Tag: tips n trik

  • Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Serratalhadafc.com – Mata uang kripto Pi Network mengalami penurunan tajam, dengan nilai pasar anjlok hampir 80 persen sejak Februari 2025. Penurunan ini membuat Pi tertinggal dari reli kripto lainnya, yang justru mendorong harga Bitcoin melampaui USD 93.000 dan meningkatkan total kapitalisasi pasar aset digital mendekati USD 3 triliun.

    Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar Pi menyusut drastis dari USD 19 miliar menjadi hanya USD 4,62 miliar, sementara valuasi penuh (FDV) merosot dari lebih dari USD 300 miliar menjadi USD 66 miliar.

    Meski harga anjlok, para pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan, tetap berhasil menjadi miliarder kripto. Menurut laporan crypto.news, dari total pasokan maksimum 100 miliar token, sekitar 65 miliar token dialokasikan untuk komunitas pengguna global yang dikenal sebagai “pioneers”. Sementara itu, tim pengembang inti, termasuk Kokkalis dan Fan, menguasai sekitar 20 miliar token, yang berdasarkan FDV saat ini bernilai sekitar USD 13,2 miliar. Jika dibagi rata, masing-masing pendiri memiliki kekayaan kertas lebih dari USD 6,6 miliar.

    Selain itu, Pi Network Foundation juga memegang 10 miliar token, dengan nilai lebih dari USD 6,6 miliar, walaupun struktur kepemilikan dan kontrol dana yayasan ini belum sepenuhnya transparan. Ada spekulasi bahwa para pendiri tetap memiliki pengaruh atas cadangan token tersebut.

    Pi Network sendiri dijalankan oleh perusahaan induk bernama SocialChain, yang menurut PitchBook, memiliki sekitar 40 karyawan. Meskipun detail distribusi kepemilikan di antara anggota tim inti tidak diketahui, estimasi konservatif tetap menunjukkan bahwa kepemilikan pendiri sudah cukup untuk mengukuhkan status mereka sebagai miliarder.

    Namun, sebagian besar token milik tim inti masih dalam kondisi terkunci. Menurut data dari penjelajah blockchain PiScan, token-token ini baru akan dilepas secara bertahap hingga Mei 2028, dengan pelepasan rata-rata 131,2 juta token per bulan, yang saat ini bernilai sekitar USD 87 juta.

    Harga Pi Network Masih Tertekan, Belum Tunjukkan Pemulihan

    Harga Pi Network (PI) saat ini tercatat sebesar USD 0,652573 per PI atau sekitar Rp 10.966,20 per PI (berdasarkan kurs 16 April 2025). Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 76,3 triliun, dengan volume perdagangan harian sebesar Rp 1,04 triliun. Dalam 24 jam terakhir, harga Pi mengalami penurunan tipis sebesar 0,18% dengan suplai beredar sekitar 6,96 miliar koin PI.

    Meski pasar kripto tengah bergairah dengan lonjakan harga Bitcoin dan altcoin lainnya, Pi Coin justru belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Menurut laporan dari Coingape, volume transaksi harian Pi kini bahkan turun di bawah USD 100 juta.

    Salah satu faktor utama stagnasi harga Pi Coin adalah belum tercatatnya aset ini di bursa-bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Upbit.

    Melansir Tokonews, saat ini Pi Coin hanya tersedia di beberapa platform seperti Gate, Bitget, OKX, LBank, dan MEXC. Meskipun cukup populer, bursa-bursa tersebut belum mampu memberikan tingkat eksposur global sebesar bursa Tier-1. Kehadiran Pi Coin di platform besar seperti Binance dinilai dapat membuka akses ke lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia, yang berpotensi mendongkrak harganya.

    Harapan Listing di Bursa Besar Jadi Kunci Masa Depan Pi Network

    Bahkan sebelum peluncuran mainnet, komunitas Binance sudah menunjukkan antusiasme besar terhadap potensi pencatatan Pi Network. Fenomena ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak aset kripto yang mengalami lonjakan harga signifikan setelah listing di Binance — salah satu contohnya adalah DeepBook, yang harganya melejit setelah masuk ke Binance Futures.

    Selain Binance, Upbit juga dianggap sebagai bursa kripto penting. Berbasis di Korea Selatan, Upbit dikenal mampu mendorong lonjakan harga aset secara cepat. Contohnya, harga Orca sempat melonjak 170% hanya sehari setelah terdaftar di platform ini. Bursa besar lainnya adalah Coinbase, yang dinilai bisa membuka akses Pi Network ke pasar Amerika Serikat secara luas.

    Namun, tanpa dukungan pencatatan di bursa-bursa utama tersebut, harga Pi diperkirakan akan tetap terbatas dalam jangka pendek.

    Masalah tambahan yang membayangi harga Pi adalah rencana distribusi besar-besaran token ke pasar. Diperkirakan dalam 12 bulan ke depan, sekitar 1,6 miliar token Pi senilai lebih dari USD 1 miliar akan dilepas. Jika permintaan pasar tidak tumbuh seimbang, lonjakan suplai ini berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga Pi.

