Tag: tips cerdas

  • Apakah Sekarang Saat Yang Tepat membeli Dogecoin?

    Serratalhadafc.com – Dogecoin (DOGE) masih menempati posisi sebagai salah satu koin meme paling populer, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 24 miliar atau setara Rp 403 triliun. Meski begitu, nilai tersebut tercapai setelah DOGE mengalami penurunan tajam sebesar 50 persen sepanjang tahun ini.

    Lalu, apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli Dogecoin?

    Analis dari The Motley Fool, Ryan Vanzo, menyebut satu indikator penting dalam menilai potensi Dogecoin sebagai aset investasi jangka panjang, khususnya bagi investor agresif: volume transaksi jaringan. Meski harga Dogecoin sering berfluktuasi drastis tanpa alasan yang jelas, volatilitasnya sangat berkorelasi dengan kripto besar lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum, serta pasar saham secara umum.

    Vanzo menekankan bahwa volume transaksi menjadi ukuran kunci untuk melihat apakah Dogecoin sedang berkembang menjadi lebih dari sekadar koin meme. DOGE mulai mendapatkan lebih banyak utilitas sebagai alat transaksi peer-to-peer dan sebagai bagian dari ekosistem aplikasi terdesentralisasi (dApps).

    Namun, jumlah transaksi Dogecoin per April 2025 mencatat penurunan tajam, mencapai level terendah dalam beberapa bulan. Volume perdagangannya yang sempat mencapai USD 40 miliar pada 11 November 2024, kini hanya sekitar USD 1 miliar per hari.

    Vanzo menyebut, kekuatan utama Dogecoin terletak pada komunitasnya. Tapi, pasca penurunan harga tajam, keterlibatan komunitas ikut menurun drastis.

    Kesimpulannya, Dogecoin mungkin masih punya potensi sebagai aset spekulatif bagi investor yang mengincar pertumbuhan tinggi dan punya dana cadangan. Namun, fungsionalitas dan penggunaannya yang menurun menjadi catatan penting dalam menilai kelayakan investasi jangka panjang.

    Investasi Dogecoin Ibarat Membeli Lotre

    Meski pernah mencetak lonjakan besar, volume transaksi Dogecoin kini telah anjlok lebih dari 97% dari titik tertingginya. Nilai mata uang kripto ini sebagian besar masih bertumpu pada statusnya sebagai koin meme, sehingga arah harganya dalam jangka panjang sulit diprediksi.

    “Berinvestasi di Dogecoin sekarang ibarat membeli tiket lotre. Cocok untuk dana lebih, tapi jangan berharap terlalu tinggi,” ujar Vanzo.

    Ia juga menambahkan bahwa tim analis Motley Fool Stock Advisor baru saja merilis daftar 10 saham terbaik untuk dibeli saat ini, dan Dogecoin tidak termasuk di dalamnya.

    Mengenal Pergerakan Doge Circle

    Siklus pergerakan harga Dogecoin yang dikenal sebagai “Doge Circle” kembali menarik perhatian para pelaku pasar. Pola saat ini disebut-sebut menyerupai fase pemulihan di level support yang terjadi pada 2015 dan 2020. Banyak analis teknikal melihat kesamaan ini sebagai sinyal positif yang bisa membuka peluang kenaikan harga.

    Sebagian prediksi menyebut Dogecoin berpotensi naik ke kisaran USD 8 hingga USD 10 dalam jangka menengah hingga panjang, apabila berhasil keluar dari zona jenuh jual. Meskipun tergolong optimistis, pola historis Dogecoin menunjukkan bahwa skenario semacam ini tidak bisa diabaikan, khususnya oleh investor jangka panjang.

    Prediksi Kenaikan Harga Dogecoin Picu Optimisme Pasar

    Analisis teknikal terbaru memunculkan potensi lonjakan signifikan harga Dogecoin. Berbagai pola grafik dan indikator teknikal menunjukkan proyeksi bullish, termasuk breakout pada indikator MACD dan keluarnya harga dari formasi segitiga. Struktur teknikal “cup and handle” juga menjadi perhatian para analis sebagai sinyal tren naik.

    Breakout indikator MACD dari pola segitiga dalam grafik harga Dogecoin menjadi sorotan. Pola ini sebelumnya pernah mendahului lonjakan harga besar. Analis teknikal Trader Tardigrade menyebut pergerakan ini mengindikasikan tren naik yang kuat dan dapat memicu minat beli dari pasar.

    Arah MACD diyakini memberikan gambaran arah pergerakan Dogecoin selanjutnya. Lonjakan serupa di masa lalu pasca-breakout menumbuhkan harapan akan pengulangan siklus. Namun, para analis mengingatkan pentingnya tidak hanya mengandalkan satu indikator saat mengambil keputusan investasi.

