Tag: tips cerdas

  • Kontras Digital: Saat Judi Online Menurun, Industri Kripto Justru Tumbuh Positif

    Kontras Digital: Saat Judi Online Menurun, Industri Kripto Justru Tumbuh Positif

    Serratalhadafc.com – Di tengah sorotan tajam terhadap maraknya perputaran dana dari praktik judi online (judol), industri aset kripto justru memperlihatkan tren yang semakin positif. Data dari dua lembaga negara memperlihatkan kontras yang mencolok antara dua aktivitas digital tersebut.

    Berdasarkan catatan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), total perputaran dana dari aktivitas judol pada kuartal I 2025 mencapai Rp 47 triliun. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 90 triliun.

    Sebaliknya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa transaksi aset kripto di Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 109,3 triliun selama kuartal I 2025. Jumlah konsumen aktif di ekosistem kripto pun meningkat, dengan 13,71 juta pengguna tercatat hingga Maret 2025.

    Dari sisi kontribusi terhadap negara, sektor kripto terus menunjukkan peran strategis. Sejak diberlakukannya kebijakan pajak atas aset kripto pada 2022, total penerimaan pajak hingga Maret 2025 telah mencapai Rp 1,2 triliun. Khusus untuk tahun 2025, pajak kripto yang telah dikumpulkan sebesar Rp 115,1 miliar.

    Wan Iqbal, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, menegaskan bahwa kripto bukan sekadar instrumen spekulatif, melainkan bagian penting dari transformasi keuangan global. Ia menekankan perbedaan mendasar antara kripto dan judi online, baik dari segi manfaat sosial maupun ekonomi.

    “Industri kripto memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Selain sebagai alat investasi, kripto juga membuka lapangan kerja, mendorong literasi keuangan digital, serta menyumbang penerimaan negara melalui pajak. Sangat berbeda dengan judi online, yang hanya mengalihkan uang tanpa menciptakan nilai tambah,” ujar Iqbal pada Sabtu (10/5/2025).

    Kripto Dinilai Lebih Sehat dan Berkelanjutan Dibanding Judol

    Menurut Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, industri aset kripto menawarkan potensi ekonomi yang lebih sehat, legal, dan berkelanjutan dibanding praktik judi online. Ia menyebut kripto kini telah berkembang menjadi inovasi yang mendefinisikan ulang konsep nilai dan transaksi dalam dunia keuangan.

    “Kita berada di era di mana teknologi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan menjadi tulang punggung perekonomian,” ujar Iqbal.

    Ia juga menekankan bahwa dengan penguatan regulasi dan peningkatan literasi masyarakat, aset kripto memiliki peluang besar untuk memperluas inklusi keuangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

    Aset Kripto, Jembatan Menuju Inklusi Keuangan

    Lebih dari sekadar alat transaksi atau instrumen investasi, aset kripto dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, menyatakan bahwa teknologi blockchain memungkinkan individu yang belum terjangkau layanan perbankan—masyarakat unbanked—untuk terhubung dengan sistem keuangan global secara lebih mudah dan efisien.

    “Teknologi ini menghadirkan transparansi dan efisiensi tinggi dalam pengelolaan aset, bahkan untuk pelaku usaha mikro maupun masyarakat di wilayah terpencil,” jelasnya.

    Iqbal menambahkan, bila didukung kebijakan yang berpihak pada inovasi serta program literasi digital yang masif, industri kripto dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    Dengan kesadaran masyarakat yang terus tumbuh dan dukungan regulasi yang tepat, sektor kripto dan blockchain dipandang sebagai bagian penting dari masa depan sistem keuangan nasional—bukan hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga menata ulang fondasi keuangan modern Indonesia.

  • Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Changpeng Zhao Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta

    Serratalhadafc.comChangpeng Zhao, Co-Founder Binance, memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga mencapai antara USD 500.000 hingga USD 1 juta (sekitar Rp8,2 miliar hingga Rp16,4 miliar) dalam siklus pasar saat ini. Optimisme ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk adopsi institusional yang meningkat, akumulasi aset oleh negara-negara, dan kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Amerika Serikat.

    “Ada ETF, dan Bitcoin kini semakin dilembagakan. Ini jelas menjadi faktor positif bagi harga. Nilai aset kita naik—mungkin tidak semua altcoin, tapi Bitcoin pasti naik,” ujar Zhao dalam wawancara bersama Rug Radio, seperti dikutip dari Cointelegraph, Rabu (7/5/2025).

    Zhao menjelaskan bahwa kehadiran Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin telah membuka jalan masuknya dana institusional tradisional ke pasar kripto. Menurutnya, sebagian besar uang di Amerika Serikat berasal dari institusi, dan itu kini mulai mengalir ke Bitcoin berkat adanya ETF.

    Lebih lanjut, Zhao juga menyoroti tren pembelian Bitcoin oleh negara-negara sebagai faktor pendukung kenaikan harga BTC. Ia menilai hal tersebut sebagai bentuk validasi penting terhadap aset digital ini.

    Salah satu contohnya adalah El Salvador, negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Pada April 2025, El Salvador kembali menambah cadangannya dengan membeli 7 BTC senilai lebih dari USD 650.000. Saat ini, menurut data Kantor Bitcoin El Salvador, total kepemilikan negara itu mencapai sekitar 6.170 BTC senilai hampir USD 580 juta (sekitar Rp9,5 triliun).

    Selain El Salvador, Kerajaan Bhutan juga dilaporkan terus mengakumulasi Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan negara.

    Zhao juga menyinggung perubahan kebijakan di Amerika Serikat di bawah pemerintahan baru Presiden Donald Trump yang lebih ramah terhadap aset digital. Ia menyebut, langkah sejumlah negara dalam membeli Bitcoin menunjukkan pemahaman strategis akan potensi aset ini.

    “Mereka cukup cerdas untuk menyadari bahwa membeli Bitcoin adalah langkah yang bagus. Sekarang, negara-negara lain perlu menyusul,” pungkasnya.

    Standard Chartered Prediksi Bitcoin Tembus USD 200.000 pada Akhir 2025

    Bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered, memproyeksikan harga Bitcoin (BTC) akan melonjak hingga USD 200.000 (sekitar Rp3,3 miliar) pada akhir tahun 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Geoffrey Kendrick, Kepala Penelitian Aset Digital Standard Chartered, dalam laporan riset yang dibagikan kepada para klien bank.

    “Kami memperkirakan tren kenaikan akan terus berlanjut sepanjang musim panas, hingga BTC-USD mendekati target akhir tahun kami sebesar 200.000,” ujar Kendrick, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Kendrick, arus dana yang mengalir ke Bitcoin sebagian besar didorong oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini membuat investor mulai mencari alternatif non-AS, termasuk aset digital seperti Bitcoin.

    Laporan juga mencatat bahwa premi obligasi Treasury AS saat ini berada di level tertinggi dalam 12 tahun, yang menandakan meningkatnya persepsi risiko terhadap investasi berbasis dolar AS. Hal ini menjadi salah satu alasan investor beralih ke Bitcoin.

    Kendrick menyoroti sejumlah faktor lain yang mendorong kenaikan harga Bitcoin, di antaranya:

    • Akumulasi oleh investor besar (whales), yaitu individu atau entitas yang memegang lebih dari 1.000 BTC.
    • Meningkatnya daya tarik ETF Bitcoin, sementara ETF emas mulai kehilangan pamor.

    Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin akan menyentuh USD 120.000 pada kuartal kedua 2025, sebelum akhirnya mencapai USD 200.000 di akhir tahun.

    Sementara itu, Alex Obchakevich, pendiri Obchakevich Research, mengungkapkan bahwa sekitar 70% pertumbuhan nilai Bitcoin berasal dari modal institusional baru, sementara sisanya adalah hasil dari redistribusi aset kripto yang sudah ada.

    “ETF, khususnya ETF Bitcoin, menjadi pendorong utama tren bullish saat ini, meskipun disertai koreksi harga dalam jangka pendek,” jelas Obchakevich.

    Studi: Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta pada Awal 2027

    Sebuah studi terbaru memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga USD 1 juta atau sekitar Rp16,8 miliar (asumsi kurs Rp16.863/USD) pada awal tahun 2027. Prediksi ini didasarkan pada tren meningkatnya penarikan harian dari pasokan Bitcoin yang likuid, yang kini melebihi 1.000 BTC per hari.

    Dilansir dari Yahoo Finance, riset tersebut mengandalkan model ekonomi fundamental yang mengkaji dampak akumulasi institusional dan terbatasnya pasokan terhadap pergerakan harga Bitcoin.

    Studi berjudul “A Supply and Demand Framework for Forecasting Bitcoin Prices” ini dipublikasikan dalam Journal of Risk and Financial Management. Peneliti menggunakan pendekatan ekuilibrium antara pasokan dan permintaan, dengan menyesuaikan karakteristik unik Bitcoin yang memiliki sistem penerbitan tetap, yakni jumlah total Bitcoin yang dibatasi hingga 21 juta unit.

    Tidak seperti komoditas konvensional, Bitcoin tidak dapat diproduksi lebih banyak saat permintaan meningkat. Inilah yang membuatnya sangat rentan terhadap guncangan pasokan, khususnya ketika akumulasi terjadi dalam jumlah besar dan konsisten.

    “Model ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta pada awal 2027 jika penarikan harian dari pasokan likuid tetap berada di atas 1.000 BTC,” tulis laporan tersebut.

    Prediksi ini memperkuat pandangan sejumlah analis yang menyebut bahwa adopsi institusional dan kelangkaan suplai menjadi penggerak utama kenaikan harga BTC di masa depan.

  • Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Fenomena Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Aset Digital

    Serratalhadafc.com – Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, angkat bicara terkait fenomena proyek kripto Worldcoin yang tengah menjadi sorotan publik. Proyek ini dikenal luas karena melibatkan teknologi pemindaian iris mata sebagai bagian dari sistem identitas digital yang disebut WorldID.

    Melalui mekanisme tersebut, masyarakat dapat memindai iris mata mereka untuk mendapatkan identitas digital, yang selanjutnya dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Fenomena ini pun memunculkan diskusi luas di tengah masyarakat, terutama terkait isu privasi dan nilai tukar data biometrik.

    Namun di balik kontroversinya, Subani melihat sisi positif dari tren ini. Menurutnya, minat masyarakat terhadap Worldcoin mencerminkan tumbuhnya pemahaman dan apresiasi terhadap aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa perkembangan seperti ini menandakan pergeseran paradigma, di mana aset digital semakin diterima sebagai bagian dari ekosistem ekonomi masa depan.

    Perlu Memahami Risiko di Baliknya

    Namun, Subani mengingatkan pemindahan data iris mata tersebut pada dasarnya merupakan bentuk pemberian data pribadi kepada pihak lain, sehingga masyarakat harus benar-benar memahami risiko di baliknya.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia dalam menyikapi teknologi baru seperti Worldcoin. Subani mengapresiasi langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah memiliki kerangka aturan terkait Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Dirut CFX: Worldcoin Tunjukkan Kesadaran Publik terhadap Kripto

    Direktur Utama PT Central Finansial X (CFX), Subani, memberikan pandangannya terhadap fenomena Worldcoin, proyek kripto yang menarik perhatian karena penggunaan data biometrik, khususnya pemindaian iris mata, sebagai identitas digital.

    Proyek Worldcoin memungkinkan masyarakat untuk memindai iris mata mereka guna mendapatkan WorldID—identitas digital yang kemudian dapat ditukar dengan aset kripto secara gratis. Menurut Subani, tren ini menandai meningkatnya kesadaran publik terhadap nilai aset digital.

    “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti tentang kripto dan menilai kripto adalah sesuatu yang berharga,” ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Serratalhadafc.com, Rabu (7/5/2025).

    Meski begitu, Subani mengingatkan bahwa di balik inovasi tersebut, terdapat isu penting terkait perlindungan data pribadi. Ia menekankan bahwa tindakan memindai iris mata sejatinya adalah bentuk pemberian data sensitif kepada pihak lain.

    “Tapi masyarakat harus menyadari bahwa aksi pemindahan data iris mata tersebut sama dengan mereka sudah memberikan data pribadi ke orang lain,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dalam menghadapi teknologi semacam ini. Subani mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang telah menetapkan kerangka hukum melalui sistem Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

    Menurutnya, kepatuhan terhadap aturan yang berlaku sangat penting untuk memastikan perlindungan konsumen dan menjaga kepercayaan publik dalam ekosistem digital yang berkembang pesat.

    Bappebti: Worldcoin Terdaftar Resmi, Tapi Status Legal Kripto Bisa Berubah

    Menanggapi sorotan publik terhadap proyek kripto Worldcoin, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, menyatakan bahwa aset kripto tersebut telah melalui proses evaluasi yang ketat sebelum resmi masuk dalam daftar legal di Indonesia.

    “Worldcoin (WLD) sudah terdaftar dalam peraturan Bappebti karena telah lulus penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP), sesuai kriteria yang ditetapkan. Selain itu, aset ini juga sudah terdaftar dan aktif diperdagangkan di berbagai crypto exchange global, serta tercatat di CoinMarketCap,” jelas Tirta, dikutip dari Serratalhadafc.com, Selasa (6/5/2025).

    Meski demikian, Tirta mengingatkan bahwa status legal suatu aset kripto tidak bersifat permanen. Legalitasnya dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada hasil evaluasi berkala terhadap aktivitas perdagangan dan kepatuhan aset tersebut terhadap regulasi yang berlaku.

    Dengan pernyataan ini, Bappebti menegaskan pentingnya pengawasan yang dinamis dalam ekosistem kripto untuk memastikan keamanan investor serta stabilitas pasar.

  • Rusia Siapk Hukum Pidana untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Rusia Siapk Hukum Pidana untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Serratalhadafc.com – Pemerintah Rusia semakin meningkatkan upaya untuk menindak aktivitas penambangan kripto ilegal. Badan anti-pencucian uang negara, Rosfinmonitoring, tengah merancang regulasi baru yang akan menjatuhkan hukuman pidana bagi pihak-pihak yang terlibat dalam praktik penambangan kripto tanpa izin. Langkah ini diambil karena penambangan ilegal dinilai berpotensi digunakan sebagai sarana pencucian uang hasil tindak kejahatan.

    Dilansir dari Coinmarketcap melalui Lembaran Berita Parlemen Rusia pada Sabtu (3/5/2025), kebijakan ini merupakan inisiatif Rosfinmonitoring dan kini sedang dibahas bersama Kementerian Keuangan serta Bank Sentral Rusia.

    Wakil Direktur Rosfinmonitoring, German Neglyad, menyampaikan rencana tersebut kepada anggota Dewan Federasi—majelis tinggi parlemen Rusia—pada awal bulan ini. Ia menegaskan bahwa penambangan ilegal merupakan ancaman serius yang membutuhkan respons tegas. Selain hukuman pidana, sanksi administratif juga direncanakan untuk diterapkan kepada pelanggar.

    Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Federasi, Nikolai Zhuravlev, menekankan pentingnya legislator untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan keuangan digital. Ia mengatakan bahwa parlemen harus tetap berada di garis depan dalam menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh sistem keuangan modern.

    Dari pihak Kementerian Keuangan, Osman Kabaloev mengungkapkan bahwa revisi undang-undang terkait sudah disiapkan. Aturan baru tersebut nantinya akan memperluas jenis hukuman yang bisa dijatuhkan oleh pengadilan terhadap para pelaku penambangan kripto ilegal.

    Rusia Siapkan Aturan Lebih Tegas untuk Penambangan Kripto Ilegal

    Meskipun penambangan kripto belum dilarang secara nasional di Rusia, sejumlah wilayah telah memberlakukan pembatasan, terutama selama musim dingin. Salah satu contohnya adalah Irkutsk bagian selatan, yang dikenal sebagai pusat penambangan Bitcoin. Di wilayah ini, larangan penambangan berlaku hingga tahun 2031.

    Namun, hingga kini belum ada undang-undang pidana khusus yang mengatur secara langsung pelaku penambangan kripto ilegal. Selama ini, pelaku hanya dikenai tuduhan seperti pencurian listrik atau penyalahgunaan subsidi energi. Akibatnya, sanksi yang dijatuhkan pun tergolong ringan—umumnya hanya berupa kewajiban membayar kembali biaya listrik yang digunakan, tanpa ancaman hukuman penjara.

    Di sejumlah wilayah lainnya, warga Rusia masih diperbolehkan melakukan penambangan kripto di rumah, asalkan konsumsi listrik mereka tidak melebihi 6.000 kWh per bulan. Jika melampaui batas tersebut, mereka diwajibkan mendaftarkan diri ke daftar nasional yang dikelola oleh Layanan Pajak Federal.

    Rosfinmonitoring menyatakan bahwa aturan baru yang tengah disusun bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas penambangan dan sirkulasi aset kripto. Rancangan regulasi ini akan mencakup sanksi administratif maupun pidana, tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan.

    Popularitas Penambangan Kripto di Rusia Masih Tinggi

    Bulan ini, Kementerian Energi Rusia mengungkapkan mereka sedang mempertimbangkan untuk memperluas larangan penambangan ke tiga wilayah baru, yaitu Karelia Utara, Oblast Penza, dan beberapa bagian wilayah Khakassia. Keputusan final diperkirakan akan diumumkan pada Mei.

    Meski ancaman sanksi makin nyata, aktivitas penambangan kripto justru semakin populer di Rusia, terutama karena naiknya harga Bitcoin secara global. Pada Januari lalu, seorang pakar menyebutkan bahwa permintaan terhadap perangkat dan jasa penambangan telah meningkat tiga kali lipat dibanding kuartal terakhir tahun 2023.

  • TRIV Jadi Aplikasi Kripto Terpopuler di Indonesia Sepanjang 2025

    Serratalhadafc.com – TRIV, platform pertukaran aset kripto asal Indonesia, mencatat pencapaian besar di tahun 2025 dengan menjadi aplikasi kripto paling banyak diunduh di Indonesia. Berdasarkan data dari Google Play dan Sensor Tower, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1 juta kali sepanjang tahun.

    Founder TRIV, Gabriel Rey, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen TRIV dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna. “Capaian ini tak lepas dari kerja keras kami membangun produk yang aman dan nyaman bagi nasabah,” ujar Gabriel dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).

    Saat ini, TRIV menyediakan lebih dari 1.000 aset kripto, dan telah mengantongi izin resmi untuk layanan staking dan futures dari Bappebti serta OJK.

    Gabriel menekankan bahwa seluruh aktivitas perdagangan di TRIV mengikuti standar keamanan tinggi dan berada dalam pengawasan regulator resmi seperti OJK, Bappebti, dan CFX. Hal ini bertujuan menciptakan ekosistem perdagangan kripto yang sehat, transparan, dan terpercaya.

    “Kami berterima kasih kepada para Trivers yang telah mempercayakan TRIV sebagai platform utama mereka. Keamanan dan kepercayaan akan selalu menjadi prioritas kami,” lanjut Gabriel.

    TRIV juga mengumumkan rencana untuk menambah fitur baru dan memperluas pilihan aset kripto, guna meningkatkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi di pasar kripto yang terus berkembang.

    SEC Cabut Aturan Pembatas Kripto

    Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) resmi mencabut aturan yang selama ini menghambat perbankan dan institusi keuangan tradisional dalam memberikan layanan kripto. Keputusan ini dinilai sebagai langkah besar yang membuka jalan adopsi kripto secara lebih luas di sektor keuangan arus utama.

    Mengutip laporan dari Bitcoin.com, keputusan ini tertuang dalam pembaruan terbaru melalui Staff Accounting Bulletin (SAB) 122, yang secara resmi mencabut SAB 121, aturan kontroversial yang diterbitkan pada Maret 2022.

    SAB 121 sempat mewajibkan bank untuk mencatat kripto milik nasabah dalam neraca mereka, menimbulkan beban biaya dan risiko yang tinggi. Aturan ini banyak dikritik karena dianggap menghambat perkembangan industri aset digital dalam lingkungan perbankan.

    Mark T. Uyeda, selaku pemimpin sementara SEC, mengumumkan pencabutan aturan tersebut, yang juga menjadi hasil dari tekanan panjang dari komunitas kripto dan Kongres AS. Sebelumnya, Kongres sempat menyetujui pembatalan SAB 121 lewat Undang-Undang Tinjauan Kongres (CRA) dengan dukungan bipartisan, namun inisiatif itu diveto oleh Presiden Joe Biden dengan alasan menjaga kewenangan SEC.

    Kini, pencabutan resmi akhirnya dilakukan langsung oleh SEC sendiri.

    Komisioner SEC yang dikenal pro-kripto, Hester Peirce, menyambut gembira kabar ini. “Selamat tinggal, SAB 121! Itu tidak menyenangkan,” ujarnya, menegaskan kembali penolakannya sejak awal terhadap aturan tersebut.

    Dukungan serupa juga datang dari Senator Cynthia Lummis, yang menyebut aturan sebelumnya sebagai penghambat inovasi dan kerugian bagi industri perbankan dalam mengejar peluang di dunia aset digital.

    Dengan dihapusnya hambatan tersebut, bank dan lembaga keuangan kini memiliki ruang lebih luas untuk memberikan layanan kripto, termasuk sebagai kustodian aset digital. Langkah ini diperkirakan akan memperluas partisipasi publik dalam dunia kripto dan mempercepat integrasi aset digital ke dalam sistem keuangan tradisional di Amerika Serikat.

  • Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Emas dalam Sejarah, Al-Qur’an, dan Investasi Modern

    Serratalhadafc.com – Tahun 2025 menjadi saksi lonjakan harga emas yang mencolok, bahkan melampaui prediksi para analis. Meski sempat mengalami fluktuasi, tren kenaikan harga emas terus bertahan. Hal ini mendorong emas kembali jadi perbincangan hangat, bukan hanya sebagai aset investasi, tapi juga sebagai simbol nilai yang telah melekat sejak ribuan tahun lalu.

    Sejak zaman kuno, emas telah menjadi harta yang diburu. Ia bukan sekadar perhiasan, tapi juga digunakan sebagai alat tukar, perlengkapan adat, dan lambang status sosial. Dalam tradisi Islam, emas dikenal sebagai alat tukar sekaligus bentuk tabungan yang memiliki nilai tetap karena statusnya sebagai logam mulia.

    Emas pun disebut dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-Kahfi ayat 31. Ayat ini menggambarkan penghuni surga yang diberi gelang emas sebagai bentuk kemuliaan:

    “…Mereka diberi hiasan gelang emas dan memakai pakaian hijau dari sutra halus dan tebal, duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.” (QS Al-Kahfi: 31)

    Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 53, emas kembali disebut sebagai lambang kekayaan duniawi. Ini menunjukkan bahwa sejak dahulu, emas telah dimaknai sebagai simbol kemewahan dan penghargaan.

    Kini, seiring tren kenaikan harga, emas makin populer sebagai instrumen investasi, baik jangka pendek maupun panjang. Namun, bagi umat Islam, penting untuk tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga memastikan bahwa investasi emas dilakukan dengan cara yang halal dan tidak melanggar syariat.

    Seperti yang dijelaskan oleh Heni Verawati, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, dalam wawancara di laman NU Lampung, investasi emas yang sesuai syariat harus memenuhi prinsip keadilan, kejelasan akad, dan menghindari unsur riba.

    Investasi Emas dalam Perspektif Syariah

    Emas telah lama dianggap sebagai aset yang stabil dan bernilai, dan dalam ekonomi Islam, ia memenuhi kriteria sebagai aset syariah. Namun, praktik investasi emas tetap harus memperhatikan ketentuan hukum Islam agar terhindar dari unsur riba dan ketidakadilan.

    1. Larangan Riba dalam Transaksi Emas

    Dalam Islam, emas termasuk dalam kategori barang ribawi. Transaksi terhadapnya harus dilakukan secara tunai dan nilainya setara. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Said Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda:

    “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali sama nilainya, dan jangan melebihkan sebagian atas sebagian lainnya. Jangan menjual yang hadir dengan yang ghaib.” (HR Muslim)

    Artinya, jual beli emas secara kredit atau dengan perbedaan timbangan/nilai tidak dibenarkan. Emas harus diperdagangkan secara langsung, tunai, dan adil.

    2. Keamanan dan Keberlanjutan sebagai Aset Syariah

    Salah satu alasan mengapa emas dianggap sebagai investasi syariah adalah stabilitas dan risikonya yang relatif rendah. Emas juga tahan terhadap inflasi dan gejolak ekonomi. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan keamanan harta dan menolak spekulasi berlebihan (gharar).

    3. Kewajiban Zakat atas Emas

    Islam mewajibkan zakat atas emas jika telah mencapai nisab dan disimpan selama satu tahun. Nisab emas adalah 85 gram, dan zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5%.

    Hal ini ditegaskan dalam Surah At-Taubah ayat 34:

    “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka siksa yang pedih.” (QS At-Taubah: 34)

    Ini menunjukkan bahwa emas bukan hanya aset untuk keuntungan pribadi, tapi juga harus dimanfaatkan untuk kepentingan sosial.

    Catatan Tambahan:

    • Perhiasan emas yang dipakai wanita tidak wajib dizakati selama tidak berlebihan.
    • Emas atau perak yang dipakai laki-laki (kecuali cincin perak) atau dijadikan wadah wajib dizakati jika mencapai nisab.
    • Zakat juga berlaku pada emas batangan, logam, bejana, ukiran, atau bentuk emas lainnya yang dimiliki sebagai simpanan.

    4. Praktik Investasi Emas Syariah

    Investasi emas dalam Islam dapat dilakukan melalui beberapa cara yang sesuai syariah:

    • Emas fisik: berupa koin, perhiasan, atau batangan.
    • Tabungan emas: disimpan dalam lembaga keuangan syariah yang menjamin transaksi fisik dan kepemilikan jelas.
    • Emas digital: diperbolehkan selama akad, kepemilikan, dan pembayarannya dilakukan sesuai prinsip syariah (tanpa riba dan gharar).

    Kesimpulan:
    Investasi emas dalam Islam bukan sekadar mencari keuntungan, tapi juga menjaga nilai, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Dengan memahami syarat-syarat syariah dalam jual beli dan zakat emas, umat Islam bisa berinvestasi secara aman dan sesuai ajaran agama.

    Panduan Praktik Investasi Emas Sesuai Syariah

    Investasi emas telah menjadi pilihan banyak orang karena sifatnya yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Dalam perspektif Islam, emas juga termasuk aset yang diakui syariah, asalkan praktik investasinya mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Berikut beberapa bentuk investasi emas yang sesuai dengan ketentuan syariah:

    1. Pembelian Emas Fisik

    Investasi emas secara tradisional dilakukan dengan membeli emas fisik, seperti koin atau perhiasan. Dalam Islam, transaksi emas harus dilakukan secara tunai dan langsung untuk menghindari riba. Emas fisik bisa disimpan sebagai aset jangka panjang dan menjadi cadangan kekayaan saat kondisi ekonomi tidak stabil.

    2. Tabungan Emas Syariah

    Saat ini, banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk tabungan emas. Nasabah menabung dalam bentuk uang yang kemudian dikonversikan menjadi gram emas. Prinsip utamanya tetap sama: transaksi harus nyata dan bebas riba. Tabungan emas syariah menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki emas secara bertahap dengan cara yang lebih terjangkau.

    3. Emas Digital

    Emas digital adalah bentuk investasi emas yang ditransaksikan secara elektronik. Dalam ekonomi Islam, emas digital diperbolehkan asalkan emas yang ditransaksikan benar-benar ada secara fisik, tersimpan dengan aman, dan setiap transaksi dilakukan tunai serta sesuai nilai tukar yang berlaku. Transparansi dan kejelasan kepemilikan menjadi kunci sahnya transaksi ini dalam pandangan syariah.

    Emas: Aset Bernilai, Amanah Bermakna

    Dalam Islam, emas tidak hanya dilihat sebagai simbol kekayaan, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial. Sebagai aset syariah, emas dianggap aman dan stabil, sekaligus menjadi sarana untuk menjaga kekayaan, menghindari riba, dan menunaikan kewajiban zakat.

    Islam mengajarkan bahwa setiap harta, termasuk emas, adalah amanah yang harus dimanfaatkan secara bijak. Dengan memahami prinsip-prinsip syariah, umat Islam dapat menjadikan emas sebagai investasi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga mendatangkan keberkahan.

  • Waspada Dividend Trap, Ini Tips Menghindarinya

    Waspada Dividend Trap, Ini Tips Menghindarinya

    Serratalhadafc.com – Dividen menjadi daya tarik utama bagi banyak investor saham, terutama bagi mereka yang mengejar pendapatan pasif atau keuntungan jangka pendek. Namun, dividen tinggi tidak selalu berarti peluang bagus. Ada risiko yang dikenal sebagai dividend trap atau jebakan dividen.

    Dividend trap terjadi ketika perusahaan menawarkan dividen tinggi untuk menarik investor, padahal kondisi keuangan mereka sebenarnya tidak sehat. Biasanya, setelah pengumuman dividen, harga saham turun signifikan hingga cum date, membuat investor terjebak dan mengalami kerugian.

    Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengingatkan bahwa investor tidak boleh terpaku hanya pada angka yield yang tinggi. Ia menekankan pentingnya memperhatikan fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan.

    “Kalau dividend yield tinggi tapi fundamentalnya buruk, lebih baik tidak mengambil dividennya. Cukup manfaatkan pergerakan harga sahamnya,” ujar Nico, dikutip Senin (28/4/2025).

    Ia juga menyarankan investor untuk menyesuaikan strategi dengan tujuan masing-masing, apakah ingin menikmati dividen atau hanya mengejar capital gain. “Ini penting karena biasanya harga saham akan turun setelah terjadi dividend trap,” tambahnya.

    Dengan pemahaman yang tepat, investor bisa lebih bijak dalam memilih saham dan menghindari jebakan dividen.

    Fokus pada Fundamental Perusahaan

    Pengamat pasar modal sekaligus founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, menegaskan pentingnya memilih perusahaan dengan fundamental kuat dan prospek jangka panjang yang cerah. Menurutnya, fokus pada dividen jangka pendek saja tidak cukup untuk membangun strategi investasi yang aman.

    “Jangan hanya beli saham menjelang cum date demi mengejar dividen sesaat. Pilih perusahaan yang fundamentalnya solid dan prospek bisnisnya menjanjikan, agar kenaikan harga jangka panjang bisa menutupi penurunan setelah ex date,” ujar Wahyu.

    Ia menekankan bahwa investor harus berpikir jauh ke depan. Memilih saham hanya karena dividen tanpa mempertimbangkan kemampuan perusahaan bertahan dan berkembang bisa membawa risiko. Setelah cum date, harga saham umumnya turun, dan jika prospek perusahaan buruk, kerugian bisa lebih besar daripada dividen yang didapat.

    Dengan memperhatikan kekuatan fundamental dan prospek pertumbuhan, investor dapat menghindari jebakan dividen dan membangun portofolio yang lebih stabil dan menguntungkan.

    Dividen Tinggi Bisa Jadi Sinyal Bahaya, Ini Penjelasannya

    Dividen dengan yield tinggi memang menggoda, tapi investor harus waspada. Yield yang sangat tinggi bisa jadi tanda ada masalah di perusahaan.

    Dalam banyak kasus, yield tinggi muncul karena harga saham sudah jatuh tajam, sehingga persentase dividen tampak besar. “Jangan mudah tergiur yield tinggi sesaat. Itu bisa jadi sinyal ada masalah di perusahaan atau harga saham yang sedang anjlok,” kata Wahyu Laksono, founder Traderindo.com.

    Investor disarankan untuk tidak hanya terpaku pada angka yield, tapi juga menilai kondisi perusahaan secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

  • Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Nilai Pi Network Anjlok 80 Persen, Pendiri Tetap Miliarder Kripto

    Serratalhadafc.com – Mata uang kripto Pi Network mengalami penurunan tajam, dengan nilai pasar anjlok hampir 80 persen sejak Februari 2025. Penurunan ini membuat Pi tertinggal dari reli kripto lainnya, yang justru mendorong harga Bitcoin melampaui USD 93.000 dan meningkatkan total kapitalisasi pasar aset digital mendekati USD 3 triliun.

    Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar Pi menyusut drastis dari USD 19 miliar menjadi hanya USD 4,62 miliar, sementara valuasi penuh (FDV) merosot dari lebih dari USD 300 miliar menjadi USD 66 miliar.

    Meski harga anjlok, para pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan, tetap berhasil menjadi miliarder kripto. Menurut laporan crypto.news, dari total pasokan maksimum 100 miliar token, sekitar 65 miliar token dialokasikan untuk komunitas pengguna global yang dikenal sebagai “pioneers”. Sementara itu, tim pengembang inti, termasuk Kokkalis dan Fan, menguasai sekitar 20 miliar token, yang berdasarkan FDV saat ini bernilai sekitar USD 13,2 miliar. Jika dibagi rata, masing-masing pendiri memiliki kekayaan kertas lebih dari USD 6,6 miliar.

    Selain itu, Pi Network Foundation juga memegang 10 miliar token, dengan nilai lebih dari USD 6,6 miliar, walaupun struktur kepemilikan dan kontrol dana yayasan ini belum sepenuhnya transparan. Ada spekulasi bahwa para pendiri tetap memiliki pengaruh atas cadangan token tersebut.

    Pi Network sendiri dijalankan oleh perusahaan induk bernama SocialChain, yang menurut PitchBook, memiliki sekitar 40 karyawan. Meskipun detail distribusi kepemilikan di antara anggota tim inti tidak diketahui, estimasi konservatif tetap menunjukkan bahwa kepemilikan pendiri sudah cukup untuk mengukuhkan status mereka sebagai miliarder.

    Namun, sebagian besar token milik tim inti masih dalam kondisi terkunci. Menurut data dari penjelajah blockchain PiScan, token-token ini baru akan dilepas secara bertahap hingga Mei 2028, dengan pelepasan rata-rata 131,2 juta token per bulan, yang saat ini bernilai sekitar USD 87 juta.

    Harga Pi Network Masih Tertekan, Belum Tunjukkan Pemulihan

    Harga Pi Network (PI) saat ini tercatat sebesar USD 0,652573 per PI atau sekitar Rp 10.966,20 per PI (berdasarkan kurs 16 April 2025). Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 76,3 triliun, dengan volume perdagangan harian sebesar Rp 1,04 triliun. Dalam 24 jam terakhir, harga Pi mengalami penurunan tipis sebesar 0,18% dengan suplai beredar sekitar 6,96 miliar koin PI.

    Meski pasar kripto tengah bergairah dengan lonjakan harga Bitcoin dan altcoin lainnya, Pi Coin justru belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Menurut laporan dari Coingape, volume transaksi harian Pi kini bahkan turun di bawah USD 100 juta.

    Salah satu faktor utama stagnasi harga Pi Coin adalah belum tercatatnya aset ini di bursa-bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Upbit.

    Melansir Tokonews, saat ini Pi Coin hanya tersedia di beberapa platform seperti Gate, Bitget, OKX, LBank, dan MEXC. Meskipun cukup populer, bursa-bursa tersebut belum mampu memberikan tingkat eksposur global sebesar bursa Tier-1. Kehadiran Pi Coin di platform besar seperti Binance dinilai dapat membuka akses ke lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia, yang berpotensi mendongkrak harganya.

    Harapan Listing di Bursa Besar Jadi Kunci Masa Depan Pi Network

    Bahkan sebelum peluncuran mainnet, komunitas Binance sudah menunjukkan antusiasme besar terhadap potensi pencatatan Pi Network. Fenomena ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak aset kripto yang mengalami lonjakan harga signifikan setelah listing di Binance — salah satu contohnya adalah DeepBook, yang harganya melejit setelah masuk ke Binance Futures.

    Selain Binance, Upbit juga dianggap sebagai bursa kripto penting. Berbasis di Korea Selatan, Upbit dikenal mampu mendorong lonjakan harga aset secara cepat. Contohnya, harga Orca sempat melonjak 170% hanya sehari setelah terdaftar di platform ini. Bursa besar lainnya adalah Coinbase, yang dinilai bisa membuka akses Pi Network ke pasar Amerika Serikat secara luas.

    Namun, tanpa dukungan pencatatan di bursa-bursa utama tersebut, harga Pi diperkirakan akan tetap terbatas dalam jangka pendek.

    Masalah tambahan yang membayangi harga Pi adalah rencana distribusi besar-besaran token ke pasar. Diperkirakan dalam 12 bulan ke depan, sekitar 1,6 miliar token Pi senilai lebih dari USD 1 miliar akan dilepas. Jika permintaan pasar tidak tumbuh seimbang, lonjakan suplai ini berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga Pi.

    Harga Pi Network Turun, Kekhawatiran Pengguna Meningkat

    Melansir Times Now Digital, Sabtu (26/4/2025), penurunan harga Pi Network memicu kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama mereka yang masih menantikan peluncuran penuh mainnet. Peluncuran ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas serta memperkuat desentralisasi jaringan.

    Dalam wawancara sebelumnya, para pendiri Pi Network telah menyampaikan rencana pengembangan berbasis utilitas dan aplikasi terdesentralisasi. Namun, hingga kini, realisasi dari rencana tersebut belum terlihat jelas, sehingga belum mampu mengembalikan kepercayaan investor.

    Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset dan analisis mendalam sebelum membeli atau menjual aset kripto. Serratalhadafc.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian dari keputusan investasi Anda.

  • Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Kini Tether Kuasai Saham Juventus Lebih Dari 10%

    Serratalhadafc.com – Unit investasi dari penerbit stablecoin Tether, yakni Tether Investments, baru saja memperbesar kepemilikannya di klub sepak bola legendaris Italia, Juventus. Berdasarkan laporan Cointelegraph pada Jumat (25/4/2025), Tether kini memegang lebih dari 10,12% saham yang diterbitkan oleh Juventus, dengan kepemilikan itu mencerminkan 6,18% dari total hak suara di klub.

    Langkah ini merupakan kelanjutan dari investasi awal Tether yang sebelumnya telah mengakuisisi 8,2% saham Juventus. CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata strategi finansial jangka pendek, melainkan bentuk komitmen jangka panjang untuk kolaborasi dan inovasi.

    “Juventus punya potensi besar, bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkuat interaksi dengan fans, meningkatkan pengalaman digital, serta memperkuat ketahanan keuangannya. Kami antusias melihat peluang ke depan,” ujar Ardoino.

    Tether juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung Juventus secara finansial di masa depan, termasuk kemungkinan terlibat dalam suntikan ekuitas tambahan guna memperkuat struktur keuangan klub dan mencegah terjadinya dilusi saham.

    Analis dan pendiri Obchakevich Research, Alex Obchakevich, melihat langkah ini sebagai sinyal positif, tidak hanya kepada pelaku industri kripto, tetapi juga kepada pasar yang lebih luas. Menurutnya, aksi ini menunjukkan bahwa Tether ingin memperkuat reputasi sebagai entitas yang stabil dan transparan—terutama di hadapan regulator Uni Eropa.

    “Ini juga merupakan strategi untuk memperbaiki citra Tether, khususnya di Eropa, setelah sebelumnya kehilangan akses pasar karena tantangan kepatuhan terhadap regulasi MiCA,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Juventus adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Turin, Italia. Didirikan pada tahun 1897, Juventus—yang dikenal dengan julukan Juve—merupakan salah satu klub paling sukses di Italia dan Eropa, serta berkompetisi di kasta tertinggi Liga Italia, Serie A.

    Tether Lanjutkan Ekspansi Lewat Serangkaian Investasi Strategis

    Tether kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di dunia aset digital dengan melakukan sejumlah akuisisi dan investasi besar dalam beberapa waktu terakhir.

    Salah satu langkah terbarunya adalah memperkuat posisinya di sektor penambangan Bitcoin. Penerbit stablecoin USDT ini mengumumkan rencana untuk menyebarkan hashrate Bitcoin—baik yang sudah ada maupun yang akan datang—ke dalam pool penambangan milik Ocean. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan desentralisasi jaringan Bitcoin secara keseluruhan.

    Tak berhenti di situ, pada kuartal pertama tahun 2025, Tether juga menambah kepemilikannya dengan membeli 8.888 Bitcoin. Berdasarkan data dari platform analitik on-chain Arkham Intelligence, Tether kini memegang sebanyak 95.721 BTC yang nilainya mencapai sekitar USD 8,89 miliar.

    Di luar sektor kripto, Tether turut merambah dunia media. Pada akhir Maret 2025, mereka mengucurkan dana sebesar USD 11,4 juta ke perusahaan media asal Italia, Be Water. Sebelumnya, pada akhir 2024, Tether juga berinvestasi sebesar USD 775 juta di Rumble, platform video asal Kanada yang dikenal sebagai alternatif YouTube.

    Investasi tersebut mulai menunjukkan hasil. Rumble baru-baru ini meluncurkan dompet digital yang mendukung stablecoin USDT, yang merupakan produk andalan dari Tether.

    Langkah-langkah ini menegaskan bahwa Tether tidak hanya berperan sebagai penerbit stablecoin, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam membentuk ekosistem keuangan dan teknologi global yang terdesentralisasi.

    Bukan Sekadar Respons terhadap Dolar Melemah

    Belanja besar-besaran yang dilakukan Tether belakangan ini diyakini didorong oleh keinginan perusahaan untuk melindungi nilai asetnya dari kemungkinan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejumlah pengamat menilai alasan tersebut hanyalah bagian dari strategi yang lebih besar.

    Menurut analis Obchakevich, keputusan Tether tidak bisa dilihat semata sebagai respons spontan terhadap dinamika pasar. “Perusahaan seperti Tether berpikir dalam skala panjang. Penurunan nilai dolar yang bersifat sementara karena kebijakan tarif tidak cukup menjadi alasan untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba,” ujarnya.

    Ia juga menyinggung kesepakatan Tether dengan klub sepak bola Juventus, yang dinilai bukan keputusan yang diambil secara reaktif. “Kesepakatan itu jelas telah direncanakan jauh sebelum kondisi pasar dan penurunan dolar terjadi. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang,” tegas Obchakevich.

    Pernyataan tersebut menegaskan bahwa investasi Tether mencerminkan visi yang lebih luas dalam memperluas pengaruh dan diversifikasi aset, bukan sekadar langkah defensif terhadap kondisi ekonomi sesaat.

