Saham BRIS Stabil, Isu Pemisahan dari Mandiri Muncul ke Permukaan

Serratalhadafc.com – Pada perdagangan Kamis, 5 Juni 2025, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terpantau bergerak stabil di level 2.550, tanpa perubahan dari penutupan hari sebelumnya. Saham BRIS sempat diperdagangkan pada kisaran 2.540 hingga 2.600, setelah dibuka di level 2.580.

Secara mingguan, saham BRIS mencatat penurunan 13,51%, dan secara year to date (YTD) turun sebesar 8,27%. Meski begitu, para analis menilai bahwa kondisi ini tidak mencerminkan kinerja fundamental perusahaan, yang dinilai masih kuat dan stabil.

“Yang namanya investasi itu, kalau naik tinggi, dilakukan profit taking. Ketika turun, it’s time to buy,” ujar Wisnu, salah satu petinggi BSI, kepada wartawan Anugerahslot pada Rabu (4/6/2025).

Kinerja Fundamental Tetap Kuat Meski Saham Melemah

Pelemahan harga saham BSI dinilai sebagai bagian dari dinamika pasar yang wajar pasca pembagian dividen. Para pelaku pasar kerap melakukan aksi ambil untung (profit taking), yang menyebabkan tekanan sementara pada harga saham.

Namun demikian, prospek jangka panjang BRIS dinilai tetap positif, terutama dengan fundamental perusahaan yang tetap sehat dan target bisnis yang terus dikejar.

Isu Pemisahan BSI dari Bank Mandiri

Isu pemisahan BSI dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali mencuat. Pihak BSI akhirnya buka suara, meski belum memberikan kejelasan lebih lanjut. Wisnu menegaskan bahwa hal tersebut sepenuhnya menjadi ranah pemegang saham.

“So far itu ranahnya pemegang saham, karena itu ranahnya pemegang saham kita tunggu aja,” ujar Wisnu.

Selain itu, Wisnu juga menolak untuk berspekulasi mengenai pengaruh akuisisi oleh PT BPI Danantara terhadap performa perusahaan. Ia menegaskan bahwa pihak manajemen tetap fokus pada penguatan kinerja internal dan pencapaian target bisnis.

Jika rencana pemisahan benar terjadi, BSI diperkirakan akan berada langsung di bawah kendali BPI Danantara, bukan lagi sebagai bagian dari Bank Mandiri.

BSI Bidik Penyaluran Pembiayaan Rp310 Triliun di 2025, Tumbuh 16,5% dari Tahun Lalu

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menetapkan target ambisius untuk menyalurkan pembiayaan sebesar Rp310 triliun pada tahun 2025. Angka ini mencerminkan pertumbuhan tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 16,54% dibandingkan dengan capaian pembiayaan pada tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp266 triliun.

Target tersebut dipasang meski Bank Indonesia (BI) telah merevisi proyeksi pertumbuhan pembiayaan syariah secara nasional menjadi lebih konservatif, dari 11–13% menjadi 8–11% untuk tahun 2025.

“Kita belum ada penurunan target, dan kalau pun nanti ada revisi akan diumumkan setelah mendapatkan persetujuan regulator,” ujar Wisnu, salah satu eksekutif BSI.

BSI International Expo Jadi Strategi Kunci

Salah satu strategi utama BSI untuk mendukung pencapaian target ini adalah melalui penyelenggaraan BSI International Expo 2025. Acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada 26–29 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Expo ini diharapkan menjadi sarana untuk memperkuat ekosistem halal nasional sekaligus memperluas jangkauan pembiayaan syariah ke berbagai sektor ekonomi prioritas.

BSI Dorong Business Matching dan Pembiayaan Korporasi Lewat BSI International Expo 2025

Melalui ajang BSI International Expo 2025, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan terciptanya business matching antara pelaku UMKM dan mitra strategis. Tak hanya fokus pada skala usaha kecil dan menengah, BSI juga membuka peluang untuk penyaluran pembiayaan besar, termasuk dalam bentuk sindikasi korporasi.

Eksekutif BSI, Wisnu, menyoroti pentingnya pembiayaan korporasi sebagai motor pertumbuhan. Menurutnya, saat ini proporsi pembiayaan korporasi masih relatif kecil dibandingkan segmen ritel.

“Dari total pembiayaan nasional, 70 persen masih didominasi segmen ritel, dan hanya 30 persen untuk korporasi,” jelasnya.

Wisnu menambahkan, BSI menjadikan pembiayaan korporasi sebagai pintu masuk (door opener) untuk memperluas pembiayaan ke sektor ritel dan konsumer.

“Strategi kami menjadikan pembiayaan korporasi sebagai anchor, karena kami menilai bukan hanya perusahaannya, tapi juga ekosistem dan rantai nilainya (value chain),” ujarnya.

BI Tetap Optimistis terhadap Ekonomi Syariah

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah merevisi proyeksi pertumbuhan pembiayaan syariah tahun 2025 mengikuti arah pertumbuhan ekonomi nasional yang kini berada di kisaran 4,6–5,4 persen.

Meski begitu, BI menegaskan bahwa prospek jangka panjang sektor ekonomi dan keuangan syariah tetap menjanjikan, seiring dengan semakin luasnya ekosistem halal dan peningkatan literasi keuangan syariah di masyarakat.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *