Category: CRYPTO

  • Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Serratalhadafc.com – Tahun 2025 menjadi saksi lonjakan harga emas yang mencolok, bahkan melampaui prediksi para analis. Meski sempat mengalami fluktuasi, tren kenaikan harga emas terus bertahan. Hal ini mendorong emas kembali jadi perbincangan hangat, bukan hanya sebagai aset investasi, tapi juga sebagai simbol nilai yang telah melekat sejak ribuan tahun lalu.

    Sejak zaman kuno, emas telah menjadi harta yang diburu. Ia bukan sekadar perhiasan, tapi juga digunakan sebagai alat tukar, perlengkapan adat, dan lambang status sosial. Dalam tradisi Islam, emas dikenal sebagai alat tukar sekaligus bentuk tabungan yang memiliki nilai tetap karena statusnya sebagai logam mulia.

    Emas pun disebut dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-Kahfi ayat 31. Ayat ini menggambarkan penghuni surga yang diberi gelang emas sebagai bentuk kemuliaan:

    “…Mereka diberi hiasan gelang emas dan memakai pakaian hijau dari sutra halus dan tebal, duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.” (QS Al-Kahfi: 31)

    Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 53, emas kembali disebut sebagai lambang kekayaan duniawi. Ini menunjukkan bahwa sejak dahulu, emas telah dimaknai sebagai simbol kemewahan dan penghargaan.

    Kini, seiring tren kenaikan harga, emas makin populer sebagai instrumen investasi, baik jangka pendek maupun panjang. Namun, bagi umat Islam, penting untuk tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga memastikan bahwa investasi emas dilakukan dengan cara yang halal dan tidak melanggar syariat.

    Seperti yang dijelaskan oleh Heni Verawati, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, dalam wawancara di laman NU Lampung, investasi emas yang sesuai syariat harus memenuhi prinsip keadilan, kejelasan akad, dan menghindari unsur riba.

    Investasi Emas dalam Perspektif Syariah

    Emas telah lama dianggap sebagai aset yang stabil dan bernilai, dan dalam ekonomi Islam, ia memenuhi kriteria sebagai aset syariah. Namun, praktik investasi emas tetap harus memperhatikan ketentuan hukum Islam agar terhindar dari unsur riba dan ketidakadilan.

    1. Larangan Riba dalam Transaksi Emas

    Dalam Islam, emas termasuk dalam kategori barang ribawi. Transaksi terhadapnya harus dilakukan secara tunai dan nilainya setara. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Said Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda:

    “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sama nilainya, dan jangan melebihkan sebagian atas sebagian lainnya. Jangan menjual yang hadir dengan yang ghaib.” (HR Muslim)

    Artinya, jual beli emas secara kredit atau dengan perbedaan timbangan/nilai tidak dibenarkan. Emas harus diperdagangkan secara langsung, tunai, dan adil.

    2. Keamanan dan Keberlanjutan sebagai Aset Syariah

    Salah satu alasan mengapa emas dianggap sebagai investasi syariah adalah stabilitas dan risikonya yang relatif rendah. Emas juga tahan terhadap inflasi dan gejolak ekonomi. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan keamanan harta dan menolak spekulasi berlebihan (gharar).

    3. Kewajiban Zakat atas Emas

    Islam mewajibkan zakat atas emas jika telah mencapai nisab dan disimpan selama satu tahun. Nisab emas adalah 85 gram, dan zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5%.

    Hal ini ditegaskan dalam Surah At-Taubah ayat 34:

    “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka siksa yang pedih.” (QS At-Taubah: 34)

    Ini menunjukkan bahwa emas bukan hanya aset untuk keuntungan pribadi, tapi juga harus dimanfaatkan untuk kepentingan sosial.

    Catatan Tambahan:

    • Perhiasan emas yang dipakai wanita tidak wajib dizakati selama tidak berlebihan.
    • Emas atau perak yang dipakai laki-laki (kecuali cincin perak) atau dijadikan wadah wajib dizakati jika mencapai nisab.
    • Zakat juga berlaku pada emas batangan, logam, bejana, ukiran, atau bentuk emas lainnya yang dimiliki sebagai simpanan.

    4. Praktik Investasi Emas Syariah

    Investasi emas dalam Islam dapat dilakukan melalui beberapa cara yang sesuai syariah:

    • Emas fisik: berupa koin, perhiasan, atau batangan.
    • Tabungan emas: disimpan dalam lembaga keuangan syariah yang menjamin transaksi fisik dan kepemilikan jelas.
    • Emas digital: diperbolehkan selama akad, kepemilikan, dan pembayarannya dilakukan sesuai prinsip syariah (tanpa riba dan gharar).

    Kesimpulan:
    Investasi emas dalam Islam bukan sekadar mencari keuntungan, tapi juga menjaga nilai, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Dengan memahami syarat-syarat syariah dalam jual beli dan zakat emas, umat Islam bisa berinvestasi secara aman dan sesuai ajaran agama.

    Panduan Praktik Investasi Emas Sesuai Syariah

    Investasi emas telah menjadi pilihan banyak orang karena sifatnya yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Dalam perspektif Islam, emas juga termasuk aset yang diakui syariah, asalkan praktik investasinya mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Berikut beberapa bentuk investasi emas yang sesuai dengan ketentuan syariah:

    1. Pembelian Emas Fisik

    Investasi emas secara tradisional dilakukan dengan membeli emas fisik, seperti koin atau perhiasan. Dalam Islam, transaksi emas harus dilakukan secara tunai dan langsung untuk menghindari riba. Emas fisik bisa disimpan sebagai aset jangka panjang dan menjadi cadangan kekayaan saat kondisi ekonomi tidak stabil.

