Tag: gaya hidup

  • Steak ‘n Shake Mulai Terima Pembayaran Bitcoin Mulai 16 Mei 2025

    Steak ‘n Shake Mulai Terima Pembayaran Bitcoin Mulai 16 Mei 2025

    Serratalhadafc.com – Raksasa makanan cepat saji asal Amerika Serikat, Steak ‘n Shake, mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima pembayaran menggunakan Bitcoin di seluruh gerainya mulai 16 Mei 2025.

    Informasi ini diumumkan melalui akun resmi perusahaan di platform X (sebelumnya Twitter) pada 9 Mei. Dalam pernyataannya, Steak ‘n Shake menyebut bahwa layanan pembayaran kripto ini akan tersedia bagi lebih dari 100 juta pelanggan, serta menegaskan bahwa “gerakan ini baru saja dimulai.”

    Menariknya, pengumuman ini ditutup dengan gaya jenaka menggunakan nama alias “Steaktoshi”, merujuk pada nama pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto.

    Langkah ini menandai babak baru dalam adopsi aset digital di sektor ritel makanan cepat saji, seiring semakin banyaknya perusahaan yang mulai membuka diri terhadap pembayaran berbasis kripto.

    Steak ‘n Shake Resmi Terima Bitcoin

    Jaringan restoran cepat saji Steak ‘n Shake semakin memantapkan langkahnya di dunia kripto. Setelah menggoda publik sejak Maret lalu dengan unggahan di media sosial bertanya, “Haruskah Steak ‘n Shake menerima Bitcoin?”, kini mereka resmi mengumumkan penerimaan pembayaran dengan Bitcoin mulai 16 Mei 2025.

    Pertanyaan tersebut memicu reaksi besar dari komunitas kripto, termasuk tokoh terkenal seperti Jack Dorsey, yang dengan tegas menjawab, “Ya.” Respons positif ini mendorong antusiasme luas, mendorong perusahaan meluncurkan kampanye pemasaran bertema Bitcoin, termasuk promosi bernuansa Tesla dan berbagai visual bertema kripto di akun media sosial mereka.

    Langkah Steak ‘n Shake ini menjadi tonggak penting dalam adopsi kripto secara luas, terutama karena hanya sedikit jaringan restoran besar yang berani menerapkan pembayaran Bitcoin secara penuh, bukan sekadar uji coba terbatas.

    Dengan keputusan ini, Steak ‘n Shake ikut mendorong transisi sistem pembayaran menuju masa depan yang lebih digital dan terdesentralisasi.

    Steak ‘n Shake Ikuti Jejak Restoran Besar

    Dengan langkah terbarunya, Steak ‘n Shake akan bergabung dengan daftar restoran cepat saji global yang semakin terbuka terhadap penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran. Pengumuman ini menandai komitmen perusahaan untuk menghadirkan inovasi dalam sistem transaksi, dimulai pada 16 Mei 2025.

    Langkah Steak ‘n Shake bukanlah yang pertama dalam industri ini. Sejak 2022, jaringan restoran Chipotle telah menerima hampir 100 jenis kripto, termasuk Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Solana (SOL), melalui platform pembayaran Flexa.

    Beberapa pelopor lainnya mencakup:

    • Subway, yang sudah menguji pembayaran Bitcoin sejak 2013 di sejumlah gerai.
    • KFC Kanada, yang pada 2018 sempat meluncurkan promosi “Bitcoin Bucket”, memungkinkan pelanggan membeli ayam dengan BTC.
    • McDonald’s di Lugano, Swiss, menerima Bitcoin sebagai bagian dari program adopsi kripto lokal.
    • Burger King, yang mendukung pembayaran kripto di Jerman, Belanda, dan Venezuela, baik melalui kartu hadiah maupun transaksi langsung.

    Bahkan mantan Presiden AS Donald Trump sempat mencuri perhatian publik saat membeli burger dengan Bitcoin di sebuah bar di New York City pada September 2024.

    Tren ini menunjukkan bahwa kripto kian diterima di dunia nyata, tak hanya sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai alat tukar dalam aktivitas sehari-hari. Steak ‘n Shake kini turut mendorong transisi ini ke arus utama.

  • Mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara

    Mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara

    Serratalhadafc.com – Pendiri sekaligus mantan CEO Celsius Network, Alex Mashinsky, resmi dijatuhi hukuman 12 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas tuduhan penipuan sekuritas dan komoditas pada Desember tahun lalu. Putusan dijatuhkan oleh Hakim Distrik AS, John Koeltl, di pengadilan Manhattan pada Kamis lalu.

    Dikutip dari Yahoo Finance (Jumat, 9 Mei 2025), hukuman ini menjadi salah satu yang terberat dalam kasus kriminal terkait runtuhnya pasar kripto pada 2022. Sebagai perbandingan, Sam Bankman-Fried—mantan CEO FTX—menerima hukuman 25 tahun penjara atas kasus penipuan serupa, meskipun saat ini tengah mengajukan banding.

    Dalam dakwaan, jaksa federal menuduh Mashinsky telah menyesatkan nasabah mengenai tingkat keamanan investasi di platform Celsius. Ia juga dituduh secara artifisial menaikkan harga token CEL, token kripto milik perusahaan, guna memperkaya diri sendiri.

    Mashinsky, yang kini berusia 59 tahun, disebut memperoleh keuntungan pribadi sebesar lebih dari USD 48 juta atau sekitar Rp794 miliar (asumsi kurs Rp16.551 per USD). Jaksa awalnya menuntut hukuman minimal 20 tahun penjara, menilai bahwa kerugian besar yang dialami ribuan korban pantas mendapat ganjaran yang setimpal.

    “Tokenisasi dan penggunaan aset digital adalah inovasi yang kuat, namun bukanlah pembenaran untuk melakukan penipuan,” tegas Jaksa AS, Jay Clayton, dalam pernyataan resminya

    Mashinsky Ajukan Permohonan Hukuman Ringan

    Sebelum putusan dijatuhkan, Alex Mashinsky sempat memohon agar dijatuhi hukuman ringan—hanya satu tahun dan satu hari penjara. Ia menyampaikan penyesalan mendalam serta keinginannya untuk memperbaiki keadaan bagi keluarganya dan para mantan nasabah Celsius Network.

    Namun, pengadilan menolak permohonan tersebut dan tetap menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara, ditambah tiga tahun pembebasan bersyarat. Mashinsky juga dikenai penyitaan aset senilai USD 48,4 juta. Hingga kini, tim pengacaranya belum memberikan pernyataan resmi atas vonis tersebut.

    Keruntuhan Celsius Network

    Celsius Network, yang didirikan oleh Mashinsky pada 2017 dan berbasis di Hoboken, New Jersey, pernah dikenal sebagai salah satu platform pinjaman kripto terbesar. Perusahaan ini menarik banyak pengguna dengan tawaran bunga tinggi—bahkan hingga 17%—untuk aset digital yang disimpan di platform mereka.

    Model bisnis Celsius didasarkan pada meminjamkan aset dari nasabah ritel ke investor institusional, dengan harapan memperoleh keuntungan dari selisih suku bunga. Namun, strategi tersebut akhirnya runtuh ketika pasar kripto anjlok pada 2022, menyebabkan Celsius kehilangan likuiditas dan mengajukan kebangkrutan.

    Kejatuhan Celsius dan Dampaknya

    Ketika pasar kripto mulai merosot tajam pada pertengahan 2022, ribuan nasabah Celsius Network secara serentak menarik dananya. Akibatnya, perusahaan mengalami krisis likuiditas parah dan mencatatkan defisit sebesar USD 1,19 miliar. Situasi ini memaksa Celsius mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat pada Juli 2022.

    Alex Mashinsky, pendiri Celsius, memiliki latar belakang internasional. Ia lahir di Ukraina, sempat tinggal di Israel, dan kemudian menetap di New York setelah pertama kali mengunjungi kota tersebut pada tahun 1988.

    Masih Hadapi Gugatan Perdata

    Selain hukuman pidana 12 tahun penjara, Mashinsky juga masih harus menghadapi serangkaian gugatan perdata dari beberapa lembaga regulator utama, termasuk:

    • Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC)
    • Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC)
    • Komisi Perdagangan Federal (FTC)
    • Kantor Jaksa Agung Negara Bagian New York, Letitia James

    Gugatan-gugatan tersebut mencerminkan kompleksitas dan besarnya dampak dari kasus Celsius terhadap ekosistem kripto dan kepercayaan investor.

  • Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Serratalhadafc.comChangpeng Zhao, Co-Founder Binance, memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga mencapai antara USD 500.000 hingga USD 1 juta (sekitar Rp8,2 miliar hingga Rp16,4 miliar) dalam siklus pasar saat ini. Optimisme ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk adopsi institusional yang meningkat, akumulasi aset oleh negara-negara, dan kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Amerika Serikat.

    “Ada ETF, dan Bitcoin kini semakin dilembagakan. Ini jelas menjadi faktor positif bagi harga. Nilai aset kita naik—mungkin tidak semua altcoin, tapi Bitcoin pasti naik,” ujar Zhao dalam wawancara bersama Rug Radio, seperti dikutip dari Cointelegraph, Rabu (7/5/2025).

    Zhao menjelaskan bahwa kehadiran Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin telah membuka jalan masuknya dana institusional tradisional ke pasar kripto. Menurutnya, sebagian besar uang di Amerika Serikat berasal dari institusi, dan itu kini mulai mengalir ke Bitcoin berkat adanya ETF.

    Lebih lanjut, Zhao juga menyoroti tren pembelian Bitcoin oleh negara-negara sebagai faktor pendukung kenaikan harga BTC. Ia menilai hal tersebut sebagai bentuk validasi penting terhadap aset digital ini.

    Salah satu contohnya adalah El Salvador, negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Pada April 2025, El Salvador kembali menambah cadangannya dengan membeli 7 BTC senilai lebih dari USD 650.000. Saat ini, menurut data Kantor Bitcoin El Salvador, total kepemilikan negara itu mencapai sekitar 6.170 BTC senilai hampir USD 580 juta (sekitar Rp9,5 triliun).

    Selain El Salvador, Kerajaan Bhutan juga dilaporkan terus mengakumulasi Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan negara.

    Zhao juga menyinggung perubahan kebijakan di Amerika Serikat di bawah pemerintahan baru Presiden Donald Trump yang lebih ramah terhadap aset digital. Ia menyebut, langkah sejumlah negara dalam membeli Bitcoin menunjukkan pemahaman strategis akan potensi aset ini.

    “Mereka cukup cerdas untuk menyadari bahwa membeli Bitcoin adalah langkah yang bagus. Sekarang, negara-negara lain perlu menyusul,” pungkasnya.

    Standard Chartered Prediksi Bitcoin Tembus USD 200.000 pada Akhir 2025

    Bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered, memproyeksikan harga Bitcoin (BTC) akan melonjak hingga USD 200.000 (sekitar Rp3,3 miliar) pada akhir tahun 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Geoffrey Kendrick, Kepala Penelitian Aset Digital Standard Chartered, dalam laporan riset yang dibagikan kepada para klien bank.

    “Kami memperkirakan tren kenaikan akan terus berlanjut sepanjang musim panas, hingga BTC-USD mendekati target akhir tahun kami sebesar 200.000,” ujar Kendrick, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Kendrick, arus dana yang mengalir ke Bitcoin sebagian besar didorong oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini membuat investor mulai mencari alternatif non-AS, termasuk aset digital seperti Bitcoin.

    Laporan juga mencatat bahwa premi obligasi Treasury AS saat ini berada di level tertinggi dalam 12 tahun, yang menandakan meningkatnya persepsi risiko terhadap investasi berbasis dolar AS. Hal ini menjadi salah satu alasan investor beralih ke Bitcoin.

    Kendrick menyoroti sejumlah faktor lain yang mendorong kenaikan harga Bitcoin, di antaranya:

    • Akumulasi oleh investor besar (whales), yaitu individu atau entitas yang memegang lebih dari 1.000 BTC.
    • Meningkatnya daya tarik ETF Bitcoin, sementara ETF emas mulai kehilangan pamor.

    Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin akan menyentuh USD 120.000 pada kuartal kedua 2025, sebelum akhirnya mencapai USD 200.000 di akhir tahun.

    Sementara itu, Alex Obchakevich, pendiri Obchakevich Research, mengungkapkan bahwa sekitar 70% pertumbuhan nilai Bitcoin berasal dari modal institusional baru, sementara sisanya adalah hasil dari redistribusi aset kripto yang sudah ada.

    “ETF, khususnya ETF Bitcoin, menjadi pendorong utama tren bullish saat ini, meskipun disertai koreksi harga dalam jangka pendek,” jelas Obchakevich.

    Studi: Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta pada Awal 2027

    Sebuah studi terbaru memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga USD 1 juta atau sekitar Rp16,8 miliar (asumsi kurs Rp16.863/USD) pada awal tahun 2027. Prediksi ini didasarkan pada tren meningkatnya penarikan harian dari pasokan Bitcoin yang likuid, yang kini melebihi 1.000 BTC per hari.

    Dilansir dari Yahoo Finance, riset tersebut mengandalkan model ekonomi fundamental yang mengkaji dampak akumulasi institusional dan terbatasnya pasokan terhadap pergerakan harga Bitcoin.

    Studi berjudul “A Supply and Demand Framework for Forecasting Bitcoin Prices” ini dipublikasikan dalam Journal of Risk and Financial Management. Peneliti menggunakan pendekatan ekuilibrium antara pasokan dan permintaan, dengan menyesuaikan karakteristik unik Bitcoin yang memiliki sistem penerbitan tetap, yakni jumlah total Bitcoin yang dibatasi hingga 21 juta unit.

    Tidak seperti komoditas konvensional, Bitcoin tidak dapat diproduksi lebih banyak saat permintaan meningkat. Inilah yang membuatnya sangat rentan terhadap guncangan pasokan, khususnya ketika akumulasi terjadi dalam jumlah besar dan konsisten.

    “Model ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta pada awal 2027 jika penarikan harian dari pasokan likuid tetap berada di atas 1.000 BTC,” tulis laporan tersebut.

    Prediksi ini memperkuat pandangan sejumlah analis yang menyebut bahwa adopsi institusional dan kelangkaan suplai menjadi penggerak utama kenaikan harga BTC di masa depan.

  • Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Serratalhadafc.com – Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, angkat bicara terkait fenomena proyek kripto Worldcoin yang tengah menjadi sorotan publik. Proyek ini dikenal luas karena melibatkan teknologi pemindaian iris mata sebagai bagian dari sistem identitas digital yang disebut WorldID.

    Melalui mekanisme tersebut, masyarakat dapat memindai iris mata mereka untuk mendapatkan identitas digital, yang selanjutnya dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Fenomena ini pun memunculkan diskusi luas di tengah masyarakat, terutama terkait isu privasi dan nilai tukar data biometrik.

    Namun di balik kontroversinya, Subani melihat sisi positif dari tren ini. Menurutnya, minat masyarakat terhadap Worldcoin mencerminkan tumbuhnya pemahaman dan apresiasi terhadap aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa perkembangan seperti ini menandakan pergeseran paradigma, di mana aset digital semakin diterima sebagai bagian dari ekosistem ekonomi masa depan.

    Perlu Memahami Risiko di Baliknya

    Namun, Subani mengingatkan pemindahan data iris mata tersebut pada dasarnya merupakan bentuk pemberian data pribadi kepada pihak lain, sehingga masyarakat harus benar-benar memahami risiko di baliknya.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia dalam menyikapi teknologi baru seperti Worldcoin. Subani mengapresiasi langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah memiliki kerangka aturan terkait Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Dirut CFX: Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Kripto

    Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, memberikan pandangannya terhadap fenomena Worldcoin, proyek kripto yang menarik perhatian karena penggunaan data biometrik, khususnya pemindaian iris mata, sebagai identitas digital.

    Proyek Worldcoin memungkinkan masyarakat untuk memindai iris mata mereka guna mendapatkan WorldID—identitas digital yang kemudian dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Menurut Subani, tren ini menandai meningkatnya kesadaran publik terhadap nilai aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Meski begitu, Subani mengingatkan bahwa di balik inovasi tersebut, terdapat isu penting terkait perlindungan data pribadi. Ia menekankan bahwa tindakan memindai iris mata sejatinya adalah bentuk pemberian data sensitif kepada pihak lain.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dalam menghadapi teknologi semacam ini. Subani mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah menetapkan kerangka hukum melalui sistem Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Menurutnya, kepatuhan terhadap aturan yang berlaku sangat penting untuk memastikan perlindungan konsumen dan menjaga kepercayaan publik dalam ekosistem digital yang berkembang pesat.

    Bappebti: Worldcoin Terdaftar Resmi, Tapi Status Legal Kripto Bisa Berubah

    Menanggapi sorotan publik terhadap proyek kripto Worldcoin, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, menyatakan bahwa aset kripto tersebut telah melalui proses evaluasi yang ketat sebelum resmi masuk dalam daftar legal di Indonesia.

    “Worldcoin (WLD) sudah terdaftar dalam peraturan Bappebti karena telah lulus penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP), sesuai kriteria yang ditetapkan. Selain itu, aset ini juga sudah terdaftar dan aktif diperdagangkan di berbagai crypto exchange global, serta tercatat di CoinMarketCap,” jelas Tirta, dikutip dari Serratalhadafc.com, Selasa (6/5/2025).

    Meski demikian, Tirta mengingatkan bahwa status legal suatu aset kripto tidak bersifat permanen. Legalitasnya dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada hasil evaluasi berkala terhadap aktivitas perdagangan dan kepatuhan aset tersebut terhadap regulasi yang berlaku.

    Dengan pernyataan ini, Bappebti menegaskan pentingnya pengawasan yang dinamis dalam ekosistem kripto untuk memastikan keamanan investor serta stabilitas pasar.

  • Worldcoin Sam Altman Disorot, Ini Harga dan Cara Kerjanya

    Worldcoin Sam Altman Disorot, Ini Harga dan Cara Kerjanya

    Serratalhadafc.com – Proyek kripto besutan CEO OpenAI, Sam Altman, yakni Worldcoin, tengah menjadi sorotan tajam di berbagai negara, termasuk Indonesia. Belakangan, ramai diperbincangkan di media sosial tentang antrean panjang masyarakat yang rela memindai bola mata demi mendapatkan aset kripto Worldcoin.

    Lantas, berapa harga Worldcoin saat ini? Mengacu pada data dari Coinmarketcap per Selasa (6/5/2025), harga Worldcoin (WLD) tercatat sekitar USD 0,8691 atau setara dengan Rp14.279 (dengan asumsi kurs Rp16.430 per dolar AS). Namun, nilai ini sedang mengalami tekanan. Dalam 24 jam terakhir, WLD melemah 5,03 persen, dan turun hingga 22,38 persen dalam sepekan terakhir. Kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp19,11 triliun, dengan total suplai mencapai 10 miliar koin.

    Worldcoin hadir dengan konsep unik melalui fitur World ID, yang dijuluki perusahaan sebagai “paspor digital”. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pemegang koin adalah manusia nyata—bukan bot AI—dengan menjaga identitas pengguna tetap privat.

    Sistem Worldcoin berpusat pada verifikasi identitas digital global yang disebut World ID. Teknologi ini memungkinkan seseorang membuktikan eksistensi mereka secara online (Proof of Personhood) sambil tetap menjaga privasi pribadi.

    Untuk bergabung dalam ekosistem ini, pengguna perlu mengunduh Aplikasi World, dompet digital resmi pertama yang mendukung pembuatan World ID. Selanjutnya, pengguna harus mengunjungi perangkat khusus bernama Orb, alat pemindai fisik yang digunakan untuk memverifikasi identitas melalui pemindaian mata.

    Orb ini menggunakan sensor multispektral untuk memastikan keunikan dan kemanusiaan pengguna. Menariknya, secara default, semua data gambar dihapus langsung dari perangkat kecuali pengguna memberikan izin eksplisit untuk penyimpanan.

    Sebagai insentif, pengguna yang telah diverifikasi dengan Orb berhak mengklaim token WLD gratis secara berkala, menjadikan Worldcoin salah satu proyek dengan distribusi aset digital paling luas di dunia saat ini.

    Scan Biometrik

    Sedangkan jika melakukan pendaftaran akun di rumah, nantinya pengguna diminta menentukan jadwal untuk melakukan scan biometrik di kantor Worldcoin yang sudah ditentukan.

    “Nanti tinggal datang saja, di dalam prosesnya nanti diberi selembaran berisi petunjuk dan dijelaskan terkait apa tujuan melakukan scan mata. Kalau sudah selesai tinggal tunggu 24 jam, nanti koin (Worldcoin) otomatis masuk ke akun kita,” jelasnya.

    Ketika ditanya apa tujuan melakukan scan mata, Lia menyebut dirinya tak ingat. Tak hanya itu, Lia juga menjelaskan ketika koin masuk ke akunnya, dirinya tinggal menghubungkan rekening bank atau e-wallet untuk nantinya bisa mencairkan Worldcoinnya menjadi Rupiah.

    Worldcoin di Indonesia: Kantor di Bekasi Tutup, Warga Masih Antusias

    Fenomena Worldcoin belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial Indonesia, setelah muncul antrean warga di berbagai lokasi untuk memindai bola mata demi memperoleh aset kripto secara gratis.

    Namun, antusiasme masyarakat tampaknya tidak selalu sejalan dengan ketersediaan layanan. Berdasarkan pantauan Serratalhadafc.com pada Senin (5/5/2025), salah satu kantor Worldcoin yang berlokasi di Jalan Insinyur H. Juanda, Bekasi, sudah tidak lagi beroperasi. Sejumlah warga tampak berkumpul di depan gedung tersebut, meski layanan telah dihentikan.

    Menurut keterangan warga sekitar, kantor Worldcoin di Bekasi tersebut terakhir melayani pengguna pada Sabtu, 3 Mei 2025, setelah mulai beroperasi sejak Sabtu, 26 April 2025. Penutupan yang cukup tiba-tiba ini memicu kebingungan bagi warga yang ingin mendaftar.

    Salah seorang warga bernama Lia (21) mengungkapkan bahwa ia datang ke lokasi untuk membantu mendaftarkan akun milik anggota keluarganya. Lia sendiri mengaku sudah lebih dulu melakukan proses pendaftaran di salah satu kantor Worldcoin di Jakarta pada minggu sebelumnya.

    “Kalau saya sudah daftar, jadi ke sini mau daftarin punya anggota keluarga, tapi kantornya tutup,” ujar Lia kepada Serratalhadafc.com.

    Ia menjelaskan bahwa proses pendaftaran tergolong mudah. Cukup datang langsung ke lokasi tanpa harus membawa dokumen lengkap. “Cuma diminta nunjukin KTP, itu pun cuma dilihat sebentar lalu dikembalikan,” tambahnya.

    Kendati salah satu kantor sudah tutup, antusiasme warga terhadap proyek Worldcoin tampaknya belum surut, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap aset kripto berbasis identitas ini.

  • Rusia Siapk Hukum Pidana untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Rusia Siapk Hukum Pidana untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Serratalhadafc.com – Pemerintah Rusia semakin meningkatkan upaya untuk menindak aktivitas penambangan kripto ilegal. Badan anti-pencucian uang negara, Rosfinmonitoring, tengah merancang regulasi baru yang akan menjatuhkan hukuman pidana bagi pihak-pihak yang terlibat dalam praktik penambangan kripto tanpa izin. Langkah ini diambil karena penambangan ilegal dinilai berpotensi digunakan sebagai sarana pencucian uang hasil tindak kejahatan.

    Dilansir dari Coinmarketcap melalui Lembaran Berita Parlemen Rusia pada Sabtu (3/5/2025), kebijakan ini merupakan inisiatif Rosfinmonitoring dan kini sedang dibahas bersama Kementerian Keuangan serta Bank Sentral Rusia.

    Wakil Direktur Rosfinmonitoring, German Neglyad, menyampaikan rencana tersebut kepada anggota Dewan Federasi—majelis tinggi parlemen Rusia—pada awal bulan ini. Ia menegaskan bahwa penambangan ilegal merupakan ancaman serius yang membutuhkan respons tegas. Selain hukuman pidana, sanksi administratif juga direncanakan untuk diterapkan kepada pelanggar.

    Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Federasi, Nikolai Zhuravlev, menekankan pentingnya legislator untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan keuangan digital. Ia mengatakan bahwa parlemen harus tetap berada di garis depan dalam menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh sistem keuangan modern.

    Dari pihak Kementerian Keuangan, Osman Kabaloev mengungkapkan bahwa revisi undang-undang terkait sudah disiapkan. Aturan baru tersebut nantinya akan memperluas jenis hukuman yang bisa dijatuhkan oleh pengadilan terhadap para pelaku penambangan kripto ilegal.

    Rusia Siapkan Aturan Lebih Tegas untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Meskipun penambangan kripto belum dilarang secara nasional di Rusia, sejumlah wilayah telah memberlakukan pembatasan, terutama selama musim dingin. Salah satu contohnya adalah Irkutsk bagian selatan, yang dikenal sebagai pusat penambangan Bitcoin. Di wilayah ini, larangan penambangan berlaku hingga tahun 2031.

    Namun, hingga kini belum ada undang-undang pidana khusus yang mengatur secara langsung pelaku penambangan kripto ilegal. Selama ini, pelaku hanya dikenai tuduhan seperti pencurian listrik atau penyalahgunaan subsidi energi. Akibatnya, sanksi yang dijatuhkan pun tergolong ringan—umumnya hanya berupa kewajiban membayar kembali biaya listrik yang digunakan, tanpa ancaman hukuman penjara.

    Di sejumlah wilayah lainnya, warga Rusia masih diperbolehkan melakukan penambangan kripto di rumah, asalkan konsumsi listrik mereka tidak melebihi 6.000 kWh per bulan. Jika melampaui batas tersebut, mereka diwajibkan mendaftarkan diri ke daftar nasional yang dikelola oleh Layanan Pajak Federal.

    Rosfinmonitoring menyatakan bahwa aturan baru yang tengah disusun bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas penambangan dan sirkulasi aset kripto. Rancangan regulasi ini akan mencakup sanksi administratif maupun pidana, tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan.

    Popularitas Penambangan Kripto di Rusia Masih Tinggi

    Bulan ini, Kementerian Energi Rusia mengungkapkan mereka sedang mempertimbangkan untuk memperluas larangan penambangan ke tiga wilayah baru, yaitu Karelia Utara, Oblast Penza, dan beberapa bagian wilayah Khakassia. Keputusan final diperkirakan akan diumumkan pada Mei.

    Meski ancaman sanksi makin nyata, aktivitas penambangan kripto justru semakin populer di Rusia, terutama karena naiknya harga Bitcoin secara global. Pada Januari lalu, seorang pakar menyebutkan bahwa permintaan terhadap perangkat dan jasa penambangan telah meningkat tiga kali lipat dibanding kuartal terakhir tahun 2023.

  • TRIV Jadi Aplikasi Kripto Terpopuler di Indonesia Sepanjang 2025

    Serratalhadafc.com – TRIV, platform pertukaran aset kripto asal Indonesia, mencatat pencapaian besar di tahun 2025 dengan menjadi aplikasi kripto paling banyak diunduh di Indonesia. Berdasarkan data dari Google Play dan Sensor Tower, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1 juta kali sepanjang tahun.

    Founder TRIV, Gabriel Rey, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen TRIV dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna. “Capaian ini tak lepas dari kerja keras kami membangun produk yang aman dan nyaman bagi nasabah,” ujar Gabriel dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).

    Saat ini, TRIV menyediakan lebih dari 1.000 aset kripto, dan telah mengantongi izin resmi untuk layanan staking dan futures dari Bappebti serta OJK.

    Gabriel menekankan bahwa seluruh aktivitas perdagangan di TRIV mengikuti standar keamanan tinggi dan berada dalam pengawasan regulator resmi seperti OJK, Bappebti, dan CFX. Hal ini bertujuan menciptakan ekosistem perdagangan kripto yang sehat, transparan, dan terpercaya.

    “Kami berterima kasih kepada para Trivers yang telah mempercayakan TRIV sebagai platform utama mereka. Keamanan dan kepercayaan akan selalu menjadi prioritas kami,” lanjut Gabriel.

    TRIV juga mengumumkan rencana untuk menambah fitur baru dan memperluas pilihan aset kripto, guna meningkatkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi di pasar kripto yang terus berkembang.

    SEC Cabut Aturan Pembatas Kripto

    Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) resmi mencabut aturan yang selama ini menghambat perbankan dan institusi keuangan tradisional dalam memberikan layanan kripto. Keputusan ini dinilai sebagai langkah besar yang membuka jalan adopsi kripto secara lebih luas di sektor keuangan arus utama.

    Mengutip laporan dari Bitcoin.com, keputusan ini tertuang dalam pembaruan terbaru melalui Staff Accounting Bulletin (SAB) 122, yang secara resmi mencabut SAB 121, aturan kontroversial yang diterbitkan pada Maret 2022.

    SAB 121 sempat mewajibkan bank untuk mencatat kripto milik nasabah dalam neraca mereka, menimbulkan beban biaya dan risiko yang tinggi. Aturan ini banyak dikritik karena dianggap menghambat perkembangan industri aset digital dalam lingkungan perbankan.

    Mark T. Uyeda, selaku pemimpin sementara SEC, mengumumkan pencabutan aturan tersebut, yang juga menjadi hasil dari tekanan panjang dari komunitas kripto dan Kongres AS. Sebelumnya, Kongres sempat menyetujui pembatalan SAB 121 lewat Undang-Undang Tinjauan Kongres (CRA) dengan dukungan bipartisan, namun inisiatif itu diveto oleh Presiden Joe Biden dengan alasan menjaga kewenangan SEC.

    Kini, pencabutan resmi akhirnya dilakukan langsung oleh SEC sendiri.

    Komisioner SEC yang dikenal pro-kripto, Hester Peirce, menyambut gembira kabar ini. “Selamat tinggal, SAB 121! Itu tidak menyenangkan,” ujarnya, menegaskan kembali penolakannya sejak awal terhadap aturan tersebut.

    Dukungan serupa juga datang dari Senator Cynthia Lummis, yang menyebut aturan sebelumnya sebagai penghambat inovasi dan kerugian bagi industri perbankan dalam mengejar peluang di dunia aset digital.

    Dengan dihapusnya hambatan tersebut, bank dan lembaga keuangan kini memiliki ruang lebih luas untuk memberikan layanan kripto, termasuk sebagai kustodian aset digital. Langkah ini diperkirakan akan memperluas partisipasi publik dalam dunia kripto dan mempercepat integrasi aset digital ke dalam sistem keuangan tradisional di Amerika Serikat.

  • Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Serratalhadafc.com – Tahun 2025 menjadi saksi lonjakan harga emas yang mencolok, bahkan melampaui prediksi para analis. Meski sempat mengalami fluktuasi, tren kenaikan harga emas terus bertahan. Hal ini mendorong emas kembali jadi perbincangan hangat, bukan hanya sebagai aset investasi, tapi juga sebagai simbol nilai yang telah melekat sejak ribuan tahun lalu.

    Sejak zaman kuno, emas telah menjadi harta yang diburu. Ia bukan sekadar perhiasan, tapi juga digunakan sebagai alat tukar, perlengkapan adat, dan lambang status sosial. Dalam tradisi Islam, emas dikenal sebagai alat tukar sekaligus bentuk tabungan yang memiliki nilai tetap karena statusnya sebagai logam mulia.

    Emas pun disebut dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-Kahfi ayat 31. Ayat ini menggambarkan penghuni surga yang diberi gelang emas sebagai bentuk kemuliaan:

    “…Mereka diberi hiasan gelang emas dan memakai pakaian hijau dari sutra halus dan tebal, duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.” (QS Al-Kahfi: 31)

    Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 53, emas kembali disebut sebagai lambang kekayaan duniawi. Ini menunjukkan bahwa sejak dahulu, emas telah dimaknai sebagai simbol kemewahan dan penghargaan.

    Kini, seiring tren kenaikan harga, emas makin populer sebagai instrumen investasi, baik jangka pendek maupun panjang. Namun, bagi umat Islam, penting untuk tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga memastikan bahwa investasi emas dilakukan dengan cara yang halal dan tidak melanggar syariat.

    Seperti yang dijelaskan oleh Heni Verawati, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, dalam wawancara di laman NU Lampung, investasi emas yang sesuai syariat harus memenuhi prinsip keadilan, kejelasan akad, dan menghindari unsur riba.

    Investasi Emas dalam Perspektif Syariah

    Emas telah lama dianggap sebagai aset yang stabil dan bernilai, dan dalam ekonomi Islam, ia memenuhi kriteria sebagai aset syariah. Namun, praktik investasi emas tetap harus memperhatikan ketentuan hukum Islam agar terhindar dari unsur riba dan ketidakadilan.

    1. Larangan Riba dalam Transaksi Emas

    Dalam Islam, emas termasuk dalam kategori barang ribawi. Transaksi terhadapnya harus dilakukan secara tunai dan nilainya setara. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Said Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda:

    “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sama nilainya, dan jangan melebihkan sebagian atas sebagian lainnya. Jangan menjual yang hadir dengan yang ghaib.” (HR Muslim)

    Artinya, jual beli emas secara kredit atau dengan perbedaan timbangan/nilai tidak dibenarkan. Emas harus diperdagangkan secara langsung, tunai, dan adil.

    2. Keamanan dan Keberlanjutan sebagai Aset Syariah

    Salah satu alasan mengapa emas dianggap sebagai investasi syariah adalah stabilitas dan risikonya yang relatif rendah. Emas juga tahan terhadap inflasi dan gejolak ekonomi. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan keamanan harta dan menolak spekulasi berlebihan (gharar).

    3. Kewajiban Zakat atas Emas

    Islam mewajibkan zakat atas emas jika telah mencapai nisab dan disimpan selama satu tahun. Nisab emas adalah 85 gram, dan zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5%.

    Hal ini ditegaskan dalam Surah At-Taubah ayat 34:

    “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka siksa yang pedih.” (QS At-Taubah: 34)

    Ini menunjukkan bahwa emas bukan hanya aset untuk keuntungan pribadi, tapi juga harus dimanfaatkan untuk kepentingan sosial.

    Catatan Tambahan:

    • Perhiasan emas yang dipakai wanita tidak wajib dizakati selama tidak berlebihan.
    • Emas atau perak yang dipakai laki-laki (kecuali cincin perak) atau dijadikan wadah wajib dizakati jika mencapai nisab.
    • Zakat juga berlaku pada emas batangan, logam, bejana, ukiran, atau bentuk emas lainnya yang dimiliki sebagai simpanan.

    4. Praktik Investasi Emas Syariah

    Investasi emas dalam Islam dapat dilakukan melalui beberapa cara yang sesuai syariah:

    • Emas fisik: berupa koin, perhiasan, atau batangan.
    • Tabungan emas: disimpan dalam lembaga keuangan syariah yang menjamin transaksi fisik dan kepemilikan jelas.
    • Emas digital: diperbolehkan selama akad, kepemilikan, dan pembayarannya dilakukan sesuai prinsip syariah (tanpa riba dan gharar).

    Kesimpulan:
    Investasi emas dalam Islam bukan sekadar mencari keuntungan, tapi juga menjaga nilai, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Dengan memahami syarat-syarat syariah dalam jual beli dan zakat emas, umat Islam bisa berinvestasi secara aman dan sesuai ajaran agama.

    Panduan Praktik Investasi Emas Sesuai Syariah

    Investasi emas telah menjadi pilihan banyak orang karena sifatnya yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Dalam perspektif Islam, emas juga termasuk aset yang diakui syariah, asalkan praktik investasinya mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Berikut beberapa bentuk investasi emas yang sesuai dengan ketentuan syariah:

    1. Pembelian Emas Fisik

    Investasi emas secara tradisional dilakukan dengan membeli emas fisik, seperti koin atau perhiasan. Dalam Islam, transaksi emas harus dilakukan secara tunai dan langsung untuk menghindari riba. Emas fisik bisa disimpan sebagai aset jangka panjang dan menjadi cadangan kekayaan saat kondisi ekonomi tidak stabil.