    Harga Pi Network Turun, Kekhawatiran Pengguna Meningkat

    Melansir Times Now Digital, Sabtu (26/4/2025), penurunan harga Pi Network memicu kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama mereka yang masih menantikan peluncuran penuh mainnet. Peluncuran ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas serta memperkuat desentralisasi jaringan.

    Dalam wawancara sebelumnya, para pendiri Pi Network telah menyampaikan rencana pengembangan berbasis utilitas dan aplikasi terdesentralisasi. Namun, hingga kini, realisasi dari rencana tersebut belum terlihat jelas, sehingga belum mampu mengembalikan kepercayaan investor.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset dan analisis mendalam sebelum membeli atau menjual aset kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian dari keputusan investasi Anda.

  • Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Serratalhadafc.com – Unit investasi dari penerbit stablecoin Tether, yakni Tether Investments, baru saja memperbesar kepemilikannya di klub sepak bola legendaris Italia, Juventus. Berdasarkan laporan Cointelegraph pada Jumat (25/4/2025), Tether kini memegang lebih dari 10,12% saham yang diterbitkan oleh Juventus, dengan kepemilikan itu mencerminkan 6,18% dari total hak suara di klub.

    Langkah ini merupakan kelanjutan dari investasi awal Tether yang sebelumnya telah mengakuisisi 8,2% saham Juventus. CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata strategi finansial jangka pendek, melainkan bentuk komitmen jangka panjang untuk kolaborasi dan inovasi.

    “Juventus punya potensi besar, bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkuat interaksi dengan fans, meningkatkan pengalaman digital, serta memperkuat ketahanan keuangannya. Kami antusias melihat peluang ke depan,” ujar Ardoino.

    Tether juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung Juventus secara finansial di masa depan, termasuk kemungkinan terlibat dalam suntikan ekuitas tambahan guna memperkuat struktur keuangan klub dan mencegah terjadinya dilusi saham.

    Analis dan pendiri Obchakevich Research, Alex Obchakevich, melihat langkah ini sebagai sinyal positif, tidak hanya kepada pelaku industri kripto, tetapi juga kepada pasar yang lebih luas. Menurutnya, aksi ini menunjukkan bahwa Tether ingin memperkuat reputasi sebagai entitas yang stabil dan transparan—terutama di hadapan regulator Uni Eropa.

    “Ini juga merupakan strategi untuk memperbaiki citra Tether, khususnya di Eropa, setelah sebelumnya kehilangan akses pasar karena tantangan kepatuhan terhadap regulasi MiCA,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Juventus adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Turin, Italia. Didirikan pada tahun 1897, Juventus—yang dikenal dengan julukan Juve—merupakan salah satu klub paling sukses di Italia dan Eropa, serta berkompetisi di kasta tertinggi Liga Italia, Serie A.

    Tether Lanjutkan Ekspansi Lewat Serangkaian Investasi Strategis

    Tether kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di dunia aset digital dengan melakukan sejumlah akuisisi dan investasi besar dalam beberapa waktu terakhir.

    Salah satu langkah terbarunya adalah memperkuat posisinya di sektor penambangan Bitcoin. Penerbit stablecoin USDT ini mengumumkan rencana untuk menyebarkan hashrate Bitcoin—baik yang sudah ada maupun yang akan datang—ke dalam pool penambangan milik Ocean. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan desentralisasi jaringan Bitcoin secara keseluruhan.

    Tak berhenti di situ, pada kuartal pertama tahun 2025, Tether juga menambah kepemilikannya dengan membeli 8.888 Bitcoin. Berdasarkan data dari platform analitik on-chain Arkham Intelligence, Tether kini memegang sebanyak 95.721 BTC yang nilainya mencapai sekitar USD 8,89 miliar.

    Di luar sektor kripto, Tether turut merambah dunia media. Pada akhir Maret 2025, mereka mengucurkan dana sebesar USD 11,4 juta ke perusahaan media asal Italia, Be Water. Sebelumnya, pada akhir 2024, Tether juga berinvestasi sebesar USD 775 juta di Rumble, platform video asal Kanada yang dikenal sebagai alternatif YouTube.

    Investasi tersebut mulai menunjukkan hasil. Rumble baru-baru ini meluncurkan dompet digital yang mendukung stablecoin USDT, yang merupakan produk andalan dari Tether.

    Langkah-langkah ini menegaskan bahwa Tether tidak hanya berperan sebagai penerbit stablecoin, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam membentuk ekosistem keuangan dan teknologi global yang terdesentralisasi.

    Bukan Sekadar Respons terhadap Dolar Melemah

    Belanja besar-besaran yang dilakukan Tether belakangan ini diyakini didorong oleh keinginan perusahaan untuk melindungi nilai asetnya dari kemungkinan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejumlah pengamat menilai alasan tersebut hanyalah bagian dari strategi yang lebih besar.