    2. Tabungan Emas Syariah

    Saat ini, banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk tabungan emas. Nasabah menabung dalam bentuk uang yang kemudian dikonversikan menjadi gram emas. Prinsip utamanya tetap sama: transaksi harus nyata dan bebas riba. Tabungan emas syariah menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki emas secara bertahap dengan cara yang lebih terjangkau.

    3. Emas Digital

    Emas digital adalah bentuk investasi emas yang ditransaksikan secara elektronik. Dalam ekonomi Islam, emas digital diperbolehkan asalkan emas yang ditransaksikan benar-benar ada secara fisik, tersimpan dengan aman, dan setiap transaksi dilakukan tunai serta sesuai nilai tukar yang berlaku. Transparansi dan kejelasan kepemilikan menjadi kunci sahnya transaksi ini dalam pandangan syariah.

    Emas: Aset Bernilai, Amanah Bermakna

    Dalam Islam, emas tidak hanya dilihat sebagai simbol kekayaan, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial. Sebagai aset syariah, emas dianggap aman dan stabil, sekaligus menjadi sarana untuk menjaga kekayaan, menghindari riba, dan menunaikan kewajiban zakat.

    Islam mengajarkan bahwa setiap harta, termasuk emas, adalah amanah yang harus dimanfaatkan secara bijak. Dengan memahami prinsip-prinsip syariah, umat Islam dapat menjadikan emas sebagai investasi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga mendatangkan keberkahan.

  • Bank Swiss Tegaskan Tolak Bitcoin untuk Cadangan Nasional

    Bank Swiss Tegaskan Tolak Bitcoin untuk Cadangan Nasional

    Serratalhadafc.com – Bank Nasional Swiss (SNB) kembali menegaskan pendekatan konservatifnya terhadap bitcoin, di tengah tekanan yang meningkat untuk menambahkannya ke dalam cadangan nasional sebagai respons terhadap inflasi global dan ketidakpastian geopolitik.

    Dalam rapat umum pemegang saham di Bern pada 25 April lalu, Ketua SNB, Martin Schlegel, memperjelas sikap bank sentral tersebut. Dilansir Reuters, Schlegel menyatakan bahwa SNB hanya memilih aset yang sangat likuid untuk cadangan nasional, guna memastikan fleksibilitas tinggi dalam membeli atau menjual valuta asing sesuai kebutuhan.

    Schlegel menyoroti tingginya volatilitas nilai bitcoin sebagai alasan utama penolakannya, menyebut mata uang kripto sebagai aset dengan fluktuasi yang “sangat, sangat tinggi”, sehingga tidak sesuai untuk menjaga stabilitas dan ketahanan keuangan negara.

    “Mata uang kripto saat ini tidak memenuhi persyaratan cadangan mata uang kita,” tegasnya, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (27/4/2025).

    Dorongan untuk memasukkan bitcoin ke cadangan nasional Swiss datang dari inisiatif referendum, dengan pendukung yang berpendapat bahwa bitcoin, bersama emas, dapat membantu melindungi kekayaan negara dari risiko keuangan sistemik — terutama setelah gejolak pasar global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

    Meskipun dorongan eksternal terus menguat, SNB tetap teguh mempertahankan pendekatan hati-hatinya terhadap aset digital. Selain volatilitas, Schlegel juga menyoroti risiko teknis kripto, mengingat sistem berbasis perangkat lunak rawan mengalami bug, yang menambah kekhawatiran terhadap keandalan jangka panjang mata uang digital.

    SNB Tegaskan Lagi Tolak Bitcoin untuk Cadangan Devisa

    Penolakan Bank Nasional Swiss (SNB) terhadap bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional bukanlah hal baru. Bulan lalu, Ketua SNB Martin Schlegel kembali menegaskan kepada Bloomberg Television bahwa pihaknya tidak berencana membeli aset kripto. Ia menekankan bahwa cadangan devisa hanya bertujuan mendukung kebijakan moneter nasional, bukan untuk spekulasi terhadap aset digital.

    Sementara itu, diskusi tentang memasukkan bitcoin ke dalam cadangan nasional semakin hangat di berbagai negara. Amerika Serikat, misalnya, telah mengambil langkah awal pada Maret lalu dengan membentuk cadangan bitcoin strategis dari aset digital yang disita dalam proses hukum.

    Langkah AS ini membuka peluang bagi negara lain untuk mempertimbangkan kebijakan serupa, meskipun banyak yang masih berhati-hati terhadap volatilitas harga dan tantangan likuiditas bitcoin.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Pastikan untuk melakukan riset dan analisis sebelum membeli atau menjual aset kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas segala keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi tersebut.

    Industri Kripto di Indonesia Kian Bergairah, 1.444 Token Kini Terdaftar Resmi

    Industri mata uang kripto di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, tercatat ada 1.444 token atau koin kripto yang masuk dalam daftar resmi Bursa Kripto, CFX. Jumlah ini bisa terus bertambah atau berkurang sesuai dengan kebutuhan pasar dan hasil evaluasi rutin.

    Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyambut baik perkembangan ini. Ia menyatakan bahwa penambahan daftar token kripto bisa menjadi stimulus baru untuk membangkitkan kembali volume transaksi yang belakangan ini melambat.

    “Kebijakan ini sangat tepat untuk menjawab kebutuhan pasar. Dengan semakin banyak pilihan aset yang sah untuk diperdagangkan, kami berharap volume transaksi kripto bisa kembali tumbuh,” ujar Iqbal dalam keterangannya.

    Tokocrypto sendiri telah menambahkan beberapa token baru dalam platformnya, termasuk TRUMP, BIO, VANA, PENGU, BERA, dan ANIME. Selain itu, beberapa aset yang sebelumnya dihentikan sementara kini kembali tersedia setelah evaluasi ulang. Kini, total token yang dapat diperdagangkan di Tokocrypto mencapai lebih dari 420 jenis.

    Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi aset kripto pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 32,78 triliun, menurun dibandingkan Januari yang mencapai Rp 44,07 triliun. Meski demikian, jumlah pengguna kripto terus mengalami peningkatan, dari 22,92 juta menjadi 23,31 juta orang. Penerimaan pajak dari transaksi aset kripto pun sudah mencapai Rp 1,21 triliun hingga Februari 2025.

    “Semakin banyak aset yang diakui secara resmi, semakin besar pula potensi pertumbuhan industri kripto di Indonesia. Ini adalah angin segar bagi seluruh ekosistem,” tutup Iqbal.

  • Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Serratalhadafc.com – Mata uang kripto Pi Network mengalami penurunan tajam, dengan nilai pasar anjlok hampir 80 persen sejak Februari 2025. Penurunan ini membuat Pi tertinggal dari reli kripto lainnya, yang justru mendorong harga Bitcoin melampaui USD 93.000 dan meningkatkan total kapitalisasi pasar aset digital mendekati USD 3 triliun.

    Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar Pi menyusut drastis dari USD 19 miliar menjadi hanya USD 4,62 miliar, sementara valuasi penuh (FDV) merosot dari lebih dari USD 300 miliar menjadi USD 66 miliar.

    Meski harga anjlok, para pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan, tetap berhasil menjadi miliarder kripto. Menurut laporan crypto.news, dari total pasokan maksimum 100 miliar token, sekitar 65 miliar token dialokasikan untuk komunitas pengguna global yang dikenal sebagai “pioneers”. Sementara itu, tim pengembang inti, termasuk Kokkalis dan Fan, menguasai sekitar 20 miliar token, yang berdasarkan FDV saat ini bernilai sekitar USD 13,2 miliar. Jika dibagi rata, masing-masing pendiri memiliki kekayaan kertas lebih dari USD 6,6 miliar.

    Selain itu, Pi Network Foundation juga memegang 10 miliar token, dengan nilai lebih dari USD 6,6 miliar, walaupun struktur kepemilikan dan kontrol dana yayasan ini belum sepenuhnya transparan. Ada spekulasi bahwa para pendiri tetap memiliki pengaruh atas cadangan token tersebut.

    Pi Network sendiri dijalankan oleh perusahaan induk bernama SocialChain, yang menurut PitchBook, memiliki sekitar 40 karyawan. Meskipun detail distribusi kepemilikan di antara anggota tim inti tidak diketahui, estimasi konservatif tetap menunjukkan bahwa kepemilikan pendiri sudah cukup untuk mengukuhkan status mereka sebagai miliarder.

    Namun, sebagian besar token milik tim inti masih dalam kondisi terkunci. Menurut data dari penjelajah blockchain PiScan, token-token ini baru akan dilepas secara bertahap hingga Mei 2028, dengan pelepasan rata-rata 131,2 juta token per bulan, yang saat ini bernilai sekitar USD 87 juta.

    Harga Pi Network Masih Tertekan, Belum Tunjukkan Pemulihan

    Harga Pi Network (PI) saat ini tercatat sebesar USD 0,652573 per PI atau sekitar Rp 10.966,20 per PI (berdasarkan kurs 16 April 2025). Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 76,3 triliun, dengan volume perdagangan harian sebesar Rp 1,04 triliun. Dalam 24 jam terakhir, harga Pi mengalami penurunan tipis sebesar 0,18% dengan suplai beredar sekitar 6,96 miliar koin PI.

    Meski pasar kripto tengah bergairah dengan lonjakan harga Bitcoin dan altcoin lainnya, Pi Coin justru belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Menurut laporan dari Coingape, volume transaksi harian Pi kini bahkan turun di bawah USD 100 juta.

    Salah satu faktor utama stagnasi harga Pi Coin adalah belum tercatatnya aset ini di bursa-bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Upbit.

    Melansir Tokonews, saat ini Pi Coin hanya tersedia di beberapa platform seperti Gate, Bitget, OKX, LBank, dan MEXC. Meskipun cukup populer, bursa-bursa tersebut belum mampu memberikan tingkat eksposur global sebesar bursa Tier-1. Kehadiran Pi Coin di platform besar seperti Binance dinilai dapat membuka akses ke lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia, yang berpotensi mendongkrak harganya.

    Harapan Listing di Bursa Besar Jadi Kunci Masa Depan Pi Network

    Bahkan sebelum peluncuran mainnet, komunitas Binance sudah menunjukkan antusiasme besar terhadap potensi pencatatan Pi Network. Fenomena ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak aset kripto yang mengalami lonjakan harga signifikan setelah listing di Binance — salah satu contohnya adalah DeepBook, yang harganya melejit setelah masuk ke Binance Futures.