  • Begini Cara Kripto Sebagai Agunan

    Begini Cara Kripto Sebagai Agunan

    Serratalhadafc.com – OKX dan Standard Chartered telah meluncurkan program percontohan inovatif yang memungkinkan klien institusional menggunakan mata uang kripto dan dana pasar uang berbentuk token (MMF) sebagai agunan di luar bursa. Program ini diluncurkan pada 10 April 2025 dan berada di bawah pengawasan Otoritas Regulasi Aset Virtual Dubai (VARA).​

    Kolaborasi Strategis

    Dalam inisiatif ini, Standard Chartered berperan sebagai kustodian independen yang diatur di Dubai International Financial Centre (DIFC), memastikan penyimpanan aset agunan yang aman. Sementara itu, OKX mengelola dan memfasilitasi transaksi melalui entitasnya yang diatur oleh VARA. Franklin Templeton, manajer aset terkemuka, juga terlibat dengan menyediakan dana pasar uang berbentuk token yang akan digunakan dalam program ini.

    Manfaat bagi Klien Institusional

    Program ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi modal bagi klien institusional. Dengan menggunakan bank sistemik global seperti Standard Chartered sebagai kustodian, risiko pihak ketiga dapat diminimalkan. Selain itu, penggunaan MMF berbentuk token memungkinkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat tanpa bergantung pada infrastruktur kliring tradisional. ​

    Brevan Howard Digital menjadi salah satu peserta pertama dalam program ini, menunjukkan minat yang tinggi dari institusi keuangan terhadap solusi agunan berbasis aset digital. ​

    Program ini menandai langkah signifikan dalam integrasi antara keuangan tradisional dan aset digital, membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas di kalangan institusi.

    Cleanspark Masuk Lima Besar

    Cleanspark (CLSK) masuk dalam lima besar dengan kenaikan saham sebesar 5,19%. Saham lain seperti Bitdeer (BTDR), Riot Platforms (RIOT), Core Scientific (CORZ), Hut 8 (HUT), dan Applied Digital (APLD) juga mengalami peningkatan antara 3,12% hingga 4,61%.

    Namun, jika dilihat dari kinerja selama lima hari terakhir, hanya tujuh dari dua belas perusahaan penambang bitcoin terbesar yang mencatatkan hasil positif.

    Galaxy Digital (GLXY) memimpin kenaikan mingguan dengan lonjakan 15,77%, diikuti oleh Cipher Mining (CIFR) yang naik 15,23%. Meski sempat menguat dalam jangka pendek, tren saham penambang bitcoin sepanjang 2025 masih menunjukkan penurunan yang signifikan.

    Cleanspark (CLSK) dan MARA Holdings (MARA) masing-masing turun 18,56% dan 25,40%. Penurunan lebih tajam dialami Riot Platforms (RIOT) dan Applied Digital (APLD) yang anjlok masing-masing 30,85% dan 30,75%.

    Baca Juga : Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

  • Di Tengah Perang Tarif, Perusahaan Penambang Menguat Sahamnya

    Serratalhadafc.com – Pasar AS ditutup menguat, dengan Nasdaq Composite naik 2,06% dan sektor aset digital melonjak 3,72%, mendorong total valuasi pasar kripto ke USD 2,63 triliun.

    Saham perusahaan penambang Bitcoin yang terdaftar di bursa juga mencatat kinerja positif. Sembilan dari 12 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar mengalami kenaikan harga saham, setelah sempat tertekan akibat kebijakan tarif impor dari mantan Presiden AS, Donald Trump. Indeks utama juga ikut menguat: Nasdaq naik 2,06%, NYSE 1,84%, S&P 500 menguat 1,81%, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,56%.

    Menurut data Bitcoinminingstock.io, Cipher Mining (CIFR) mencatat lonjakan tertinggi pada hari Jumat, naik 9,01%. Diikuti oleh MARA Holdings (MARA) yang naik 6,56%, Galaxy Digital (GLXY) 6,48%, dan Terawulf (WULF) 6,25%. Cleanspark (CLSK) juga masuk lima besar dengan kenaikan 5,19%. Saham penambang lainnya seperti Bitdeer (BTDR), Riot Platforms (RIOT), Core Scientific (CORZ), Hut 8 (HUT), dan Applied Digital (APLD) juga menguat antara 3,12% hingga 4,61%.

    Namun secara mingguan, hanya tujuh dari dua belas perusahaan yang mencatat kinerja positif. Galaxy Digital memimpin dengan kenaikan 15,77%, disusul Cipher Mining yang naik 15,23%.

    Meski sempat menguat dalam jangka pendek, saham-saham penambang Bitcoin masih mencatat tren negatif sepanjang 2025. Cleanspark turun 18,56%, MARA Holdings 25,40%, Riot Platforms 30,85%, dan Applied Digital 30,75%.

    Halving Bitcoin 2024

    Walau menghadapi tekanan dari berbagai arah, sebagian pelaku pasar masih optimistis terhadap dampak jangka panjang dari peristiwa halving Bitcoin pada April 2024.

    Halving adalah proses yang memotong setengah imbalan blok untuk penambang dan terjadi setiap empat tahun. Secara historis, hal ini sering memicu tren kenaikan harga Bitcoin dalam 12 hingga 18 bulan setelahnya. Banyak analis meyakini bahwa pengurangan suplai Bitcoin baru dari halving bisa mendorong harga naik, terutama jika permintaan tetap atau meningkat.