    Menurut analis Obchakevich, keputusan Tether tidak bisa dilihat semata sebagai respons spontan terhadap dinamika pasar. “Perusahaan seperti Tether berpikir dalam skala panjang. Penurunan nilai dolar yang bersifat sementara karena kebijakan tarif tidak cukup menjadi alasan untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba,” ujarnya.

    Ia juga menyinggung kesepakatan Tether dengan klub sepak bola Juventus, yang dinilai bukan keputusan yang diambil secara reaktif. “Kesepakatan itu jelas telah direncanakan jauh sebelum kondisi pasar dan penurunan dolar terjadi. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang,” tegas Obchakevich.

    Pernyataan tersebut menegaskan bahwa investasi Tether mencerminkan visi yang lebih luas dalam memperluas pengaruh dan diversifikasi aset, bukan sekadar langkah defensif terhadap kondisi ekonomi sesaat.

  • Mengenali Tanda Konvergensi Aset Safe Haven Emas dan Bitcoin

    Mengenali Tanda Konvergensi Aset Safe Haven Emas dan Bitcoin

    Serratalhadafc.com – Fenomena langka terjadi di pasar keuangan: harga emas dan Bitcoin (BTC) sama-sama melonjak. Kenaikan ini mencerminkan konvergensi narasi “safe haven” di tengah melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

    Dilansir dari CoinMarketCap pada Selasa (22/4/2025), analisis dari The Kobeissi Letter menyebut harga emas telah mencatat rekor tertinggi sebanyak 55 kali dalam 12 bulan terakhir. Terbaru, emas menembus harga USD 3.384 per ons—level tertinggi sepanjang sejarah.

    Sementara itu, Bitcoin juga menunjukkan performa mengesankan dengan menembus angka USD 87.000. Kenaikan ini menempatkan BTC sejajar dengan emas dalam pandangan investor sebagai aset lindung nilai atau penyimpan nilai (store of value).

    Pergerakan sejajar kedua aset ini dianggap langka dalam sejarah keuangan modern. Biasanya, emas dan Bitcoin tidak mengalami reli secara bersamaan. Namun saat ini, keduanya naik di tengah sentimen pasar yang gelisah karena potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan ketegangan geopolitik.

    Di sektor aset digital, token kripto berbasis emas juga ikut mencuri perhatian. PAX Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT), yang nilainya dipatok pada satu ons emas, mencatat lonjakan volume perdagangan harian hingga melampaui USD 100 juta dalam beberapa pekan terakhir. Aset-aset ini menggabungkan stabilitas logam mulia dengan fleksibilitas teknologi blockchain.

    Menurut Enmanuel Cardozo, analis dari platform tokenisasi aset Brickken, meski Bitcoin menunjukkan tren positif, investor tetap harus waspada.

    “Bitcoin memang tangguh, tapi pengalaman masa lalu dan tekanan pasar saat ini membuat banyak investor menunggu momen masuk yang lebih pasti,” ujar Cardozo.

    Ia juga menyoroti keterlibatan institusi besar seperti Strategy dan Tether yang bisa berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga Bitcoin. Terlebih, pasar saat ini juga sedang menyambut siklus halving Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun.

    Cardozo menambahkan bahwa jika Fed benar-benar menurunkan suku bunga pada Mei atau Juni mendatang, itu bisa memicu arus likuiditas baru ke pasar dan mendorong harga Bitcoin naik lebih cepat.

    Dolar Melemah, Emas Makin Kuat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

    Selain faktor politik, pelemahan dolar AS ikut mendorong penguatan harga emas. Indeks Dolar AS turun ke level terendah dalam tiga tahun, yakni 97,92, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat yang makin sulit diprediksi.

    Dalam pernyataan terbarunya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui adanya potensi stagflasi—situasi ketika pertumbuhan ekonomi melambat sementara inflasi tetap tinggi. Ia menyebut The Fed saat ini berada dalam posisi “tunggu dan lihat”, menunjukkan belum adanya kepastian langkah lanjutan dari bank sentral.

    Ketidakjelasan ini memperbesar daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Di tengah inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global, emas kembali menjadi pilihan investor yang mencari perlindungan dari risiko yang kian meningkat.

  • Ramalan Pasar Kripto Minggu Ini, Wajib Diketahui

    Ramalan Pasar Kripto Minggu Ini, Wajib Diketahui

    Serratalhadafc.com – Industri kripto terus menunjukkan dinamika tinggi, dengan berbagai perkembangan baru yang memengaruhi pergerakan pasar dan arah regulasi global. Hari ini, beberapa isu penting mencuat dan layak dicermati para investor dan pengamat.

    Pertama, Charles Schwab memprediksi peningkatan signifikan dalam volume perdagangan spot Bitcoin dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh tumbuhnya minat institusional dan makin terbukanya akses pasar melalui produk-produk investasi berbasis kripto.

    Sementara itu, Bank for International Settlements (BIS) mengeluarkan peringatan serius terkait risiko yang ditimbulkan oleh kripto dan stablecoin. BIS menilai, aset digital ini bisa mengganggu kestabilan sistem keuangan jika tidak diawasi dengan ketat dan diatur dengan tepat.

    Di sisi lain, ekonom makro Lyn Alden menyampaikan pandangannya mengenai masa depan Bitcoin. Ia memproyeksikan bahwa BTC akan tetap menjadi aset penting dalam portofolio investor global, terutama sebagai pelindung nilai dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter.

    Seluruh perkembangan ini menunjukkan bahwa kripto bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari lanskap keuangan global yang semakin kompleks dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pemangku kepentingan.

    Charles Schwab Pertimbangkan Dagang Bitcoin

    Charles Schwab, salah satu perusahaan besar di sektor keuangan tradisional, mulai serius menjajaki pasar aset kripto. CEO Rick Wurster mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan perdagangan spot Bitcoin bagi para klien pada April 2026.

    Wurster menyebutkan bahwa minat terhadap kripto terus tumbuh, terlihat dari tingginya trafik pada situs kripto milik Schwab. Menariknya, sekitar 70% pengunjungnya bukan klien lama, melainkan calon pengguna baru—ini membuka peluang ekspansi layanan digital perusahaan ke depan.

    Ia juga menyoroti bahwa dengan situasi regulasi yang mulai berubah, Schwab optimistis bisa meluncurkan layanan spot Bitcoin dalam 12 bulan ke depan. Menurutnya, kripto kini makin diterima oleh lembaga-lembaga keuangan besar, baik dalam bentuk produk investasi maupun pemanfaatan teknologi blockchain untuk efisiensi sistem.

    Jika Schwab resmi masuk ke pasar kripto, langkah ini dapat mendorong percepatan adopsi dan memperkuat integrasi antara dunia kripto dan sistem keuangan arus utama.

    Kripto dapat Mengganggu Stabilitas keuangan

    Bank for International Settlements (BIS), yang dikenal sebagai bank sentralnya bank sentral, baru saja menerbitkan laporan penting pada 15 April 2025 terkait risiko yang ditimbulkan oleh kripto dan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi).

    Dalam laporan tersebut, BIS mengingatkan bahwa pertumbuhan cepat industri kripto berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan tradisional dan memperdalam ketimpangan ekonomi global. Kapitalisasi pasar dan jumlah investor di sektor ini telah mencapai skala yang cukup besar untuk memberi dampak signifikan terhadap pasar keuangan secara keseluruhan.

    Salah satu perhatian utama BIS adalah peran stablecoin dalam ekosistem kripto. Stablecoin dianggap sebagai kunci dalam memfasilitasi transfer nilai di dunia kripto, namun juga menimbulkan potensi risiko jika tidak didukung oleh regulasi yang kuat. BIS mendesak regulator untuk menetapkan aturan terkait stabilitas harga dan cadangan aset stablecoin, guna menjamin kemampuannya ditebus terhadap dolar AS, terutama saat pasar mengalami tekanan.

    Seiring ekspansi pesat aset digital, BIS menekankan pentingnya pengawasan dan regulasi yang lebih ketat untuk mencegah dampak sistemik terhadap keuangan global.

  • Melirik Peluang Investasi di Tengah Gejolak Ekonomi Dunia

    Melirik Peluang Investasi di Tengah Gejolak Ekonomi Dunia

    Serratalhadafc.com – 2025 merupakan tahun yang penuh tantangan. Di dalam negeri terdapat transisi pemerintahan yang sebenarnya sudah berjalan sejak akhir tahun lalu tetapi sejumlah kebijakan baru dirilis di awal tahun ini. Di dunia, sejumlah konflik geopolitik belum selesai tetapi sudah bertambah tantangan perang dagang yang dimulai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    PT Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) mengajak investor untuk memahami semua hal ini untuk menggali peluang investasi yang relevan. “Kita semua sedang berada di fase penting di mana transisi nasional dan dinamika global akan membentuk arah baru bagi performa dan pasar keuangan di Indonesia,” jelas CEO Sucor AM Jemmy Paul Wawointana dikutip dari Antara, Minggu (20/4/2025).

    Tidak hanya perubahan dalam negeri dan kepemimpinan internasional seperti perubahan tarif dari Amerika Serikat (AS), suku bunga global, hingga tensi geopolitik menjadi faktor penting dalam mengambil keputusan investasi ke depan.

    “Di tengah berbagai ketidakpastian ini, kami percaya bahwa investor membutuhkan arahan yang relevan, pandangan yang objektif dan strategi yang bisa diandalkan,” ujar Jemmy.

    Menurut dia, dinamika global seperti kebijakan suku bunga bank sentral AS atau The Fed, ketegangan geopolitik, perang tarif, serta pergeseran tren investasi global turut membentuk lanskap ekonomi domestik yang semakin kompleks.

    Hal itu disampaikan Jemmy dalam gelaran The Sucor Stage bertajuk Market Outlook 2025: Navigating Investments in New Regime pekan ini. Pada acara itu, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memberikan pandangan yang optimistis terhadap instrumen obligasi meskipun suku bunga global masih fluktuatif.