    Selain Binance, Upbit juga dianggap sebagai bursa kripto penting. Berbasis di Korea Selatan, Upbit dikenal mampu mendorong lonjakan harga aset secara cepat. Contohnya, harga Orca sempat melonjak 170% hanya sehari setelah terdaftar di platform ini. Bursa besar lainnya adalah Coinbase, yang dinilai bisa membuka akses Pi Network ke pasar Amerika Serikat secara luas.

    Namun, tanpa dukungan pencatatan di bursa-bursa utama tersebut, harga Pi diperkirakan akan tetap terbatas dalam jangka pendek.

    Masalah tambahan yang membayangi harga Pi adalah rencana distribusi besar-besaran token ke pasar. Diperkirakan dalam 12 bulan ke depan, sekitar 1,6 miliar token Pi senilai lebih dari USD 1 miliar akan dilepas. Jika permintaan pasar tidak tumbuh seimbang, lonjakan suplai ini berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga Pi.

    Harga Pi Network Turun, Kekhawatiran Pengguna Meningkat

    Melansir Times Now Digital, Sabtu (26/4/2025), penurunan harga Pi Network memicu kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama mereka yang masih menantikan peluncuran penuh mainnet. Peluncuran ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas serta memperkuat desentralisasi jaringan.

    Dalam wawancara sebelumnya, para pendiri Pi Network telah menyampaikan rencana pengembangan berbasis utilitas dan aplikasi terdesentralisasi. Namun, hingga kini, realisasi dari rencana tersebut belum terlihat jelas, sehingga belum mampu mengembalikan kepercayaan investor.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset dan analisis mendalam sebelum membeli atau menjual aset kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian dari keputusan investasi Anda.

  • Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Serratalhadafc.com – Unit investasi dari penerbit stablecoin Tether, yakni Tether Investments, baru saja memperbesar kepemilikannya di klub sepak bola legendaris Italia, Juventus. Berdasarkan laporan Cointelegraph pada Jumat (25/4/2025), Tether kini memegang lebih dari 10,12% saham yang diterbitkan oleh Juventus, dengan kepemilikan itu mencerminkan 6,18% dari total hak suara di klub.

    Langkah ini merupakan kelanjutan dari investasi awal Tether yang sebelumnya telah mengakuisisi 8,2% saham Juventus. CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata strategi finansial jangka pendek, melainkan bentuk komitmen jangka panjang untuk kolaborasi dan inovasi.

    “Juventus punya potensi besar, bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkuat interaksi dengan fans, meningkatkan pengalaman digital, serta memperkuat ketahanan keuangannya. Kami antusias melihat peluang ke depan,” ujar Ardoino.

    Tether juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung Juventus secara finansial di masa depan, termasuk kemungkinan terlibat dalam suntikan ekuitas tambahan guna memperkuat struktur keuangan klub dan mencegah terjadinya dilusi saham.

    Analis dan pendiri Obchakevich Research, Alex Obchakevich, melihat langkah ini sebagai sinyal positif, tidak hanya kepada pelaku industri kripto, tetapi juga kepada pasar yang lebih luas. Menurutnya, aksi ini menunjukkan bahwa Tether ingin memperkuat reputasi sebagai entitas yang stabil dan transparan—terutama di hadapan regulator Uni Eropa.

    “Ini juga merupakan strategi untuk memperbaiki citra Tether, khususnya di Eropa, setelah sebelumnya kehilangan akses pasar karena tantangan kepatuhan terhadap regulasi MiCA,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Juventus adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Turin, Italia. Didirikan pada tahun 1897, Juventus—yang dikenal dengan julukan Juve—merupakan salah satu klub paling sukses di Italia dan Eropa, serta berkompetisi di kasta tertinggi Liga Italia, Serie A.

    Tether Lanjutkan Ekspansi Lewat Serangkaian Investasi Strategis

    Tether kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di dunia aset digital dengan melakukan sejumlah akuisisi dan investasi besar dalam beberapa waktu terakhir.

    Salah satu langkah terbarunya adalah memperkuat posisinya di sektor penambangan Bitcoin. Penerbit stablecoin USDT ini mengumumkan rencana untuk menyebarkan hashrate Bitcoin—baik yang sudah ada maupun yang akan datang—ke dalam pool penambangan milik Ocean. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan desentralisasi jaringan Bitcoin secara keseluruhan.

    Tak berhenti di situ, pada kuartal pertama tahun 2025, Tether juga menambah kepemilikannya dengan membeli 8.888 Bitcoin. Berdasarkan data dari platform analitik on-chain Arkham Intelligence, Tether kini memegang sebanyak 95.721 BTC yang nilainya mencapai sekitar USD 8,89 miliar.

    Di luar sektor kripto, Tether turut merambah dunia media. Pada akhir Maret 2025, mereka mengucurkan dana sebesar USD 11,4 juta ke perusahaan media asal Italia, Be Water. Sebelumnya, pada akhir 2024, Tether juga berinvestasi sebesar USD 775 juta di Rumble, platform video asal Kanada yang dikenal sebagai alternatif YouTube.