    Namun, karena halving juga memangkas pendapatan langsung penambang, hanya perusahaan dengan efisiensi tinggi dan manajemen keuangan yang kuat yang diperkirakan bisa bertahan dan berkembang dalam kondisi pasar pasca-halving.

  • Harga Bitcoin Naik 7% Setelah Trump Mencabut kebijakan Tarif

    Harga Bitcoin Naik 7% Setelah Trump Mencabut kebijakan Tarif

    Serratalhadafc.com – Harga Bitcoin (BTC) melonjak lebih dari 7% dan berhasil menembus level USD 83.000 pada Kamis, 10 April 2025, mencatatkan kenaikan intraday tertinggi sejak Maret lalu.

    Kenaikan ini terjadi usai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pencabutan sementara tarif global selama 90 hari, dengan pengecualian untuk China. Kebijakan baru ini menggantikan rencana sebelumnya yang menetapkan tarif tetap 10% untuk semua mitra dagang AS selain China.

    Langkah tersebut mendapat respons positif dari pelaku pasar global, termasuk investor di pasar kripto.

    Selain Bitcoin, sejumlah altcoin seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Dogecoin (DOGE) juga mengalami lonjakan harga dua digit. Namun, meski pasar terlihat bergairah, data dari pasar derivatif menunjukkan bahwa trader profesional masih berhati-hati.

    Premi berjangka dua bulan BTC sempat melampaui ambang batas netral 5%, tapi gagal mempertahankan momentum tersebut. Sementara itu, delta skew 25%—indikator ekspektasi risiko dalam opsi BTC—sempat menyentuh 12% sebelum turun ke level netral 3% usai pernyataan dari Donald Trump.

    “Secara teknikal memang ada dorongan harga yang kuat, tapi pelaku pasar besar belum menunjukkan agresivitas yang signifikan,” kata Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dalam keterangan resmi, Jumat (11/4/2025).

    Ia menambahkan, premi kontrak berjangka yang belum stabil dan tingkat pendanaan yang masih berada di zona netral menunjukkan pasar masih wait and see.

    Fyqieh juga menyoroti faktor makroekonomi global, khususnya data inflasi dari AS dan China yang akan segera dirilis, sebagai penentu arah selanjutnya bagi harga Bitcoin.

    “Konsolidasi dan volatilitas masih akan mendominasi. Jika data inflasi menunjukkan tekanan rendah, ada peluang BTC menguat ke USD 88.800 atau bahkan USD 100.000. Namun jika inflasi tinggi, BTC bisa kembali tertekan dan turun ke kisaran support USD 73.500,” tutup Fyqieh.

    Penyebab Harga Kripto Terjun Bebas

    Harga aset kripto jatuh tajam setelah bursa saham berjangka AS dibuka melemah pada 6 April, menyusul kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump. Mulai 5 April, semua negara dikenakan tarif impor 10%, dengan tarif lebih tinggi dikenakan pada China (34%), Uni Eropa (20%), dan Jepang (24%).

    Akibatnya, Bitcoin (BTC) anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir ke level USD 77.883. Ether (ETH) turun lebih dalam, lebih dari 12%, ke USD 1.575. Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan terkoreksi lebih dari 8% menjadi sekitar USD 2,5 triliun.

    Namun, sedikit pemulihan terjadi. BTC naik 1,4% ke USD 78.500, dan ETH naik ke USD 1.594. Sementara itu, Crypto Fear & Greed Index jatuh ke level 23 pada 7 April, menandakan pasar dalam kondisi “sangat takut”.

    Charlie Sherry, CFO BTC Markets Australia, menyebut penurunan ini bisa dimaklumi karena volume perdagangan global rendah saat akhir pekan. “Jika ada aksi jual besar di hari sepi, dampaknya langsung terasa,” ujarnya dikutip dari Cointelegraph, Senin (7/4/2025).

    Ia menambahkan, pernyataan Trump soal tarif memicu ketidakpastian hubungan dagang global dan menciptakan kepanikan di pasar. Di sisi lain, pendiri BitMEX, Arthur Hayes, menilai kondisi ini bisa membuka peluang kenaikan harga Bitcoin dalam waktu dekat.

    Pasar saham AS ikut terguncang. Kontrak berjangka untuk S&P 500 turun hampir 4%, sementara Nasdaq dan Dow Jones juga melemah tajam. Dow bahkan mencatat penurunan lebih dari 8%.

    Analis dari The Kobeissi Letter menyatakan bahwa koreksi ini mendorong S&P 500 masuk ke zona bear market. Selama 32 hari terakhir, pasar saham AS telah kehilangan sekitar USD 400 miliar setiap harinya. Tom Dunleavy dari MV Global memperkirakan, jika tren ini berlanjut, ini bisa menjadi salah satu kejatuhan tiga hari terburuk dalam sejarah pasar AS.

  • Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

    Stablecoin Jadi Pilihan di Tengah Tarif Trump

    Serratalhadafc.com – Ketidakpastian global kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran terhadap sejumlah negara mitra dagang. Dampaknya langsung terasa ke berbagai sektor, termasuk pasar saham, nilai tukar Rupiah, dan pasar kripto domestik.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami aksi panic selling, sementara Rupiah terus tertekan terhadap dolar AS. Nilai tukar USD/IDR spot tercatat menyentuh Rp16.864 dan sempat melampaui Rp17.000 di pasar offshore. Dalam situasi ini, pelaku pasar cenderung mengadopsi strategi defensif.

    Chief Marketing Officer Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa kondisi makroekonomi saat ini mendorong investor untuk lebih berhati-hati, khususnya dalam menghadapi aset berisiko. Bitcoin sendiri sudah mengalami koreksi lebih dari 25% dari puncak harganya, sementara altcoin juga terkoreksi tajam.

    Iqbal menjelaskan bahwa penurunan volume perdagangan dan minimnya aksi beli mencerminkan pasar yang masih berada dalam fase konsolidasi. Tekanan jual belum sepenuhnya mereda.

    “Investor saat ini cenderung fokus pada aset utama seperti Bitcoin dan stablecoin, sambil menjauhi altcoin yang lebih spekulatif dan rentan terhadap fluktuasi harga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/4/2025).

    Meski Trump telah mengumumkan penangguhan sementara tarif selama 90 hari untuk 75 negara yang masih dalam tahap negosiasi, ia justru memperketat kebijakan terhadap China. Tarif atas produk dari China kini naik menjadi 125% dan langsung berlaku, meningkatkan kekhawatiran akan konflik dagang jangka panjang.

    Tether Mulai jadi Favorit Untuk Investasi

    “Di tengah gejolak global dan fluktuasi nilai tukar, investor kripto di Indonesia mulai beralih ke aset yang lebih stabil, terutama stablecoin seperti Tether (USDT),” ujar Wan Iqbal.

    Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), USDT telah menjadi aset kripto paling aktif diperdagangkan di Indonesia dalam dua tahun terakhir, melampaui Bitcoin, Ethereum, dan Solana. CoinMarketCap mencatat bahwa volume perdagangan USDT di tiga bursa kripto terbesar di Indonesia telah menembus angka USD 7 miliar sejak awal 2024.

    “Di Tokocrypto, pasangan USDT/IDR menyumbang lebih dari 25% dari total volume transaksi harian dalam 24 jam terakhir. USDT kini menjadi jangkar utama aktivitas trading di Indonesia,” jelas Iqbal.

    USDT tidak hanya menawarkan kestabilan harga, tetapi juga digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap volatilitas rupiah.

    “Dominasi USDT juga memperkuat perannya sebagai pintu masuk ke berbagai platform DeFi dan aplikasi kripto lainnya,” tambahnya.

    Menurut Iqbal, kestabilan yang ditawarkan USDT membuatnya menarik bagi investor yang ingin menjaga arus kas tanpa harus terkena risiko fluktuasi harga kripto secara langsung.

  • Kenapa Gen Z Mesti Kreatif Dengan Investasi

    Kenapa Gen Z Mesti Kreatif Dengan Investasi

    Serratalhadafc.com – Generasi muda, khususnya Gen Z, dikenal dekat dengan teknologi, penuh ide kreatif, dan punya ambisi besar. Tapi di balik semua potensi itu, ada tantangan nyata: bagaimana memastikan masa depan keuangan tetap aman? Jawabannya jelas—investasi.

    Sayangnya, masih banyak anak muda yang menganggap investasi itu rumit, butuh modal besar, atau hanya cocok untuk orang yang sudah mapan. Padahal, anggapan itu salah.

    Justru masa muda adalah waktu terbaik untuk mulai berinvestasi. Semakin awal kamu mulai, semakin besar potensi hasil yang bisa kamu raih di masa depan.

    1. Nggak Harus Kaya Dulu untuk Investasi

    Ada mitos kalau investasi cuma buat orang kaya. Salah besar! Sekarang, banyak platform investasi yang ramah kantong. Mulai dari Rp10.000 aja, kamu udah bisa beli reksadana atau nabung saham. Nggak ada alasan lagi buat nunda-nunda, kan?

    2. Siap-Siap Hadapi Masa Depan

    Gen Z dikenal sebagai generasi yang suka kebebasan. Tapi kalau kamu nggak punya rencana keuangan, kebebasan itu bisa jadi cuma mimpi. Investasi bikin kamu siap menghadapi kejadian tak terduga, seperti biaya darurat, traveling impian, atau bahkan pensiun di usia muda.

    3. Masa Muda Adalah Waktu Terbaik Investasi

    Kamu tahu nggak sih, kalau mulai investasi dari muda, kamu punya waktu lebih panjang untuk ngembangin uang kamu? Ini yang disebut compound interest alias bunga berbunga. Contohnya, kalau kamu investasi Rp100.000 setiap bulan sejak umur 20 tahun, hasilnya bakal jauh lebih besar dibanding mulai di umur 30. Waktu adalah kekuatan super kamu, jadi jangan disia-siakan!

    4. Siap Hadapi Tantangan Masa Depan

    Gen Z dikenal sebagai generasi yang suka kebebasan. Tapi kalau kamu nggak punya rencana keuangan, kebebasan itu bisa jadi cuma mimpi. Investasi bikin kamu siap menghadapi kejadian tak terduga, seperti biaya darurat, traveling impian, atau bahkan pensiun di usia muda.

    5. Pelajari Investasi Dengan Benar

    Buat Gen Z yang terbiasa cari info dari TikTok atau YouTube, manfaatkan teknologi buat belajar investasi. Banyak kok konten edukasi yang gampang dipahami. Tapi ingat, jangan tergoda investasi yang katanya cepat kaya. Pilih yang aman dan sesuai tujuan kamu, seperti reksadana, saham, atau emas.

    6. Jeli Dalam Memilih Tempat Investasi

    Terakhir, investasi bukan hanya soal uang yang kamu tanam, tapi juga soal di mana kamu menanamnya. Untuk generasi muda yang baru mulai, penting banget untuk memilih partner investasi yang terpercaya dan bisa memberikan panduan. Di sinilah Insight Investments Management hadir sebagai solusi. Dengan berbagai produk investasi yang sesuai untuk kebutuhan dan tujuan keuanganmu, Insight Investment Management bisa membantu kamu membangun masa depan finansial yang lebih cerah. Mulai dari reksadana pasar uang yang aman untuk pemula, hingga produk investasi lain yang bisa memberikan hasil optimal.

    Insight Investments Management juga menawarkan transparansi, keamanan, dan layanan yang ramah untuk generasi muda. Jadi, kamu nggak perlu ragu untuk mulai perjalanan investasi kamu bersama Insight. 

    Investasi bukan soal seberapa besar uang yang kamu punya sekarang, tapi seberapa besar niat kamu untuk mulai. Dengan langkah kecil hari ini, kamu bisa membangun masa depan yang lebih cerah. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai investasi dari sekarang biar masa depan kamu nggak cuma aman, tapi juga cuan!

  • Pasar Kripto Tertekan, Arthur Hayes Malah Borong Bitcoin

    Pasar Kripto Tertekan, Arthur Hayes Malah Borong Bitcoin

    Serratalhadafc.com – Pemegang Bitcoin tengah menghadapi tekanan usai pengumuman mendadak tarif dagang dari Presiden AS Donald Trump, yang mengguncang pasar global, termasuk kripto.

    Meski situasi pasar memburuk, sejumlah tokoh di komunitas kripto justru melihat peluang. Salah satunya Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX. Ia mengaku terus membeli Bitcoin di tengah penurunan harga.

    “Saya sudah membeli BTC sedikit demi sedikit sepanjang hari, dan akan terus melanjutkan,” kata Hayes, dikutip dari Cointelegraph, Selasa (8/4/2025).

    Hayes juga memprediksi dominasi Bitcoin dalam pasar kripto akan menguat. Ia memperkirakan pangsa pasar Bitcoin yang kini sekitar 60,5% bisa naik hingga menyentuh 70%.

    Bitcoin Perlu Lebih dari Sekadar Penyimpan Nilai untuk Tetap Relevan

    Meski tokoh seperti Arthur Hayes dan Erik Wood menunjukkan keyakinan terhadap masa depan Bitcoin, tidak semua suara di komunitas kripto sepakat. Jack Dorsey, mantan CEO Twitter dan tokoh penting di dunia kripto, menyampaikan pandangan kritis terkait posisi Bitcoin saat ini.

    Menurut Dorsey, Bitcoin tidak akan bertahan sebagai aset yang relevan jika hanya diposisikan sebagai penyimpan nilai. Ia menekankan pentingnya fungsi Bitcoin sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari.

    “Jika Bitcoin hanya menjadi penyimpan nilai dan tidak lebih dari itu, saya rasa ia tidak akan menjadi relevan sama sekali,” ujarnya.

    Dorsey menambahkan bahwa jika Bitcoin gagal berkembang menjadi alat transaksi yang digunakan secara luas, maka aset ini hanya akan dibeli, dilupakan, dan digunakan sesekali dalam keadaan darurat.

    Volatilitas harga memang menjadi tantangan utama bagi adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran. Meski begitu, Bitcoin tetap menjadi pilihan utama di platform seperti BitPay sepanjang 2024. Bahkan, beberapa negara telah mulai menggunakannya dalam transaksi perdagangan internasional.

    Harga Bitcoin Anjlok, Pasar Kripto Tertekan oleh Ketidakpastian Global

    Harga Bitcoin tiba-tiba jatuh dalam beberapa jam terakhir, turun dari USD 83.000 menjadi di bawah USD 79.000 per koin. Data CoinMarketCap pada Senin (7/4/2025) pagi menunjukkan Bitcoin (BTC) melemah 6,28 persen dalam 24 jam terakhir dan turun 4,57 persen dalam sepekan. Harga BTC kini berada di level USD 78.262,83 atau sekitar Rp 1,309 miliar (kurs Rp 16.740 per dolar AS).

    CoinGlass mencatat likuidasi besar-besaran di pasar kripto, dengan posisi leverage senilai hampir USD 600 juta terhapus. Ini terjadi setelah periode stabil yang sempat membuat BTC unggul dibandingkan indeks pasar utama, memicu narasi baru soal Bitcoin sebagai penyimpan nilai digital.

    Analis kripto Jonatan Randing menyebut BTC saat ini mendekati Exponential Moving Average (EMA) mingguan 50—level support historis dalam fase pasar bullish. Namun, hal ini justru memunculkan pertanyaan, apakah tren naik Bitcoin benar-benar masih bertahan?

    Di sisi lain, sentimen pasar juga dibayangi kekhawatiran atas potensi tarif balasan dari Uni Eropa, menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 20% atas impor dari kawasan tersebut.

    Para trader kini bersiap menghadapi kondisi pasar saham yang bergejolak, setelah pekan lalu menjadi periode terburuk bagi indeks S&P 500, NASDAQ 100, dan Dow Jones sejak pandemi COVID-19 tahun 2020.

  • Mark Cuban Sarankan Beli Bitcoin Sekarang

    Mark Cuban Sarankan Beli Bitcoin Sekarang

    Serratalhadafc.com – Baru-baru ini, investor sekaligus pendukung aset kripto, Mark Cuban, memicu diskusi di platform X (dulu Twitter) setelah mengomentari penurunan tajam di pasar saham. Ia memperkirakan perusahaan akan mulai melakukan buyback atau pembelian kembali saham mereka sendiri saat harga sedang rendah.

    Salah satu pengguna X menanggapi dengan singkat: “Bullish.” Cuban pun menjawab bahwa aksi buyback memang kemungkinan akan terjadi, namun menurutnya ada aset yang lebih menjanjikan untuk saat ini. Ia menyebut: “Akhirnya kamu akan benar. Tapi mungkin lebih baik beli BTC sekarang.”

    Pernyataan Cuban ini bisa dibaca sebagai isyarat agar perusahaan mulai mempertimbangkan strategi seperti yang dilakukan oleh MicroStrategy milik Michael Saylor—mengalihkan sebagian cadangan kas ke Bitcoin. Langkah serupa juga telah ditempuh oleh Metaplanet di Jepang.

    Beberapa pengguna X lainnya turut menyetujui pandangan Cuban. Salah satunya mengatakan, “Saya menjual saham sebelum kejatuhan pasar dan membeli kripto. Nanti saya beli lagi sahamnya saat harganya jatuh.”

    Komentar-komentar ini mencerminkan keyakinan bahwa aset kripto, khususnya Bitcoin, dianggap sebagai pilihan yang lebih menarik di tengah ketidakpastian pasar saham.

    Mark Cuban Ingin Meluncurkan Koin Meme

    Awal tahun ini, Mark Cuban sempat mencuit bahwa ia mungkin akan meluncurkan mata uang kripto meme miliknya sendiri. Meski kemungkinan besar disampaikan dengan nada bercanda, pernyataan ini muncul tak lama setelah mantan Presiden AS Donald Trump dan istrinya memperkenalkan koin meme mereka, TRUMP dan MELANIA.

    Cuban menyatakan bahwa jika ia benar-benar merilis koin meme, seluruh pendapatan dari penjualannya akan disalurkan ke Departemen Keuangan AS sebagai kontribusi untuk mengurangi utang nasional yang kini mencapai USD 36 triliun. Ia menyebut akan ada “nuansa” dalam proyek tersebut.

    Meski mengakui bahwa koin seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) telah meraih kesuksesan, Cuban tetap mengingatkan bahwa investasi dalam koin meme tergolong spekulatif. Ia memperingatkan calon pembeli koin miliknya agar siap-siap “get rekt” alias kehilangan uang.

    Sebagai catatan, Cuban memang dikenal sebagai pendukung Dogecoin. Saat masih menjadi pemilik Dallas Mavericks, ia menerima DOGE sebagai alat pembayaran untuk tiket pertandingan dan merchandise tim tersebut.

    Pengguna AI di Amerika Masih Rendah

    Meski potensi besar AI generatif terus dibicarakan, penggunaannya di kalangan anak muda Amerika Serikat masih rendah. Laporan tahun 2024 dari Harvard Graduate School of Education, Common Sense Media, dan Hopelab menunjukkan hanya 11% remaja usia 14–22 tahun yang memakai AI generatif sekali atau dua kali seminggu.

    Mark Cuban pernah membandingkan perkembangan AI dengan era awal komputer pribadi, khususnya dalam konteks kewirausahaan masa depan. “Kamu tidak perlu jadi ahli AI untuk memulai bisnis, tapi pada akhirnya kamu harus memahaminya. Sama seperti dulu dengan PC—tidak harus jago, tapi itu membantu. Lalu datang jaringan, internet, dan perangkat seluler,” katanya dalam podcast The Colin Cowherd pada 2022.

