Serratalhadafc.com – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), perusahaan di balik jaringan ritel Alfamart, secara resmi mengakuisisi PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS), pengelola minimarket Lawson di Indonesia. Transaksi ini dilakukan setelah PT Midi Utama Indonesia Tbk—induk usaha LWS—memutuskan untuk melepas anak usahanya sebagai bagian dari strategi efisiensi portofolio.
Meski Lawson merupakan merek ritel yang dikenal, kontribusinya terhadap pendapatan Midi Utama dinilai relatif kecil. Berdasarkan data perusahaan, LWS hanya menyumbang sekitar 6,8% terhadap pendapatan bersih Midi Utama sepanjang tahun 2024. Bahkan, pada kuartal pertama 2025, kontribusinya menurun menjadi hanya 4,3%.
Fakta tersebut menjadi landasan kuat bagi manajemen untuk meyakini bahwa pelepasan LWS tidak akan memberikan dampak negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya, langkah ini diyakini dapat memperkuat fokus perusahaan pada sektor inti, yaitu perdagangan eceran.
“Perseroan berharap dengan dilakukannya transaksi ini, Perseroan dapat fokus pada portofolio bisnis Perseroan di bidang perdagangan eceran sehingga diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan pada masa yang akan datang,” ujar Corporate Secretary Midi Utama Indonesia Tbk, Suantopo Po, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada Jumat (23/5/2025).
Dengan pengalihan LWS ke tangan AMRT, Midi Utama kini memiliki ruang yang lebih luas untuk mengoptimalkan operasional dan sumber dayanya. Manajemen berharap langkah strategis ini akan memberikan dampak positif terhadap laba, arus kas, serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi para pemegang saham.
Penutupan Gerai Jadi Bagian Strategi Evaluasi Bisnis Ritel Midi Utama

PT Midi Utama Indonesia Tbk mengonfirmasi bahwa penutupan sejumlah gerai merupakan bagian dari proses evaluasi rutin yang lazim dilakukan dalam industri ritel. Langkah ini disebut sebagai bentuk adaptasi strategis perusahaan dalam menjaga efisiensi dan kinerja operasional.
Manajemen perusahaan menegaskan bahwa setiap lokasi gerai secara berkala dievaluasi berdasarkan pertimbangan komersial dan operasional yang menyeluruh. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh aset yang dimiliki dapat memberikan kontribusi optimal terhadap keseluruhan kinerja perusahaan.
Beberapa faktor yang menjadi alasan penutupan antara lain berakhirnya masa sewa bangunan yang tidak diperpanjang oleh pemilik properti, serta perubahan kondisi lingkungan sekitar yang menyebabkan penurunan potensi pasar dan kinerja finansial gerai.
“Penutupan gerai bisa dikarenakan berbagai hal, antara lain pemilik tanah atau bangunan tidak ingin memperpanjang sewa lokasi gerai, atau terjadi perubahan potensi dan lingkungan sekitar gerai sehingga kinerja keuangan tidak feasible lagi untuk dilanjutkan,” ujar Suantopo Po, Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk.
Langkah penutupan gerai ini dinilai sebagai bagian dari strategi adaptif perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar, serta sebagai upaya menjaga keberlanjutan dan profitabilitas bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.
AMRT Fokus Ekspansi Bisnis, Targetkan 200 Gerai Baru di 2025

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menegaskan bahwa dana hasil penjualan aset akan menjadi bagian strategis dalam mendukung pengembangan usaha ke depan. Mengacu pada keterbukaan informasi yang dirilis pada 9 April dan 14 Mei 2025, dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendanai kebutuhan operasional serta belanja modal guna memperkuat struktur bisnis inti perusahaan.
Fokus utama dari penggunaan dana ini adalah perluasan jaringan dan peningkatan kapasitas usaha di tengah persaingan industri ritel yang kian kompetitif. Dalam pernyataan resmi, Corporate Secretary AMRT, Suantopo Po, menyatakan bahwa Perseroan telah mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun 2025.
“Perseroan menargetkan pembukaan 200 gerai baru pada tahun 2025 ini. Adapun belanja modal yang dibutuhkan pada tahun ini adalah sekitar Rp 1,5 triliun,” jelas Suantopo.
Dana capex ini tidak hanya akan digunakan untuk pembukaan gerai baru, tetapi juga mencakup pembangunan gudang logistik, perpanjangan sewa bangunan, serta renovasi gerai dan gudang yang telah ada. Langkah ini menunjukkan komitmen AMRT untuk terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor perdagangan ritel Indonesia.
Strategi ekspansi tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan.
AMRT Tegaskan Fokus pada Bisnis Inti, Tak Akan Bangun Kerja Sama Ritel Baru
Setelah resmi melepas kepemilikan atas PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS), pengelola jaringan ritel Lawson, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menyatakan tidak memiliki rencana untuk menjalin kerja sama baru dengan perusahaan ritel lain, baik lokal maupun global.
Keputusan ini menandai arah strategis perusahaan yang menitikberatkan pada penguatan dan pengembangan bisnis inti secara mandiri. Manajemen meyakini bahwa konsolidasi internal yang kuat dan struktur pendanaan yang solid sudah cukup untuk mendukung ekspansi dan kinerja perusahaan ke depan.
“Setelah adanya pelepasan kepemilikan atas LWS, Perseroan tidak mempunyai rencana untuk bekerja sama dengan perusahaan ritel lokal ataupun global yang lain,” ujar Corporate Secretary AMRT, Suantopo Po.
Langkah ini sekaligus mencerminkan keyakinan AMRT terhadap kapabilitas internalnya dalam mengelola jaringan ritel yang telah terbentuk, tanpa bergantung pada kolaborasi eksternal dalam waktu dekat.