    Investasi tersebut mulai menunjukkan hasil. Rumble baru-baru ini meluncurkan dompet digital yang mendukung stablecoin USDT, yang merupakan produk andalan dari Tether.

    Langkah-langkah ini menegaskan bahwa Tether tidak hanya berperan sebagai penerbit stablecoin, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam membentuk ekosistem keuangan dan teknologi global yang terdesentralisasi.

    Bukan Sekadar Respons terhadap Dolar Melemah

    Belanja besar-besaran yang dilakukan Tether belakangan ini diyakini didorong oleh keinginan perusahaan untuk melindungi nilai asetnya dari kemungkinan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejumlah pengamat menilai alasan tersebut hanyalah bagian dari strategi yang lebih besar.

    Menurut analis Obchakevich, keputusan Tether tidak bisa dilihat semata sebagai respons spontan terhadap dinamika pasar. “Perusahaan seperti Tether berpikir dalam skala panjang. Penurunan nilai dolar yang bersifat sementara karena kebijakan tarif tidak cukup menjadi alasan untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba,” ujarnya.

    Ia juga menyinggung kesepakatan Tether dengan klub sepak bola Juventus, yang dinilai bukan keputusan yang diambil secara reaktif. “Kesepakatan itu jelas telah direncanakan jauh sebelum kondisi pasar dan penurunan dolar terjadi. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang,” tegas Obchakevich.

    Pernyataan tersebut menegaskan bahwa investasi Tether mencerminkan visi yang lebih luas dalam memperluas pengaruh dan diversifikasi aset, bukan sekadar langkah defensif terhadap kondisi ekonomi sesaat.

  • Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin Tembus USD 1 Juta pada 2035

    Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin Tembus USD 1 Juta pada 2035

    Serratalhadafc.com – Pakar keuangan ternama sekaligus penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali membagikan prediksi terbarunya terkait harga Bitcoin (BTC). Mengutip laporan dari Cointelegraph pada Senin (21/4/2025), Kiyosaki meyakini bahwa nilai Bitcoin akan melesat hingga mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp 16,8 miliar pada tahun 2035.

    Menurut Kiyosaki, pelemahan nilai dolar AS yang terus berlanjut akibat kebijakan moneter inflasioner menjadi pendorong utama di balik prediksinya. “Saya sangat yakin, pada tahun 2035, satu Bitcoin akan bernilai lebih dari USD 1 juta. Emas akan mencapai USD 30.000, dan perak USD 3.000 per koin,” tulisnya dalam unggahan di media sosial X pada 18 April 2025.

    Kiyosaki sudah sejak lama mengadvokasi aset seperti emas, perak, dan kini Bitcoin, sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi dan sarana akumulasi kekayaan jangka panjang di tengah fluktuasi siklus ekonomi global.

    Ia juga menyampaikan kekhawatiran akan kondisi ekonomi AS saat ini. “Pada tahun 2025, utang kartu kredit berada di level tertinggi sepanjang sejarah, utang nasional AS juga memuncak, pengangguran meningkat, dana pensiun seperti 401(k) merugi, bahkan ada yang dicuri. AS bisa saja menuju depresi yang lebih besar,” ungkapnya.

    Peringatan serupa juga datang dari tokoh-tokoh lainnya. Sebelumnya, salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, menyatakan pada Mei 2024 bahwa Bitcoin berpotensi menembus harga USD 1 juta pada tahun 2030 dan masih bisa terus naik. Sementara itu, trader dan analis pasar Michaël van de Poppe menyebut dalam wawancaranya dengan Cointelegraph pada November 2024 bahwa apresiasi harga Bitcoin hingga jutaan dolar mungkin terjadi, meski akan disertai dengan risiko hiperinflasi dan potensi kehancuran sistem ekonomi yang lebih luas.

    US Coin Dan Doge Melemah

    Adapun USD Coin (USDC) melemah 0,12% dalam 24 jam dari kenaikan 0,27% dalam sepekan. USDC hari ini berada di kisaran Rp 16.842,79.

    Sedangkan Coin Meme Dogecoin (DOGE) melemah 1,22% dalam sehari dan 4,81% sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.628,24 per token.

    TRON (TRX) menurun hingga 0,10% persen dalam 24 jam dan 3,97% sepekan. Harga TRX kini diperdagangkan Rp 4.109,53.

    Kemudian Cardano (ADA) merosot 1,04% dalam 24 jam terakhir dan 2,60% sepekan. Dengan begitu, harga ADA berada pada level Rp 10.516,60 per koin.

    Adapun keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level Rp 45.28P, menurun 0.05% selama hari terakhir.

  • Mengenali Tanda Konvergensi Aset Safe Haven Emas dan Bitcoin

    Mengenali Tanda Konvergensi Aset Safe Haven Emas dan Bitcoin

    Serratalhadafc.com – Fenomena langka terjadi di pasar keuangan: harga emas dan Bitcoin (BTC) sama-sama melonjak. Kenaikan ini mencerminkan konvergensi narasi “safe haven” di tengah melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

    Dilansir dari CoinMarketCap pada Selasa (22/4/2025), analisis dari The Kobeissi Letter menyebut harga emas telah mencatat rekor tertinggi sebanyak 55 kali dalam 12 bulan terakhir. Terbaru, emas menembus harga USD 3.384 per ons—level tertinggi sepanjang sejarah.