    Cuban juga punya kepentingan bisnis di balik dukungannya terhadap AI. Ia berinvestasi di beberapa perusahaan AI seperti mesin pencari DIRT dan Samaya AI. Meski begitu, ia tetap kritis. Dalam wawancara dengan Wired tahun lalu, ia menyatakan bahwa seekor anak anjing saat ini masih lebih pintar dalam memecahkan masalah dibandingkan sistem AI yang ada.

  • Penyebab Saham Apple Turun 9%

    Penyebab Saham Apple Turun 9%

    Serratalhadafc.com – Saham Apple anjlok setelah Amerika Serikat mengumumkan tarif impor baru terhadap sejumlah negara Asia. India dikenai tarif 26%, Jepang 24%, Korea Selatan 25%, Taiwan 32%, Vietnam 46%, dan Malaysia 24%. Sementara itu, tarif untuk China melonjak dari 20% menjadi 54%, setelah kenaikan sebesar 34%.

    Mengutip CNBC International, Jumat (4/4/2025), saham Apple turun lebih dari 9% pada Kamis (3/4) waktu setempat, lebih buruk dari penurunan Nasdaq yang hanya 6%. Nilai kapitalisasi pasar Apple menyusut lebih dari USD 300 miliar, menjadikannya penurunan harian terburuk sejak Maret 2020.

    Analis Morgan Stanley, Erik Woodring, menyatakan bahwa tarif ini mempersempit ruang gerak Apple dalam diversifikasi rantai pasoknya. “Ketika tarif dikenakan pada negara-negara seperti Vietnam, India, dan Thailand—tempat Apple mulai mengalihkan produksinya dari China—mereka kehilangan tempat untuk melarikan diri,” ujarnya.

    Woodring memperkirakan Apple mungkin harus menaikkan harga produknya di AS sekitar 17% hingga 18% untuk mengimbangi beban tarif. Namun, menurutnya, masih banyak ketidakpastian terkait bagaimana Apple akan merespons dan seperti apa balasan China terhadap kebijakan ini.

    “Dalam situasi geopolitik seperti ini, Anda harus siap menghadapi skenario terburuk,” katanya. “Tampaknya masing-masing pihak belum menunjukkan sikap ingin mengalah.”

    Beberapa tahun terakhir, Apple memang telah memproduksi iPhone di India, AirPods di Vietnam, dan Mac di Malaysia sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada China. Diversifikasi ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko yang muncul, termasuk tarif era Trump, gangguan rantai pasok akibat pandemi, dan kekurangan chip global.

    Indeks S&P 500 Merosot Tajam

    Perusahaan-perusahaan dalam indeks S&P 500 kehilangan total nilai pasar sekitar USD 2,4 triliun akibat aksi jual besar-besaran di Wall Street pada Kamis (3/4).

    Menurut US News, Jumat (4/4/2025), penurunan tajam ini menjadi yang terbesar sejak krisis awal pandemi COVID-19 pada 16 Maret 2020.

    Aksi jual dipicu oleh kekhawatiran pasar setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor dalam skala besar. Kebijakan tersebut memunculkan ketakutan akan potensi perang dagang global dan kemungkinan resesi. Pada awal pekan ini, S&P 500 sudah turun hampir 5%.

    Senin (31/3), indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatat kuartal terburuk sejak 2022. S&P 500 anjlok 4,6%, sedangkan Nasdaq merosot 10,5% sepanjang kuartal pertama 2025, menurut Economistimes.

    Penurunan tajam juga terjadi sepanjang Maret 2025, dengan keduanya mencatat penurunan bulanan terbesar sejak Desember 2022. Tarif baru dari Presiden Trump dianggap menjadi pemicu utama ketegangan pasar.

    Indeks Dow Jones juga terdampak, turun 1,3% sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

    “Di kuartal pertama ini, investor seolah menyerah. Situasinya sulit untuk diperdagangkan,” kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial.

    Tujuh perusahaan teknologi besar yang sebelumnya mendorong reli pasar pada 2023 dan 2024 kini justru menjadi beban. Para investor mulai melepaskan saham-saham pertumbuhan tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi.

    Sementara itu, pasar saham sempat berupaya menahan tekanan meskipun rencana tarif tambahan dari pemerintah AS akan diumumkan Rabu (2/4). Namun kepanikan sudah lebih dulu mendominasi sentimen pasar.

  • Tips Bijak Kelola Thr

    Tips Bijak Kelola Thr

    Serratalhadafc.com – Menjelang hari raya, kebutuhan dan pengeluaran biasanya meningkat. Salah satu momen yang paling dinantikan adalah pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari membeli pakaian baru hingga berbagi dengan keluarga dan kerabat.

    Namun, tanpa pengelolaan yang baik, banyak orang justru mengalami kesulitan keuangan setelah menerima THR. “Jika tidak dikelola dengan bijak, uang THR bisa habis dalam hitungan hari tanpa memberikan manfaat jangka panjang,” ujar Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah, Rabu (2/4/2025).