  • Bursa Saham Asia dan Wall Street Menguat di April 2025

    Bursa Saham Asia dan Wall Street Menguat di April 2025

    Serratalhadafc.com – Bursa saham Asia mencatatkan pergerakan beragam pada perdagangan terbaru, dengan sebagian besar indeks menunjukkan penguatan. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak lebih dari 1%, memperpanjang reli yang terjadi di hari sebelumnya. Indeks Topix juga ikut naik, mencatatkan kenaikan sebesar 0,81%.

    Sementara itu, di Korea Selatan, indeks Kospi bergerak datar, sedangkan indeks Kosdaq berhasil naik tipis sebesar 0,34%. Di pasar Australia, indeks ASX 200 menguat sebesar 0,27%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng berjangka tercatat di level 22.069, sedikit melemah dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di 22.072,62.

    Namun, di tengah sentimen positif tersebut, Korea Selatan justru melaporkan pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan. Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada kuartal pertama tahun 2025, berdasarkan data awal yang dirilis Kamis pekan ini. Angka ini meleset dari ekspektasi kenaikan 0,1% yang diprediksi dalam jajak pendapat oleh Reuters.

    Baca Juga : Investasi Bitcoin Bisa Jadi Solusi Menghadapi Gejolak Ekonomi

    Dari Amerika Serikat, kontrak berjangka menunjukkan pergerakan campuran setelah indeks utama Wall Street membukukan kenaikan selama dua hari berturut-turut. Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,1%, demikian pula kontrak berjangka Nasdaq 100. Sementara itu, kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average justru turun 45 poin, atau sekitar 0,1%.

    Di Wall Street sendiri, ketiga indeks utama ditutup di zona hijau di tengah harapan bahwa ketegangan dagang antara AS dan China akan segera mereda. Presiden AS saat itu, Donald Trump, juga menenangkan pasar dengan pernyataannya bahwa ia tidak memiliki rencana untuk mengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

    Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 419,59 poin atau 1,07% ke level 39.606,57. Indeks S&P 500 naik 1,67% dan berakhir di level 5.375,86. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatat lonjakan terbesar dengan kenaikan 2,50%, ditutup pada 16.708,05. Ketiga indeks tersebut mencatatkan kenaikan beruntun, mencerminkan sentimen positif yang tengah berkembang di pasar global.

    Bursa Asia Menguat Seiring Meredanya Ketegangan Perang Dagang AS-China

    Pada Rabu, 23 April 2025, bursa saham Asia Pasifik mengalami lonjakan signifikan, mengikuti jejak penguatan yang terjadi di Wall Street. Sentimen positif ini muncul seiring meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

    Optimisme pasar menguat setelah pernyataan dari Presiden AS, Donald Trump, yang menyebutkan bahwa tarif akhir terhadap barang-barang China tidak akan mencapai angka ekstrem hingga 145%. Meski demikian, Trump menegaskan bahwa tarif juga tidak akan ditiadakan sepenuhnya. Sikap ini memberi sinyal kemungkinan pendekatan kompromi dalam kebijakan dagang AS-China.

    Selain itu, Trump juga mengklarifikasi bahwa ia tidak berencana untuk mengganti Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang selama ini menjadi perhatian pelaku pasar. Kepastian ini turut membantu meredakan kekhawatiran investor.

    Di kawasan Asia, indeks saham utama menunjukkan tren positif. Hong Kong mencatatkan penguatan tertinggi dengan Indeks Hang Seng melonjak 2,37% ke level 22.072,62. Sementara itu, indeks Hang Seng Teknologi mencatat kenaikan lebih besar lagi, sebesar 3,07% menjadi 5.049,40. Di sisi lain, indeks CSI 300 di China bergerak relatif stabil di angka 3.786,88.

    Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 1,89% ke level 34.868,63, disusul indeks Topix yang naik 2,06% menjadi 2.584,32. Korea Selatan pun menunjukkan tren serupa, dengan indeks Kospi bertambah 1,57% ke posisi 2.525,56 dan Kosdaq meningkat 1,39% menjadi 726,08.

    Sementara itu, indeks Nifty 50 di India naik 0,52%, dan pasar Australia juga mencatatkan kenaikan dengan ASX 200 bertambah 1,33% ke level 7.920,50.

    Kenaikan di berbagai bursa Asia ini mencerminkan keyakinan investor terhadap stabilitas pasar keuangan regional, di tengah tanda-tanda membaiknya hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

    IHSG Tembus 6.600, Mayoritas Sektor Saham Menguat

    Pada perdagangan Rabu, 23 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level 6.600, ditutup menguat signifikan di tengah sentimen positif dari mayoritas sektor saham. Penguatan ini terjadi seiring keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.

    Berdasarkan data dari RTI, IHSG ditutup naik 1,47% ke posisi 6.634,37. Indeks LQ45 juga turut menguat sebesar 1,98% ke level 744,78. Seluruh indeks saham acuan tercatat menghijau pada perdagangan hari itu. IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 6.642,91 dan sempat menyentuh titik terendah di 6.588,25.

    Dari sisi kinerja emiten, terdapat 412 saham yang mengalami kenaikan harga, sementara 193 saham melemah dan 201 saham lainnya stagnan. Total frekuensi perdagangan tercatat mencapai 1.286.794 kali, dengan volume transaksi sebesar 21,9 miliar saham dan nilai transaksi harian mencapai Rp 13,7 triliun. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran Rp 16.860.

    Sektor saham properti menjadi motor utama penguatan IHSG dengan lonjakan sebesar 2,45%. Sektor kesehatan juga mencatat kinerja positif dengan kenaikan 2,22%, disusul sektor keuangan yang naik 1,71% dan sektor consumer siklikal yang meningkat 1,7%.

    Penguatan juga terlihat di sektor industri yang naik 1,27%, sektor consumer nonsiklikal naik 1,61%, sektor energi bertambah 0,52%, infrastruktur naik 0,78%, dan sektor transportasi menguat 0,53%.

    Namun, tidak semua sektor bergerak positif. Sektor basic materials mengalami koreksi sebesar 1,56%, sedangkan sektor teknologi melemah tipis sebesar 0,03%.

    Kinerja positif IHSG mencerminkan optimisme investor terhadap kondisi pasar, terutama setelah kepastian suku bunga dari Bank Indonesia serta sentimen global yang turut memengaruhi arah pergerakan pasar domestik.