    Sementara itu, Bitcoin juga menunjukkan performa mengesankan dengan menembus angka USD 87.000. Kenaikan ini menempatkan BTC sejajar dengan emas dalam pandangan investor sebagai aset lindung nilai atau penyimpan nilai (store of value).

    Pergerakan sejajar kedua aset ini dianggap langka dalam sejarah keuangan modern. Biasanya, emas dan Bitcoin tidak mengalami reli secara bersamaan. Namun saat ini, keduanya naik di tengah sentimen pasar yang gelisah karena potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan ketegangan geopolitik.

    Di sektor aset digital, token kripto berbasis emas juga ikut mencuri perhatian. PAX Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT), yang nilainya dipatok pada satu ons emas, mencatat lonjakan volume perdagangan harian hingga melampaui USD 100 juta dalam beberapa pekan terakhir. Aset-aset ini menggabungkan stabilitas logam mulia dengan fleksibilitas teknologi blockchain.

    Menurut Enmanuel Cardozo, analis dari platform tokenisasi aset Brickken, meski Bitcoin menunjukkan tren positif, investor tetap harus waspada.

    “Bitcoin memang tangguh, tapi pengalaman masa lalu dan tekanan pasar saat ini membuat banyak investor menunggu momen masuk yang lebih pasti,” ujar Cardozo.

    Ia juga menyoroti keterlibatan institusi besar seperti Strategy dan Tether yang bisa berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga Bitcoin. Terlebih, pasar saat ini juga sedang menyambut siklus halving Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun.

    Cardozo menambahkan bahwa jika Fed benar-benar menurunkan suku bunga pada Mei atau Juni mendatang, itu bisa memicu arus likuiditas baru ke pasar dan mendorong harga Bitcoin naik lebih cepat.

    Dolar Melemah, Emas Makin Kuat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

    Selain faktor politik, pelemahan dolar AS ikut mendorong penguatan harga emas. Indeks Dolar AS turun ke level terendah dalam tiga tahun, yakni 97,92, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat yang makin sulit diprediksi.

    Dalam pernyataan terbarunya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui adanya potensi stagflasi—situasi ketika pertumbuhan ekonomi melambat sementara inflasi tetap tinggi. Ia menyebut The Fed saat ini berada dalam posisi “tunggu dan lihat”, menunjukkan belum adanya kepastian langkah lanjutan dari bank sentral.

    Ketidakjelasan ini memperbesar daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Di tengah inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global, emas kembali menjadi pilihan investor yang mencari perlindungan dari risiko yang kian meningkat.

  • Ramalan Pasar Kripto Minggu Ini, Wajib Diketahui

    Ramalan Pasar Kripto Minggu Ini, Wajib Diketahui

    Serratalhadafc.com – Industri kripto terus menunjukkan dinamika tinggi, dengan berbagai perkembangan baru yang memengaruhi pergerakan pasar dan arah regulasi global. Hari ini, beberapa isu penting mencuat dan layak dicermati para investor dan pengamat.

    Pertama, Charles Schwab memprediksi peningkatan signifikan dalam volume perdagangan spot Bitcoin dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh tumbuhnya minat institusional dan makin terbukanya akses pasar melalui produk-produk investasi berbasis kripto.

    Sementara itu, Bank for International Settlements (BIS) mengeluarkan peringatan serius terkait risiko yang ditimbulkan oleh kripto dan stablecoin. BIS menilai, aset digital ini bisa mengganggu kestabilan sistem keuangan jika tidak diawasi dengan ketat dan diatur dengan tepat.

    Di sisi lain, ekonom makro Lyn Alden menyampaikan pandangannya mengenai masa depan Bitcoin. Ia memproyeksikan bahwa BTC akan tetap menjadi aset penting dalam portofolio investor global, terutama sebagai pelindung nilai dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter.

    Seluruh perkembangan ini menunjukkan bahwa kripto bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari lanskap keuangan global yang semakin kompleks dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pemangku kepentingan.

    Charles Schwab Pertimbangkan Dagang Bitcoin

    Charles Schwab, salah satu perusahaan besar di sektor keuangan tradisional, mulai serius menjajaki pasar aset kripto. CEO Rick Wurster mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan perdagangan spot Bitcoin bagi para klien pada April 2026.

    Wurster menyebutkan bahwa minat terhadap kripto terus tumbuh, terlihat dari tingginya trafik pada situs kripto milik Schwab. Menariknya, sekitar 70% pengunjungnya bukan klien lama, melainkan calon pengguna baru—ini membuka peluang ekspansi layanan digital perusahaan ke depan.

    Ia juga menyoroti bahwa dengan situasi regulasi yang mulai berubah, Schwab optimistis bisa meluncurkan layanan spot Bitcoin dalam 12 bulan ke depan. Menurutnya, kripto kini makin diterima oleh lembaga-lembaga keuangan besar, baik dalam bentuk produk investasi maupun pemanfaatan teknologi blockchain untuk efisiensi sistem.

    Jika Schwab resmi masuk ke pasar kripto, langkah ini dapat mendorong percepatan adopsi dan memperkuat integrasi antara dunia kripto dan sistem keuangan arus utama.

    Kripto dapat Mengganggu Stabilitas keuangan

    Bank for International Settlements (BIS), yang dikenal sebagai bank sentralnya bank sentral, baru saja menerbitkan laporan penting pada 15 April 2025 terkait risiko yang ditimbulkan oleh kripto dan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi).

