telah menunjukkan volatilitas, termasuk saham Tesla, yang beberapa hari terakhir mengalami fluktuasi di tengah isu politik ini.

    Kesimpulan:
    Ketegangan antara Elon Musk dan Donald Trump menambah lapisan kompleks dalam dinamika kebijakan ekonomi dan politik AS. Selain mencerminkan friksi personal, konflik ini juga membuka diskusi tentang pengaruh individu terhadap kebijakan nasional dan pasar keuangan.

    Trump Bantah Tuduhan Musk, Balas Sindiran Lewat Truth Social

    Perseteruan antara Elon Musk dan mantan Presiden AS Donald Trump terus memanas, terutama setelah Musk melontarkan tuduhan kontroversial terkait keterlibatan Trump dalam kasus Jeffrey Epstein. Meski begitu, Trump secara tegas membantah tuduhan tersebut, dan hingga saat ini Musk belum memberikan bukti apa pun yang mendukung klaimnya.

    Menanggapi tuduhan tersebut, Trump memilih untuk menyampaikan pembelaan sekaligus sindiran balasan melalui platform media sosial miliknya, Truth Social.

    “Cara termudah untuk menghemat uang dalam anggaran kita—miliaran dan miliaran dolar AS—adalah dengan menghentikan subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon,” tulis Trump.
    “Saya selalu terkejut bahwa Biden tidak melakukannya!”

    Dampak Perseteruan ke Saham Tesla

    Ketegangan yang terjadi di ruang publik antara dua tokoh besar ini tampaknya berdampak langsung pada pasar saham, terutama bagi perusahaan yang dipimpin Elon Musk. Saham Tesla merosot tajam, mencatat penurunan hingga 14%, yang menurunkan kapitalisasi pasar perusahaan ke bawah angka USD 1 triliun.

    Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakstabilan politik dan potensi implikasi terhadap bisnis Tesla, terutama menyangkut insentif pemerintah dan kontrak publik.

    Kesimpulan

    Konflik terbuka antara Elon Musk dan Donald Trump tak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga berdampak pada dinamika pasar dan persepsi publik. Meski keduanya memiliki pengaruh kuat dalam bidang masing-masing, perselisihan ini menyoroti bagaimana faktor pribadi bisa memengaruhi sentimen investor dan stabilitas korporasi besar seperti Tesla.

  • Elon Musk Rayu Karyawan Pertahankan Harga Saham

    Elon Musk Rayu Karyawan Pertahankan Harga Saham

    Serratalhadafc.com – Saham Tesla anjlok lebih dari 40% dalam dua bulan terakhir, bertepatan dengan kehadiran Elon Musk di Washington, D.C.

    Penurunan ini terjadi di tengah protes dan kampanye global terhadap Tesla dan Musk. Namun, pada Jumat (21/3/2025), saham Tesla berhasil bangkit, ditutup naik lebih dari 5% di USD 248,71.

    Dilansir dari CNBC International, Sabtu (22/3/2025), dalam rapat umum bersama karyawan, Musk berusaha meyakinkan timnya untuk tetap mempertahankan saham mereka meskipun perusahaan menghadapi tantangan besar.

    “Sangat sulit bagi sebagian besar investor, yang hanya melihat ke belakang, untuk membayangkan masa depan di mana 10 juta kendaraan otonom memiliki kegunaan lima hingga sepuluh kali lipat,” ujar Musk, menegaskan visinya mengenai kendaraan otonom yang telah lama dijanjikannya.

    Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan kendaraan baru Tesla mengalami penurunan di Eropa, beberapa wilayah AS, dan Tiongkok.

    Tesla juga menghadapi ketidakpastian perdagangan akibat tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Trump terhadap barang dan bahan baku dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, yang merupakan negara asal pemasok utama Tesla.

    Laporan dari situs belanja mobil nasional Edmunds pekan lalu juga menunjukkan bahwa pemilik Tesla semakin banyak menukar kendaraan listrik mereka, mencatatkan tingkat penurunan tertinggi.

    Musk mengomentari kondisi ini dengan nada bercanda, “Jika Anda membaca berita, rasanya seperti kiamat.”

    “Saya tidak bisa melewati TV tanpa melihat berita Tesla terbakar. Beberapa orang bahkan seperti, ‘Jika tidak ingin membeli Tesla, tidak perlu membakarnya.’ Itu agak tidak masuk akal,” ucapnya.

    Tentang Saham Tesla

    Saham Tesla (TSLA) kembali menguat pada Selasa setelah mengalami penurunan terburuk dalam lima tahun terakhir.

    CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan bahwa perusahaan berencana melipatgandakan produksi kendaraan di AS dalam dua tahun ke depan.

    “Dengan kebijakan luar biasa dari Presiden Trump dan pemerintahannya, serta sebagai bentuk kepercayaan terhadap Amerika, Tesla akan menggandakan produksi kendaraan di AS,” ujar Musk dalam sebuah acara di Gedung Putih.

    Dalam acara yang sama, Presiden Trump mengumumkan akan membeli mobil listrik Tesla, yang langsung mendorong saham Tesla naik 3,8% dan mencapai level tertinggi dalam sesi perdagangan.

    Menurut laporan Yahoo Finance, Trump menyebut Tesla sebagai “perusahaan hebat” dan berharap keputusannya membeli kendaraan listrik Tesla dapat membantu meningkatkan penjualan perusahaan.

    Gedung Putih menambahkan bahwa kebijakan tarif baru yang diterapkan Trump bertujuan untuk memperkuat manufaktur dalam negeri. Awal bulan ini, Honda juga mengumumkan rencana untuk memproduksi generasi terbaru Civic di AS sebagai respons terhadap kebijakan tersebut.

    Selain itu, kenaikan saham Tesla juga didorong oleh pernyataan Adam Jonas, analis ternama dari Morgan Stanley.

    “Sejak puncaknya pada 17 Desember, saham Tesla telah turun 50% (dan 45% sejak awal tahun) akibat data penjualan yang buruk, sentimen negatif terhadap merek, dan tekanan di pasar. Kami melihat penurunan ini sebagai peluang untuk membeli saham Tesla, terutama sebagai pemimpin dalam pengembangan AI,” ujar Jonas.