    Banyak yang menganggap THR sebagai kesempatan untuk memanjakan diri setelah bekerja keras sepanjang tahun, sehingga langsung menggunakannya untuk berbelanja, liburan, atau membeli barang impian. Akibatnya, uang cepat habis tanpa disadari.

    Di sisi lain, ada yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan THR, tetapi tetap merasa keuangan mereka terkuras setelah Lebaran. Hal ini sering kali dipicu oleh diskon besar-besaran, tekanan sosial untuk mengikuti gaya hidup konsumtif, atau kurangnya perencanaan keuangan setelah Lebaran.

    Agar THR tidak sekadar berlalu begitu saja, diperlukan strategi pengelolaan keuangan yang bijak. Jangan sampai kebiasaan konsumtif merusak kondisi keuangan pasca-Lebaran. Berikut lima cara efektif untuk memanfaatkan THR agar tetap bermanfaat di masa depan.

    1. Dahulukan Kebutuhan, Jangan Terjebak Tren

    Sebelum membelanjakan THR, luangkan waktu untuk menyusun daftar kebutuhan utama. Hindari godaan membeli barang hanya karena tren atau diskon besar yang menggoda.

    Fokuslah pada pengeluaran yang benar-benar penting, seperti zakat fitrah, kebutuhan bahan makanan, serta pakaian baru jika memang diperlukan. Lebaran bukan sekadar tentang apa yang kita miliki, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan. Sisihkan sebagian THR untuk keluarga, orang tua, atau berbagi dengan mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim atau panti asuhan.

    “Perencanaan keuangan yang matang memungkinkan kita merayakan Lebaran dengan lebih bermakna, bukan sekadar menghabiskan uang untuk kesenangan sesaat,” ujar Dody.

    2. Tetapkan Anggaran, Hindari Pengeluaran Berlebihan

    Sekadar membuat daftar kebutuhan tidak cukup—Anda juga perlu menetapkan batasan anggaran yang jelas. Tentukan secara rinci berapa yang akan dialokasikan untuk setiap kategori, mulai dari kebutuhan pokok hingga hadiah bagi keluarga.

    Dengan anggaran yang terstruktur, Anda dapat mengontrol pengeluaran lebih baik dan menghindari pemborosan. Jangan sampai euforia Lebaran membuat THR habis hanya untuk hal-hal yang tidak esensial.

    “Perencanaan yang matang memastikan THR digunakan dengan bijak tanpa mengurangi makna berbagi di hari yang penuh berkah,” ujar Dody.

    3. Sisihkan untuk Masa Depan: Investasi Itu Penting

    THR bukan hanya untuk perayaan sesaat—ini juga peluang untuk menambah tabungan atau investasi. Sisihkan setidaknya 10–20% dari THR untuk dana darurat atau investasi demi kestabilan keuangan jangka panjang.

    Dengan memiliki dana cadangan, Anda lebih siap menghadapi situasi tak terduga tanpa harus bergantung pada pinjaman. Selain itu, investasi seperti reksa dana bisa menjadi cara cerdas untuk mengembangkan aset secara bertahap.

    “Manfaatkan THR untuk hal yang lebih produktif, seperti investasi di reksa dana yang kini semakin mudah melalui platform digital seperti IPOT Fund,” ujar Dody. Dengan begitu, THR bukan hanya habis dalam sekejap, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.

    4. Hati-hati dengan Diskon: Hindari Pembelian Impulsif

    Jelang Lebaran, berbagai diskon dan promo bisa membuat siapa saja tergoda. Namun, membeli sesuatu hanya karena diskon sering kali berakhir dengan penyesalan.

    Kendalikan diri dan tetap berpegang pada anggaran yang sudah dibuat. Jangan sampai euforia belanja mengacaukan perencanaan keuangan. “Setia pada anggaran adalah kunci utama agar THR tidak terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak diperlukan,” ujar Dody.

    Jika barang yang diincar bukan kebutuhan mendesak, sebaiknya tahan diri. Dengan begitu, THR bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat dan tidak menguap begitu saja.

    5. Ingat, Hidup Berlanjut Setelah Lebaran

    Banyak orang terlalu fokus pada kemeriahan Lebaran hingga lupa bahwa kehidupan tetap berjalan setelahnya. Jika seluruh THR habis untuk perayaan, bagaimana dengan tagihan bulanan, biaya sekolah anak, atau kebutuhan lainnya?

    Dody mengingatkan bahwa THR seharusnya tidak sekadar uang tambahan yang datang dan hilang begitu saja. “Dengan perencanaan yang bijak, Lebaran bisa dinikmati tanpa mengorbankan stabilitas keuangan setelahnya,” katanya.

    Pastikan sebagian THR dialokasikan untuk tabungan atau investasi, hindari pembelian impulsif, dan sisakan dana cadangan agar tidak kesulitan di hari-hari setelah Lebaran.