    Dalam laporan tersebut, BIS mengingatkan bahwa pertumbuhan cepat industri kripto berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan tradisional dan memperdalam ketimpangan ekonomi global. Kapitalisasi pasar dan jumlah investor di sektor ini telah mencapai skala yang cukup besar untuk memberi dampak signifikan terhadap pasar keuangan secara keseluruhan.

    Salah satu perhatian utama BIS adalah peran stablecoin dalam ekosistem kripto. Stablecoin dianggap sebagai kunci dalam memfasilitasi transfer nilai di dunia kripto, namun juga menimbulkan potensi risiko jika tidak didukung oleh regulasi yang kuat. BIS mendesak regulator untuk menetapkan aturan terkait stabilitas harga dan cadangan aset stablecoin, guna menjamin kemampuannya ditebus terhadap dolar AS, terutama saat pasar mengalami tekanan.

    Seiring ekspansi pesat aset digital, BIS menekankan pentingnya pengawasan dan regulasi yang lebih ketat untuk mencegah dampak sistemik terhadap keuangan global.

  • Investor Kripto di Indonesia Diramalkan Terus Meningkat

    Investor Kripto di Indonesia Diramalkan Terus Meningkat

    Serratalhadafc.com – Industri kripto di Indonesia terus berkembang pesat. Menurut data Statista, jumlah investor aset kripto di Indonesia diperkirakan mencapai 28,65 juta orang pada tahun 2025.

    Angka ini menunjukkan meningkatnya minat dan kesadaran masyarakat terhadap investasi berbasis teknologi blockchain, yang semakin diminati di era digital.

    Perkembangan ini juga didorong oleh kemudahan akses melalui berbagai platform, seperti aplikasi PINTU, yang memfasilitasi pembelian dan penjualan aset kripto dengan lebih praktis.

    Dengan jangkauan pasar yang terus meluas dan edukasi yang semakin masif, kripto diproyeksikan menjadi salah satu instrumen investasi yang menjanjikan di masa mendatang.

    Pengguna Aplikasi

    Co-CEO PINTU, Andrew Adjiputro, menyampaikan bahwa aplikasi PINTU telah diunduh lebih dari 9 juta kali hingga Februari 2025, naik hampir 30% secara tahunan (YoY).

    Selain itu, total deposit ke platform melonjak hampir 400% YoY, sementara jumlah pengguna aktif meningkat hingga 100%. 

    “Pencapaian ini menandakan kepercayaan publik yang tinggi terhadap PINTU sebagai aplikasi all-in-one untuk investasi kripto. Dengan berbagai fitur unggulan seperti Pintu Earn, Auto DCA, hingga platform edukasi Pintu Academy, PINTU berhasil menjangkau segmen investor pemula hingga trader profesional,” terang dia dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).

    Kampanye Edukasi Jadi Kunci

    Sebagai upaya memperluas literasi keuangan digital, PINTU menggelar kampanye edukatif bertajuk Fifthzzaversary. Rangkaian acara ini dikemas secara kreatif, mulai dari bagi-bagi pizza, photobooth gratis, hingga permainan claw machine, untuk memperkenalkan dunia kripto dengan cara yang lebih santai dan menyenangkan.

    Melalui kampanye #PintuAnniver5ary, pengguna juga berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik seperti MacBook Pro M4, iPad Pro M1, Apple Watch Series 10, serta bonus aset kripto senilai jutaan rupiah.

    Program ini terbuka bagi semua pengguna yang telah menyelesaikan proses verifikasi KYC dan menghubungkan rekening bank. Dengan fokus pada edukasi dan inovasi, PINTU terus berupaya memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kripto Indonesia.

  • Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Dampak Perang AS-China Terhadap Kripto

    Serratalhadafc.com – Gejolak ekonomi global akibat perang dagang antara AS dan Tiongkok memberi tekanan besar pada berbagai jenis aset, termasuk kripto.

    Namun berbeda dari sebelumnya, Bitcoin kini menunjukkan karakter yang lebih matang. Tak lagi sekadar jadi aset spekulatif, Bitcoin mulai dilihat sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven digital.

    Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, arah pergerakan Bitcoin ke depan akan sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan tren positif dari institusi keuangan besar.

    “Bitcoin kini mulai berperan seperti emas digital, aset yang mampu menjaga nilainya di tengah meningkatnya risiko global,” kata Fyqieh kepada Serratalhadafc.com, Kamis (17/4/2025).

    Peluang bitcoin Saat Ini

    “Pasar saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi dan mencari arah baru. Bitcoin (BTC) berpotensi kembali menyentuh rekor harga tertinggi di atas USD 100.000, namun hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor makro seperti kebijakan suku bunga dan kejelasan regulasi aset kripto,” jelas Fyqieh.

    Ia menambahkan, peluang Bitcoin untuk menembus level tertinggi masih terbuka lebar. Meski begitu, investor perlu lebih cermat membaca kondisi global agar bisa menangkap momentum secara optimal.

    Ketidakpastian Harga Bitcoin di Tengah Perang Dagang

    Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) kembali menguat ke kisaran USD 85.000 pada awal pekan ini di tengah tarik ulur keputusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Pemerintahan Trump pada Jumat, 12 April 2025 mengumumkan barang elektronik seperti smartphone dan laptop sementara tidak dikenakan tarif impor 145% untuk produk asal China.

