Category: CRYPTO

  • Crypto jadi Solusi di Tengah lesunya Saham

    Crypto jadi Solusi di Tengah lesunya Saham

    Serratalhadafc.com – Pasar saham Indonesia, yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengalami penurunan tajam dalam beberapa waktu terakhir. Pada 18 Maret 2025, IHSG sempat anjlok lebih dari 5% ke level 6.076,08, menyebabkan perdagangan terhenti sementara.

    Namun, indeks saham kembali bangkit ke zona hijau setelah nilai tukar rupiah menguat. Situasi ini mendorong investor untuk mencari alternatif investasi lain, salah satunya aset kripto.

    Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyoroti perbedaan dinamika antara pasar saham dan aset safe haven seperti emas dan Bitcoin.

    “Bitcoin turun 5-10% dalam sehari adalah hal biasa, tetapi IHSG, yang mencerminkan saham-saham terbaik di Indonesia, jika turun 5% saja dampaknya sangat besar,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (21/3/2025).

    Ia juga menekankan bahwa IHSG merupakan indikator utama perekonomian nasional. Pergerakannya mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia sekaligus menjadi barometer stabilitas ekonomi negara.

    Hal serupa juga berlaku untuk pasar kripto, yang semakin berkembang sebagai alternatif investasi dan memiliki keterkaitan dengan dinamika ekonomi global serta perkembangan teknologi keuangan di Indonesia.

    “Kami berharap perekonomian Indonesia terus berkembang secara berkelanjutan, didukung oleh kebijakan yang kondusif, inovasi di sektor keuangan, serta peningkatan literasi investasi di kalangan masyarakat,” tambahnya.

    Alternatifnya Adalah Crypto

    Di tengah ketidakstabilan pasar saham, diversifikasi investasi menjadi strategi yang bijak untuk menjaga kestabilan portofolio. Salah satu opsi yang semakin diminati adalah pasar kripto.

    Salah satu keunggulan aset kripto adalah keberadaan stablecoin, yaitu aset digital yang nilainya dipatok pada Dolar AS atau emas. Stablecoin menawarkan alternatif lebih stabil bagi investor pemula yang ingin masuk ke pasar kripto tanpa menghadapi volatilitas ekstrem.

    “Selain stablecoin, aset kripto dengan fundamental kuat seperti Bitcoin juga menjadi pilihan bagi investor yang ingin memulai dengan aset lebih stabil sebelum mengeksplorasi aset dengan volatilitas lebih tinggi,” jelasnya.

    Menurut Iqbal, tren ini terlihat dari semakin banyaknya investor baru di pasar kripto Indonesia. Mereka biasanya memulai dengan aset yang lebih aman sebelum memperluas portofolio ke instrumen yang lebih berisiko.

    Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

  • Dampak Yang Terjadi Ketika IHSG Hancur

    Dampak Yang Terjadi Ketika IHSG Hancur

    Serratalhadafc.com – Kepala Strategi Makro Asia Pasifik Bank of New York (BNY), Aninda Mitra, menilai bahwa pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada Selasa (18/3) tidak akan berdampak signifikan pada pasar valuta asing (valas) dan obligasi. Hal ini disebabkan oleh pasokan dolar AS yang melimpah serta rendahnya kepemilikan asing atas surat utang pemerintah.

    “Saya tidak menutup kemungkinan adanya tekanan moderat, tetapi belum tentu akan menyebar lebih luas ke pasar valuta asing dan obligasi,” ujar Aninda, dikutip dari Antara, Rabu (19/3/2025).

    Menurutnya, dibandingkan sebelumnya, Indonesia kini lebih tahan terhadap pembalikan modal asing secara cepat. Pertumbuhan ekonomi yang melambat, ditambah dengan peraturan yang lebih ketat terkait devisa hasil ekspor, memastikan likuiditas dolar di dalam negeri tetap cukup sehingga rupiah lebih stabil.

    Kepemilikan asing atas obligasi rupiah juga tetap rendah, hanya sekitar 15 persen dari total keseluruhan. “Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan puncak sebelum pandemi yang hampir mencapai 40 persen. Sebagian besar kepemilikan ini juga kemungkinan telah dilindungi nilai terhadap risiko valuta asing,” jelasnya.

    Pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/3), IHSG melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke level 6.076,08, sementara indeks LQ45 turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

    Akibat pelemahan tajam ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 melalui sistem Jakarta Automated Trading System (JATS). Trading halt diterapkan setelah IHSG turun lebih dari 5 persen dalam satu sesi perdagangan.

    Dampak Hancurnya IHSG

    Pasar saham Indonesia mengalami guncangan hebat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,84% ke level 6.223 dan sempat terkena trading halt setelah menyentuh level kritis 6.011 (-7,11%). Kejatuhan ini terjadi di tengah penguatan bursa regional, menandakan bahwa faktor domestik menjadi pemicu utama kepanikan di pasar.

    Menurut pengamat pasar modal, Hendra Wardhana, tekanan besar ini lebih dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan dan sentimen negatif dibandingkan kondisi fundamental ekonomi yang sebenarnya.

    “Pasar saat ini sangat rentan terhadap sentimen negatif, terutama isu-isu seperti RUU TNI yang kontroversial, rumor pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, serta aksi jual besar-besaran pada saham-saham konglomerasi seperti BREN (-11,8%), TPIA (-18,4%), dan DCII (-20%),” ungkap Hendra, Founder Stocknow.id, kepada Liputan6.com, Rabu (19/3/2025).

    Aksi jual investor asing juga sangat masif, dengan net sell mencapai Rp 2,5 triliun dalam sehari, terutama pada saham BBCA, BMRI, dan BBRI. Sementara itu, beberapa saham seperti GOTO dan WIFI masih mencatatkan net buy.

    Dari sisi eksternal, ketidakpastian kebijakan The Fed dan pelemahan rupiah ke Rp 16.425 per USD semakin memperburuk tekanan di pasar domestik.