    2. Tabungan Emas Syariah

    Saat ini, banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk tabungan emas. Nasabah menabung dalam bentuk uang yang kemudian dikonversikan menjadi gram emas. Prinsip utamanya tetap sama: transaksi harus nyata dan bebas riba. Tabungan emas syariah menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki emas secara bertahap dengan cara yang lebih terjangkau.

    3. Emas Digital

    Emas digital adalah bentuk investasi emas yang ditransaksikan secara elektronik. Dalam ekonomi Islam, emas digital diperbolehkan asalkan emas yang ditransaksikan benar-benar ada secara fisik, tersimpan dengan aman, dan setiap transaksi dilakukan tunai serta sesuai nilai tukar yang berlaku. Transparansi dan kejelasan kepemilikan menjadi kunci sahnya transaksi ini dalam pandangan syariah.

    Emas: Aset Bernilai, Amanah Bermakna

    Dalam Islam, emas tidak hanya dilihat sebagai simbol kekayaan, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial. Sebagai aset syariah, emas dianggap aman dan stabil, sekaligus menjadi sarana untuk menjaga kekayaan, menghindari riba, dan menunaikan kewajiban zakat.

    Islam mengajarkan bahwa setiap harta, termasuk emas, adalah amanah yang harus dimanfaatkan secara bijak. Dengan memahami prinsip-prinsip syariah, umat Islam dapat menjadikan emas sebagai investasi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga mendatangkan keberkahan.

  • Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Serratalhadafc.com – Mata uang kripto Pi Network mengalami penurunan tajam, dengan nilai pasar anjlok hampir 80 persen sejak Februari 2025. Penurunan ini membuat Pi tertinggal dari reli kripto lainnya, yang justru mendorong harga Bitcoin melampaui USD 93.000 dan meningkatkan total kapitalisasi pasar aset digital mendekati USD 3 triliun.

    Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar Pi menyusut drastis dari USD 19 miliar menjadi hanya USD 4,62 miliar, sementara valuasi penuh (FDV) merosot dari lebih dari USD 300 miliar menjadi USD 66 miliar.

    Meski harga anjlok, para pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan, tetap berhasil menjadi miliarder kripto. Menurut laporan crypto.news, dari total pasokan maksimum 100 miliar token, sekitar 65 miliar token dialokasikan untuk komunitas pengguna global yang dikenal sebagai “pioneers”. Sementara itu, tim pengembang inti, termasuk Kokkalis dan Fan, menguasai sekitar 20 miliar token, yang berdasarkan FDV saat ini bernilai sekitar USD 13,2 miliar. Jika dibagi rata, masing-masing pendiri memiliki kekayaan kertas lebih dari USD 6,6 miliar.

    Selain itu, Pi Network Foundation juga memegang 10 miliar token, dengan nilai lebih dari USD 6,6 miliar, walaupun struktur kepemilikan dan kontrol dana yayasan ini belum sepenuhnya transparan. Ada spekulasi bahwa para pendiri tetap memiliki pengaruh atas cadangan token tersebut.

    Pi Network sendiri dijalankan oleh perusahaan induk bernama SocialChain, yang menurut PitchBook, memiliki sekitar 40 karyawan. Meskipun detail distribusi kepemilikan di antara anggota tim inti tidak diketahui, estimasi konservatif tetap menunjukkan bahwa kepemilikan pendiri sudah cukup untuk mengukuhkan status mereka sebagai miliarder.

    Namun, sebagian besar token milik tim inti masih dalam kondisi terkunci. Menurut data dari penjelajah blockchain PiScan, token-token ini baru akan dilepas secara bertahap hingga Mei 2028, dengan pelepasan rata-rata 131,2 juta token per bulan, yang saat ini bernilai sekitar USD 87 juta.

    Harga Pi Network Masih Tertekan, Belum Tunjukkan Pemulihan

    Harga Pi Network (PI) saat ini tercatat sebesar USD 0,652573 per PI atau sekitar Rp 10.966,20 per PI (berdasarkan kurs 16 April 2025). Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 76,3 triliun, dengan volume perdagangan harian sebesar Rp 1,04 triliun. Dalam 24 jam terakhir, harga Pi mengalami penurunan tipis sebesar 0,18% dengan suplai beredar sekitar 6,96 miliar koin PI.

    Meski pasar kripto tengah bergairah dengan lonjakan harga Bitcoin dan altcoin lainnya, Pi Coin justru belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Menurut laporan dari Coingape, volume transaksi harian Pi kini bahkan turun di bawah USD 100 juta.

    Salah satu faktor utama stagnasi harga Pi Coin adalah belum tercatatnya aset ini di bursa-bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Upbit.

    Melansir Tokonews, saat ini Pi Coin hanya tersedia di beberapa platform seperti Gate, Bitget, OKX, LBank, dan MEXC. Meskipun cukup populer, bursa-bursa tersebut belum mampu memberikan tingkat eksposur global sebesar bursa Tier-1. Kehadiran Pi Coin di platform besar seperti Binance dinilai dapat membuka akses ke lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia, yang berpotensi mendongkrak harganya.

    Harapan Listing di Bursa Besar Jadi Kunci Masa Depan Pi Network

    Bahkan sebelum peluncuran mainnet, komunitas Binance sudah menunjukkan antusiasme besar terhadap potensi pencatatan Pi Network. Fenomena ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak aset kripto yang mengalami lonjakan harga signifikan setelah listing di Binance — salah satu contohnya adalah DeepBook, yang harganya melejit setelah masuk ke Binance Futures.

    Selain Binance, Upbit juga dianggap sebagai bursa kripto penting. Berbasis di Korea Selatan, Upbit dikenal mampu mendorong lonjakan harga aset secara cepat. Contohnya, harga Orca sempat melonjak 170% hanya sehari setelah terdaftar di platform ini. Bursa besar lainnya adalah Coinbase, yang dinilai bisa membuka akses Pi Network ke pasar Amerika Serikat secara luas.

    Namun, tanpa dukungan pencatatan di bursa-bursa utama tersebut, harga Pi diperkirakan akan tetap terbatas dalam jangka pendek.