    Ini memberi angin segar bagi perusahaan teknologi AS seperti Apple, yang sebagian besar produksinya berbasis di China, termasuk juga mendorong pergerakan aset kripto.

    Namun, keesokan harinya Trump menyatakan tarif tetap akan diberlakukan, meskipun kemungkinan lebih rendah dan bersifat “spesial.” Pengecualian ini bersifat sementara, karena pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tarif baru yang lebih spesifik, terutama untuk industri semikonduktor.

    Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menuturkan, pemulihan ini bukan hanya respons terhadap kebijakan tarif, tapi juga cermin dari daya tahan pasar kripto yang mulai terbentuk di tengah ketidakpastian global.

  • Apakah Sekarang Saat Yang Tepat membeli Dogecoin?

    Serratalhadafc.com – Dogecoin (DOGE) masih menempati posisi sebagai salah satu koin meme paling populer, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 24 miliar atau setara Rp 403 triliun. Meski begitu, nilai tersebut tercapai setelah DOGE mengalami penurunan tajam sebesar 50 persen sepanjang tahun ini.

    Lalu, apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli Dogecoin?

    Analis dari The Motley Fool, Ryan Vanzo, menyebut satu indikator penting dalam menilai potensi Dogecoin sebagai aset investasi jangka panjang, khususnya bagi investor agresif: volume transaksi jaringan. Meski harga Dogecoin sering berfluktuasi drastis tanpa alasan yang jelas, volatilitasnya sangat berkorelasi dengan kripto besar lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum, serta pasar saham secara umum.

    Vanzo menekankan bahwa volume transaksi menjadi ukuran kunci untuk melihat apakah Dogecoin sedang berkembang menjadi lebih dari sekadar koin meme. DOGE mulai mendapatkan lebih banyak utilitas sebagai alat transaksi peer-to-peer dan sebagai bagian dari ekosistem aplikasi terdesentralisasi (dApps).

    Namun, jumlah transaksi Dogecoin per April 2025 mencatat penurunan tajam, mencapai level terendah dalam beberapa bulan. Volume perdagangannya yang sempat mencapai USD 40 miliar pada 11 November 2024, kini hanya sekitar USD 1 miliar per hari.

    Vanzo menyebut, kekuatan utama Dogecoin terletak pada komunitasnya. Tapi, pasca penurunan harga tajam, keterlibatan komunitas ikut menurun drastis.

    Kesimpulannya, Dogecoin mungkin masih punya potensi sebagai aset spekulatif bagi investor yang mengincar pertumbuhan tinggi dan punya dana cadangan. Namun, fungsionalitas dan penggunaannya yang menurun menjadi catatan penting dalam menilai kelayakan investasi jangka panjang.

    Investasi Dogecoin Ibarat Membeli Lotre

    Meski pernah mencetak lonjakan besar, volume transaksi Dogecoin kini telah anjlok lebih dari 97% dari titik tertingginya. Nilai mata uang kripto ini sebagian besar masih bertumpu pada statusnya sebagai koin meme, sehingga arah harganya dalam jangka panjang sulit diprediksi.

    “Berinvestasi di Dogecoin sekarang ibarat membeli tiket lotre. Cocok untuk dana lebih, tapi jangan berharap terlalu tinggi,” ujar Vanzo.

    Ia juga menambahkan bahwa tim analis Motley Fool Stock Advisor baru saja merilis daftar 10 saham terbaik untuk dibeli saat ini, dan Dogecoin tidak termasuk di dalamnya.

    Mengenal Pergerakan Doge Circle

    Siklus pergerakan harga Dogecoin yang dikenal sebagai “Doge Circle” kembali menarik perhatian para pelaku pasar. Pola saat ini disebut-sebut menyerupai fase pemulihan di level support yang terjadi pada 2015 dan 2020. Banyak analis teknikal melihat kesamaan ini sebagai sinyal positif yang bisa membuka peluang kenaikan harga.

    Sebagian prediksi menyebut Dogecoin berpotensi naik ke kisaran USD 8 hingga USD 10 dalam jangka menengah hingga panjang, apabila berhasil keluar dari zona jenuh jual. Meskipun tergolong optimistis, pola historis Dogecoin menunjukkan bahwa skenario semacam ini tidak bisa diabaikan, khususnya oleh investor jangka panjang.

    Prediksi Kenaikan Harga Dogecoin Picu Optimisme Pasar

    Analisis teknikal terbaru memunculkan potensi lonjakan signifikan harga Dogecoin. Berbagai pola grafik dan indikator teknikal menunjukkan proyeksi bullish, termasuk breakout pada indikator MACD dan keluarnya harga dari formasi segitiga. Struktur teknikal “cup and handle” juga menjadi perhatian para analis sebagai sinyal tren naik.

    Breakout indikator MACD dari pola segitiga dalam grafik harga Dogecoin menjadi sorotan. Pola ini sebelumnya pernah mendahului lonjakan harga besar. Analis teknikal Trader Tardigrade menyebut pergerakan ini mengindikasikan tren naik yang kuat dan dapat memicu minat beli dari pasar.

    Arah MACD diyakini memberikan gambaran arah pergerakan Dogecoin selanjutnya. Lonjakan serupa di masa lalu pasca-breakout menumbuhkan harapan akan pengulangan siklus. Namun, para analis mengingatkan pentingnya tidak hanya mengandalkan satu indikator saat mengambil keputusan investasi.