    “Kepemilikan asing pada obligasi hanya sekitar 14 persen. Ini yang menjelaskan mengapa guncangan global yang signifikan tidak terlalu berdampak pada pasar obligasi, karena tekanan jual dari asing juga jauh berkurang. Hal ini membuat kami cukup positif terhadap kondisi global saat ini. Sejujurnya, pasar obligasi masih bisa menjadi pilihan investasi yang menarik,” ujarnya.

    Rekomendasi Investasi

    Dalam paparannya, tim Sucor AM merekomendasikan sejumlah produk unggulan yang relevan di tengah kondisi pasar saat ini, antara lain Sucorinvest Equity Fund (SEF) untuk investor agresif di saham berfundamental kuat, Sucorinvest Money Market Fund (SMMF) untuk investor konservatif dengan kebutuhan likuiditas tinggi, serta Sucorinvest Monthly Income Fund (SMIF) untuk mengambil peluang pada obligasi Indonesia dengan fitur pembagian hasil investasi bulanan.

    Produk berbasis indeks seperti Sucor IDX30 Fund juga dipandang menarik untuk strategi investasi jangka menengah hingga panjang.

    Dengan dana kelolaan sebesar Rp26,7 triliun pada Maret 2025, penetrasi Reksa Dana Sucor AM telah menjangkau lebih dari 2,2 juta investor dan masih terus berkembang.

    Selalu Jeli dan Cerdik Dalam Investasi

    Sementara itu, pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim menyampaikan pesan penting kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.

    “Karena itu, penting untuk terus bergerak maju. Apa yang dia bilang itu benar, jangan hanya ikut-ikutan. Namun, kita harus mempelajarinya dengan benar. Seperti yang sering saya katakan, perhatikan dulu fundamentalnya. Setelah itu, amati pasar. Kalau kita cuma ikut-ikutan tanpa pemahaman yang matang, kita hanya akan mengikuti tren tanpa arah yang jelas,” tuturnya.

    Selain itu, para fund manager menyoroti pentingnya pendekatan investasi yang disesuaikan dengan profil risiko dan horizon waktu investor.

  • Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Serratalhadafc.com – Gejolak ekonomi global akibat perang dagang antara AS dan Tiongkok memberi tekanan besar pada berbagai jenis aset, termasuk kripto.

    Namun berbeda dari sebelumnya, Bitcoin kini menunjukkan karakter yang lebih matang. Tak lagi sekadar jadi aset spekulatif, Bitcoin mulai dilihat sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven digital.

    Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, arah pergerakan Bitcoin ke depan akan sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan tren positif dari institusi keuangan besar.

    “Bitcoin kini mulai berperan seperti emas digital, aset yang mampu menjaga nilainya di tengah meningkatnya risiko global,” kata Fyqieh kepada Serratalhadafc.com, Kamis (17/4/2025).

    Peluang bitcoin Saat Ini

    “Pasar saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi dan mencari arah baru. Bitcoin (BTC) berpotensi kembali menyentuh rekor harga tertinggi di atas USD 100.000, namun hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor makro seperti kebijakan suku bunga dan kejelasan regulasi aset kripto,” jelas Fyqieh.

    Ia menambahkan, peluang Bitcoin untuk menembus level tertinggi masih terbuka lebar. Meski begitu, investor perlu lebih cermat membaca kondisi global agar bisa menangkap momentum secara optimal.

    Ketidakpastian Harga Bitcoin di Tengah Perang Dagang

    Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) kembali menguat ke kisaran USD 85.000 pada awal pekan ini di tengah tarik ulur keputusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Pemerintahan Trump pada Jumat, 12 April 2025 mengumumkan barang elektronik seperti smartphone dan laptop sementara tidak dikenakan tarif impor 145% untuk produk asal China.

    Ini memberi angin segar bagi perusahaan teknologi AS seperti Apple, yang sebagian besar produksinya berbasis di China, termasuk juga mendorong pergerakan aset kripto.

    Namun, keesokan harinya Trump menyatakan tarif tetap akan diberlakukan, meskipun kemungkinan lebih rendah dan bersifat “spesial.” Pengecualian ini bersifat sementara, karena pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tarif baru yang lebih spesifik, terutama untuk industri semikonduktor.

    Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menuturkan, pemulihan ini bukan hanya respons terhadap kebijakan tarif, tapi juga cermin dari daya tahan pasar kripto yang mulai terbentuk di tengah ketidakpastian global.

  • Apakah menguntungkan Investasi Emas Saat Ini?

    Apakah menguntungkan Investasi Emas Saat Ini?

    Serratalhadafc.com – Harga emas dunia kembali menembus rekor baru, melampaui USD 3.290 per troy ounce. Lonjakan ini dipicu oleh ketidakpastian global yang meningkat, terutama akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve.

    Kondisi tersebut mendorong investor global mengalihkan portofolionya ke aset-aset safe haven seperti emas. Imbasnya, produsen dan pedagang emas diuntungkan, termasuk emiten tambang emas di Indonesia.