    Masalah tambahan yang membayangi harga Pi adalah rencana distribusi besar-besaran token ke pasar. Diperkirakan dalam 12 bulan ke depan, sekitar 1,6 miliar token Pi senilai lebih dari USD 1 miliar akan dilepas. Jika permintaan pasar tidak tumbuh seimbang, lonjakan suplai ini berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga Pi.

    Harga Pi Network Turun, Kekhawatiran Pengguna Meningkat

    Melansir Times Now Digital, Sabtu (26/4/2025), penurunan harga Pi Network memicu kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama mereka yang masih menantikan peluncuran penuh mainnet. Peluncuran ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas serta memperkuat desentralisasi jaringan.

    Dalam wawancara sebelumnya, para pendiri Pi Network telah menyampaikan rencana pengembangan berbasis utilitas dan aplikasi terdesentralisasi. Namun, hingga kini, realisasi dari rencana tersebut belum terlihat jelas, sehingga belum mampu mengembalikan kepercayaan investor.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset dan analisis mendalam sebelum membeli atau menjual aset kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian dari keputusan investasi Anda.

  • Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Serratalhadafc.com – Unit investasi dari penerbit stablecoin Tether, yakni Tether Investments, baru saja memperbesar kepemilikannya di klub sepak bola legendaris Italia, Juventus. Berdasarkan laporan Cointelegraph pada Jumat (25/4/2025), Tether kini memegang lebih dari 10,12% saham yang diterbitkan oleh Juventus, dengan kepemilikan itu mencerminkan 6,18% dari total hak suara di klub.

    Langkah ini merupakan kelanjutan dari investasi awal Tether yang sebelumnya telah mengakuisisi 8,2% saham Juventus. CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata strategi finansial jangka pendek, melainkan bentuk komitmen jangka panjang untuk kolaborasi dan inovasi.

    “Juventus punya potensi besar, bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkuat interaksi dengan fans, meningkatkan pengalaman digital, serta memperkuat ketahanan keuangannya. Kami antusias melihat peluang ke depan,” ujar Ardoino.

    Tether juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung Juventus secara finansial di masa depan, termasuk kemungkinan terlibat dalam suntikan ekuitas tambahan guna memperkuat struktur keuangan klub dan mencegah terjadinya dilusi saham.

    Analis dan pendiri Obchakevich Research, Alex Obchakevich, melihat langkah ini sebagai sinyal positif, tidak hanya kepada pelaku industri kripto, tetapi juga kepada pasar yang lebih luas. Menurutnya, aksi ini menunjukkan bahwa Tether ingin memperkuat reputasi sebagai entitas yang stabil dan transparan—terutama di hadapan regulator Uni Eropa.

    “Ini juga merupakan strategi untuk memperbaiki citra Tether, khususnya di Eropa, setelah sebelumnya kehilangan akses pasar karena tantangan kepatuhan terhadap regulasi MiCA,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Juventus adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Turin, Italia. Didirikan pada tahun 1897, Juventus—yang dikenal dengan julukan Juve—merupakan salah satu klub paling sukses di Italia dan Eropa, serta berkompetisi di kasta tertinggi Liga Italia, Serie A.

    Tether Lanjutkan Ekspansi Lewat Serangkaian Investasi Strategis

    Tether kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di dunia aset digital dengan melakukan sejumlah akuisisi dan investasi besar dalam beberapa waktu terakhir.

    Salah satu langkah terbarunya adalah memperkuat posisinya di sektor penambangan Bitcoin. Penerbit stablecoin USDT ini mengumumkan rencana untuk menyebarkan hashrate Bitcoin—baik yang sudah ada maupun yang akan datang—ke dalam pool penambangan milik Ocean. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan desentralisasi jaringan Bitcoin secara keseluruhan.

    Tak berhenti di situ, pada kuartal pertama tahun 2025, Tether juga menambah kepemilikannya dengan membeli 8.888 Bitcoin. Berdasarkan data dari platform analitik on-chain Arkham Intelligence, Tether kini memegang sebanyak 95.721 BTC yang nilainya mencapai sekitar USD 8,89 miliar.

    Di luar sektor kripto, Tether turut merambah dunia media. Pada akhir Maret 2025, mereka mengucurkan dana sebesar USD 11,4 juta ke perusahaan media asal Italia, Be Water. Sebelumnya, pada akhir 2024, Tether juga berinvestasi sebesar USD 775 juta di Rumble, platform video asal Kanada yang dikenal sebagai alternatif YouTube.

    Investasi tersebut mulai menunjukkan hasil. Rumble baru-baru ini meluncurkan dompet digital yang mendukung stablecoin USDT, yang merupakan produk andalan dari Tether.

    Langkah-langkah ini menegaskan bahwa Tether tidak hanya berperan sebagai penerbit stablecoin, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam membentuk ekosistem keuangan dan teknologi global yang terdesentralisasi.

    Bukan Sekadar Respons terhadap Dolar Melemah

    Belanja besar-besaran yang dilakukan Tether belakangan ini diyakini didorong oleh keinginan perusahaan untuk melindungi nilai asetnya dari kemungkinan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejumlah pengamat menilai alasan tersebut hanyalah bagian dari strategi yang lebih besar.

    Menurut analis Obchakevich, keputusan Tether tidak bisa dilihat semata sebagai respons spontan terhadap dinamika pasar. “Perusahaan seperti Tether berpikir dalam skala panjang. Penurunan nilai dolar yang bersifat sementara karena kebijakan tarif tidak cukup menjadi alasan untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba,” ujarnya.

    Ia juga menyinggung kesepakatan Tether dengan klub sepak bola Juventus, yang dinilai bukan keputusan yang diambil secara reaktif. “Kesepakatan itu jelas telah direncanakan jauh sebelum kondisi pasar dan penurunan dolar terjadi. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang,” tegas Obchakevich.

    Pernyataan tersebut menegaskan bahwa investasi Tether mencerminkan visi yang lebih luas dalam memperluas pengaruh dan diversifikasi aset, bukan sekadar langkah defensif terhadap kondisi ekonomi sesaat.