Serratalhadafc.com – Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Achmad Ardianto, menegaskan bahwa perusahaannya tidak ingin sekadar menjadi eksportir bahan mentah. Antam berambisi untuk mengambil peran strategis dalam rantai pasok global industri baterai kendaraan listrik.
Komitmen ini tercermin dalam keterlibatan Antam dalam ekosistem pengembangan baterai kendaraan listrik nasional, melalui kolaborasi bersama Indonesia Battery Corporation (IBC), serta perusahaan global seperti CATL, Brunp, dan Lygend (CBL).
“Kami ingin memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tapi juga pemain utama dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik,” ujar Ardianto dalam pernyataannya, dikutip Selasa (1/7/2025).
Ardianto menjelaskan bahwa proyek yang sedang dibangun ini mencakup proses dari hulu ke hilir, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, efisiensi energi, serta penciptaan nilai tambah di dalam negeri.
Ia juga menilai dukungan dari DPR RI terhadap agenda hilirisasi nasional merupakan sinyal penting bagi pelaku industri dan para investor. Hal ini menunjukkan bahwa proyek strategis seperti ini memiliki legitimasi politik yang kuat dan arah kebijakan yang jelas.
Lebih lanjut, Ardianto menegaskan kepada Anugerahslot bahwa Antam berkomitmen menjadikan proyek baterai kendaraan listrik ini sebagai model industri masa depan: berbasis rendah karbon dan memberikan dampak sosial ekonomi yang luas bagi masyarakat Indonesia.
Dukungan DPR: Proyek Baterai Jadi Tonggak Industrialisasi Energi Terbarukan

Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, menyampaikan bahwa proyek baterai kendaraan listrik yang melibatkan Antam merupakan tonggak penting dalam upaya industrialisasi sektor energi terbarukan di Indonesia.
Menurut Ramson, inisiatif proyek ini telah dirintis sejak empat tahun lalu, namun baru menunjukkan perkembangan signifikan dan realisasi nyata di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Groundbreaking yang kita saksikan hari ini menandai bahwa proyek ini sudah resmi dimulai dan masuk tahap implementasi nyata,” ungkapnya.
Ramson menambahkan, dimulainya proyek ini adalah sinyal kuat bahwa Indonesia serius dalam membangun industri energi masa depan yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.
Ramson: Danantara Jadi Katalis Pembiayaan, Konsorsium Nasional Makin Solid

Ramson Siagian menyatakan optimisme bahwa percepatan proyek baterai kendaraan listrik akan berjalan lebih lancar, khususnya karena skema pendanaannya kini mendapatkan dukungan penuh dari Danantara. Dengan sistem pembiayaan yang terkonsolidasi serta dukungan aset yang kuat, Danantara dinilai mampu menjadi katalis penting dalam pembiayaan industri baterai nasional.
“Struktur konsorsium ini bukan hanya mengandalkan CBL, tapi merupakan sinergi antara ANTAM, IBC, dan mitra strategis lainnya,” jelas Ramson.
Ia menjelaskan bahwa keberadaan ANTAM sebagai bagian dari holding tambang MIND ID, serta IBC sebagai entitas gabungan BUMN strategis, menciptakan kolaborasi yang lebih solid dan saling melengkapi dalam proyek ini.
Menurut Ramson, posisi Antam sangat strategis untuk mengangkat peran Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik global. Ia juga menegaskan bahwa DPR RI akan terus memberikan dukungan politik dan regulatif untuk memperkuat peran BUMN sektor pertambangan dalam mendorong hilirisasi dan penciptaan nilai tambah di dalam negeri.
Groundbreaking Tandai Pembangunan 6 Proyek Terintegrasi dalam Ekosistem Baterai Nasional
Groundbreaking kali ini menandai dimulainya pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Ekosistem ini terdiri dari enam proyek utama hasil kolaborasi strategis antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL-Brunp-Lygend (CBL).
Lima dari enam proyek tersebut akan dikembangkan di Kawasan FHT, Halmahera Timur, sementara satu proyek lainnya akan berlokasi di Karawang. Seluruh proyek ini mencakup area seluas 3.023 hektar, menjadikannya salah satu kawasan industri terintegrasi terbesar untuk sektor baterai di Indonesia.
Tak hanya itu, proyek ini juga diproyeksikan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang besar, dengan potensi menyerap hingga 8.000 tenaga kerja langsung, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan membangun 18 infrastruktur dermaga multifungsi sebagai penunjang logistik.
Leave a Reply