    “Produsen dan pedagang emas kemungkinan akan diuntungkan secara sentimen, sementara sektor lain cenderung kurang diminati,” ujar Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto dalam acara Media Day, Kamis (17/4/2025).

    Dalam pernyataan terpisah, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menyampaikan bahwa beberapa emiten seperti ANTM, BRMS, MDKA, PSAB, ARCI, dan HRTA diprediksi mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik pada kuartal II dan III 2025. Kenaikan harga jual rata-rata (ASP) emas diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pendapatan dan margin laba bersih.

    ANTM, sebagai bagian dari holding MIND ID, dinilai memiliki prospek kuat karena portofolio komoditasnya yang terdiversifikasi dan perannya sebagai produsen emas batangan terbesar nasional lewat unit Logam Mulia.

    BRMS juga berpotensi mencatat peningkatan laba signifikan berkat optimalisasi tambang di Poboya dan Palu, yang ditargetkan memproduksi lebih dari 15 ribu ons emas per kuartal sepanjang 2025.

    Adapun MDKA, meski masih berada dalam fase investasi untuk proyek Tujuh Bukit dan Pani, tetap menarik bagi investor spekulatif karena cadangan emasnya yang besar dan potensi valuasi jangka panjang yang menjanjikan.

    Emiten Dari Emas

    ARCI, yang beroperasi di Kalimantan Tengah dan memiliki struktur biaya produksi yang efisien, menunjukkan fundamental kuat dalam jangka pendek, terutama karena sensitivitasnya yang tinggi terhadap pergerakan harga emas. Sementara itu, PSAB, pemilik tambang besar di Martabe, berpotensi mengalami re-rating valuasi berkat eksposur langsungnya terhadap harga emas global serta kemungkinan konsolidasi struktur modal.

    HRTA, meskipun fokus pada industri manufaktur dan perhiasan emas, diperkirakan akan meraup keuntungan dari kenaikan nilai inventori dan stabilnya permintaan domestik di tengah tingkat konsumsi yang masih tinggi. Di sisi lain, UNTR melalui anak usahanya PT Sumbawa Juta Raya juga memiliki eksposur terhadap tambang emas, namun kontribusinya masih terbatas jika dibandingkan dengan bisnis alat berat dan batu bara.

    Hendra menilai bahwa kombinasi harga jual yang meningkat, volume produksi yang membaik, serta efisiensi biaya operasional akan memperkuat kinerja keuangan emiten-emiten emas sepanjang 2025. Bahkan, situasi ini dapat mendorong analis untuk merevisi naik proyeksi laba.

    Namun, ia juga mengingatkan adanya risiko yang harus diwaspadai. Ketergantungan terhadap harga emas global menjadikan emiten tambang sangat rentan terhadap volatilitas, terutama jika ketegangan geopolitik mereda atau terjadi perubahan arah dalam kebijakan suku bunga.

    Kontribusi Saham Emiten Emas

    Selain itu, Hendra menilai beberapa emiten seperti MDKA masih memiliki struktur utang tinggi dan arus kas operasional yang ketat, sehingga sensitivitas terhadap biaya pendanaan tetap tinggi.

    “Tekanan dari sisi capex, biaya eksplorasi, dan risiko lingkungan juga bisa menimbulkan tekanan tambahan, khususnya bagi perusahaan yang sedang dalam ekspansi,” kata dia.

    Dari sisi makro, kenaikan harga saham-saham emiten emas berkontribusi positif terhadap IHSG melalui sektor tambang dan bahan baku. Namun, efeknya cenderung terbatas secara agregat karena bobot emiten emas di indeks masih relatif kecil dibandingkan sektor perbankan dan konsumer.

    Meski demikian, dalam konteks rotasi sektoral, sektor emas berpotensi menjadi pelarian utama dana di tengah meningkatnya aversi risiko pasar. Oleh karena itu, saham-saham seperti ANTM (target 2.200), BRMS (412), PSAB (358), dan ARCI (330) direkomendasikan sebagai trading buy, sementara MDKA (1.875) bersifat spekulatif buy, dengan outlook jangka pendek hingga menengah yang masih positif seiring tren bullish emas global.

  • Ini Pemicu IHSG Kembali Bangkit

    Ini Pemicu IHSG Kembali Bangkit

    Serratalhadafc.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (15/4/2025), naik 1,56% atau 102 poin ke level 6.471,24. Indeks LQ45 juga mengikuti tren positif dengan kenaikan 1,62% ke posisi 6.466,35.

    Seluruh sektor saham mencatatkan penguatan, dengan sektor energi menjadi pendorong utama setelah naik 2,46%. Penguatan IHSG ini terjadi setelah pasar mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Sentimen positif datang dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menunda penerapan tarif balasan terhadap lebih dari 75 negara, kecuali China, selama 90 hari.

    Ekonom Panji Irawan menilai lonjakan IHSG juga dipengaruhi oleh langkah Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam merespons kebijakan tarif Trump. Menurut Panji, keberhasilan Prabowo dalam mengkomunikasikan strategi dan program pemerintah secara langsung dan komprehensif kepada publik telah meningkatkan kepercayaan investor, terutama dalam enam bulan terakhir.

    Ia merujuk pada pertemuan besar yang digelar pada 8 April 2025, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara. Forum ini dinilai berhasil memberikan kejelasan dan keyakinan pasar terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah.

    Selain itu, keputusan Prabowo mengirim tiga menteri ke AS untuk melakukan negosiasi terkait tarif impor dinilai sebagai langkah strategis. Komunikasi aktif juga dibangun dengan negara-negara lain, termasuk Malaysia, Turki, Mesir, dan Yordania, guna memperluas kerja sama perdagangan.

    Panji menyebut, pemerintahan Prabowo menunjukkan semangat ekspansi dan inisiatif yang disesuaikan dengan kekuatan dan peluang dalam negeri. Ia menegaskan bahwa strategi ini penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Indonesia Mencari Negara Baru

    Pemerintah Indonesia perlu segera mencari pasar ekspor baru untuk memperluas jangkauan perdagangan, terutama sebagai respons terhadap hambatan tarif tinggi dari negara seperti Amerika Serikat.

    Ekonom Panji menilai perluasan pasar ekspor merupakan langkah antisipatif agar tidak terlalu bergantung pada negara tujuan yang menerapkan tarif besar.

    “Kolaborasi antara otoritas moneter, fiskal, dan sektor jasa keuangan penting dilakukan untuk menyusun peta potensi pasar alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh eksportir maupun pemerintah, seperti Kemendag dan Kemenlu,” ujarnya.

    Panji juga menegaskan pentingnya konsistensi pemerintah dalam mengoptimalkan devisa hasil ekspor guna memperkuat cadangan devisa nasional.

    Kerja Sama Pemerintah dan Swasta

    Panji Irawan menyarankan agar Bank Indonesia lebih proaktif dalam menjalin kedekatan dengan pasar, terutama sektor perbankan, guna menciptakan kecocokan dalam transaksi valuta asing antara eksportir dan importir.

    “Pelaku pasar valas dan potensi volume transaksi antara pembeli dan penjual sebenarnya memiliki pola historis yang bisa dipetakan dan dikelola. Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) serta instrumen penempatannya dapat dirancang agar lebih menarik,” jelas Panji.

    Ia juga menekankan pentingnya langkah pragmatis di tengah krisis global. Menurutnya, sinergi yang solid antara pemerintah dan sektor swasta sangat dibutuhkan agar Indonesia bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluang kerja sama bisnis, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

  • Apakah Sekarang Saat Yang Tepat membeli Dogecoin?

    Serratalhadafc.com – Dogecoin (DOGE) masih menempati posisi sebagai salah satu koin meme paling populer, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 24 miliar atau setara Rp 403 triliun. Meski begitu, nilai tersebut tercapai setelah DOGE mengalami penurunan tajam sebesar 50 persen sepanjang tahun ini.

    Lalu, apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli Dogecoin?

    Analis dari The Motley Fool, Ryan Vanzo, menyebut satu indikator penting dalam menilai potensi Dogecoin sebagai aset investasi jangka panjang, khususnya bagi investor agresif: volume transaksi jaringan. Meski harga Dogecoin sering berfluktuasi drastis tanpa alasan yang jelas, volatilitasnya sangat berkorelasi dengan kripto besar lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum, serta pasar saham secara umum.

    Vanzo menekankan bahwa volume transaksi menjadi ukuran kunci untuk melihat apakah Dogecoin sedang berkembang menjadi lebih dari sekadar koin meme. DOGE mulai mendapatkan lebih banyak utilitas sebagai alat transaksi peer-to-peer dan sebagai bagian dari ekosistem aplikasi terdesentralisasi (dApps).

    Namun, jumlah transaksi Dogecoin per April 2025 mencatat penurunan tajam, mencapai level terendah dalam beberapa bulan. Volume perdagangannya yang sempat mencapai USD 40 miliar pada 11 November 2024, kini hanya sekitar USD 1 miliar per hari.

    Vanzo menyebut, kekuatan utama Dogecoin terletak pada komunitasnya. Tapi, pasca penurunan harga tajam, keterlibatan komunitas ikut menurun drastis.

    Kesimpulannya, Dogecoin mungkin masih punya potensi sebagai aset spekulatif bagi investor yang mengincar pertumbuhan tinggi dan punya dana cadangan. Namun, fungsionalitas dan penggunaannya yang menurun menjadi catatan penting dalam menilai kelayakan investasi jangka panjang.

    Investasi Dogecoin Ibarat Membeli Lotre

    Meski pernah mencetak lonjakan besar, volume transaksi Dogecoin kini telah anjlok lebih dari 97% dari titik tertingginya. Nilai mata uang kripto ini sebagian besar masih bertumpu pada statusnya sebagai koin meme, sehingga arah harganya dalam jangka panjang sulit diprediksi.

    “Berinvestasi di Dogecoin sekarang ibarat membeli tiket lotre. Cocok untuk dana lebih, tapi jangan berharap terlalu tinggi,” ujar Vanzo.

    Ia juga menambahkan bahwa tim analis Motley Fool Stock Advisor baru saja merilis daftar 10 saham terbaik untuk dibeli saat ini, dan Dogecoin tidak termasuk di dalamnya.

    Mengenal Pergerakan Doge Circle

    Siklus pergerakan harga Dogecoin yang dikenal sebagai “Doge Circle” kembali menarik perhatian para pelaku pasar. Pola saat ini disebut-sebut menyerupai fase pemulihan di level support yang terjadi pada 2015 dan 2020. Banyak analis teknikal melihat kesamaan ini sebagai sinyal positif yang bisa membuka peluang kenaikan harga.

    Sebagian prediksi menyebut Dogecoin berpotensi naik ke kisaran USD 8 hingga USD 10 dalam jangka menengah hingga panjang, apabila berhasil keluar dari zona jenuh jual. Meskipun tergolong optimistis, pola historis Dogecoin menunjukkan bahwa skenario semacam ini tidak bisa diabaikan, khususnya oleh investor jangka panjang.

    Prediksi Kenaikan Harga Dogecoin Picu Optimisme Pasar

    Analisis teknikal terbaru memunculkan potensi lonjakan signifikan harga Dogecoin. Berbagai pola grafik dan indikator teknikal menunjukkan proyeksi bullish, termasuk breakout pada indikator MACD dan keluarnya harga dari formasi segitiga. Struktur teknikal “cup and handle” juga menjadi perhatian para analis sebagai sinyal tren naik.

    Breakout indikator MACD dari pola segitiga dalam grafik harga Dogecoin menjadi sorotan. Pola ini sebelumnya pernah mendahului lonjakan harga besar. Analis teknikal Trader Tardigrade menyebut pergerakan ini mengindikasikan tren naik yang kuat dan dapat memicu minat beli dari pasar.

    Arah MACD diyakini memberikan gambaran arah pergerakan Dogecoin selanjutnya. Lonjakan serupa di masa lalu pasca-breakout menumbuhkan harapan akan pengulangan siklus. Namun, para analis mengingatkan pentingnya tidak hanya mengandalkan satu indikator saat mengambil keputusan investasi.

  • Di Tengah Perang Tarif, Perusahaan Penambang Menguat Sahamnya

    Serratalhadafc.com – Pasar AS ditutup menguat, dengan Nasdaq Composite naik 2,06% dan sektor aset digital melonjak 3,72%, mendorong total valuasi pasar kripto ke USD 2,63 triliun.

    Saham perusahaan penambang Bitcoin yang terdaftar di bursa juga mencatat kinerja positif. Sembilan dari 12 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar mengalami kenaikan harga saham, setelah sempat tertekan akibat kebijakan tarif impor dari mantan Presiden AS, Donald Trump. Indeks utama juga ikut menguat: Nasdaq naik 2,06%, NYSE 1,84%, S&P 500 menguat 1,81%, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,56%.

    Menurut data Bitcoinminingstock.io, Cipher Mining (CIFR) mencatat lonjakan tertinggi pada hari Jumat, naik 9,01%. Diikuti oleh MARA Holdings (MARA) yang naik 6,56%, Galaxy Digital (GLXY) 6,48%, dan Terawulf (WULF) 6,25%. Cleanspark (CLSK) juga masuk lima besar dengan kenaikan 5,19%. Saham penambang lainnya seperti Bitdeer (BTDR), Riot Platforms (RIOT), Core Scientific (CORZ), Hut 8 (HUT), dan Applied Digital (APLD) juga menguat antara 3,12% hingga 4,61%.

    Namun secara mingguan, hanya tujuh dari dua belas perusahaan yang mencatat kinerja positif. Galaxy Digital memimpin dengan kenaikan 15,77%, disusul Cipher Mining yang naik 15,23%.

    Meski sempat menguat dalam jangka pendek, saham-saham penambang Bitcoin masih mencatat tren negatif sepanjang 2025. Cleanspark turun 18,56%, MARA Holdings 25,40%, Riot Platforms 30,85%, dan Applied Digital 30,75%.

    Halving Bitcoin 2024

    Walau menghadapi tekanan dari berbagai arah, sebagian pelaku pasar masih optimistis terhadap dampak jangka panjang dari peristiwa halving Bitcoin pada April 2024.

    Halving adalah proses yang memotong setengah imbalan blok untuk penambang dan terjadi setiap empat tahun. Secara historis, hal ini sering memicu tren kenaikan harga Bitcoin dalam 12 hingga 18 bulan setelahnya. Banyak analis meyakini bahwa pengurangan suplai Bitcoin baru dari halving bisa mendorong harga naik, terutama jika permintaan tetap atau meningkat.

    Namun, karena halving juga memangkas pendapatan langsung penambang, hanya perusahaan dengan efisiensi tinggi dan manajemen keuangan yang kuat yang diperkirakan bisa bertahan dan berkembang dalam kondisi pasar pasca-halving.